Anda di halaman 1dari 6

Pada percobaan praktikum biologi kali ini yang dibahas adalah pengenalan

mikroskop. Mikroskop sendiri berasal dari bahasa yunani micros yang berarti kecil
dan scopein yang berarti melihat, jadi mikroskop ini merupakan sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Mikroskop memiliki
bagian-bagian yang memiliki fungsinya sendiri, bagian-bagian mikroskop terbagi
menjadi 2 yaitu bagian optik dan bagian non optik. Untuk yang termasuk ke bagian
optik yang pertama ada lensa okuler yang berfungsi untuk memperbesar kembali
bayangan dari lensa objektif, yang kedua ada lensa objektif yang dekat dengan objek,
yang ketiga ada kondensor yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan oleh cermin, yang keempat ada diafragma yang berfungsi untuk
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat, lalu yang
terakhir ada cermin yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima. Selanjutnya untuk yang bagian non optik yang pertama ada revolver yang
berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan, yang kedua ada
tabung mikroskop yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objektif dan lensa
okuler mikroskop, yang ketiga ada lengan mikroskop yang berfungsi untuk tempat
pengamat memegang mikroskop ketika mikroskop ingin dipindahkan, yang keempat
ada meja benda yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati,
pada meja benda ini juga terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat
yang diinginkan, lalu yang kelima ada makrometer yang berfungsi untuk menaikkan
atau menurunkan tabung secara cepat, yang keenam ada mikrometer yang berfungsi
untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat dan yang terakhir ada kaki
mikroskop yang berfungsi sebagai penyangga yang menjaga mikroskop tetap pada
tempat yang diinginkan (Rahman, 2015).
Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan pada beberapa sampel tumbuhan
yang akan dilihat menggunakan mikroskop cahaya. Sebelum melakukan percobaan
hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan preparat dengan cara sayat sampel
setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang pada daun, batang, dan
bunga. Tahap kedua yaitu menyiapkan mikroskop yang akan digunakan yang
diletakkan pada meja kerja praktikum, sebelum digunakan mikroskop terlebih dahulu
dilihat kelengkapan bagian-bagiannya dan kebersihannya. Disiapkan dan dibersihkan
kaca preparat menggunakan alkohol 70% kemudian diletakkan sampel. Setelah itu
diteteskan aquadest pada kaca preparat tepat diatas sampel kemudian ditutup
menggunakan penutup preparat. Selanjutnya diletakkan kaca preparat pada meja
preparat dan dilakukan pengamatan pada perbesaran 4x; 10x; 40x; 100x dan
didokumentasikan. Diputar mikroskop untuk melihat sampel pada preparat dalam
memperjelas bisa diputar mikroskop sambil dibidik lensa okulernya. Kemudian
digambar dan diuraikan sifat bayangan pada sampel yang terlihat (Suparningtyas,
2020).
Untuk bahan-bahan yang dipakai sendiri ada alkohol yang berfungsi untuk
menyesuaikan molekul air dari dalam jaringan tanaman yang akan dibuat sebagai
sampel, juga digunakan untuk melarutkan minyak dalam preparat dan klorofil
(Maulani, 2017). Akuades berfungsi untuk membersihkan gelas objek dan penutup
karena bersifat netral. Penambahan akuades pada penyerapan preparat bertujuan
untuk membantu melekatkan gelas objek, potongan sampel, dan cover agar bisa
menempel dengan baik (Waluyo, 2012). Metilen biru digunakan untuk mendeteksi
sel yang hidup. Cara membuatnya yaitu sebanyak 1 g biru metilen dilarutkan dalam
alkohol 70% (akuades) sampai volume 100 Ml, jaringan yang hidup akan berwarna
biru (Wahidah, dkk., 2018). Floroglusinol digunakan untuk mendeteksi lignin jika
ditambah HCl pekat dengan volume sama. Penambahan HCl dan floroglusin
dilakukan bersama pada preparat, untuk mempercepat reaksi kadang-kadang perlu
pemanasan, tetapi preparat harus dijaga agar tidak sampai kering. Larutan ini dibuat
dengan cara melarutkan 1 g floroglusin dalam 100 mL alkohol 95%. Preparat yang
mengandung lignin akan berwarna merah (Wahidah, dkk., 2018).
Pada tumbuhan terdapat jaringan-jaringan yang memiliki perannya masing-
masing. Berdasarkan hasil pengamatan pada daun, bunga, dan batang, ditemukan
berkas pembuluh. Berkas pembuluh terdiri dari xilem dan floem atau biasa disebut
pembuluh angkut. Xilem merupakan pembuluh angkut yang berfungsi mengangkut
air dan mineral dari akar ke daun dan floem merupakan pembuluh angkut yang
berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju ke bagian tumbuhan lain
(Syaifullah, 2020).
Kemudian pada bagian tumbuhan yang diamati, ditemukan juga jaringan
epidermis, perisikiel, ruang antar sel, dan . Jaringan epidermis memiliki beberapa
fungsi, yaitu sebagai pelindung tubuh tumbuhan dari gangguan mekanik, patogen
atau kehilangan air dan nutri lainnya, sebagai sekresi getah, membatasi penguapan
pada tumbuhan, berperan dalam difusi oksigen dan karbon dioksida dan perisikel
berfungsi sebagai pembentuk kambium gambus pada batang serta aktif membelah
membentuk sel-sel baru (Syafruddin, 2020). Ruang antar sel berfungsi sebagai tempat
pertukaran udara (Latifa, 2015). Dimana pertukaran gas tersebut dapat terjadi dimana
saja, pada daun melalui stomata dan pada batang melalui lentisel. Sel tetangga
sendiri merupakan salah satu sel penyusun tetangga yang berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup dalam mengatur lebar celah (Sari,
dan Harlita, 2018).
Pada batang tumbuhan yang diamati, terdapat empulur. Empulur berfungsi
menyimpan cadangan makanan, ditemukan pada batang tumbuhan berpembuluh yang
masih muda (Syaifullah, 2020). Pada daun terdapat klorofil berperan dalam proses
fotosintetsi tumbuhan. Tiga fungsi utama klorofil pada proses fotosintesis yaitu
memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat
dan menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan (Ai & Yunia, 2011).
Selain itu pada daun juga terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
proses penguapan tumbuhan atau sebagai sistem transpirasi, tempat pertukaran udara
pada tumbuhan atau sebagai sistem respirasi serta perperan dalam fotosintesis
(Handoko, dan Anisa, 2020).
Pada sampel bungan yang diamati terdapat konektivum dan pigmen
antosianin. Konektivum berfungsi sebagai penghubung ruang sari pada bunga
(Gusmalawati, dkk, 2013). Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan
tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen ini merupakan penyebab hampir semua warna
merah jambu, merah marak, merah, ungu dan biru pada daun bunga, daun, dan buah
(Ingrath, dkk, 2015). Pada tumbuhan juga terdapat pati yang merupakan polimer D-
Glukosa dan ditemukan sebagai karbohidrat simpanan dalam tumbuhan yang berarti
berperan sebagi penyusun utama cadangan makanan tumbuhan (Halimah, dkk, 2014).
Dalam melaksanakan praktikum pengenalan mikroskop, terdapat beberapa
kesalahan sistematis dimana didapatkan hasil pengamatan yang tidak sesuai dengan
hasil yang diharapkan, seperti sampel yang digunakan tidak terlihat jelas struktur
selnya karena pemotongan sampel yang masih terlalu tebal, ataupun kesalahan dalam
meletakkan sampel pada preparat. Hal ini bisa saja terjadi diakibatkan oleh beberapa
faktor antara lain mahasiswa tidak siap melaksanakan praktikum, kurang terampil
dalam mengoperasikan alat-alat, mahasiswa kurang bahkan tidak pernah
melaksanakan praktikum pada saat di sekolah menengah. Oleh karena itu, saat
melakukan praktikum menggunakan mikroskop, ada baiknya praktikan terampil dan
telaten agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan praktikum sel
tumbuhan (Riyanto, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Ai, Ni Song, dan Yunia Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator
Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11(2): 166-173.
Dafrita, I. E., dkk. 2020. Senduduk dan Ubi Jalar Ungu Sebagai Pewarna Preparat
Squash Akar Bawang Merah. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 5, No. 1, Hal:
46-55.
Gusmalawati, Dwi, dkk. 2013. Anatomi dan Histokimia Organ Generatif
Amorphophallus muelleri. Floribunda. 4(7): 175-181.
Halimah, Aulia Dewi Nuur, dkk. 2014. Pengolahan Limbah Biji Alpukat Untuk
Pembuatan Dodol Pati Sebagai Alternatif Pengobatan Ginjal. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa. 4(1): 32- 37.
Handoko, Akbar, dan Anisa Mahda Rizki. 2020. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan.
Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
Ingrath, Windha, dkk. 2015. Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit Buah Naga
Merah (Hylocereus costaricencis) Sebagai Pewarna Alami Makanan
Menggunakan Microwave (Kajian Waktu Pemanasan dengan Microwave dan
Penambahan Rasio Pelarut Aquades dan Asam Sitrat). Jurnal Bioproses
Komoditas Tropis. 3(3): 1-8.
Latifa, Roimil. 2015. Peningkatan Kualitas Preparat Histologi Berbasis Kegiatan
Praktikum di Laboratorium Biologi. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi. Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Malang.
Maulani, R. K., dkk. 2017. Karakteristik Jaringan Secara Histologi dan Strain
Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) yang Terinfeksi Penyakit Ice-Ice
Torani. JFMARSA. Vol. 1, No. 1, hal: 45-57.
Rahman, Alhafiz. 2015. Penggunaan Motor Servo Sebagai Pengatur Fokus Pada
Mikroskop Refleksi Digital Berbasis Modul Mikrokontroler Arduino Uno.
Laporan Akhir. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Riyanto, Edi. 2012. Identifikasi Kesalahan Mahasiswa Dalam Melaksanakan
Praktikum Pada Matakuliah Konsep Ipa 2 Di Prodi PGSD FIP IKIP PGRI
Madiun. Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran. 2 (2) : 89.
Saifullah. 2020. Biologi. Bima: KEMENDIKBUD.
Suparningtyas, Juniza Firdha. dkk. 2020. Panduan Praktikum Biologi Farmasi II.
Universitas Mulawarman.
Wahidah, B. F., dkk. 2018. Botani Dasar. Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin.
Waluyo, L. 2012. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai