Jaringan Skelenkim
atau Sklereid
Dinding Sel
Nukleus
Korteks
Xylem
Dinding Sel
Inti Sel
(Krumeich,2017).
B. Mikroskop TEM
TEM merupakan suatu mikroskop yang mampu untuk melakukan
perbesaran objek hingga mencapai 2 juta kali dengan menggunakan
elektro magneik dan elektro statik dalam pengontrolan cahaya dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan perbesaran objek serta
resolusi yang lebih baik daripada mikroskop cahaya. Tetapi
penggunaan energi pun jauh lebih banyak digunakan serta radiasi
elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan dengan mikroskop
cahaya. TEM menggunakan elektromagnetik sebagai lensa untuk
memfokuskan dan memperbesar citra dengan cara membelokkan jalan
elektronnya. Citra yang terbentuk akhirnya difokuskan pada layar
supaya dapat dilihat atau difokuskan pada film fotografik (Campbell,
2002).
Terdapat beberapa komponen pada TEM, yaitu:
a. Ruang vakum
Ruang ini merupakan suatu tempat dimana terjadinya interaksi
elektron. TEM standar memiliki tekanan rendah, yaitu sekitar 10-4 Pa.
Tujuannya yaitu untuk mengurangi perbedaan tegangan antara katoda
dan ground serta frekuensi tumbukan elektron dengan atom gas pun
akan dikurangi.
b. Electron gun
Partikel-partikel elektron yang terdapat dalam mikroskop elektron
dihasilkan dari electron gun. Beberapa komponen yang terdapat dalam
electron gun yaitu: filament, biasing circuit, wehnelt cap, dan
extraction anode.
c. Electron lens
Perancangan lensa elektron ini meniru lensa optik yaitu dengan cara
memfokuskan sinar sejajar pada beberapa constant focal length.
Mayoritas lensa eletron pada TEM menggunakan kumparan
elektromagnetik untuk menghasilkan lensa cembung.
d. Apertures
Pengarahan elektron agar berjalan secara aksial merupakan salah satu
fungsi dari apertures (Bintari, 2011).
Beberapa sinyal yang dapat dihasilkan dari TEM:
a. Diffraction contrast,
b. Phase contrast,
c. Mass/thickness contrast,
d. Difraksi elektron,
e. Characteristic X-Ray,
f. Electron Energy Joss Spectroscpoy,
g. Scanning transmission electron microscopy (Bintari, 2011).
Cara kerja mikroskop TEM:
Penggunaan berkas elektron energi yang tinggi disampaikan melalui
sampel yang sangat tipis untuk gambar dan menganalisis mikrostruktur
bahan dengan menggunakan resolusi skala atom. Lensa
elektromagnetik memfokuskan elektron dan gambar diamati pada layar
fluorescent, atau direkam dalam film atau kamera digital (Bintari,
2011).
C. Mikroskop Cahaya
Miskroskop pertama kali ditemukan oleh seorang sejarawan yang
bernama Zacharias Janssen pada tahun 1590.Mikroskop cahaya
merupakan mikroskop yang sederhana karena hanya menggunakan
lensa dan cahaya dalam proses memperbesar gambar. Mikroskop
cahaya ini dikembangkan hingga perbesaran sekitar sepuluh kali
(Microbus, 2015).
Mikroskop yang sering digunakan di laboratorium adalah
mikroskop monokuler. Monokuler dari bahsa latin yaitu mono yang
berarti satu dan oculus yang berarti mata. Objek yang akan diamati
dengan mikroskop ini harus mempunyai ukuran yang kecil dan sangat
tipis sehingga objek tersebut dapat ditembus oleh cahaya. Bentuk serta
susunan objek dapat dibedakan dengan adanya beberapa bagian dari
objek yang lebih banyak menyerap cahaya dibandingkan dengan bagian
yang lainnya. Perbesaran pada mikroskop berfungsi untuk membuat
benda-benda yang berukuran kecil menjadi terlihat besar dari ukuran
sebenarnya. Penguraian pada mikroskop membuat pola-pola yang
sangat terperinci dapat terlihat (Goldsten, 2004).
Semakin tipis objek yang akan diamati pada mikroskop akan
menghasilkan pola-pola yang terperinci semakin jelas terlihat. Cahaya
dari suatu titik objek yang dipantulkan tidak bisa direkombinasikan
kembali untuk membuat suatu titik lain yang sebenarnya, melainkan
hanya sekadar piringan cahaya. Daya pembesaran pada mikroskop
untuk membedakan rincian halus sebanding dengan medium yang akan
ditransmisi. Cahaya memiliki panjang gelombang yaitu sekitar 0,5mm
serta daya embesaran sekitar 0,45 mm (Abercombie, 1993).
Terdapat dua teknik penggunaan mikroskop yang sangat penting
yaitu daya penguraian (resolusi) dan pembesaran. Daya penguraian atau
resolusi adalah ukuran dari kejelasan citra yaitu jarak minimum antara
dua titik yang dipisahkan dan dapat dibedakan sebagai dua titik yang
terpisah. Pembesaran merupakan perbandingan antara ukuran dari citra
objek dengan ukuran yang sebenarnya (Campbell, et al, 2010).
Mikroskop dapat didesain untuk memperbesar objek dengan
perbesaran yang diinginkan, namun mikroskop cahaya tidak dapat
menguraikan rincian yang halusnya lebih kecil dari 0,2 atau 200
nm, yang seukuran dengan bakteri kecil. Penguraian tersebut dibatasi
dengan adanya panjang-gelombang dari cahaya-tampak untuk
menerangi spesimennya. Mikroskop cahaya dapat melakukan
pembesaran hingga 1000 kali dari ukuran spesimen yang sebenarnya.
Perbesaran yang lebih tinggi akan menyebabkan objek tidak terlihat
jelas. Teknik ketiga yang yang penting dalam mikroskop adalah
kontras. Kontras adalah teknik mempertajam yang digunakan untuk
melihat perbedaan dalam bagian-bagian sampel (Campbell, et al, 2010).
Mikroskop cahaya dapat menyediakan gambaran dari struktur
dua-dimensi dengan perbesaran dari 40 kali hingga 1250 kali.
Komponen utama dari mikroskop adalah pertama sistem dari
penyinaran yang terdiri dari sumber cahaya serta apertur yang bisa
diatur, kedua lensa okuler atau lensa mata dan lensa objektif yang
dipasang di ujung tabung berbentuk silindris, ketiga yaitu dudukan
spesimen baik yang tetap maupun yang dapat diputar (Smallman dan
Bishop, 2000).
Teknik pada mikroskop cahaya yaitu :
a. Medan terang (Spesimen tak diwarnai)
Teknik meneruskan cahaya langsung yang melalui spesimen. Citra
mempunyai kontras kecil keculi jika sel yang berpigmen alami atau
yang telah diwarnai secara buatan.
b. Medan terang (spesimen diwarnai)
Mewarnai dengan beberapa warna akan meningkatkan kontras.
Pada prosedur pewarnaan sangat mensyaratkan sel agar difiksasi atau
diawetkan.
c. Fase-kontras
Dengan meningkatkan kontras kepada sel yang tidak diwarnai
dengan cara spesimen diperbesar variasai kerapatannya (densitas).
Teknik ini berguna untuk dapat mempelajari sel hidup tidak berpigmen.
d. Diferensial-interferensi-kontras (Nomarski)
Penggunaan modifikasi optik digunkan untuk melebih-lebihkan
adanya perbedaan densitas yang menjadikan citra terlihat seperti tiga
dimensi.
e. Fluoresensi
Menunjukkan letak molekul yang spesifik yang terdapat dalam sel
yaitu dengan melabeli molekul menggunakan antibodi fluoresen. Zat-
zat fluoresen tersebut akan menyerap radiasi ultraviolet serta
memancarkan cahaya tampak.
f. Konfokus
Teknik flouresen (pembagian optik) menggunakan bukaan lubang-
jarum untuk dapat melenyapkan cahaya yang tidak fokus pada sampel-
sampel tebal, membuat bidang tunggal flouresen pada citra. Dengan
menangkap citra yang tajam di beberapa tempat, maka rekontruksi tiga
dimensi dapat diciptakan (Campbell, et al, 2010).
IV. Kesimpulan
Jadi, Dari tumbuhan yang disediakan telah diamati struktur sel dan
jaringan nya menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40
kali dan 10 kali dengan reagen klor.
Daftar Pustaka