Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MIKROBIOLOGI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN


METANOL HERBA PUGUNTANO (Picria fel-terrae Lour) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus Dan Streptococcus mutans

OLEH :

DESMAN KRISTIAWAN ZEGA


210205069
Dosen pengampu: Apt. Natanael Priltius, M.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2023
Latar
Belakang

(Picria fel-terrae Lour) yang


Bakteri Staphylococcus aureus dikenal dengan sebutan pugun tanoh,
merupakan bakteri gram positif. pugun tana, kukurang, tamah raheut,
Bakteri Staphylococcus aureus dapat papaita dan empedu taneh yang
menyebabkan terjadinya berbagai jenis merupakan famili Linderniaceae.
infeksi mulai dari infeksi kulit ringan, Seluruh bagian tumbuhan ini dapat
keracunan makanan sampai dengan digunakan sebagai obat, namun
infeksi sistemik. Bakteri masyarakat lebih sering menggunakan
Staphylococcus aureus terdapat pada bagian daun dan batang. Masyarakat
kulit, saluran pernapasan, saluran memanfaatkan daun puguntano untuk
pencernaan, bakteri ini Membentuk mengobati beberapa penyakit termasuk
koloni warna abu-abu sampai kuning obat kolit, demam, dan penyakit kulit.
emas tua dan dapat menyebabkan Menurut penelitian terdahulu daun
infeksi kulit, jerawat, bisul. Karies pugun tanoh memiliki efek sebagai
pada gigi dapat berkembang jika di antiasma, antelmintik, antiinflamasi
dalam mulut terdapat bakteri. Bakteri dan antidiabetes Tumbuhan ini
yang sering menyebabkan karies gigi mengandung zat pahit flavonoid,
adalah Streptococcus mutans saponin, tanin, glikosida serta
steroid/terpenoid
Kerangka Pikir Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat Parameter

Serbuk simplisia Karakterisasi


herba pogunatano simplisa - Makroskopik
(Picria fel-terrae - Kadar air
Lour) - Kadar sari larut air
- Kadar sari larut etanol
- Kadar abu total

Ekstrak n-heksana,
etil asetat dan
metanol herba - Alkaloid
Skrining - Falvonoid
puguntano (Picria fitokimia - Tanin
fel-terrae Lour) secara KLT - Saponin
- Steroid/Triterpenoid
- Glikosida

Pengujian aktivitas
antibakteri dengan Diameter zona
Aktivitas
berbagai konsentrasi hambat/zona
antibakteri
bening
METODOLOGI
PENELITIAN

ALAT BAHAN

Herba puguntano (Picria Fel-terrae Lour).


Serangkaian alat refluks, rotary
Bahan kimia yang digunakan yaitu
evaporator, oven, incubator, belender ,
akuades, pereaksi bouchardat, pereaksi
kertas saring, beaker glass, pipet volume,
dragendorf, pereaksi meyer, pereaksi
pipet mikro, corong, labu erlenmeyer,
molisch, asam klorida pekat, asam sulfat
lemari pengering, autoklaf, jangka sorong,
pekat, besi (III) klorida, iodium, n-heksan,
cawan petri, jarum ose, neraca analitis,
etil asetat, metanol, Mueller Hinton Agar
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet
(MHA), Nutrient Agar (NA), Nutrient
volum, corong pisah, botol vial, hot plate,
Broth (NB), Dietil sulfoksida (DMSO),
kertas cakram, batang pengaduk, bunsen,
Biakan Staphylococcus aureus,dan
spatula, labu destilasi.
Streptococcus mutans.
PROSEDUR KERJA

SAMPEL
DICUCI
DIKERINGKAN
DITIMBANG

DIHALUSKAN

SERBUK
SIMPLISIA

SKRINING
KARAKTERISASI PEMBUATAN FITOKIMIA
EKSTRAK SECARA SECARA KLT
REFLUKS
1. Pemeriksaan Makroskopik
1. Alkaloid
2. Pemeriksaan Mikroskopik
2. Saponin
3. Penetapan kadar air
4. Penetapan kadar abu total dan UJI AKTIVITAS 3. Tanin
ANTIBAKTERI 4. Flavonoid
kadar abu tidak larut asam
5. Steroid/Triterpenoid
5. Penetapan kadar sari larut air
6. Glikosida
dan etanol
Penyiapan Sampel
1. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yang dikenal
dengan sampling pertimbangan, di mana sampel ditentukan atas dasar pertimbangan
bahwa sampel yang diambil dapat mewakili populasi.

2. Pengolahan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah herba puguntano yang telah
dikumpulkan dan dicuci bersih dengan air mengalir kemudian ditiriskan lalu setelah itu
bahan ditimbang dan dipotong-potong. Kemudian sampel dikeringkan dengan cara
dimasukkan kedalam lemari pengering. Berat dari sampel yang kering ditimbang kemudian
disimpan dalam kantong plastik kedap udara dan di tempat yang terlindungi dari sinar
matahari .
Uji Aktivitas
Antibakteri

Sterilisasi Alat

Pembuatan Media

Stok Kultur Bakteri

Pembuatan Inokulum

Pembuatan Larutan Uji

Uji Antibakteri
Uji Aktivitas Antibakteri
1. Sterilisasi Alat
Alat-alat yang akan disterilkan terlebih dahulu dicuci bersih dan dikeringkan.
Cawan petri dibungkus dengan kertas perkamen. Untuk alat-alat gelas (tabung reaksi,
gelas beker, erlenmeyer) ditutup mulutnya dengan kapas steril yang dibalut dengan kain
kasa steril, kemudian dibungkus dengan kertas perkamen, disterilkan dalam oven pada
suhu 150⁰ C, selama 2 jam. Kasa, kapas, tali, gelas ukur, pipet tetes dan kaca objek juga
dibungkus dengan kertas perkamen dan disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121⁰ C
dengan tekanan 1 atm selama 15 menit.
2. Pembuatan Media
a. Media nutrient agar
Sebanyak 28 g nutrient agar dilarutkan dalam air suling steril ad 1000 ml
kemudian dipanaskan hingga semua larut, dalam keadaan panas larutan tersebut
kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer. Lalu disterilkan di autoklaf pada suhu
1210C selama 15 menit.
b. Pembuatan media agar miring
Sebanyak 3 ml media nutrient agar cair, dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, diletakkan pada sudut kemiringan 30°– 45°, dibiarkan memadat, kemudian
disimpan di lemari pendingin
3. Pembiakan Stok Kultur Bakteri
a. Bakteri Staphylococcus aureus
Biakan Staphylococcus aureus dari biakan murni diambil dengan jarum ose yang
sudah disterilkan di api bunsen lalu diinokulasikan pada permukaan media nutrient
agar miring, kemudian diinkubasikan di inkubator pada suhu 35- 36°C selama 24 jam.
b. Bakteri Streptococcus mutans
Biakan Streptococcus Mutans dari biakan murni diambil dengan jarum ose yang
sudah disterilkan lalu diinokulasikan pada permukaan media nutrient agar miring,
kemudian diinkubasikan di inkubator pada suhu 35-36°C selama 24 jam.
4. Penyiapan Inokulum
Koloni bakteri diambil dari stok kultur dengan jarum ose steril lalu disuspensikan
ke dalam 10 ml larutan NaCl 0,9% steril dan diukur kekeruhannya dengan
menggunakan standar 0,5 Mc. Farland, kemudian dilakukan pengenceran suspensi
bakteri dengan memipet 0,1 inokulum bakteri, dimasukkan dalam tabung reaksi berisi
larutan nutrient agar (NA) sebanyak 9,9 ml dan di vortex hingga homogen, didapat
konsentrasi suspensi bakteri 106CFU/ml.
5. Pembuatan Larutan Uji Dengan Berbagai Konsentrasi
Sebanyak 2,5g ekstrak ditimbang seksama dengan neraca analitik. Dilarutkan
dalam DMSO 10% hingga 5 ml dan diperoleh konsentrasi ekstrak 500 mg/ml.
selanjutnya larutan tersebut diencerkan kembali dengan penambahan DMSO hingga di
dapat konsentrasi 300mg/ml, 200mg/ml, 100mg/ml, 50mg/ml, 25 mg/ml, 12,5 mg/ml,
6,25 mg/ml, 3,125 mg/ml, dan 1,5 mg/ml.

6. Uji Antibakteri
Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril yang telah
dituang media Nutrient Agar (NA) yang telah dicairkan sebanyak 15 ml dengan suhu
37⁰C dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Dilakukan pengujian
aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram kertas yaitu dengan meletakkan
cakram kertas yang telah direndam dalam beberapa konsentrasi larutan uji di atas
media padat yang telah diinokulasi bakteri dan di biarkan 15 menit. Kemudian
diinkubasi pada suhu 37-38 ⁰ C selama 18-24 jam. Selanjutnya diukur diameter daerah
hambat disekitar larutan bahan uji dengan menggunakan jangka sorong.
. HASIL
PENELITIAN

IDENTIFIKASI

Identifikasi tumbuhan yang dilakukan di


Herbarium Medanense, Departemen
Biologi FMIPA USU menyatakan bahwa
tumbuhan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah puguntano (Picria
Fel-terrae Lour.)

MAKROSKOPIK

Pemeriksaan makroskopik dari herba puguntano (Picria fel-


terrae Lour.) menunjukkan bahwa herba puguntano yang
segar memiliki ciri daun berwarna hijau muda sampai hiaju
tua, tepi daun bergerigi, berbentuk bulat telur, ujung daun agak
melancip, permukaan daun kasar dan berkerut dan panjang
tanaman 23-30 cm. pemeriksaan makroskopik simplisia herba
pugun tanoh berupa serbuk kering berwarna hijau kecoklatan,
dan memiliki rasa pahit.
.
KARAKTERISASI
SIMPLISIA

NO Karakterisasi Hasil
simplisia
1 Kadar air 7,23%

2 Kadar sari larut 38,66%


dalam air
3 Kadar sari larut 5,33%
dalam etanol
4 Kadar abu total 10,71% SKRINING FITOKIMIA
SECARA KLT

NO Pemeriksaan FNHP FEAHP FMHP


1 ALKALOID - - -

2 FLAVONOID - + +

3 SAPONIN - + +

4 TANIN - + +

5 GLIKOSIDA - + +

6 STEROID/ + + -
TRITERPENOID
.
Simplisia herba puguntano (Picria Fel-terrae
Lour.) 450 gram diekstraksi dengan cara
refluks bertingkat menggunakan pelarut n-
HASIL EKSTRAKSI
heksana, etilasetat, dan metanol. Hasilnya
diperoleh ekstrak n-heksana 4,92 g, ekstrak
etil aetat 7,01 g dan ekstrak metanol 36,52
gram.

Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak


herba puguntano (Picria Fel-terrae Lour.)
HASIL UJI menunjukan bahwa ekstrak n-heksana, etil
ANTIBAKTERI asetat, dan metanol memiliki aktivitas daya
hambat pada pertumbuhan kedua bakteri
ditandai dengan adanya zona bening di sekitar
kertas cakram.
Hasil pengukuran diameter daerah hambatan
pertumbuhan Staphylococcus aureus ekstrak
n-heksana, etil asetat dan metanol
 
Konsentrasi Diameter daerah hambatan (mm)*
( mg/ml)
Ekstrak Ekstrak etil Ekstrak
n-heksana asetat methanol
300 8,56 ± 0,15 10,50 ± 0,45 11,20 ± 0,30
200 8,20 ± 0,10 10,03 ± 0,35 10,53 ± 0,30
100 7,70 ± 0,20 9,43 ± 0,40 9,76 ± 0,20

50 7,23 ± 0,20 8,56 ± 0,35 9,00 ± 0,45

25 6,73 ± 0,15 7,80 ± 0,20 8,03 ± 0,35

12,5 6,40 ± 0,10 7,20 ± 0,30 7,20 ± 0,36

6,25 6,20 ± 0,10 6,40 ± 0,30 6,56 ± 0,15

3,125 - - 6,30 ± 0,10


1,5 - - -
Blanko -
Kontrol positif 24,73 ± 0,35
Hasil pengukuran diameter daerah hambatan
pertumbuhan Streptococcus mutans ekstrak
n-heksana, etil asetat dan metanol
 
Konsentrasi Diameter daerah hambatan (mm)*
( mg/ml)
Ekstrak Ekstrak etil Ekstrak
n-heksana asetat methanol
300 10,40 ± 0,55 10,60 ± 0,10 10,23 ± 0,40
200 9,20 ± 0,30 9,83 ± 0,45 9,90 ± 0,36
100 8,33 ± 0,35 8,90 ± 0,40 8,86 ± 0,55
50 7,66 ± 0,25 7,83 ± 0,45 7,90 ± 0,20
25 7,20 ± 0,10 6,50 ± 0.20 7,20 ± 0,30
12,5 6,80 ± 0,20 6,40 ± 0,10 7,10 ± 0,20
6,25 6,30 ± 0,20 6,20 ± 0,10 6,60 ± 0,20
3,125 - 6,20 ± 0,10 6,36 ± 0,20
1,5 - - -
Blanko -
Kontrol positif 15,26 ± 0,40
Penelitian yang dilakukan oleh David dan Stout pada tahun 1971,
dalam Putra et al., (2017) menunjukkan aktivitas antibakteri
dikategorikan sangat kuat apabila mempunyai zona hambat
mencapai 20 mm atau lebih, zona hambat antara 11-20 mm
termasuk kategori kuat, zona hambat antara 5-10 mm masuk
kategori sedang, sedangkan zona hambat 5 mm atau kurang masuk
kategori lemah (Rinaldy et al., 2017).

Pengujian pada bakteri Staphylococcus aureus untuk ekstrak n-


heksana memberikan hasil efektif pada konsentrasi 300 mg/ml
.
dengan daya hambat 8,56 mm. Pada ekstrak etil asetat memberikan
hasil efektif pada konsentrasi 300 mg/ml dengan daya hambat
10,50 mm. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada bakteri
Staphylococcus aureus di ketiga ekstrak n-heksana, etil asetat, dan
metanol menunjukkan zona hambat kategori sedang kecuali, pada
ekstrak metanol di konsentrasi 300 mg/ml ( 11,20 mm)
menunjukkan zona hambat kategori kuat

Kontrol + =Kloramfenikol
Kontrol - = DMSO
Kontrol + =Klorheksidin
Kontrol - = DMSO

Pengujian pada bakteri Streptococcus mutans untuk ekstrak n-


heksana memberikan hasil efektif pada konsentrasi 300
mg/ml dengan daya hambat 10,40 mm. Pada ekstrak metanol
memberikan hasil efektif pada konsentrasi 300 mg/ml dengan
.

daya hambat 10,23 mm. Pada penelitian ini menunjukkan


bahwa pada bakteri Streptococcus mutans di ketiga ekstrak n-
heksana, etil asetat, dan metanol semua menunjukkan
kategori zona hambat sedang.
Kesimpulan

a. Hasil skrining fitokimia menunjukkan simplisia dan ekstrak etanol


batang pugun tanoh mengandung senyawa saponin, glikosida, tanin,
flavonoid dan steroid/triterpenoid.

b. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana, etil asetat, dan


metanol terhadap herba puguntano mempunyai aktivitas sebagai
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Sreptococcus
mutans.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai