Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PERCOBAAN VI PREPARAT MASERASI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK


PERCOBAAN VI
PREPARAT MASERASI

OLEH
NAMA
STAMBUK
KELOMPOK
ASISTEN

: SULHIJA
: F1D1 10 104
: V (LIMA)
: SUGIRENG
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
I.

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan untuk
melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja dari teknik pembuatan ini adalah dengan
cara memutuskan lamella tengah dari sel tumbuhan. Pemutusan lamella tengah bertujuan
memisahkan bagian sel dengan sel lainnya sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh. Teknik
ini sangat bermanfaat. Banyak penelitian melakukan teknik ini untuk mengekstraksi suatu zat
atau bagian tertentu dari sel tumbuhan.
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyarian. Cairan penyarian akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel,
maka larutan yang terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Maserasi digunakan
untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif mudah larut dalam cairan penyarian,
tidak mengandung zat mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
stirak dan lain-lain. Keuntungan cara penyarian dengan Maserasi adalah cara pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara Maserasi adalah
pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.
Berdasarkan uraian diatas guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
preparat maserasi tumbuhan maka dilakukan praktikum ini.
B.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum preparat maserasi yaitu bagaimanakah cara
menghancurkan lamella tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel yang lainnya
sehingga diperoleh gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum preparat maserasi yaitu untuk mengetahui cara menghancurkan
lamella tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel yang lainnya sehingga
diperoleh gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum preparat maserasi yaitu dapat mengetahui cara
menghancurkan lamella tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel yang lainnya
sehingga diperoleh gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi merupakan proses dimana simplisia yang sudah halus memungkinkan
untuk direndam dalam menstrum sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat
mudah larut akan melarut. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyarian. Cairan penyarian
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif

akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan didesak keluar (Gembong, 2005).
Beberapa contoh ekstraksi dengan menggunakan teknik maserasi adalah mengekstrak
artermisin yang terdapat pada tumbuhan Artemisia annua L. Ekstraksi secara maserasi dengan
pelarut n-heksana, dengan alat soxhlet menggunakan pelarut n-heksana, dan maserasi-perkolasi
dengan pelarut metanol. Ekstrak n-heksana difraksinasi dengan metanol 60%, fraksi metanol
difraksinasi dengan n-heksana-etil asetat (9:1). Ekstrak metanol ditambahkan air suling, dan
disentrifuga. Supernatan yang diperoleh difraksinasi dengan n-heksana. Pemekatan fraksi nheksana atau n-heksana-etil asetat menghasilkan kristal yang direkristalisasi dengan metanol.
Artemisinin 0,22 % b/b dari ekstrak n-heksana secara maserasi pengadukan, 0,29% b/b dari
ekstrak n-heksana menggunakan soxhlet, dan 0,4% b/b dari ekstrak metanol secara maserasi
(Kertasaputra, 1998).
Maserasi dilakukan dengan metode Schultze, yaitu ke dalam tabung reaksi yang berisi
potongan kayu dimasukkan asam nitrat (HNO 3) konsentrasi 65% hingga kayu terendam dan
potasium klorat (KClO3). Tabung beserta isinya dipanaskan hingga terjadi gelembunggelembung udara berwarna putih kekuningan, sebagai tanda proses maserasi sedang
berlangsung dan serat mulai terpisah. Kemudian tabung segera didinginkan dan serat dicuci
dengan aquades lalu serat dimasukkan ke dalam tabung yang berisi alkohol 50%. Selanjutnya
serat diambil dan diletakkan di kaca objek dan diberi kaca penutup lalu diukur dimensi seratnya
(Hidayat, 1995).
Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan untuk
melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja dari teknik pembuatan ini adalah dengan
cara memutuskan lamella tengah dari sel tumbuhan. Pemutusan lamella tengah bertujuan
memisahkan bagian sel dengan sel lainnya sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh. Teknik
ini sangat bermanfaat. Banyak penelitian melakukan teknik ini untuk mengekstraksi suatu zat
atau bagian tertentu dari sel tumbuhan (Fathiyawati, 2008).
Pembuluh kayu atau xilem (dari xylem, dari bahasa Yunani kuna / Lat. xylon, yang
berarti "kayu") merupakan salah satu dari dua kelompok utama jaringan pembuluh yang
dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Pembuluh kayu berfungsi menyalurkan zat
bahan fotosintesisdari akar ke daun. Pembuluh kayu merupakan saluran utama bagi
transportasiair beserta semua substansi yang terlarut di dalamnya dari akar (dan juga bagian
tubuh tumbuhan lain yang menyerap air) menuju bagian lain tumbuhan,
terutama daun. Kayu dibentuk terutama dari kumpulan pembuluh kayu (Campbell, 2004).

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2004, Biologi Jilid 2 Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fathiyawati. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus racemosa terhadapArtemia salina Leach dan
Profil Kromatografi Lapis Tipis. Universitas Muhammadiyah press. Surakarta.
Gembong, T. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. UGM Press.
Hidayat, Estiti B., 1995. anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung. Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kertasaputra, A. G. 1998. Pengantar
jaringan. Jakarta. Bina Aksara.

Anatomi

Tumbuh-tumbuhan,

tentang

sel

dan

III. METODE PRAKTIKUM


A.

Waktu dan Tempat


Praktikum Preparat Maserasi dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 1 Desember 2012
pukul 15.30 17.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Botani Fakultas MIPA Universitas
Haluoleo, Kendari.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Preparat Maserasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Preparat Maserasi
No
Nama Alat
Kegunaan
.
1 Beker gelas
Untuk memasak batang kayu yang sudah
dipotong kecil kecil
2 Hot plate
Untuk memanaskan beker gelas
3 Batang pengaduk, Untuk mengaduk
4 Pinset
Untuk mengambil kayu yang direbus
5 Pipet tetes
Untuk mengambil larutan
6 Jarum preparat
Untuk memisahkan bagian bagian preparat
7 Kaca objek
Tempat mengamati preparat
8 Kaca penutup
Untuk menutup organ pada kaca objek
9 Kertas label
Untuk memberi label pada preparat
10 Mikroskop
Untuk mengamati preparat
11 Kamera
Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan

Bahan yang digunakan dalam praktikum Preparat Maserasi dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Preparat Maserasi
No
Nama Bahan
Kegunaan
.
1 Batang kayu tanaman
Sebagai sampel preparat maserasi
Jati putih (Gmelina
arborea), Pinus (Pinus
merkusii) dan Kembang
sepatu(Hibiscus rosasinensis)
2 Akuades
Untuk merebus batang kayu

KOH 10%

4
5
6
7

Asam nitrat 10%


Asam kromat 10%
Safranin 1%
Gliserin 30%

Tisue

Untuk menghilangkan air pada jaringan


kayu dan memisahkan serat satu dengan
serat lainnya
Untuk melunakkan jaringan kayu
Untuk melunakkan jaringan kayu
Untuk mewarnai preparat
Untuk menempelkan preparat pada kaca
objek
Untuk membersihkan tempat sampel

C.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Preparat Maserasi adalah sebagai
berikut:
1. Memotong kayu menjadi bagian-bagian kecil dengan diameter seperti batang korek api
2. Merebus potongan bahan dalam air sampai tenggelam.
3. Memotong bahan menjadi potongan kecil 5 mm.
4.
Merebus potongan-potongan tersebut dalam KOH 10% mendidih selama 3 menit.
5.
Mencuci dalam air mengalir.
6.
Memasukkan dalam larutan campuran yang terdiri dari asam nitrat 10% dengan asam
kromat 10% dengan perbandingan yang sama sampai bahan menjadi lunak.
7.
Mencuci preparat dalam air mengalir kalau sudah lunak.
8.
Mewarnai preparat dengan safranin 1% (aquosa) selama 3 jam.
9.
Mengambil sedikit bahan kemudian meletakkannya di atas kaca objek.
10. Memisah - misahkan dengan menggunakan jarum preparat.
11. Meneteskan larutan gliserin 30% diatas bahan lalu menutupnya dengan kaca penutup.
12. Mengamati di bawah mikroskop.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.
1.

Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Maserasi adalah sebagai berikut:
Batang kayu jati putih (Gmelina arborea)
Keterangan :
Trakea
Trakeid
Noktah

2.

Batang Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinenesis)


Keterangan :
Trakeid
Trakea

3.

Batang Kayu Pinus (Pinus merkusii)


Keterangan:
Trakeid

B.

Pembahasan
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi merupakan proses dimana simplisia yang sudah halus memungkinkan
untuk direndam dalam menstrum sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat
mudah larut akan melarut. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyarian. Cairan penyarian
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif
akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan didesak keluar.
Secara umum struktur anatomi batang dari lapisan luar ke dalam yaitu
jaringan epidermis (terdiri dari selapis sel, dinding sel menebal, dilindungi oleh kutikula),
jaringan korteks (terdiri dari beberapa lapis sel, berongga-rongga, bervakuola besar, berfungsi
sebagai
tempat
menyimpan
cadangan
makanan),
stele (terdiri dari xylem dan floem). Pada angiospermae, letak jaringan pengangkut (xylem dan
floem) pada tumbuhan dikotil lebih teratur daripada tumbuhan monokotil. Fungsi batang antara
lain adalah sebagai organ perlintasan air dan makanan (xylem sebagai jaringan yang
mengangkut air dan garam mineral, sedangkan floem sebagai jaringan yang mengangkut hasil
fotosintesis), sebagai organ pembentuk dan penyangga tubuh tumbuhan, sebagai tempat
penyimpan cadangan makanan, sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.
Pergerakan air pada xilem bersifat pasif karena xilem tersusun dari sel-sel mati yang
mengayu (mengalami lignifikasi), sehingga xilem tidak berperan dalam proses ini. Faktor
penggerak utama adalah transpirasi. Faktor pembantu lainnya adalah tekanan akar akibat
perbedaan potensial air di dalam jaringan akar dengan di ruang tanah sekitar perakaran.
Gayakapilaritas hanya membantu mendorong air mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak
membantu pergerakan.
Sel-sel xilem memiliki beberapa tipe, yaitu trakea (tidak dimiliki oleh tumbuhan
paku dan tumbuhan berbiji terbuka), trakeida, dan serabut trakeida. Sel-sel xilem tidak
memiliki protoplasma. Pada sistem pembuluh kayu ditemukan pula parenkima kayu, yang
mengisi ruang-ruang kosong di antara pembuluh dan membantu melekatkan pembuluhpembuluh tersebut.
Trakea dapat dikatakan pembuluh yang sebenarnya. Ia adalah sekumpulan sel-sel
yang dinding sel lateralnya mengalami penebalan olehlignin (zat kayu) sedangkan bagian ujung
atas dan bawahnya mengalami perforasi (pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel
sejenis di atas dan bawahnya membentuk pipa kapiler memanjang.
Trakeida berukuran lebih kecil daripada trakea, bentuknya juga memanjang dan juga
mengalami penebalan pada dinding lateralnya. Ujung-ujungnya tidak berperforasi sehingga
pergerakan air seakan-akan melalui katup-katup. Dinding selnya banyak memiliki noktahnoktah.

Serabut trakeida mirip dengan trakeida namun memiliki dinding sel yang lebih tebal
sehingga lumennya (ruang dalam dinding sel) sempit; selnya lebih memanjang. Xylem
membawa air dari dalam tanah ke seluruh ke organ tumbuhan dan di jadikan sebagai energi
untuk berfotosintesis.Pustakers batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi
menegakkan tubuh tumbuhan. Batang berfungsi pula menghubungkan bagian akar dan daun.
Pada batang, terdapat tempat munculnya daun yang disebut buku (nodus). pada setiap buku,
terspat daun yang berjumlah satu, dua atau lebih. Jarak antara buku yang satu dengan buku
yang lain disebut internodus.
Batang tersusun atas jaringan epidermis, korteks batang dan silinder pusat (stele).
Bagian batang sebelah luar dibatasi oleh selapis sel rapat yang memiliki bentuk yang khas,
memiliki sel penjaga, idioblas dan berbagai tipe trikoma, pada tahun pertama, epidermis batang
digantikan oleh lapisan gabus.
Korteks batang merupakan suatu daerah berbentuk silinder yang terbentuk di dalam
epidermis dan silinder pusat. Korteks terdiri atas berbagai tipe sel yang merupakan jaringan
parenkima berdinding tipis. Pada beberapa tumbuhan, parenkima batangnya berfungsi sebagai
alatfotosintesis.
Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri atas kulit kayu, kayu dan empulur. Empulur
sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar dari batang tumbuhan
dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks, dan
floem. Felogen dapat ditemukan di bagian bawah epidermis.
Batang dikotil muda dan batang dikotil tua memiliki struktur yang sedikit berbeda. Kayu
tersususn atas trakea. Trakea merupakan saluran-saluran yangterbentuk oleh sel-sel yang telah
mati dan bagian ujung-ujungnya saling menyambung. Saluran tersebut berfungsi menyalurkan
air dan garam mineral dari akar ke daun. Pada kayu terdapat juga trakeid yang bentuk selnya
memanjang, ujung-ujungnya runcing, dan ukurannya kecil daripada trakea. Trakeid berfungsi
sebagai penyokong atau memperkuat batang.
Berdasarkan dari hasil pengamatan kami yang melalui proses yang panjang, maka
ditemukan gambar serat-serat kayu jati dimana sangat jelas antara trakea dan trakeitnya,
begitupun pengamatan pada batang kayu kembang sepatu dimana kenampakan yang terlihat
dari mikroskop stereo sangat jelas terlihat trakea dan trakeitnya, dapat dikatakan pembuluh
yang sebenarnya, sedang kayu pinus cumin trakeitnya saja yang terlihat karena termasuk
kedalam tumbuhan angiospermae. Trakea adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel
lateralnya mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu) sedangkan bagian ujung atas dan
bawahnya mengalami perforasi (pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di
atas dan bawahnya membentuk pipa kapiler memanjang dan trakeida yang ukurannya lebih
kecil daripada trakea, bentuknya juga memanjang dan juga mengalami penebalan pada dinding

lateralnya. Ujung-ujungnya tidak berperforasi sehingga pergerakan air seakan-akan melalui


katup-katup. Dinding selnya banyak memiliki noktah-noktah.

V.
A.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa


gambar serat-serat kayu jati dimana sangat jelas antara trakea dan trakeitnya, begitupun
pengamatan pada batang kayu kembang sepatu dan kayu pinus dimana kenampakan yang
terlihat dari mikroskop stereo sangat jelas terlihat trakeanya, dapat dikatakan pembuluh yang
sebenarnya. Ia adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel lateralnya mengalami penebalan
oleh lignin (zat kayu) sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya mengalami perforasi
(pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di atas dan bawahnya membentuk
pipa kapiler memanjang dan trakeida yang ukurannya lebih kecil daripada trakea, bentuknya
juga memanjang dan juga mengalami penebalan pada dinding lateralnya. Ujung-ujungnya tidak
berperforasi sehingga pergerakan air seakan-akan melalui katup-katup. Dinding selnya banyak
memiliki noktah-noktah.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu diharapkan praktikan tidak rebut pada saat
praktikum berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai