0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan7 halaman
Dokumen ini membahas tentang efektivitas beberapa teknik clearing daun untuk pengamatan karakteristik mikromorfologi dengan menggunakan kloral hidrat. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik clearing I yang menggunakan campuran kloral hidrat dan air dengan perbandingan 5:2 memiliki hasil tertinggi dalam mempersiapkan preparat daun yang transparan untuk diamati di bawah mikroskop dibandingkan teknik clearing II dan III.
Dokumen ini membahas tentang efektivitas beberapa teknik clearing daun untuk pengamatan karakteristik mikromorfologi dengan menggunakan kloral hidrat. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik clearing I yang menggunakan campuran kloral hidrat dan air dengan perbandingan 5:2 memiliki hasil tertinggi dalam mempersiapkan preparat daun yang transparan untuk diamati di bawah mikroskop dibandingkan teknik clearing II dan III.
Dokumen ini membahas tentang efektivitas beberapa teknik clearing daun untuk pengamatan karakteristik mikromorfologi dengan menggunakan kloral hidrat. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik clearing I yang menggunakan campuran kloral hidrat dan air dengan perbandingan 5:2 memiliki hasil tertinggi dalam mempersiapkan preparat daun yang transparan untuk diamati di bawah mikroskop dibandingkan teknik clearing II dan III.
1Lembaga Penelitian dan Pengabrian Kepada Masyarakat, Universitas Negeri Surabaya,
Email : trisiswantitrisiswanti@unesa.ac.id
Submisi: 16 Oktober 2019; Penerimaan: 30 Juli 2020
ABSTRAK
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian
teoritis, pembuktian uji coba,penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dan fasilitas yang memadai. Laboratorium dapat dimanfaatkan untuk mengenmbangkan berbagai kompetensi mahasiswa yang menjadi proses pembelajaran IPA di sekolah. Prosedur clearing pada specimen biologi perlu dilakukan untuk pengamatan karakteristik mikromarfologi. Teknik clearing yang tepat, akan membuat jaringan akan terlihat menjadi transparan yang akan berpengaruh pada pengamatan di bawah mikroskop. Pada hasil praktikum sistematika tumbuhan, 85% mengalami kegagalan dalam hasil yang diperoleh selama metode clearing. Ada beberapa teknik clearing menggunakan kloral hidrat antara lain kloral hidrat jenuh dalam air dengan perbandingan (5 : 2) ; campuran kloral hidrat jenuh dalam gliserin dan larutan kloral hidrat dalam 4,2% HCl (1 : 8). Oleh karena itu perlu penelitian untuk mengetahui efektivitas teknik clearing daun untuk pengamatan karakteristik mikromarfologi. Tujuan khusus penelitian untuk mengamati efektivitas perbedaan teknik clearing daun untuk pengamatan karakteristik mikromaefologi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan lama waktu satu tahun. Tahapan penelitian ini sebagai berikut : potongan daun nangka, daun mangga dan daun turi dengan ukuran sekitar 10 mm dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 3 jenis perlakuan teknik clearing (Teknik I,II,III). Kemudian diamati menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Parameter preparat yang diamati meliputi :ketebalan dinding epidermis, bentuk stoma, pori stoma, sel tetangga dan warna praparat. Kriteria penilaian terdiri dari : amat baik (4), baik (3), kurang baik (2) dan tidak baik (1). Kemudian dilakukan kategori penilaian. Dari hasil pengamatan (Tabel 1.5) didapatkan bahwa rata-rata hasil scoring teknik clearing I (campuran kloralhidrat dan air perbandingan 5 : 2) memiliki hasil tertinggi sebesar 3 ; 3,6 dan 3,4. Teknik clearing II (larutan kloralhidrat terdiri dari 160 gr kloralhidrat dengan gliserol) memiliki rata-rata penilaian 2 ; 2,6 dan 1,4. Rata- rata teknik clearing III (kloralhidrat 45 gr dalam 4,2% HCl dengan 10 ml gliserol) 1,2 ; 1,2 dan 1 Penggunaan teknik clearing I memiliki hasil yang paling baik daripada teknik II dan III.
Kata kunci : clearing; mikromarfologi; kloral hidrat.
PENDAHULUAN
Latar Belakang mempraktikkan apa yang telah mereka
Secara luas telah diakui bahwa pelajari [2]. Hasil pembelajaran dengan mahasiswa belajar dengan melakukan kegiatan praktikum di laboratorium dan dengan memiliki kesempatan untuk meliputi: pemahaman konseptual
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Trisiswanti & Sugimin/ Vol 2 (3) 2020, 47-53
tentang materi kuliah, keterampilan penelitian dalam satu bidang studi.
penalaran ilmiah, keterampilan Kegiatan laboratorium/praktikum akan manipulatif laboratorium, dan memberikan peran yang sangat besar pemahaman yang lebih baik tentang terutama dalam membangun penelitian sains. Kegiatan praktikum pemahaman konsep dan pembenaran dirancang untuk menunjukkan konsep konsep. spesifik yang relevan dengan kurikulum Kloral hidrat telah dikenal sejak saat ini dalam pembelajaran, mahasiswa beberapa puluh tahun yang lalu akan juga akan memiliki kesempatan untuk kemampuannya sebagai pelarut memperoleh pengetahuan dan clearing. Ada beberapa teknik clearing pengalaman dalam keterampilan lain menggunakan kloral hidrat antara lain yang penting untuk penelitian ilmiah.[1] kloral hidrat jenuh dalam air dengan Mata kuliah bidang botani dalam perbandingan (5 : 2) [4] ; campuran kloral Kurikulum Program Studi Biologi Unesa hidrat jenuh dalam gliserin [6] dan larutan yang pembelajarannya berbasis kloral hidrat dalam 4,2% HCl (1 : 8) [8]. praktikum antara lain Struktur Oleh karena itu perlu penelitian untuk Perkembangan Tumbuhan (SPT) dan mengetahui efektivitas teknik clearing Sistematika Tumbuhan (ST). Meskipun daun untuk pengamatan karakteristik berbeda ruang lingkupnya, kedua mata mikromarfologi. kuliah ini memiliki penekanan yang sama yaitu pengamatan karakter tumbuhan. Permasalahan Penelitian Salah satu kegiatan praktikum untuk Penelitian yang yang akan dikaji pencapaian learning outcome SPT dan dalam penelitian ini adalah : ST, mahasiswa harus melakukan Bagaimanakah efektivitas teknik pengamatan karakter mikromorfologi clearing daun untuk pengamatan daun. Karakter yang diamati antara lain karakteristik mikromarfologi ? bentuk sel epidermis, tipe stomata, indeks stomata, tipe trikomata dan TINJAUAN PUSTAKA kerapatan trikomata. Untuk pengamatan Karakteristik Epidermis karakter tersebut, mahasiswa dapat Epidermis adalah lapisan paling mempraktikan metode clearing. Selama luar pada alat-alat tumbuhan seperti ini metode clearing dengan akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. menggunakan kloralhidrat dan colodium Bentuk, ukuran dan susunan sel [6], namun hasilnya kurang memuaskan. epidermis berbeda-beda pada berbagai Berdasarkan wawancara dengan dosen jenis tumbuhan dan organnya, tetapi pembina mata kuliah SPT dan ST serta semuanya menunjukkan tanda sama mahasiswa menunjukkan bahwa 85 % yaitu rapat satu sama lain membentuk mengalami kegagalan dalam pembuatan bangunan padat tanpa ruang antar sel. preparat utuh daun yang transparan. Ada beberapa bentuk khusus Mohammad Amien (1988) dalam (derivate) epidermis. Diantaranya adalah Asri,MT [3] menyatakan dalam Peraturan stoma yang berarti lubang. Diantara sel- Pemerintah No 5 tahun 1980 pasal 29 sel epidermis terdapat celah (porus) kecil menyebutkan, bahwa laboratorium yang diapit oleh dua sel berbentuk mempunyai fungsi : 1) mempersiapkan khusus yang berbeda dengan sel sarana penunjang untuk melaksanakan epidermis lainnya. Kedua sel berbentuk pendidikan dan pengajaran dalam satu khusus itu disebut sel penutup (guard bidang studi dan 2) Mempersiapkan cellls). Kedua sel penutup bersama- sarana penunjang untuk melaksanakan sama celah /lubangnya disebut stoma.
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Trisiswanti & Sugimin/ Vol 2 (3) 2020, 47-53
Sel epidermis yang berdekatan dengan transparan sehingga menyulitkan
sel penutup ini (jumlahnya bisa dua sel pengamatan dengan menggunakan atau lebih) disebut sel tetangga. mikroskop. Salah satu solusi dari Rambut-rambut yang tumbuh dari permasalah ini adalah dengan epidermis hamper semua organ memotong beberapa bagian jaringan tumbuhan. Bentuk dan fungsinya biologi hingga tipis (sekitar 10 µm). bermacam-macam. Berdasarkan Namun untuk sampel yang relative susunan selnya dibedakan atas trikoma besar, pengamatan dengan uniseluler, yang terdiri satu sel, bisa menggunakan mikroskop masih bercabang dan tidak bercabang dan merupakan kendala karena untuk sel trikoma multiseluler, yang terdiri dari yang tebal tidak bisa dijangkau [6]. banyak sel, bisa satu deretan atau Pemahaman mengenai beberapa lapisan sel. bagaimana tissue clearing dapat bekerja, Selain stomata dan trikomata, ada perlu dipahami kenapa kebanyakan pula bentuk epidermis khusus yang lain. jaringan tidak transparan. Beberapa Pada epidermis batang Graminae, sampel biologis terdiri dari mayoritas air misalnya tebu dan bambu, epidermis yang didalamnya juga terdapat bentukan diatas tulang daun, ada yang berbentuk lemak dan protein; semua komponen panjang dan ada yang berbentuk tersebut akan berinteraksi dengan pendek. Sel pendek mengandung Kristal cahaya yang mengenai jaringan. silica dan suberin, karena itu disebut Beberapa hal yang berpengaruh sebagai sel silica dan sel gabus yang terhadap komponen tersebut adalah berpasangan. Pada tumbuhan dari indeks refraksi (RI). Ketika material yang familia Moraceae, Urticaceae dan terdiri dari beberapa komponen ukuran Cucurbitaceae ditemukan bentuk khusus kecil dengan indeks refraksi yang pada epidermis daunnnya yaitu litokis. berbeda, cahaya akan berinteraksi Bentuk selnya lebih besar daripada sel dengan komponen yang terlihat epidermis normal, mengalami penebalan transparan. Semua metode tissue ke sebelah atas kearah lumen sel. clearing memiliki strategi yang sama Tumbuhan rumput-rumputan dan yaitu dengan cara menghomogenkan banyak monokotil lain mempunyai indeks refraksi sampel dengan cara epidermis daun yang mempunyai sel-sel mengganti dan memodifikasi dengan bentuk khusus yang disebut sel- komponen[8]. sel kipas atau bulliform cells atau motor Tujuan khusus penelitian cells. Sel-sel ini lebih besar daripada sel Mengamati efektifitas perbedaan epidermis normal dengan dinding tipis teknik clearing daun dan vakuola besar. Sel-sel kipas ini Manfaat penelitian tersusun berderet di seluruh permukaan Teknik clearing daun yang tepat atas daun atau hanya pada diantara alu- dapat diaplikasikan untuk pengamatan alur berkas pengangkut. Pada irisan karakteristik mikromarfologi pada mata melintang bentuknya seperti kipas praktikum Struktur Tumbuhan dan dengan sel yang paling besar berada di Sistematika Tumbuhan. tengah [5]. Tissue Clearing METODE PENELITIAN Semua teknik clearing memiliki tujuan yang sama yaitu : menjadikan Jenis Penelitian sampel biologi menjadi semakin Jenis penelitian yang dilakukan transparan. Biasanya, sampel tidaklah ialah eksperimental.
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Trisiswanti & Sugimin/ Vol 2 (3) 2020, 47-53
Waktu dan Tempat Penelitian tetesi dengan entellan kemudian
Pengambilan sampel daun di ditutup cover glass. Preparat diamati lakukan sekitar kampus Unesa menggunakan mikroskop cahaya Ketintang. Pembuatan preparat dengan dengan perbesaran 400x. teknik clearing daun dilakukan di laboratorium Jurusan Biologi FMIPA Desain Penelitian Unesa. Hasil pengamatan menggunakan Preparat yang sudah jadi diamati mikroskop cahaya merek Motic dengan dengan melakukan scoring pada masing- perbesaran 400x. Dokumentasi hasil masing aspek karakteristik preparat menggunakan kamera Moticam mikromarfologi.yaitu ketebalan dinding 2000. Penelitian ini dilakukan selama 8 epidermis, bentuk stoma, pori stoma, sel bulan mulai bulan Mei sampai dengan tetangga dan warna preparat. berikut ini. bulan November 2019. Kriteria penilaian terdiri dari : amat baik (4), baik (3), kurang baik (2) dan tidak Alat dan Bahan baik (1). Kemudian dilakukan kategori Alat – alat yang digunakan ialah penilaian. pisau scalpel, beaker glass 250 ml, pengaduk kaca, waterbath, obyek glass, Variabel Penelitian cover glass, tabung reaksi, mikroskop Variabel Kontrol : Suhu ruangan (suhu cahaya, kamera mikroskop. Bahan yang kamar) digunakan ialah sampel daun nangka, Variabel Terikat : 3 teknik clearing (I,II,III) daun mangga, daun turi, kloralhidrat, Variabel bebas : Karakteristik morfologi HCl, gliserol dan entellan (ketebalan dinding epidermis, bentuk Prosedur perlakuan teknik clearing stoma, pori stoma, sel daun tetangga, warna 1. Dibuat potongan segi empat dari praparat) sampel daun dengan sisi sekitar 10 mm dan dimasukkan ke dalam tabung HASIL DAN PEMBAHASAN reaksi berisi masing-masing formula larutan clearing (3 macam). Karakteristik mikromarfologi 2. Teknik clearing I : Tabung reaksi yang Berdasarkan hasil penelitian yang berisi potongan daun diisi dengan telah dilakukan diketahui adanya larutan kloralhidrat (campuran perbedaan rata--rata teknik clearing kloralhidrat dan air perbandingan 5 : pada daun. 2) dan dipanaskan selama 15 menit; Teknik clearing I (larutan 3. Teknik clearing II : Tabung reaksi kloralhidrat jenuh) menunjukkan yang berisi potongan daun diisi karakteristik mikromarfologi terlihat jelas dengan larutan kloralhidrat terdiri dari untuk semua parameter. Penggunaan 160 gr kloralhidrat dengan gliserol; kloralhidrat berfungsi untuk melarutkan 4. Teknik clearing III : Tabung reaksi klorofil daun (11). Kloral hidrat telah yang berisi potongan daun diisi dikenal sejak lama sebagai agen clearing dengan campuran kloralhidrat 45 gr tumbuhan. Kloral hidrat akan dalam 4,2% HCl dengan 10 ml menghomogenisasi indeks bias, gliserol. mengganti dan memodifikasi komponen 5. Masing-masing teknik tersebut diatas sel, sehingga sel terlihat transparan.(6) setelah perlakuan, potongan daun Perlakuan teknik clearing II diletakkan di atas obyek glass dan di ((larutan kloralhidrat terdiri dari 160 gr
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Trisiswanti & Sugimin/ Vol 2 (3) 2020, 47-53
kloralhidrat dengan gliserol), stomata Pada perlakuan teknik III (Khloral
tidak terlalu jelas. Semua parameter hidrat dan HCl), karakteristik karakteristik mikromarfologi mikromarfologi tidak terlihat sama sekali menunjukkan penurununan pada ketiga jenis tumbuhan. Keberadaan ketidakjelasan pada gambar. Namun asam kuat (HCl) akan menyebabkan masih Nampak adanya stomata. terhidrolisis protoplasma sehingga sel Penggunaan gliserin pada teknik clearing akan lisis (9). efektif pada epidermis akar tumbuhan (10)
Tabel 1. Hasil Pengamatan teknik Clearing daun
Teknik Tanaman clearing Daun mangga Daun nangka Daun turi
II
III
Analisis data pengamatan
Tabel 2. Tabel scoring karakteristik mikromarfologi Karakteristik mikromarfologi Teknik Ketebalan Duan Bentuk Pori Sel Warna Rata - clearing dinding Tanaman stoma stoma tetangga preparat rata epidermis Mangga 3 3 3 3 3 3 I Nangka 4 4 4 3 3 3,6 Turi 3 3 3 4 3 3,4 Mangga 2 2 2 2 2 2 II Nangka 3 3 3 2 2 2,6 Turi 2 1 1 1 2 1,4 Mangga 2 1 1 1 1 1,2 III Nangka 2 1 1 1 1 1,2 Turi 1 1 1 1 1 1
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Trisiswanti & Sugimin/ Vol 2 (3) 2020, 47-53
Gambar 3. Grafik scoring hasil pengamatan mikromarfologi teknik clearing
Dari hasil pengamatan (Tabel 2) 2. Penggunaan teknik clearing I memiliki
didapatkan bahwa rata-rata hasil scoring hasil yang paling baik daripada teknik teknik clearing I (campuran kloralhidrat II dan III. dan air perbandingan 5 : 2) memiliki hasil tertinggi sebesar 3 ; 3,6 dan 3,4. Saran Teknik clearing II (larutan kloralhidrat Penggunaan teknik clearing I lebih terdiri dari 160 gr kloralhidrat dengan efektif untuk digunakan pengamatan gliserol) memiliki rata-rata penilaian 2 ; karakteristik mikromarfologi. Perlu 2,6 dan 1,4. Rata- rata teknik clearing III dilakukan penelitian teknik clearing untuk (kloralhidrat 45 gr dalam 4,2% HCl pengamatan trikoma. dengan 10 ml gliserol) 1,2 ; 1,2 dan 1. Penggunaan teknik clearing I memiliki DAFTAR PUSTAKA hasil yang paling baik daripada teknik II dan III. 1. Almroth, B. C. 2015. The importance of laboratory exercises in biology PENUTUP teaching; case study in an ecotoxicology course. Kesimpulan Högskolepedagogiska texter, 1. Dari hasil pengamatan (Tabel 1) Enheten för pedagogik och didapatkan bahwa rata-rata hasil interaktivt lärande (PIL) Göteborgs scoring teknik clearing I (campuran universitet: 1-11. kloralhidrat dan air perbandingan 5 : 2. Kolb, DA. 1984. Experiential 2) memiliki hasil tertinggi sebesar 3 ; learning: Experience as the source 3,6 dan 3,4. Teknik clearing II (larutan of learning and development. kloralhidrat terdiri dari 160 gr Prentice-Hall Englewood C’liffs NJ. kloralhidrat dengan gliserol) memiliki 1984. Reference Source [Google rata-rata penilaian 2 ; 2,6 dan 1,4. Scholar] Rata- rata teknik clearing III 3. Asri,M.T dkk.2018.Dasar-dasar (kloralhidrat 45 gr dalam 4,2% HCl Pengelolaan Laboratorium.Unesa dengan 10 ml gliserol) 1,2 ; 1,2 dan 1 University Press
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Trisiswanti & Sugimin/ Vol 2 (3) 2020, 47-53
4. Sutikno. 2016. Buku Panduan
Mikroteknik Tumbuhan (BIO 30603). Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. hal. 8, 13-17. 5. Puspitawati,R.P dan Bashri,A.2018. Struktur Perkembangan Tumbuhan.Unesa University Press.22-25 6. Ariel,Pablo.2018.A Beginner’s guide to tissue clearing. 1-5 7. Manokari,M and Mahipal S Shekhawat.2016.Foliar Mocromarphological and Leaf Architectural Studies in Merremia tridentate (L.) Hallier.f.Journal of Botanical Papers.Scientific Research Gate 8. Villani,ST.,Koroch,AR.,Simon,JE.20 13.An Improved clearing and mounting solution to replace chloral hydrat in microscopic applications.Protocol note.Applications in Plant Science 1(5) 9. R.O. Gardner, 2016, An Overview of Botanical Clearing Technique, journal online : http://ww.tandfonline.com/loi/ibih19. Taylor & Francis. 10. D.W.Bybd, Kirkpatrick and Barker, 1983, An improved for claaring and staining plant tissue for detection of nematode, journal of nematology 11. Ridesty Rindiastuti dan Lia Hapsari (2017),Adaptasi Ekofisiologi Terhadap Iklim TropiS Kering : Studi Anatomi Daun Sepuluh Jenis tumbuhan Berkayu,Jurnal Biologi Indonesia vol 13(1), 1-14