MIKROTEKNIK TUMBUHAN
PERCOBAAN II
METODE SQUASH
NIM : H41114504
PENDAHULUAN
jaringan atau bagian dari suatu jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah.
karena pada objek yang akan diamati dan ditelaah memiliki ukuran yang
mikrokopis yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Banyak metode dalam
mikroteknik, diantaranya metode geser, metode ulas dan squash atau pejetan
(Fransisca, 2012).
preparat yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau
digunakan untuk melihat proses mitosis pada akar bawang. Mitosis merupakan
pembelahan sel yang mana sel anakannya memiliki sifat yang sama dengan induk
selnya. Tahapan dalam pembelahan mitosis ialah profase, metafase, anafase dan
beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-
menerus. Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik. Mitosis
biasanya diikuti dengan pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis yang
mana sel akan terpisah menjadi dua. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
TINJAUAN PUSTAKA
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel
pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran
(Hidayah, 2012).
bawang merah sebagai bahan yang ideal dalam pengamatan mitosis. Bawang
akar tanaman merupakan bahan yang ideal dalam pengamatan pembelahan sel
Pengamatan ukuran sel ujung akar pada metafase dengan cara mengambil
dari bagian ujung akar yang aktif tumbuh pada tanaman berumur 15 hari
sepanjang 1-1,5 mm dari ujung akar. Preparat dibuat dengan metode squash
(pencet) dengan media gliserin. Metode squash merupakan metode yang biasa
digunakan dalam mengamati proses pada ujung akar (Haryanti, dkk., 2009).
Pertumbuhan akar tidak akan terjadi apabila seluruh tunas dihilangkan
atau dalam keadaan istirahat. Pembelahan sel yang terjadi pada titik tumbuh
dengan cara mengurangi laju transpirasi untuk menghemat air. Kebutuhan air pada
tanaman dapat terpenuhi dengan adanya penyerapan air oleh akar. Kekurangan air
satu karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dan
makhluk mati. Kemampuan yang unik untuk menghasilkan keturunan ini, seperti
Makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh), kecuali sel
kelamin mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina
bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk betina. Maka sepasang
kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog. Oleh karena itu jumlah
kromosom dalam sel tubuh dinamakn diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya
mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat dalam sel somatik,
karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu sel
Setiap makhluk hidup terjadi mulai dari sebuah sel tunggal yang disebut
zigot, akan tetapi perbesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu sangat
diperlukan agar makhluk itu mencapai ukuran yang semestinya. Pembelahan sel
lengkap dibedakan atas dua proses yaitu: pembelahan inti sel (karyokinesis) dan
mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu pembelahan biasa (mitosis) dan
mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata
khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas
berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen
kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang
yang berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya
dapat dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk
panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang
dan posisi bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau
kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material
Proses pertumbuhan tumbuhan berada pada ujung akar dan apeks batang
pada bagian meristem. Proses pembelahan sel dimulai dengan pembelahan intinya
Menurut Suryo (2001) fase pada mitosis terdiri dari interfase, profase,
a. Interfase
Interfase atau stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang
berlangsung lama karena pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme dan
pembentukan dan sintesis DNA. Maka sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan
bahwa interfase merupakan fase istirahat, karena sebenarnya pada fase ini sel
bekerja dengan sangat berat. Interfase dibedakan lagi menjadi tiga fase, yaitu:
b. Profase
memanjang dan letaknya secara random di tengah – tengah sel, terlihat menjadi
dua untai kromatid yang yang letaknya sangat berdekatan dan dihubungkan oleh
c. Metafase
Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid
pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan
pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar di tengah – tengah
equator. Sehingga sangat baik dilakukan analisis kariotipe pada fase ini. Analisis
d. Anafase
Fase ini dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap – tiap pasang
pula oleh bergeraknya organel – organel dan bahan sel lainnya. Ciri khusus yang
terlihat pada saat anafase adalah kromosom terlihat seperti huruf V atau J dengan
ujung yang bersentromer mengarah ke arah kutub. Pada saat ini, jumlah
e. Telofase
mengendur dan nukleolus terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua yang
diikuti oleh terbentuknya dinding sel baru yang berasal dari bahan dinding sel
yang lama, retikulum endoplasma, atau bahan baru yang lainnya. Pembelahan ini
juga membagi sitoplasma menjadi dua. Pada akhir dari fase ini, terbentuk dua sel
anakan yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan tetuanya.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
erlenmeyer, tabung ukur, pipet tetes, pipet skala, pinset, silet, kaki tiga, asbes dan
penggaris.
III.2 Bahan
bawang merah Allium cepa, Asam acetat, aquades, alkohol, HCL, acetokarmin,
3. Melakukan fiksasi dengan memakai larutan alkohol dan asam asetat dengan
tissue dan lakukan pemanasan dengan aquadest selama 8 menit, selama 3 kali.
kali.
IV.1 Hasil
Keterangan :
1. tahapan mitosis
2. Pewarna safranin
3. Jaringan
IV.2 Pembahasan
merupakan salah satu tanaman yang sangat mudah diamati tahapan mitosisnya
karena bisa langsung diamati dengan bantuan mikroskop dan tahapan pembelahan
selnya dapat terlihat jelas. Bagian yang akan diamati adalah ujung akar karena
pada ujung akar merupakan bagian meristem yang masih berkembang dengan
Bawang Merah Allium cepa. Penumbuhan akar dilakukan di dalam gelas plastik
yang berisi air dengan cara menusuk bagian tengah bawang merah secara
horizontal sedemikian rupa sehingga hanya bagian akarnya saja yang menyentuh
air dan ditunggu selama kurang lebih 1 minggu dengan asumsi bahwa akar
Setelah selama kurang lebih 1 minggu, akar Bawang Merah Allium cepa
telah muncul. Kamipun mengambil akar Bawang Merah Allium cepa. Selanjutnya
memotong akar Bawang Merah Allium cepa dengan panjang ± 0,5 cm.
dengan larutan alcohol absolute dan asam asetat glacial dengan perbandingan 3: 1.
Fiksasi ini dimaksudkan agar kondisi fisiologis potongan akar Bawang Merah
Allium cepa stabil untuk jangka waktu tertentu sama dengan kondisi saat
potongan akar Bawang Merah Allium cepa bersih dari bahan fiksatif. Pencucian
menggunakan air dikarenakan bahan fiksatif yaitu alkohol absolut dan asam asetat
glacial larut dalam air. Potongan akar dimasukkan ke dalam 1 ml HCl yang ada
dalam botol vlacon sampai terendam. Kemudian ditutup dengan kapas dan
dipanaskan dalam penangas air selama ± 8 menit dengan suhu 50-60˚ C. Fungsi
HCl yaitu untuk melunakkan sel agar mudah disquash saat pembuatan preparat
nantinya. HCl akan melarutkan pectin maupun selulose yang ada pada dinding sel
terjadinya reaksi. Jika lebih dari 60 C maka akan terjadi kerusakan komponen sel
mencuci potongan akar sesudah dipanaskan sebanyak 3 kali pencucian. Hal ini
membersihkan HCl 1ml. Selain itu, pencucian dimaksudkan agar dalam langkah
dimaksudkan agar sel-sel yang akan diamati terlihat karena jika tidak diwarnai
terjadi pada ujung akar Bawang Merah Allium cepa. Dengan adanya pewarnaan
menggunakan safranin, bagian ujung akar yang aktif membelah akan berwarna
lebih tua dibandingkan sel-sel yang telah terdiferensiasi. kemudian di cuci dengan
mengurangi kepekatan bahan pewarna sehingga pada bagian ujung akar yang akan
diamati dapat terlihat, yakni tidak terlalu pekat karena warna merah. Selanjutnya,
ujung akar yang berwarna merah tua dipotong karena pada bagian inilah terdapat
benang-benang kromatin yang terwarnai oleh safranin. Bagian ujung akar yang
berwarna hitam ini diletakkan pada gelas benda kemudian ditutup dengan gelas
penutup. Langkah terakhir adalah menekan gelas penutup dengan kuku agar
Pengamatan kali ini kami tidak dapat melihat kromosom maupun tahapan
mitosis yang terdapat pada inti sel, hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang
kami gunakan serta waktu yang tidak pas untuk melakukan praktikum ini. Pada
Kelebihan dari metode squash ini yaitu dapat melihat tahap pembelahan
mitosis pada tumbuhan dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, tapi
alat serta bahan yang kurang lengkap sehingga tidak dapat membuat preparat
secara maksimal.
BAB V
V.1 Kesimpulan
digunakan untuk membuat preparat ujung akar Bawang Merah Allium cepa yakni
metode squash. Metode ini merupakan metode penekanan pada preparat ujung
akar sehingga diperoleh lapisan tipis preparat yang memudahkan untuk diamati di
bawah mikroskop. Dan diketahui bahwa ada 4 tahapan pada pembelahan mitosis
V.2 Saran
Campbell, N.A., Reece J.B., Michael L.,C., 2008. Biologi jilid 1 edisi kelima.
Erlangga. Jakarta.
Farra, 2013. Pembuatan Preparat Mitosis Akar Bawang Merah dan Bawang
Putih. http://ketemukata.wordpress.com. Diakses pada hari Sabtu tanggal 5
Maret 2016 pukul 19.00 WITA.
Haryanti, S., Hastuti, R.B., Setiari, N. dan Banowo, A., 2009. Pengaruh Kolkisin
terhadap Pertumbuhan, Ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein Biji
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata (L) Wilczek. Jurnal Penelitian sains
dan Teknologi, 10 (2) : 112-120.
Hayati, E. Sabaruddin dan Rahmawati, 2012. Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan
Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Jarak
Pagar (Jatropha Curcas L.). Jurnal Agrista, 16 (3) : 129-134.
Imaniar, E.F. dan Pharmawati, M., 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah
(Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal
Simbiosis, 2 (2) : 173-183.
Campbell, N.A., Reece J.B., Michael L.,C., 2008. Biologi jilid 1 edisi kelima.
Erlangga. Jakarta.
Farra, 2013. Pembuatan Preparat Mitosis Akar Bawang Merah dan Bawang
Putih. http://ketemukata.wordpress.com. Diakses pada hari Sabtu tanggal 5
Maret 2016 pukul 19.00 WITA.
Haryanti, S., Hastuti, R.B., Setiari, N. dan Banowo, A., 2009. Pengaruh Kolkisin
terhadap Pertumbuhan, Ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein Biji
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata (L) Wilczek, Jurnal Penelitian sains
dan Teknologi, 10 (2) : 112-120.
Hayati, E. Sabaruddin dan Rahmawati, 2012. Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan
Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Jarak
Pagar (Jatropha Curcas L.), Jurnal Agrista, 16 (3) : 129-134.
Imaniar, E.F. dan Pharmawati, M., 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah
(Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida, Jurnal
Simbiosis, 2 (2) : 173-183.