Anda di halaman 1dari 19

PEMBUATAN

PREPARAT POLLEN
DENGAN METODE
ASETOLISIS

BY
KELOMPOK II
ERNESTO
MAGDALENA SESFAO
MEGAWATI MISSA
RAHMATIA AMU
RIKI MANEKUN
SERLIN BANABERA

perbedaan bentuk butir sari, besar/volume,


serta warna butir sarinya. Banyaknya serbuk
sari sangat berkaitan dengan ukuran sel,
dengan demikian jumlah serbuk sari pada setiap
anthera adalah tidak terhingga jumlahnya.
Serbuk sari pada umumnya memiliki ukuran
yang
sangat
kecil
sehingga
tidak
memungkinkan untuk dapat dilihat jika hanya
dengan menggunakan mata telanjang dan
tanpa dilakukan perlakuan-perlakuan yang
khusus. Namun dalam perlakuan terhadap
serbuk sari ini haruslah dengan menggunakan
metode tertentu sehingga serbuk sari yang
sangat kecil tidak ikut terbuang pada saat
dilakukan pemfiksasian maupun pencucian
dengan aquades.

Metode yang biasa digunakan dalam mengamati


preparat
pollen
ialah
dengan
metode
asetolisis.Asetolisis adalah salah satu metode
pembuatan
preparat
serbuk
sari
yang
menggunakan prinsip melisiskan dinding sel
serbuk sari dengan asam asetat glasial serta asam
sulfat pekat sebagai bahan tambahan.Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan hasil amatan
morfologidinding serbuk sari ornamentasi dari
serbuk sari tersebut. Serbuk sari yang digunakan
dalampembuatan preparat haruslah merupakan
serbuk
sari
yang
matang.
Serbuk
sari
yangmatang dapat ditandai dengan sudah tidak
ada air dalam serbuk sari tersebut, jika serbuksari
dipatahkan maka hanya akan seperti tepung saja.

Tujuan dari dilakukannya


percobaan ini adalah untuk
mengamati
dan
melihat
preparatpollendaribunga
kembang
sepatuHibiscus
rosasinensisdenganmenggunakan
metodeasetolisis.

Langkah-langkah dari proses


asetolisis ini antara lain
adalah fiksasi, pemanasan,
pencucian,
pewarnaan
(staining),
penutupan
(mounting), dan labelling.

1.Tahapfiksasi
Fiksasiadalah
suatu
usaha
untuk mempertahankan elemenelemen sel atau jaringan, dalam
hal ini serbuk sari agar tetap pada
tempatnya, dan tidak mengalami
perubahan bentuk maupun ukuran
dengan media kimia sebagai
fiksatif. Selain itu fiksasi juga
mencegah terjadinya kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh
jenis enzim yang terkandung di
dalam jaringan itu sendiri, yang
dikenal dengan autolisis.

Ada dua macam fiksatif


Fiksatif

sederhana merupakan
larutan yang di dalamnya
hanya mengandung satu
macam zat saja.
Fiksatif majemuk atau
campuran adalah larutan yang
di dalamnya mengandung
lebih dari satu macam zat.

Fiksatif yangbiasanyadigunakan serbuk sari


dalam pembuatan preparat pollenada satu
bahan utama yaitu asam asetat glasial dan
satu bahan tambahan, yaitu H 2SO4pekat.
Setelah serbuk sari dimasukkan dalam asam
asetat glasial, selanjutnya fiksatif dibiarkan
24 jam di dalam suhu ruang.
Pollen
kemudiandisentrifusedengan
kecepatan 2000 rpm selama 10 menit.
Tujuan darisentrifuseini adalah memisahkan
serbuksari dan asam asetat glasial, karena
serbuk sari berukuran kecil dan bercampur
dengan asam asetat glasial sehingga serbuk
sari
susah
untuk
diambil,
maka
diperlukansentrifuse.

2.

dalam larutan akan


berubah warna
menjadi agak
kecoklatan. Serbuk
sari dan larutan yang
dipanaskan ini
kemudian didinginkan
sejenak. Setelah
dingin, langkah
selanjutnya adalah
melakukansentrifuse
untuk mendapatkan
serbuk sari yang telah
terasetolisis,
memisahkannya dari
larutan asam asetat
glasial dan
H2SO4pekat.Sentrifus
edilakukan selama 10
menit dan dengan
kecepatan 2000 rpm.

Tahap pemanasan

Setelah
sentrifuse,
pollen
ditambahkan
larutan
campuran
antara
H2SO4pekat
dan
asam
asetat
glasial
dengan
perbandingan 1 : 9
pada
tabungsentrifusyang
berisi endapan serbuk
sari.
Penambahan
larutan
kemudian
diikuti
dengan
pemanasan campuran
larutan tersebut di
dalam penangas air di
atas lampu spiritus.
Pemanasan
ini

3.Tahap pencucian
Langkah selanjutnya adalah pencucian
serbuk sari dengan aquadessebanyak
dua kali. Pencucian dilakukan dengan
penambahan
aquades
ke
dalam
tabungsentrifusyang berisi serbuk sari
kemudian
melakukansentrifuseuntuk
mendapatkan serbuk sari yang sudah
bersih. Perlakuan tersebut dilakukan dua
kali untuk mendapatkan serbuk sari yang
bersih tanpa ada sisa zat kimia seperti
fiksatif dalam serbuk sari yang akan
dibuat preparat.

4. Tahap pewarnaan
(staining)
Pewarnaan (staining) dengan

menggunakan
safranin 1 %. Tujuan utama dari pewarnaan adalah
untuk meningkatkan kontras warna serbuk sari
dengan sekitarnya sehingga memudahkan dalam
pengamatan serbuk sari daribawah mikroskop.
Pewarnaan dapat memperjelas bentuk ornamen
dinding sel serbuk sari serta mempermudah
mengetahui ukuran serbuk sari.
Setelah pewarnaan serbuk sari, kemudian
dilakukansentrifusekembali yang ditujukan untuk
mendapatkan serbuk sari yang terwarnai dengan
memisahkannya dengan larutan safranin dan
aquades.sentrifusedilakukan selama 10 menit dan
dengan
kecepatan
2000
rpm.
Hasil
dari
sentrifuseadalah supernatan berupa larutan safranin
dan aquades yang selanjutnya dibuang dan endapan

5.Tahap penutupan
(mounting)
Mounting
atau
penutupan
ini
merupakan
langkah
penting
dalam
pembuatan preparat, dimana serbuk sari
diambil
dari
dasar
tabungsentrifusekemudian
diletakkan
pada
salah
satu
sisi
objekgelas.
Kemudian, di masing-masing sisi dari
serbuk sari yang diletakkan ini disusun
empat potongan kecil parafin. Selanjutnya
di atas serbuk sari diletakkan potongan
lembaran gliserin jeli. Susunan tersebut
perlu dipertimbangkan peletakannya agar
dapat dihasilkan preparat yang rapi dan
proporsional. Setelah penyusunan gliserin
jeli, parafin, dan serbuk sari selesai,

Setelahdek
gelasdiletakkan
secara
benar di atas susunan tersebut, maka
dilakukan
pemanasan.
Pemanasan
ditujukan untuk mencairkan parafin dan
gliserin jeli agar dapat menutup serbuk
sari, sehingga dihasilkanlah preparat
serbuk sari yang tahan dalam selang
beberapa
waktu.Dalam
penentuan
mediumyang digunakan dalam mounting
preparat serbuk sariini, harus dipilih yang
indeks refraksinya berbeda dari indeks
refraksi serbuk sari (1,55-1,60). Gliserin
memiliki indeks refraksi 1,4, dan baik
digunakan untuk preparat semi permanen.

6. Tahap
labelling

Labelling
merupakan
tindakan pelabelan preparat.
Preparat
diberikan
label
dengan
kertas
label
bertuliskan nama preparat.

Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan
ini
adalah:
1. pipet
tetes,
2. botol sampel,
3. objek gelas,
4. dekgelas,
5. sentrifuse,
6. waterbath,
7. pinset,
8. bunsen,
9. gegep,
10.mikroskop,
11.tabung cuvet
12.dan tabung reaksi.

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
1. serbuk sari kembang sepatuHibiscus rosa-sinensis,
2. aquades,
3. H2SO4pekat,
4. asam asetat glasial,
5. parafin,
6. label,
7. Gliserin,
8. danmethylene blue.

Cara Kerja
Cara kerja dari percobaan ini adalah:

1.Menyediakan semua alat-alat yang akan digunakan di laboratorium dan


membuat larutan-larutan yang diperlukan.

2.Melakukan fiksasidenganmerendam serbuk sari dengan


menggunakan asamasetatglasial sebanyak beberapa tetes pada botol
sampel selama 24 jam.
3.Setelah 24 jam, rendaman pollen dipindahkan ke tabung cuvet
kemudian mensentrifuse serbuk sariselama 10 menit dengan kecepatan
2000 rpm.
4.Melakukan pemanasan dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4)
pekat dengan asamasetatglasial dengan perbandingan 1 : 9,diamkan 2
menit.
5.Kemudian memanaskan pollen ke dalam water bath hingga
mendidih selama 5 menitselanjutnya mensentrifuse selama 10
menitdengan kecepatan 2000 rpm.
6.Melakukan pencucian sebanyak 2x dengan menggunakan
aquades5 mlkemudian disentrifuse selama 10 menitdengan kecepatan
2000 rpm.
7.Melakukan pewarnaan dengan menggunakanmethylene bluedan
aquades, kemudian disentrifuse selama 10 menitdengan kecepatan 2000
rpm.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan
bahwaproses pembuatan preparatpollen dengan
metode asetolisis yang sempurna terdiri dari proses
fiksasi,asetolisis, pemanasan, pencucian, pewarnaan,
penutupan dan labelling.Hasil pengamatan terlihat
bentuk pollen daribungakembang sepatuHibiscus
rosa-sinensisadalah bulat dan bagian-bagiannya
yaitu eksin (lapisan duri), intin (lapisan dalam) dan
duri-duri.

Anda mungkin juga menyukai