KELARUTAN OBAT
OLEH :
3. Penambahan Surfaktan
Salah satu cara yang paling mudah dalam peningkatan kelarutan obat adalah
dengan menambahkan surfaktan. Surfaktan adalah zat yang ketika ditambahkan ke
dalam cuatu larutan atau senyawa, akan menurunkan tegangan permukaan
senyawa tersebut. Surfaktan memiliki dua gugus, yaitu gugus hidrofilik dan
hidrofobik. Gugus hidrofilik akan berperan sebagai agen pembasah untuk
menurunkan tegangan permukaan atau tegangan antar muka suatu zat yang sukar
larut dalam air. Penambahan surfaktan memiliki peranan penting dalam
meningkatkan kelarutan zat yang sedikit larut dalam air dengan pembentukan
misel. Molekul surfaktan membentuk misel dalam rentang konsentrasi tertentu
yang disebut dengan critical misel concentration (CMC).
Sifat dari surfaktan adalah menambah kelarutan senyawa organik dalam
sistem berair. Sifat ini tampak hanya pada cairan dan diatas konsentrasi misel
kritis. Ini menunjukkan bahwa misel adalah bersangkutan dengan fenomena ini.
Berbagai bahan tambahan dalam produk obat juga dapat mempengaruhi kinetika
kelarutan obat itu sendiri (Lachman dkk, 1989).
Cyclodextrine merupakan salah satu surfaktan atau ekspien yang telah terbukti
luas mampu meningkatkan kelarutan zat aktif obat dalam air secara optimal.
Cyclodextrin tersusun atas residu glukosa yang bersifat hidrofobik dan bagian
luarnya bersifat hidrofilik di mana sifat hidrofilik ini lebih dominan.
Salah satu jenis cyclodextrine yang umum digunakan adalah β-Cyclodextrin.
Pada beberapa penelitian, β-Cyclodextrin telah terbukti mampu meningkatkan
kelarutan zat aktif obat seperti itraconazole dan fosinopril sodium dalam air.
Itraconazole adalah zat aktif obat yang berfungsi sebagai antifungi dan antiviral.
Fosinopril sodium sendiri merupakan zat aktif yang berfungsi sebagai penghambat
enzim pengonversi angiotensin. Peningkatan kelarutan tersebut karena terjadi
inklusi kompleks di mana zat aktif berikatan dengan bagian hidrofobik eksipien,
sehigga bagian hidrofilik dari eksipien akan berikatan dengan air.