Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas : 1B
Dosen Pembimbing:
JURUSAN FARMASI
2020
A. JUDUL PRAKTIKUM
Kelarutan dengan Pengaruh Surfaktan
C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif
2. Menjelaskan pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat
Solubilisasi didefinisikan sebagai jumlah maksimum suatu zat yang benar-benar dapat
dilarutkan dalam sejumlah tertentu pelarut. Untuk meningkatkan kelarutan suatu zat dalam
air dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan pembentukan garam,
pembentukan kompleks, peningkatan suhu, mengurangi ukuran partikel atau menambahkan
surfaktan (Augustin & Brewster, 2007).
Surfaktan adalah substansi yang dalam kadar rendah suatu sistem dapat teradsorpsi pada
permukaan dan dapat menurunkan tegangan muka atau energi bebas permukaan. Bentuk
antar muka ditunjukkan suatu batas antar dua fase yang tidak saling campur, sedang
permukaan biasanya menunjukkan antar muka dimana salah satu fase adalah fase gas atau
udara. Surfaktan sering digunakan sebagai bahan tambahan karena kemampuannya
mengemulsi, mensuspensi, dan melarutkan obat serta kecenderungan menambah adsorpsi
obat.(Rosen, 1978).
Salah satu sifat penting dari surfaktan adalah kemampuan untuk meningkatkan kelarutan
bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam medium dispersi. Surfaktan pada konsentrasi
rendah, menurunkan tegangan permukaan dan menaikkan laju kelarutan obat (Martin,dkk,
1993).
Misel terbentuk dalam larutan zat aktif permukaan di atas konsentrasi tertentu yang
disebut CMC ( KMK = konsentrasi misel kritis). Pada saat terjadinya CMC akan terjadi
perubahan tajam sifat fisika yang dapat dideteksi dalam larutan air (daya hantar, tekanan
osmotik, penurunan titik beku, tegangan permukaan, viskositas, indeks bias dan lain-lain),
yang dapat dapat digunakan untuk menentukan CMC.
Titrasi langsung adalah perlakuan terhadap suatu senyawa yang larut (titrat), dalam suatu
bejana yang sesuai, dengan larutan yang sesuai yang sudah dibakukan (titran), dan titik akhir
ditetapkan dengan instrument atau secara visual menggunakan indikator yang sesuai.
Penetapan titik akhir (menggunakan indikator atau secara potensiometri) metode yang
sederhana dan paling mudah untuk penetapan titik kesetaraan, yaitu titik pada saat reaksi
analitik stokiometri sempurna dapat digunakan dengan penggunaan indikator bahkan kimia
ini biasanya berwarna, dan memberikan respon untuk berubah dalam kondisi larutan
sebelumdan sesudah titik kesetaraan dengan menunjukan perubahan warna yang dapat di
lihat dengan secara visual sebagai titik akhir dan merupakan perkiraan titik kesetaraan yang
dapat dipercaya .
Standarisasi NaOH
Larutan V1 V2 V3 ACC V Rata-rata
Asam Oksalat 6,55 ml 6,60 ml 6,85 ml ACC 6,66 ml
Perhitungan N :
𝑉1 𝑁1 = 𝑉2 𝑁2
5 . 0,1 = 6,66 𝑁2
0,0751 N = 𝑁2
Konsentrasi Tween 80
Wadah W1 W2 W3 W4 W5
Konsentrasi 1 2 3 4 5
(%)
Perhitungan :
0,2
Konsentrasi W1 = × 100%
20
=1%
0,4
Konsentrasi W2 = × 100%
20
= 2%
0,6
Konsentrasi W3 = × 100%
20
= 3%
0,8
Konsentrasi W4 = × 100%
20
= 4%
1
Konsentrasi W5 = 20 × 100%
= 5%
1.2000%
1.0455%
1.0000%
Konsentrasi Asam Benzoat
0.9355%
0.8000% 0.8071%
0.6000% 0.5741%
0.4641%
0.4000%
0.2000%
0.0000%
0,2 0,4 0,6 0,8 1
Tween 80
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta.
LAMPIRAN (Dita Suci Ramadhani (P17335119046))
Penimbangan W4 Penimbangan W5
(Tween 80) (Tween 80)