Anda di halaman 1dari 33

Antibodi Monoklonal

Ennycke Sary
P1506213401

Program Magister
Biomedik-Mikrobiologi
Universitas Hasanuddin
Sejarah Antibodi Monoklonal
• Tahun 1908, Metchnikoff dan Erlich; pemanfaatan
antibodi untuk mendeteksi antigen di dalam tubuh.
• Antibodi diperoleh dengan cara konvensional.
• Mengimunisasi hewan percobaan, mengambil darahnya dan mengisolasi
antibodi dalam serum sehingga menghasilkan antibodi poliklonal

• Apabila dibutuhkan antibodi dalam jumlah besar maka binatang percobaan


yang dibutuhkan juga sangat besar jumlahnya

• Bila diproduksi dalam jumlah besar antibodi poliklonal jumlah antibodi spesifik
yang diproduksi juga sangat sedikit, sangat heterogen dan sangat sulit
menghilangkan antibodi lain yang tidak diinginkan

membuat antibodi spesifik secara in vitro, sehingga


dapat diproduksi antibodi spesifik dalam jumlah besar,
dan tidak terkontaminasi dengan antibodi lainnya
Sejarah Antibodi Monoklonal
• Tahun 1975, Georges Köhler, César
Milstein, and Niels Kaj Jerne menemukan
cara baru dalam membuat antibodi dengan
mengimunisasi hewan percobaan,
kemudian sel limfositnya difusikan dengan
sel mieloma, sehingga sel hibrid dapat
dibiakkan terus menerus

• Antibodi yang homogen yang diproduksi


oleh satu klon sel hibrid. Antibodi bersifat
spesifik mengikat 1 epitop Antigen.
Antibodi Monoklonal
Antibodi Monoklonal
• Penggabungan limfosit B (memproduksi
antibodi) dan sel kanker (hidup dan
membelah terus menerus) in vitro
(Hibridoma)
• Antibodi yang diproduksi berasal dari sel
hibridoma tunggal (mono-klon).
• Senyawa homogen, sangat spesifik dan
diperoleh dalam jumlah yang sangat
besar.
Tahap-tahap pembentukan Ab Monoklonal

1. Imunisasi mencit dg antigen yg akan dibuat ab


monoklonalnya
2. Limpa mencit diambil dan dibuat suspensi termasuk
sel B yg mengandung Ab thd Ag yg disuntikan
3. Fusi sel limpa dg sel mieloma
4. Seleksi sel dg membiakkan sel dlm media selektif,
dimana hanya sel hibrid saja yg bisa tumbuh
5. Sel hibrid berproliferasi membentuk klon yg disebut
Hibridoma
6. Seleksi sel hibridoma unggul yg menghasilkan Ab
monoklonal.
Imunisasi Mencit
• Antigen (virus atau bakteri)
• Disuntikkan secara subkutan pada beberapa tempat
atau secara intra peritoneal.
• Setelah 23 minggu disusul dengan suntikan antigen
sekali atau beberapa kali suntikan.
• Mencit dengan kekebalan terbaik dipilih, 12 hari setelah
suntikan terakhir, antibodi yang terbentuk pada mencit
diperiksa dan diukur titer antibodinya, mencit dimatikan
dan limpanya diambil secara aseptis, kemudian dibuat
suspensi sel atau limpa untuk memisahkan sel B yang
mengandung antibodi.
Fusi sel limpa dan sel meiloma
• Diawali dengan fusi membran plasma
sehingga menghasilkan sel besar dengan
dua atau lebih inti sel, yang berasal dari
kedua induk sel yang berbeda jenis yang
disebut heterokarion. Pada waktu tumbuh
dan membelah diri terbentuk satu inti yang
mengandung kromosom kedua induk yang
disebut sel hibrid.
Frekuensi fusi dipengaruhi
beberapa faktor
• Jenis medium;
• Perbandingan jumlah sel limpa dengan sel myeloma;
• jenis sel myeloma yang digunakan;
• Keberadaan anzimhipoxantin-guanin fosforibosil transferase
(HGPRT) mengkatalisis pembentukan nukleotida purin
(precursor untuk sintesis DNA) dari ribosa dan hipoxantinserta
guanine
• Bahan yang mendorong timbulnya fusi (fusogen);
 Penambahan polietilen glikol (PEG) dan dimetilsulfoksida(DMSO)
menaikkan efisiensi fusi sel.
 Transfer campuran fusi sel (sel limfosit B dan sel myeloma ke medium
kultur yang disebut medium HAT (karena mengandung Hipoxantin
Aminopterin Timidin).
Hasil Fusi
• Sel mieloma yang tidak mengalami fusi tidak dapat tumbuh karena
kekurangan HGPRT.
• Sel limfosit B (limpa mencit yang telah terkena antigen sehingga
memproduksi antibodi X) yang tidak mengalami fusi tidak dapat
tumbuh terus karena punya batas waktu hidup.
• Sel hibridoma (dihasilkan oleh fusi yang berhasil) dapat tumbuh
tanpa batas karena sel limpa dapat memproduksi HGPRT dan sel
mieloma dapat membantu sel limpa. Fusi ini mengabungkan
kemampuan untuk tumbuh terus menerus dari sel mieloma dan
kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar antibodi dari sel
limfosit B murni.
Eliminasi Sel Induk yang Tidak Berfusi
• Membiakkan sel hibrid dalam media selektif yang
mengandung hypoxanthine, aminopterin, dan thymidine
(HAT).
• Aminopterin menghambat jalur biosintesis purin dan
pirimidin sehingga memaksa sel menggunakan salvae
pathway.
• Sel mieloma yang tidak berfusi, karena tidak mempunyai
enzim timidin kinase atau hypoxanthine phosphonibosyl
transferase akan mati, sedangkan sel hibrid karena
mendapatkan enzim tersebut dapat menggunakan
salvae pathway, sehingga tetap hidup dan berkembang.
Isolasi dan Pemilihan Klon Hibridoma

• Sel Hibrid menghasilakn hibridoma.


• Hibridoma diharapkan mensekresi antibodi ke dalam
medium sehingga antibodi yang terbentuk bisa diisolasi.
• Pemilihan klon Hibridoma;
 Hibridoma yang dapat menghasilkan antibodi;
 Sel hibridoma penghasil antibodi monoklonal yang potensial
menghasilkan antibodimonoklonal yang tinggi dan stabil.
 Penentuan antibodi yang diinginkan dilakukan dengan cara
enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) atau
radioimmunoassay (RIA).
Monoclonal ELISA test system run. Labels
across the
top of the plate indicate the capture
antibody used in the designated
column: P, polyclonal rabbit anti-Lp 1
through 9, the mouse
monoclonal antibody indicated by the
same number; M, polyclonal
normal mouse immunoglobulin. Labels on
the side of the plate
indicate the specimen tested in that row: A,
PBS-BSA; B through D,
positive lung homogenate extracts from
cases in the Philadelphia
outbreak; E, Philadelphia 1 culture extract;
F, OLDA culture
extract; G, Knoxville 1 culture extract; H,
negative lung homogenate
extract.
Antibodi monoklonal sebagai agen
diagnostik dan terapi
• Ab monoklonal telah banyak dimanfaatkan
dalam bidang kesehatan, baik untuk diagnostik
maupun utk pengobatan  peny.kanker
tertentu.
• Ab monoklonal yg berasal dr sel mencit/tikus 
menimbulkan rx alergi pd pasien
• Protein mencit dikenal sbg antigen asing oleh
tubuh pasien  respon imun  alergi, inflamasi,
penghancuran ab monoklonal itu sendiri
• Beberapa penelitian tlh mengembangkan
pembuatan ab monoklonal generasi baru
 seluruhnya berasal dari protein
manusia  mengurangi efek penolakan.
ANTIBODI MONOKLONAL
GENERASI BARU
1. Chimaric monoclonal antibodies
• Dibuat melalui rekayasa genetika utk
menciptakan suatu mencit/tikus yg dpt
memproduksi sel hibrid mencit-manusia
• Bagian variabel dr mol ab, termasuk antigen
binding site (fab) berasal dr mencit,sdk variabel
konstan (Fc) berasal dr manusia.
• Contoh : Rituximab 66% molekulnya berasal
dr manusia  kanker Limfoma.
2. Humanized monoclonal antibodies

• Bagian protein yg berasal dr mencit hanya


terbatas pada antigen binding site (fab)
saja, sdk bag. Fc nya berasal dr manusia.
• Contoh : Alemtuzumab  90% berasal dr
manusia  Chronic Lymphocytic Leukimia
(CLL)
3. Fully human monoclonal antibodies

• Sepenuhnya berasal dr manusia  teknik


rekayasa genetika untuk menciptakan mencit
transgenik yg membawa gen yg berasal dr
manusia  shg mampu memproduksi antibodi
yg diinginkan.
• Pendekatan lainnya  merekayasa suatu
binatang transgenik yg dpt mensekresikan
antibodi manusia dalam air susu yg dikeluarkan
oleh binatang tersebut.
Contoh lain Ab monoklonal :
• Trastuzumab  kanker payudara
• Gemtuzumab ozogamicin  Acute
Myelogenous Leukimia (AML)
• Ibritumomab tiuxetan  Limfoma Non-Hodgkin
• Tositumomab  Limfoma Non-Hodgkin
• Cetuximab  Kanker kolon, Head & neck
cancers
• Bevacizumab  Kanker kolon.
Penggunaan antibodi monoklonal untuk
terapi kanker dibagi dalam 2 tipe yaitu :
1. Antibodi monoklonal murni  tanpa
dikombinasikan dg senyawa lain.
- Trastuzumab  menyerang protein HER2
mrpk protein yg terdapat dlm jumlah besar
pd sel kanker payudara
2. Antibodi monoklonal yg dikombinasikan
dg beberapa senyawa lain (Conjugated
monoclonal antibodies) antara lain
kemoterapi, toksin dan senyawa radioaktif.
obat ini berperan sbg wahana yg akan
menghantarkan substansi2 obat, racun,
dan materi radioaktif menuju langsung ke
sasaran yakni sel kanker.
• Ab monoklonal yg dikombinasikan dg obat
kemoterapi  chemolabeled
• Ab monoklonal yg dikombinasikan dg
senyawa radioaktif 
Radioimmunotherapy (RIT)
• Ab monoklonal yg dikombinasikan dg
racun  immunotoksin
Pregnancy Tests
• Seorang wanita hamil memiliki hormone
human chorionic gonadotrophin (HCG)
pada urinenya.
• Antibodi monoklonal untuk HCG telah
diproduksi. Ini telah melekat pada enzim
yang kemudian dapat berinteraksi dengan
molekul pewarna dan menghasilkan
perubahan warna.
Pregnancy Tests
Tes kehamilan mengandung tiga wilayah - wilayah reaksi,
uji wilayah dan daerah kontrol;
• Wilayah Reaksi: berisi monoklonal antibodi anti-HCG
terkait dengan enzim
• Wilayah Uji: mengandung antibodi anti-HCG poliklonal,
yang akan mengikat molekul HCG terikat untuk
monoklonal antibodi anti-HCG. Juga mengandung
molekul pewarna yang akan diaktifkan jika antibodi
monoklonal mengikat poliklonal antibodi anti-HCG
• Daerah kontrol: mengandung antibodi anti-mouse dan
molekul zat warna yang akan diaktifkan jika antibodi
monoklonal mengikat sini
Pregnancy Tests
• Ketika urin wanita hamil merembes sampai tes
kehamilan, HCG akan mengikat antibodi monoklonal di
wilayah reaksi. Gerakan urin akan memindahkan
antibodi monoklonal untuk wilayah uji. Antibodi
monoklonal dengan HCG terikat akan mengikat antibodi
di wilayah pengujian dan mengaktifkan molekul zat
warna, menghasilkan perubahan warna
Setiap antibodi monoklonal terikat akan terus melakukan
perjalanan untuk wilayah control dan akan mengikat
antibodi anti-mouse, mengaktifkan molekul pewarna dan
menghasilkan perubahan warna
Pregnancy Tests
Diagnosa Infeksi HIV

• Tes infeksi HIV


didasarkan pada
mendeteksi adanya
antibodi HIV dalam
serum darah pasien
• Antigen HIV melekat pada plate.
• Serum pasien melewati plate. Setiap antibodi
HIV pada serum pasien akan melekat pada
antigen yang sudah ada pada plate.
• Sebuah antibodi monoklonal yang khusus
untuk antibodi HIV melewai plate. Antibodi ini
akan melekat pada antibodi HIV yang
terkonsentrasi di plate. Antibodi monoklonal
ini memiliki enzim yang melekat pada
strukturnya.
• Zat warna akan melewati kompleks antibodi
HIV / antibodi terkonjugasi terkonsentrasi.
Enzim akan mengaktifkan zat warna untuk
warna yang lebih intens. Semakin intens
warna, semakin besar tingkat antibodi HIV.
Ini akan menjadi hasil positif untuk tes HIV.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai