Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH STABILITAS OBAT

STABILITAS SENYAWA OBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN,


PELARUT TUNGGAL, PELARUT SURFAKTAN DAN PELARUT
CAMPUR

NAMA :
WIDI ANASTASYA 1304015542
WIDYA SUCI RAKMAWATI 1304015546
BOBBY COMBARA 1404015062
DESTY NABILLA AULIA 1404015076

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

JAKARTA

2018
BAB1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat
formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat atau sediaan farmasi
biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu yang lama sampai
ketenangan pasien yang membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang
lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut bersifat
toksik sehingga dapat membahayakan dan dampak negatif bagi jiwa pasien. Oleh karena
itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan suatu zat dapat
sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat optimum.

Penjelasan diatas menjelaskan kepada kita betapa pentingnya kita mengetahui pada
keadaan yang bagaiman suatu obat tersebut aman dapat tahan atau bertahan lama,
sehingga obat tersebut dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa menurunkan
khasiat obat tersebut.

Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan”cair yang mengandung


satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, Larutan ialah
sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling
kecuali dinyatakan lain. Untuk larutan (Solutio) steril yang digunakan sebagai obat luar
harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones.

Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat
padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut. Larutan obat-obat dalam air
yang mengandung gula digolongkan sebagai syrup, larutan yang mengandung
hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol) disebut eliksir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kelarutan secara kuantitatif adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuhnya
pada suhu dan tekanan tertentu. Sedangkan secara kualitatif kelarutan merupakan sifat
intrinsik suatu zat yang hanya bisa diubah dengan adanya modifikasi kimia molekul tersebut.
Kelarutan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah solute yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu larutan jenuh dalam sejumlah solven. Satuan kelarutan dinyatakan dalam
gram/mililiter.
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai berikut:

Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk


Istilah kelarutan
melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

Kelarutan suatu zat di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:


pH
Suatu zat asam lemah atau basa lemah akan sukar terlarut, karena tidak mudah
terionisasi. Semakin kecil pKanya maka suatu zat semakin sukar larut, sedangkan
semakin besar pKa maka suatu zat akan akan mudah larut.

Suhu
Kenaikan temperatur akan meningkatkan kelarutan zat yang proses melarutnya
melalui penyerapan panas/kalor (reaksi endotermik) dan akan menurunkan
kelarutan zat yang proses melarutnya dengan pengeluaran panas/kalor (reaksi
eksotermik).

Jenis Pelarut
a. Pelarut Polar
b. Pelarut Non Polar
c. Pelarut Semipolar
Cara Meningkatkan Kelarutan

1. Pembentukan Kompleks
Gaya antar molekuler yang terlibat dalam pembentukan kompleks adalah gaya
van der waals dari dispersi, dipolar dan tipe dipolar diinduksi. Ikatan hidrogen
memberikan gaya yang bermakna dalam beberapa kompleks molekuler dan kovalen
koordinat penting dalam beberapa kompleks logam. Salah satu faktor yang penting
dalam pembentukan kompleks molekuler adalah persyaratan ruang. Jika pendekatan
dan asosiasi yang dekat dari molekul donor dan molekul akseptor dihalangi oleh
faktor ruang, kompleks akan atau mungkin berbentuk ikatan hidrogen dan pengaruh
lain harus dipertimbangkan. Polietilen glikol, polistirena, karboksimetil-selulosa dan
polimer sejenis yang mengandung oksigen nukleofilik dapat berbentuk kompleks
dengan berbagai obat. Semakin stabil kompleks organik molekuler yang terbentuk,
makin besar reservoir obat yang tersedia untuk pelepasan. Suatu kompleks yang stabil
menghasilkan laju pelepasan awal yang lambat dan membutuhkan waktu yang lama
untuk pelepasan sempurna.
Cara ini membuat pentingnya pembuatan kompleks molekuler. Dibawah kompleks ini
diartikan senyawa yang antara lain terbentuk melalui jembatan hidrogen atau gaya
dipol-dipol, juga melalui antar aksi hidrofob antar bahan obat yang berlainan seperti
juga bahan obat dan bahan pembantu yang dipilih. Pembentukan kompleks sering
dikaitkan dengan suatu perubahan sifat yang lebih penting dari bahan obat, seperti
ketetapan dan daya resorbsinya, sehingga dalam setiap kasus diperlukan suatu
pengujian yang cermat dan cocok. Pembentukan kompleks sekarang banyak dijumpai
penggunaannya untuk perbaikan kelarutan, akan tetapi dalam kasus lain juga dapat
menyebabkan suatu perlambatan kelarutan.

2. Penambahan Kosolven
Kosolven adalah pelarut yang ditambahkan dalam suatu sistem untuk
membantu melarutkan atau meningkatkan stabilitas dari suatu zat, cara ini disebut
kosolvensi. Penggunaan kosolven dapat mempengaruhi polaritas sistem, yang dapat
ditunjukkan dengan pengubahan tetapan dielektrikanya.
Kosolven seperti etanol, propilen glikol, polietilen glikol dan glikofural sering
digunakan sebagai zat untuk meningkatkan kelarutan obat dalam larutan pembawa
berair. Pada beberapa kasus, penggunaan kosolven yang tepat dapat meningkatkan
kelarutan obat hingga beberapa kali lipat, namun bisa juga peningkatan kelarutannya
sangat kecil, bahkan dalam beberapa kasus penggunaan kosolven dapat menurunkan
kelarutan solut dalam larutan berair. Efek peningkatan kelarutan terutama disebabkan
oleh polaritas obat terhadap solven (air) dan kosolven. Pemilihan sistem kosolven
yang tepat dapat menjamin kelarutan semua komponen dalam formulasi dan
meminimalkan resiko pengendapan karena pendinginan atau pengenceran oleh cairan
darah. Akibatnya, hal ini akan mengurangi iritasi jaringan pada tempat administrasi
obat.

3. Penambahan Surfaktan
Surfaktan atau zat aktif permukaan adalah molekul yang struktur kimianya
terdiri dari dua bagian dan mempunyai perbedaan afinitas terhadap berbagai pelarut
yaitu bagian hidrofobik dan hidrofilik. Bagian hidrofobik terdiri dari rantai panjang
hidrokarbon terhalogenasi atau teroksigenasi, bagian ini mempunyai afinitas terhadap
minyak atau pelarut non polar, sedangkan bagian hidrofilik dapat berupa ion, gugus
polar, atau gugus-gugus yang larut dalam air. Oleh karena itu surfaktan seringkali
disebut ampifil karena mempunyai afinitas tertentu baik terhadap pelarut polar
maupun non polar. Surfaktan secara dominan terhadap hidrofilik, hidrofobik atau
berada di antara minyak air. Ampifilik merupakan sifat dari surfaktan yang
menyebabkan zat terabsorpsi pada antarmuka, apakah cair/gas, atau cair/cair. Agar
surfaktan terpusat pada antarmuka, harus diimbangi dengan jumlah gugus-gugus yang
larut air dan minyak. Bila molekul terlalu hidrofilik atau hidrofobik maka tidak akan
memberikan efek pada antarmuka. Adsorpsi molekul surfaktan di permukaan cairan
akan menurunkan tegangan permukaan dan adsorpsi di antara cairan akan
menurunkan tegangan antarmuka.
Penggunaan surfaktan pada kadar yang lebih tinggi akan berkumpul membentuk
agregat yang disebut misel. Selain itu pada pemakaiannya dengan kadar tinggi sampai
Critical Micelle Concentration (CMC) surfaktan diasumsikan mampu berinteraksi
kompleks dengan obat tertentu selanjutnya dapat pula mempengaruhi permeabilitas
membran tempat absorbsi obat karena surfaktan dan membran mengandung
komponen penyusun yang sama. Sifat terpenting misel adalah kemampuannya untuk
menaikkan kelarutan zat-zat yang biasanya sukar larut atau sedikit larut dalam pelarut
yang digunakan. Proses ini disebut solubilisasi yang terbentuk antara molekul zat
yang larut berasosiasi dengan misel surfaktan membentuk larutan yang jernih dan
stabil secara termodinamika.
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar
dengan permukaan cairan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Tegangan antarmuka
adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak
bercampur, dan seperti tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan
antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adhesif antar
dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu
fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama.
Apabila dua cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang
terjadi. Surfaktan terbagi menjadi:

a. surfaktan anionic
Surfaktan yang larut dalam air dan berionisasi menjadi ion negatif dan ion
positif. Ion negatif bertindak sebagai surfaktan misalnya Natrium lauril sulfat.
b. surfaktan kationik
Surfaktan yang larut dalam air, berionisasi menjadi ion negatif dan ion positif.
Ion postif bertindak sebagai surfaktan, misalnya N-setil n-etil morfolium
etosulfat.
c. surfaktan amfoter
Surfaktan yang molekulnya bersifat amfoter, misalnya : Asil aminopropiona,
Imidazolinum betaine.
d. surfaktan nonionik
Surfaktan non ionik adalah surfaktan yang larut dalam air tetapi tidak
berionisasi, misalnya : tween dan span.
BAB III
PEMBAHASAN
Larutan tunggal

Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan mungkin ada
dalam fase apapun.Larutan terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang
dilarutkan dalam pelarut. Jumlah zat terlarut yang bisa dilarutkan dalam pelarut disebut
kelarutannya. Misalnya, dalam larutan garam, garam adalah zat terlarut yang terlarut dalam
air sebagai pelarut. Untuk larutan dengan komponen dalam fase yang sama, zat yang ada
dalam konsentrasi lebih rendah adalah zat terlarut, sedangkan zat yang ada dalam kelimpahan
tertinggi adalah pelarutnya.Dengan menggunakan udara sebagai contoh, gas oksigen dan
karbon dioksida adalah zat terlarut, sedangkan gas nitrogen adalah pelarutnya.

Karakteristik dari sebuah Solusi

Sebuah larutan kimia menunjukkan beberapa sifat: Larutan terdiri dari campuran
homogen. Larutan terdiri dari satu fase (mis., Padat, cair, gas). Partikel dalam larutan tidak
terlihat dengan mata telanjang. Larutan tidak menyebarkan sinar. Komponen larutan tidak
dapat dipisahkan dengan menggunakan filtrasi mekanis sederhana.

Contoh Jenis-jenis larutan

Surfaktan

Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik
sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah
bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non
polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat
bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat
diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan
tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam
kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar
(lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar
(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.

Jenis-jenis surfaktan yaitu surfaktan anionic, surfaktan kationik, surfaktan nonionik, surfaktan
amfote/zwiterionik, surfaktan alkanolamida.

Mekanisme kerja surfaktan pada aplikasinya sebagai bahan pembersih untuk material kain,
tanah dan sejenisnya, surfaktan dapat bekerja melalui tiga cara yang berbeda, yakni roll up,
emulsifikasi dan solubilisasi

Cara kerja dari surfaktan sangatlah unik karena bagian yang hidrofilik akan masuk ke dalam
larutan yang polar dan bagian yang hirdrofilik akan masuk kedalam bagian yang non polar
sehingga surfaktan dapat menggabungkan (walaupun sebenarnya tidak bergabung) kedua
senyawa yang seharusnya tidak dapat bergabung tersebut. Namun semua tergantung pada
komposisi dari surfaktan tersebut.

Pengertian campuran :

merupakan beberapa materi yang nantinya disusun menjadi suatu karya zat tunggal dan
didalamnya bisa juga berupa unsur atau senyawa dan terdapat komposisi yang berbeda-beda.
Didalam campuran berarti pada materi yang terkandung didalamnya tidak bisa dirubah sebab
beberapa gabungan zat yang ada tidak ada reaksi kimia. Contohnya ketika Anda
mencampurkan minyak kedalam air segelas maka Anda akan melihat ada batasan yang
terdapat pada isi gelas tersebut. Namun, ketika Anda mencampurkannya dengan alkohol
maka batasan tersebut akan hilang. Maka bisa disimpulkan bahwa air dan minyak bisa
menjadi campuran heterogen.

CAMPURAN HOMOGEN DAN HETEROGEN

Campuran homogen merupakan tersusun dari 2 bagian bahkan lebih dari senyawa yang ada,
dan juga susunan lama serta memiliki sifat. Bisa diketahui ada perlarut dan terlarut. Contoh
dari campuran homogen seperti garam yang dicampurkan dengan air, gula yang dicampurkan
dengan air, air aki, cuka dapur, alkohol 70% dan udara. Didalam campuran homogen Anda
tidak bisa membedakan komponen penyusunannya sebab seluruh bagiannya sama.

Pengertian campuran heterogen adalah campuran yang banyak dan setiap campuran bisa
Anda lihat melalui materi yang tidak berinteraksi. Sehingga bisa terlihat langsung dengan
mata telanjang. Jika Anda mencampurkan beberapa materi maka Anda akan melihat suatu
campuran. Ciri-ciri dari campuran heterogen partikel pada zat dan kemudian akan terlarut
secara terpisah, tidak menembus cahaya dan keruh, partikel yang campur akan lebih besar
ukurannya dibandingkan dengan molekul. Contohnya air dan minyak dengan jelas Anda bisa
melihat bagian yang terpisah.

JENIS-JENIS CAMPURAN

Larutan adalah bisa disebut homogen, sebab didalam larutan terdapat zat pelarut atau solvent
dan zat terlarut atau solute. Dan bisa dikatakan sebagai pelarut kalau berjumlah banyak, akan
tetapi jika zat gas dan padat dilarutkan ke air maka pelarut dari hal tersebut adalah air atau zat
cair. Jenis pengertian campuran lainnya bisa Anda ketahui seperti suspense yaitu campuran
kasar, dan koloid yaitu antara suspense dan larutan antara 1-100nm.
- Moechtar , 1989, Farmasi fisik : Bagian larutan dan system disperse, gadjah mada university.
Press Jogjakarta.
- Staff.ui.ac.id/../uji stabilitas dipercepat kuliah s2 terna,2007pdf
- www.scibd.com/doc/94125708/cpob
- Materi kuliah stabilitas obat

Anda mungkin juga menyukai