1. Jelaskan perbedaan antara floakulasi dan deflokulasi.
Jawab : Flokulasi dan deflokulasi adalah peristiwa memisahnya (mengendapnya fase terdisper) antara fase terdisper dan fase pendisper terjadi dalam rentang waktu yang berbeda. Dimana pada flokulasi terpisahnya dua fase tersebut lebih cepat dibandingkan dengan deflokulasi. Namun, endapan dari flokulasi dapat didispersikan kembali sedangkan endapan deflokulasi tidak karena telah terbentuk caking, hal ini disebabkan oleh ukuran partikel pada suspensi yang terdeflokulasi sangat kecil, hingga membentuk ikatan antar partikel yang erat dan padat. Kecenderungan partikel untuk terflokulasi tergantung pada kekuatan tarikan dan penolakan diantara partikel. Bila penolakan cukup kuat, partikel-partikel tetap terdipersi dan bila tidak, maka akan terjadi koagulasi. Misalnya : suspensi partikel-partikel tanah liat bila ditambah NaCl dalam jumlah yang semakin besar maka kekuatan penolakan semakin berkurang dan akhirnya kekuatan penolakan tersebut tidak bisa lagi melawan kekuatan tarikan London ( Van Der Waals ) sehingga system terflokulasi. Kecepatan sedimentasi dan flokulasi suspensi dipengaruhi oleh : Ukuran partikel, Interaksi partikel, BJ partikel dan medium, Kekentalan fase kontinyu (Ratnasari, 2019). 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan potensial zeta. Jawab : Zeta potential merupakan parameter muatan listrik antara partikel koloid. Semakin besar nilai zeta potensial maka akan semakin mencegah terjadinya flokulasi. Pengurangan nilai zeta potensial akan memungkinkan partikel untuk saling tarik-menarik dan terjadi flokulasi. Koloid dengan nilai zeta potensial yang tinggi (negatif atau positif) yang elektrik stabil sementara koloid dengan nilai zeta potensial rendah cenderung mengental atau terflokulasi. Idealnya, muatan potensial zeta partikel harus lebih tinggi daripada medium pendispersi untuk mencegah agregasi. (Juliantoni, dkk, 2020). 3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan wetting agent dan sebutkan contohnya (minimal 5). Jawab : Agen pembasah (wetting agent) didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai aktifitas permukaan (surface active agent) sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan (surface tension) antara udara – cairan dan cairan – cairan yang terdapat dalam suatu sistem. Kemampuannya menurunkan tegangan permukaan menjadi hal yang menarik karena agent pembasah memiliki keajaiban struktur kimia yang mampu menyatukan dua senyawa yang berbeda polaritasnya (Yuniarsih, 2017). Contoh dari weeting agent : 1. Alkohol Fungsi alkohol dalam sediaan Obat kumur: Untuk menambah kelarutan minyak wangi dan campuran organik lainnya, yang kelarutannya kurang dalam air. 2. Surfaktan Surfaktan (Surface Active Agent) yang berarti bahan aktif permukaan. Surfaktan merupakan bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan 3. Anionik, yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion, contohnya Alkyl benzene Sulfonate (ABS), Linear Alkyl Sulfonate (LAS), Alpha Olein Sulfonate (AOS) Kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation, contohnya garam ammonium 4. Pewarna Pewarna digunakan untuk menambah daya tarik dari suatu sediaan obat. Umumnya digunakan zat warna yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan dan tidak mengganggu kemanjuran terapi produk 5. Pemanis Pemberi rasa dimaksudkan untuk menutupi rasa obat yang tidak diinginkan. Pemanis digunakan untuk memberikan rasa manis pada suatu sediaan obat. Bahan pemanis biasanya atau tidak selamanya digunakan dalam obat kumur. Pemanis terbagi 2 (dua) yaitu pemanis alami seperti sukrosa, manitol, glyserin, caramel, sorbitol, dan pemanis buatan (sintetik) seperti sodium sakarin dan sodium siklamat. (Yuniarsih, 2017). DAFTAR PUSTAKA
Juliantoni, Y., Hajrin, W., & Subaidah, W. A. (2020). Nanoparticle Formula
Optimization of Juwet Seeds Extract (Syzygium cumini) using Simplex Lattice Design Method. Jurnal Biologi Tropis, 20(3), 416- 422.
Ratnasari, L. (2019). Konsep Flokulasi dan Deflokulasi dalam Sediaan
Farmasi. Majalah Farmasetika, 4(3), 87-91.
Yuniarsih, N. (2017). Perlukah Kita Menggunakan Obat Kumur?. Majalah