Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK DASAR LABORATORIUM

ACARA I
SITOLOGI

Semester:

Genap 2022

Oleh:
Muhammad Firdaus
NIM. A1D021147

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan yang terdapat pada alam, antar satu jenis dengan jenis lainnya
memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut biasanya akan terlihat melalui morfologi,
anatomi, dan sitologi tumbuhan. Morfologi suatu jenis tumbuhan adalah salah satu
ciri tumbuhan yang mudah untuk dilihat, sedangkan anatomi merupakan struktur
dari bagian-bagian tumbuhan, dan sitologi adalah ilmu genetik yang mempelajari
sel (Sari, 2012).
Sitologi merupakan salah satu bidang yang berkaitan dengan ilmu yang
mempelajari tentang morfologi sel-sel secara individual atau sel yang berasal dari
fragmen jaringan yang diamati secara mikroskopis. Sedangkan sitopatologi
merupakan cabang sitologi yang khusus mempelajari tentang kelainan morfologi
akibat jejas atau faktor lainnya. Benar atau tidaknya suatu diagnosis tergantung dari
kualitas hasil sediaan sitologik yang dihasilkan. Sedangkan untuk menghasilkan
sediaan sitologik yang baik maka kualitas persiapan materi untuk dijadikan sediaan
wajib diketahui dengan benar (Black, 2012, dalam Rahesti, 2019).
Sel yaitu bagian atau unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk
hidup serta sebagai penyusun mendasar bagi tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup
yang terdiri dari satu sel disebut sebagai organisme uniseluler sedangkan makhluk
hidup yang memiliki banyak sel disebut organisme multiseluler.
Sel-sel dalam organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yaitu
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Mayoritas dari makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut
dengan organisme uniseluler, contohnya bakteri dan amuba. Selain itu, ada
organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel ters pesialisasidengan
fungsinya masing-masing, seperti tuumbuhan, hewan, dan manusia.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami sitologi
2. Mengetahui bentuk bentuk sel
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sitologi
Sitologi merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang morfologi
sel-sel secara individual atau sel yang berasal dari fragmen jaringan yang diamati
secara mikroskopis (Inderiati, 2017, dalam Nurjanah, 2020). Pemeriksaan sitologi
merupakan pemeriksaan akurat pada laboratorium sitologi yang mampu memeriksa
sel kanker sebelum tindakan bedah sehingga bermanfaat untuk deteksi
pertumbuhan kanker dan membantu diagnosis suatu penyakit, bahkan sebelum
timbul manifestasi klinik penyakit kanker dengan komplikasi trauma yang kecil.
Sediaan sitologi dapat dibuat dari berbagai sumber dalam tubuh (urin, putting,
dahak, vagina, sinus, dll), kerokan diperoloeh (mukosa bukal, lambung, saluran
pernapasan), dan dari cairan yang terkumpul di dalam tubuh (pleura, peritoneal,
pericardial) bahkan dari aspirasi benjolan tubuh yang terlihat atau teraba (Inderiati,
2017, dalam Nurjanah, 2020). Sediaan apus harus dibuat dan dipulas dengan baik
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik (Budiawanty, 2017, dalam
Nurjanah, 2020).
Sitologi mengacu pada studi tentang sel, hanya keterangan yang berpusat
pada kromosom atau pembelahan meiosis yang digunakan untuk tujuan klasifikasi.
Sitotaksonimi menggunakan jumlah dan morfologi kromosom sebagai sumber data
untuk klasifikasi ( Jones dan Luchsinger, 1979, dalam Sari, 2012).

B. Sel

Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan
oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruanganruangan kecil yang meyusun gabus tersebut).

Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat
hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan
semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel
tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk
hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya
masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun
demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ
jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh
manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang
disebut organel.

Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup.
Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme.

Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis). Selain itu
sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat mahluk hidup,
maka sifat mahluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya. Setiap sel, pada
tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat
diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki
struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan
digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel
tersebut(Subagiartha, 2018).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut
mikroskop, gelas objek, cover glass, gelas beaker, pipet, akuades, bawang merah,
cabai, batang singkong, kentang, biji jagung, dan daun papaya.

B. Prosedur Kerja
Pada praktikum kali ini prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pelajari petunjuk praktikum Acara I.
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Nyalakan mikroskop, kemudian atur intensitas cahayanya.
4. Iris melintang empulur batang singkong diletakkan pada gelas objek, kemudian
tetesi akuades. Lalu tutup dengan penutup gelas objek.
5. Ambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah, letakkan pada gelas
objek. Kemudian tetesi dengan akuades. Lalu tutup dengan penutup gelas
objek.
6. Iris membujur cabai dan letakkan pada gelas objek, keudian tetesi dengan
akuades. Lalu tutup dengan penutup gelas objek.
7. Tusuk umbi kentang dengan ujung jarum preparate beberapa kali, kemudian
tempelkan umbi kentang yang telah ditusuk pada gelas objek. Tutup dengan
penutup gelas objek.
8. Iris membujur biji jagung dan letakkan pada gelas objek, kemudian tetesi
dengan akuades dan tutup dengan penutup gelas objek.
9. Iris membujur ibu tangkai daun papaya dan letakkan pada gelas objek. Tetesi
dengan akuades dan tutup dengan penutup gelas objek.
10. Letakkan preparate pada meja preparat.
11. Atur posisi objek yang akan diamati dengan menggunakan makrometer
horizontal dan mikrometer horizontal.
12. Fokuskan lensa pada objek yang akan diamati makrometer vertikal dan
mikrometer vertikal.
13. Apabila sudah fokus, tingkatkan perbesaran lensa objektif sampai objek yang
diamati dapat terlihat dengan jelas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Terlampir

B. Pembahasan

Sel (Sitologi) merupakan salah satu cabang Ilmu Biologi yang mempelajari
tentang sel. Sel merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang susunannya secara
struktural dan fungsional sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku
dari masing – masing makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dewasa ini pemahaman setiap orang
mengenai sel dan juga cara mereka untuk mengetahui keberadaan sel tersebut sudah
mengalami perkembangan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan zaman
dahulu saat pertama kali mengenai sel ini dilahirkan sebagai bahan pembelajaran
bagi kehidupan. Sel memiliki sifat yang fundamental (mendasar) dalam ilmu
biologi. Semua organisme kehidupan ini tersusun atas sel tunggal. Makhluk bersel
tunggal ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat khusus berupa mikroskop.
Walaupun demikian, sel tunggal ini banyak menyimpan materi yang lebih kecil lagi
yang disebut mikroplasma. Sel tunggal ini merupakan salah satu organisme
kehidupan yang dapat dipercaya sehingga dapat memperlihatkan semua atribut
kehidupan. Mereka merupakan makhluk terkecil yang membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk mengumpulkan dan menata dengan mudah mesin molekulernya
yang dapat dijadikan dalam satu kemasan yang lebih kecil lagi daripada
mikoplasma.

Sel tumbuhan yang hidup terdiri dari protoplasma dikelilingi oleh dinding sel.
Di dalam protoplasma terdapat komponen protoplasmik dan substansi ergastik.
Pada protoplasma terdapat aliran plasma (cyclosis) yang berlangsung satu arah
(rotasi) dan beberapa arah (sirkulasi). Selain itu, di dalam protoplasma terdapat
benda-benda hidup yang memiliki struktur dan fungsi khusus, disebut organel. Sel
dikelilingi oleh membrane sel yang didalamnya terdapat protoplasma atau matriks,
dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang juga dikelilingi membrane.
Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus) dan di dalam
inti sel terdapat nukleoplasma.

Pada tabel nomor satu terdapat gambar hasil irisan melintang empulur batang
singkong yang menjadi preparat dan dapat dilihat dari mikroskop cahaya, Batang
singkong (Manihot esculenta) memiliki jaringan dasar bewarna putih yang disebut
dengan empulur. Pada umumnya empulur singkong bewarna putih dan mudah
ditemukan pada batang yang masih muda. Cara mengeluarkan empulur singkong
dari batang dapat dilakukan dengan melepaskan kayu dari empulurnya. Untuk
mengamati struktur empulur dilakukan dengan membuat irisan tipis melintang
empulur. Untuk membuat irisan tipis perlu dipertimbangkan ketajaman blade. Irisan
empulur diletakkan di atas objek gelas kemudian ditutup dengan cover gelas.
Gambar hasil pengamatanmu dan gambar hasil pengamatan. Secara umum empulur
singkong memiliki tidak memiliki inti lagi, sehingga terlihat seperti sel kosong.

Hal yang diamati dalam tabel pertama ini adalah bentuk sel. Dalam
pengamatan tersebut terlihat juga bagian-bagian sel seperti ruang antar sel, ruang
sel. dan dinding sel. Ruang sel memiliki fungsi untuk mengisi dan menyimpan
cadangan makanan. Hal ini karena, ruang sel ini memiliki ukuran besar sehingga
dapat digunakan untuk menyimpan cadangan makanan. Kemudian ruang antar sel
terletak diantara ruang sel. ruang antar sel ini bersifat mati karena hanya berupa
ruang kosong. Lalu yang terakhir yaitu dinding sel yang tersusun dari selulosa dan
berfungsi untuk melindungi sel. Selain itu, dinding sel juga berfungsi untuk
menjaga benuk sel. Sel yang diamati tersebut memiliki struktur sel berbentuk segi
enam atau heksagonal.

Pada tabel kedua dilakukan dengan pembuatan preparat dari irisan umbi lapis
bawang merah (Allium cepa) untuk mengamati nukleus dan sitoplasma. Bawang
merah (Allium cepa) memiliki umbi yang dikenal dengan nama umbi lapis (bulb).
Umbi ini merupakan pelepah daun yang berdaging saling bertumpukan. Setiap
lapisan umbi memiliki dua sisi yaitu sisi dalam dan sisi luar. Sisi luar memiliki
warna lebih terang dengan struktur yang lebih kasar dibandingkan sisi luar. Untuk
mengamati sel bawang dapat dilakukan dengan membuat sayatan membujur sisi
bagian dalam. Sisi bagian dalam lebih mudah di sayat dibandingkan sisi bagian luar.
Kemudaian sayatan diletakkan di atas objek gelas dan ditutup dengan cover gelas.
Umbi lapis bawang merah pada tabel kedua memiliki sisi luar dan sisi dalam. Sisi
dalamlah yang dipakai untuk melakukan pengamatan nukleus dan sitoplasma.
Untuk melihat sisi dalam tersebut harus dilakukan dengan sayatan membujur pada
sisi bagian dalam umbi lapis tersebut. Setelah itu, barulah dapat terlihat jelas saat
dilihat dalam mikroskop. Dalam preparat tersebut dapat terlihat nukleus,
sitoplasma, dan dinding sel.

Pada tabel ketiga terdapat preparat irisan membujur cabai merah untuk
mengamati plastida. Salah satu bagian plastida yang terdapat pada tabel tersebut
adalah kloroplas. Selain kloroplas dan plastida, terdapat juga dinding sel.
Pengamatan preparat irisan cabai merah dengan mikroskop cahaya ini sangat
dipengaruhi oleh ketebalan irisan cabai tersebut. Oleh karena itu, irisan cabai merah
haruslah setipis mungkin agar dapat diamati secara lebih maksimal dalam
mikroskop cahaya.

Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun


anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Benda-benda
ergastik sel tersebut seperti amilum, aleuron, dan kristal-kristal Ca-okalat.

Pada tabel keempat terdapat gambar hasil pengamatan amilum menggunakan


preparat umbi kentang yang diamati melalui mikroskop cahaya Pada gambar hasil
pengamatan terdapat lamela, hilus, dan amilum. Lamela merupakan garis-garis
yang melindungi hilus, sedangkan hilus merupakan titik awal terbentuknya butir
tepung atau amilum. Lalu, amilum merupakan butir tunggal yang berfungsi untuk
cadangan makanan. Amilum terdapat pada vakuola dan berbentuk eksentris.
Amilum atau pati kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberosum
L. (Familia Solanaceae). Pemerian dari amilum adalah serbuk sangat halus dan
berwarna putih, praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol (Anonim, 1995).
Fungsi amilum kentang dalam formulasi sebagai zat pengisi dan pengikat.

Pada tabel kelima terdapat preparat biji jagung (Zea mays) untuk mengamati
aleuron. Berdasarkan gambar dari tabel tersebut dapat terlihat aleuron dan aleuron
grains. Pengertian aleuron adalah cadangan makanan yang terdapat di dalam
sitoplasma tumbuhan dalam bentuk butir-butir protein dan juga merupakan protein
yang ditemukan pada lapisan luar biji. Lapisan ini kaya gizi. Biasanya di Indonesia
dikenal sebagai bekatul. aleuron grains memiliki fungsi untuk menjaga
perkembangan benih. Lapisan aleuron adalah lapisan antara perikarp dan
endosperma (Tnunay, 2018).

Terakhir, pada tabel keenam terdapat preparat irisan membujur ibu tangkai
daun pepaya yang digunakan untuk mengamati kristal-kristal Ca-oksalat sel melalui
mikroskop cahaya. Kristal Ca-Oksalat merupakan hasil akhir dari suatu pertukaran
zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Kristal Ca-Oksalat tidal larut dalam asam cuka
tetapi larut dalam asam kuat. Kristal Ca-Oksalat terdapat dalam berbagai bentuk,
misalnya kristal pasir, kristal tunggal besar, rafida, kristal sferit, dan kristal
majemuk.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sel (Sitologi) merupakan salah satu cabang Ilmu Biologi yang mempelajari
tentang sel. Sel merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang susunannya secara
struktural dan fungsional sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku
dari masing – masing makhluk hidup. Sel memiliki bentuk yang bermacam-macam
meliputi bulat, bulat panjang, pipih, segi lima memanjang, segi enam atau
heksagonal, dan sebagainya. Sel memiliki organel-organel meliputi dinding sel,
membran sel, kloroplas, nukleus, nukleolus, badan golgi, vakuola, ribosom,
mitokondria, sitoplasma, peroksisom, sitoskeleton, retikulum endoplasma halus,
dan retikulum endoplasma kasar. Organel-organel tersebut memiliki perannya
masing masing dalam menjalankan aktivitas sel. Selain itu, sel juga memeiliki
benda-benda ergastik sel seperti amilum, aleuron, dan kristal-kristal Ca-okalat.

B. Saran

Saran pada praktikum kali ini adalah diharapkan praktikan dapat melakukan
pengamatan secara langsung dengan menggunakan mokroskop cahaya secara
langsung agar lebih komprehensif dan menunjang untuk kegiatan penelitian
berikutnya. Lalu, disarankan untuk disediakan video mengenai praktikum ini agar
dapat lebih komprehensif. Dan dimohon para praktikan lebih dicermati lagi
praktikumnya
DAFTAR PUSTAKA

Febriani, H., & Rahmadina, R. (2017). Buku Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun
Tubuh Makhluk Hidup.
Nurjanah.2020. PEWARNAAN SITOLOGI PADA EPITEL MUKOSA
MENGGUNAKAN GIEMSA MODIFIKASI. FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG.
Rahesti, E. (2019). PERBANDINGAN KUALITAS HASIL PEWARNAAN
PAPANICOLAOU MENGGUNAKAN ORANGE-G BARU DENGAN
KADALUWARSA (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Semarang).
Sari, V. R. 2012. VARIASI MORFLOGI TANAMAN KEPEL (Stelechocarpus
burahol Hook. F dan Thomson) YANG TUMBUH PADA KETINGGIAN
BERBEDA. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,
Surabaya.
Silalahi, M., & Adinugraha, F. (2019). PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI,
FISIOLOGI, DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN I.
Sri mulyani, E.S. 2019. Anatomi Tumbuhan.
Subagiartha, I. M. 2018. SEL STRUKTUR, FUNGSI, DAN REGULASI.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA RSUP
SANGLAH.
Sumarsono, M. S., & Samiyarsih, S. Struktur Morfologi Tumbuhan dan Struktur
Sel.
Tnunay, I. M. Y. 2018. Keragaman Morfologi Dan Plastisitas Kadar Tanin Dan
Antosianin Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) Kultivar Lokal Di Nusa
Tenggara Timur. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi praktikum


Lampiran 2. ACC Acara 1
Lampiran 3. Tangkapan layar referensi

Anda mungkin juga menyukai