Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pengamatan sel hidup, biasanya kita menggunakan metode
preparat basah. Preparat basah mrmungkinkan pengamatan bentuk dan ukuran
mikroorganisme secara individu dan memodifikasinya dalam keadaan
alamiah. Metode preparat basah memiliki kekurangan yaitu kurang praktis,
dalam pembuatannya harus dihindarkan adanya gelombung-gelembung dan
jika ada gelembung harus diulang pembuatannya dari langkah pertama.
Karena keadaan yang basah, preparat ini harus dijaga agar gelas penutupnya
tidak bergerak (Mega, 2023).
Makhluk hidup tidak dapat terbentuk tanpa adanya organ pembentuk
makhluk hidup. Sel merupakan unti terkecil pembentuk makhluk hidup,
dimanan dalam inti sel terjadi seluruh aktivitas sel. Sedangkan jaringan
merupakan kumpulan sel sejenis dengan tujuan untuk membentuk organisme
(Nurkamilah, 2020).
Gabungan dari beberapa sel membentuk suatu jaringan yang akan
membentuk organ, gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ
dan gabungan dari beberapa sistem organ akan membentuk suatu individu.
Tanpa adanya jaringan, maka makhluk hidup tidak dapat terbentuk. Karena
itu hal tersebut yang melatatarbelakangi saya untuk melakukan pengamatan
dan percobaan agar mampu mengetahui dan mengenal jaringan, serta
menjelaskan jaringan yang menyusun tentang tumbuhan mellui akar, batang,
daun, empulur dan buah tumbuhan monokotil dan dikotil (Anggraeni, 2020).
Dengan adanya praktikum ini, kita dapat mengetahui cara pembuatan
preparat basah serta mengetahui jaringan yang ada pada akar, batang, dan
daun jagung (Zea mays), akar, batang dan daun labu (Cucurbita moschata),
empulur ketela pohon (Manihot utilissima), kerokan daging buah pisang
(Musa sp), daun nanas karang (Rhoeo discolor), daun karet (Ficus elastica)
dan daun cabai.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk Mengenal dan menjelaskan sel dan jaringan penuyusn tubuh
tumbuhan.
2. Melalui pengamatan preparat basah kita dapat melihat akar, batang, daun,
empulur dan buah dari tumbuhan monokotil dan dikotil.
C. Manfaat praktikum
Dapat mengenal dan menjelaskan sel dan jarongan penyusun tubuh
tumbuhan serta dapat melihat akar, batang, daun, empulur dan buah dari
tumbuhan monokotil dan dikotil.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Preparat adalah objek glass berisi sampel penelitian, yang selanjutnya
diamati menggunakan mikroskop sehingga memudahkan pengamat dalam
melakukan identifikasi Pembuatan preparat permanen dilakukan sebagai
upaya teknisi laboratorium untuk mengidentifikasi, mengenali dan melihat
morfologi parasit yang mengganggu manusia Serangga yang saat ini masih
banyak mengganggu manusia adalah Pediculus humanus capitis atau sering
disebut kutu kepala, karena dapat menghisap darah yang dapat menyebabkan
priuritus, ekskoriasi, konjungtivitis, infeksi bakteri sekunder dan anemia
(Mega, 2023).
Preparat merupakan sediaan awetan yang dibuat dari objek tumbuhan,
hewan atau organisme lain. Pembuatan preparat awetan dapat dilakukan
dengan suatu teknik pembuatan yang dilakukan secara mikroskopis atau
disebut mikroteknik (Harijati et al., 2017). Pembuatan preparat harus
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur yang sesuai dengan
metode pembuatan preparat yang digunakan. Metode dalam pembuatan
mikroteknik ada beberapa macam yaitu metode maserasi, metode squash,
metode section, metode wholemount, metode pollen, dan metode apus (Harris,
2021).
Ketidaklayakan preparat permanen, disebabkan karena terdapat
kesalahan pada tahap pembuatan preparat. Salah satu kesalahan dalam
tahapan pembuatan preparat dapat menyebabkan kualitas preparat buruk,
meliputi kualitas warna yang buram, tidak tranparan, bagian tubuh serangga
menjadi tidak utuh, serta preparat tidak bertahan dalam jangka waktu lama.
Dan juga hal tersebut itu dimulai dari awal (Agustina, 2016).
Pembuatan preparat permanen serangga diawali dengan perendaman
dalam KOH (penipisan eksoskeleton), kemudian dehidrasi (penarikan molekul
air), clearing (penjernihan), dan mounting (perekatan jaringan). Clearing
merupakan proses yang bertujuan menjernihkan jaringan preparat sehingga
struktur serangga terlihat lebih jelas, jernih dan transparan saat diamati dengan
mikroskop. Bahan yang biasa digunakan dalam proses clearing yaitu benzol.
toluol, xylol, aceton dan minyak cengkeh. Xylol atau xylene adalah turunan
benzene dengan rumus molekul (Tika, 2020).
Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. ukuran sel
bermacam-macamdan bentuk sel juga bermacam-macam, meskipun ukuran
sel sangat kecil, strukturnya sangatrumit dan masing-masing bagian sel
memiliki fungsi khusus misalnya, mitokondria yangterdapat di dalam sel
berfungsi sebagai penghasil energy, sedangkan lisosom berfungsi sebagai
pencerna (Hayati, 2019).
Sel merupakan unit terkecil darı makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak
bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecilyang berdiri sendiri, sel
dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan respirasi, perombakan,
penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap rangsangan Sel
disebut satuan struktural makhluk hidup sel juga disebut sebagai satuan
fungsional makhluk hidup perkembangbiakan dilakukan melalui pembelahan
sel, pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan
pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak
mengalami pembelahan secara mitosis.sel mengandung materi genetic, yaitu
materi penentun sifat-sifat makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik,
sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya (Pratiwi, 2016).
Sel merupakan suatu contoh lain dari peran yang dimainkan oleh sistem
genetik di dalam seluruh proses kehidupan. mendan mekanisme pengaturan
menentukan karakteristik pertumbuhan sel dan juga kapan sel-sel ini
membelah diri atau apakah untuk membentuk sel-sel baru. dengan cara ini
semua sistem genetic yang penting dapatmengendalikan setiap tahap
perkembangan manusia mulai dari sel tunggalo9um yang sudah dibuahi
sampai seluruh tubuh yang berfungsi. Jadi bila adatema dasar kehidupan maka
tema dasar itu adalah sistem genetik (Nurkamilah, 2020).
Sel-sel yang mempunyai bentuk tetap sudah tentu akan melakukan
fungsi yang tetap. Dengan demikian, akan membentuk suatu jaringan. Oleh
karena itu, setiap individu makhlukh hidup terdapat berbagai macam jaringan
yang menjalankan fungsi dari setiap jaringan. Organisme multi-seluler
disusun dari berbagai macam sel yang berbeda-beda dan berkelompok
berdasarkan bentuk. ukuran struktur dan fungsinya. Pada hewan dan manusia
terdapat emppat macam jaringan utama yaitu: jaringan epitel, jaringan
pengikat, jaringan otot dan saraf. Sedangkan jaringan tumbuhan terdiri atas
jaringan meristem dan jaringan dewasa dimana jaringan dewasa terdiri lagi
atas: jaringan epidermis, jaringgan parenkim, jaringan penyokong /penunjang,
jaringan gabus dan jaringan transpor (Anggraeni, 2020)
Sedangkan jaringan adalah kumpulan dari beberapa sekelompok sel
yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. dalam tubuh manusia terdapat
atau dibagi dalam beberapa kelompok jaringan yaitu jaringan pengikat
jaringan otot jaringan epithelium dan jaringan tulang. Jaringan jaringan ini
dikelompokan karena berdasarkan fungsi yang sama. Misalnya jaringan epitel
yang terdiri atas selapis sel epitel saja yang berfungsi atau terletak di bagian
luar tubuh untuk membungkus jaringan yang terdapat di dalam tubuh (Pratiwi,
2016).
Jaringan meristem dikhususkan ke dalam berbagai kelompok yang
disebut jaringan sederhana. Jaringan sederhana ini terdiri dari sel-sel dengan
struktur yang sama seperti parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Jaringan
meristem tersebut kemudian akan aktif membelah melalui proses mitosis.
Berdasarkan asal pembentukannya, jaringan meristem dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu promeristem, meristem primer, dan meristem
sekunder. Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika
tumbuhan masih dalam tingkat embrio. Sementara meristem primer (meristem
apikal) merupakan jaringan meristem yang ditemukan pada tumbuhan dewasa
serta biasa ditemukan pada ujung batang (yang mengakibatkan tumbuhan
bertambah tinggi) dan ujung akar (yang mengakibatkan akar bertambah
dalam/panjang). Kelompok terakhir meristem adalah meristem sekunder, yaitu
jaringan meristem yang berasal dari jaringan yang telah mengalami
diferensiasi. Contoh meristem sekunder adalah kambium. Kambium
menyebabkan pertumbuhan sekunder yang ditandai dengan membesarnya
batang pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Kambium tumbuh ke arah
luar membentuk kulit batang dan ke arah dalam membentuk kayu.
Berdasarkan posisinya jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apikal,
meristem lateral, dan meristem interkalar (Kurniasari, 2013).
Jaringan dasar dikenal dengan istilah parenkim. Disebut jaringan dasar
karena jaringan ini ditemukan hampir di setiap bagian tumbuhan baik pada
akar, batang, daun, daging buah, atau endosperm. Begitu pula jaringan ini
dapat ditemukan di setiap jenis tumbuhan. Pada batang yang dipotong
melintang. Anda amati bahwa sebagian besarnya pasti adalah jaringan dasar
ini selain itu karena parenkim juga terdapat di antara jaringan lain misalnya di
antara xylem dan floem (Mega 2023)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Rabu, 20 September 2023
Waktu : 09.45-12.15 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Universitas Sulawesi Barat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Lap kering/halus
c. Silet tajam
d. Obyek glass dan deck glass
2. Bahan
a. Akar, batang dan daun jagung (zea mays)
b. Akar, batang dan daun labu (cucurbita moshata)
c. Empulur ketela pohon (manihot utilissima)
d. Kerokan daging buah pisang (musa sp)
e. Daun nanas karang (rhoeo discolor)
f. Daun karet (ficus elastica)
g. Daun cabai (capsicum sp)
h. Aquades
C. Prosedur Kerja
1. Tahapan persiapan preparat basah :
a. Disiapkan bahan yang akan dibuat menjadi preparat basah dan pisau
silet yang tajam serta kaca preparat.
b. Diiris sediaan dengan pisau silet secara melintang yang dimulai dari
luar kedalam setipis mungkin.
c. Diletakkan hasil irisan diatas kaca preparat kemudian beri setetes air
lalu tutup dengan kaca penutup (deck glass).
d. Untuk pengamatan sel parenkim pada daging buah pisang dilakukan
dengan cara kerok daging buah pisang yang telah masak lalu
tempatkan pada kaca benda lalu teteskan sedikit air lalu tutup dengan
kaca penutup.
2. Tahap pengamatan
a. Disiapkan mikroskop dengan terlebih dahulu melihat kelengkapannya
(ingat mikroskop yang digunakan harus bersih dan tidak boleh
berjamur).
b. Diletakkan mikroskop pada meja yang datar dan mulailah mencari
cahaya dengan cara memutar cermin, kondensor dan diafragma.
c. Setelah cahaya sudah didapatkan, diambillah preparat basah yang akan
diamati. Misalnya preparat akar jagung, batang dan daun.
d. Untuk pengamatan pertama, gunakan perbesaran kecil yaitu 5x dan
10x. Putar makrometer untuk mendapatkan bayangan obyek yang
jelas. Gambar hasil pengamatan untuk perbesaran kecil.
e. Diputar revolver untuk mengganti perbesaran besar yaitu 40x dan 45x.
Setelah menggunakan perbesaran besar, tidak boleh lagi memutar
makrometer tetapi untuk memperjelas bayangan obyek digunakan
mikrometer.
f. Diperbesaran besar akan memperlihatkan bagian setiap preparat secara
jelas. Digambar hasil pengamatan untuk perbesaran besar, lalu
bandingkan dengan perbesaran kecil.
g. Setelah mengamati semua preparat, dibersihkan mikroskop dan
simpan pada kotaknya dengan terlebih dahulu membersihkannya dari
debu atau kotoran dengan menggunakan kain flanel halus.

Anda mungkin juga menyukai