FARMASI FISIKA
KELARUTAN
Disusun Oleh
Kelompok 3
( Rudiatna )
( 201030700043 )
Kelas : 02FKKP01
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG
2021
I. LATAR BELAKANG
Kelarutan adalah sifat instrinsik dari zat terlarut (solut) baik berupa padat, cair, atau gas
untuk dapat terlarut di dalam pelarut (solven) dan membentuk larutan yang homogen.
Kelarutan merupakan salah satu parameter fisikokimia yang penting dalam studi
preformulasi obat yang kemudian akan menentukan bentuk sediaan obat yang cocok.
Molekluk obat umumnya harus memiliki kelarutan di dalam cairan fisiologis usus atau berada
di dalam larutan air, sehingga obat dapat diabsrobsi secara sismetik dan menghasilkan efek
farmakologis yang diinginkan.
Kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut di dalam larutan jenuhnya
pada suhu dan tekanan tertentu. Larutan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung dalam larutan air, tubuh menyerap
mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Seiring perkembangan penelitian di
bidang obat, saat ini tersedia berbagai pilihan obat, sehingga diperlukan pertimbangan yang
cermat dalam pemilihan obat untuk mengobati suatu penyakit, kelarutan sangat besar
pengaruhnya terhadap pembuatan obat dimana bahan-bahan dapat dicampurkan menjadi suatu
larutan sejati, larutan koloid, dan disperse kasar.
V. PROSEDUR PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
• Gelas kimia • Batang pengaduk
• Cawan penguap • Buret
• Labu Erlenmeyer • Pipet tetes
• Penangas air • Oven pengering
• Asam benzoate • Kertas saring
• NaOH 0,1 N • Indicator fenolftaline
• Asam salisilat • Teofilin
• Air es • Tween 80
• Aquadest
B. PROSEDUR KERJA
1. Bersihkan alat - alat yang akan digunakan, sikat ayakan secara perlahan dengan
menggunakan kuas yang bersih dan kering.
2. Timbang berat kosong masing-masing ayakan, lalu kemudian susun ayakan dengan
nomor tertentu secara berurutan, bagian atas adalah nomor mesh yang paling kecil
hingga kebawah dengan nomor mesh yang paling besar.
3. Timbang granul atau serbuk sebanyak 100 g
4. Letakkan granul atau serbuk yang telah di timbang di ayakan paling atas dengan ukuran
lubang terbesar
5. Nyalakan ayakan selama 5 menit dengan kecepatan vibrator 5 rpm
6. Timbang kembali ayakan hingga didapat fraksi yang tertinggal pada masing-masing
ayakan
7. Tentukan persentase jumlah partikel yang tertinggal pada masing-masing ayakan
8. Buat grafik distribusi ukuran partikel antara persentase fraksi yang tertinggal pada
masing-masing ayakan versus ukuran ayakan.
C. ANALISIS DATA
Pengayakan Bobot Bobot Granul (g)
No Mesh Diameter Bobot (g) Pengayakan + (a)
Lubang Granul (g)
Jumlah
% 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 (𝑑) = 𝑎 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 100% 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 = 𝑎 𝑥 𝑑 = ⋯
Membuat kurva % bobot tertinggal
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN