(Hibiscus rosa-sinensis)
oleh
Luthfiyanatul Hasanah
181810401029
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
- safranin 1%
- glyserin
- aquades
- kutex.
|
Larutan diganti dengan larutan aag dan H2SO4 pekat dengan perbandingan 9:1
Dilakukan mounting dengan bagian pinggir cover glass diolesi dengan cutex
4.1 Hasil
bagus
Pembuatan preparat whole mount polen bunga sepatu dimulai dari tahap
fiksasi dengan larutan aag selama 24 jam. Fiksasi bertujuan untuk mempertahankan
keadaan sampel meskipun sampel tersebut mati. Larutan aag berfungsi untuk
menghentikan proses-proses hidup didala organ secara permanen dan
mempertahankan ukurusan serta struktur polen. Tahap yang kedua ialah tahap
sentrifugasi. Baik sentrifugasi pertama dan kedua memiliki fungsi yang sama yaitu
bertujuan untuk memisahkan polen dari campuran larutan dengan kecepatan dan
waktu tertentu. Larutan aag sebelumnya kemudian diganti dengan larutan aag dan
H2SO4 dengan perbandingan 9:1. Penambahan H2SO4 berfungsi untuk melisiskan
selulosa yang terdapat pada dinding polen sehingga struktur eksin polen terlihat
lebih jelas. Tahap pendidihan dengan waterbath berfungsi untuk memaksimalkan
proses pelisisan dinding sel polen yang umumnya berstruktur keras (Latifa, 2015).
Preparat whole mount merupakan jenis preparat yang mengamati obyek utuh
dimana obyek yang digunakan biasanya berukuran kecil. Preparat whole mount berfungsi
untuk mengamati struktur secara utuh dari suatu organisme sehingga terlihat jelas. Fiksasi
bertujuan untuk mempertahankan keadaan sampel meskipun sampel tersebut mati.
sentrifugasi pertama dan kedua memiliki fungsi yang sama yaitu bertujuan untuk
memisahkan polen dari campuran larutan. . Tahap pendidihan dengan waterbath berfungsi
untuk memaksimalkan proses pelisisan dinding sel polen yang umumnya berstruktur keras.
proses pembilasan atau pencucian dengan akuades berfungsi untuk membersihkan polen
dari larutan aag dan H2SO4. Proses pewarnaan ini dimaksudkan untuk mewarnai struktur
polen agar memudahkan dalam proses pengamatan. Kemudian dilakukan proses mounting
dimana dipinggir gelas penutup diolesi dengan cutex. Preparat yang tidak baik terlihat
pecah dan tidak jelas karena dalam proses penambahan H2SO4 ataupun proses pemanasan
terlalu lama sehingga meyebabkan polen lisis.
DAFTAR PUSTAKA
Faegri, K dan J. Inverson. 1989. Text Book of Pollen Analysis. 3rd revised edition
by Faegri, K. Munksgaard. Copenhagen and Denmark.
Kurniati, I. Didik S., Fuad A. 2007. Daya Tahan Sediaan Permanen Larva Culex
pipiens dengan Perlakuan Dehidrasi Menggunakan Konsentrasi
Alkohol yang Berbeda. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah
Semarang. 3(2): 50-55.