Anda di halaman 1dari 3

Nama : Giga Anugerah Arsylrakhmatika

NPM : 2110631210051
Kelas : 6B – Farmasi
Mata Kuliah : Interaksi Obat
Dosen : Pak Munir

Tugas, Carilah Interaksi Obat Secara Farmasetika Minimal Dua, Mekanisme Kerjanya
Bagaimana dan Reaksinya Bagaimana !

Jawaban:
No. Interaksi Obat Hasil
1 Quinolone + Antacids Membentuk kelat yang tidak larut dengan
ion alumunium dan magnesium. Sehingga
mengurangi penyerapan di dalam usus
2 Chlorhexidine + Soaps Menyebabkan pengendapan atau
menonaktifkan sifat antiseptiknya

Pembahasan :
Quinolone + Antacids
Kuinolon atau fluorokuinolon merupakan antibiotic spektrum luas yang mempunyai
mekanisme menghambat sintesis asam nukleat. Obat ini menghambat kerja DNA tirase
(topoisomerase II) yang merupakan enzim yang bertanggung jawab pada terbuka dan
tertutupnya lilitan DNA bakteri. Kuinolon bersifat bakterisid, terutama aktif terhadap
golongan bakteri gram negatif. Contoh obat kuinolon adalah siprofloksasin, ofloksasin,
norfloksasin, enoksasin, lomefliksasin, dan levofloksasin (Triono, 2012). Berikut ini adalah
struktur dari quinolon (Bush, 2020).

Gambar 1. Hubungan Struktur-Aktivitas dari Subtitusi Inti Kuinolon


Pada (Gambar 1) menunjukan hubungan struktur – aktivitas dari subtitusi inti kuinolon yang
dieksplorasi lebih lanjut dan dapat menghasilkan berbagai fluorokuinolon yang memiliki
spektrum aktivitas yang lebih luas, kemanjuran lebih besar, dan prevalensi resistensi yang
lebih rendah. Misalnya pada gugus karboksil dan gugus keton memiliki aktivitas yang krusial
terhadap pengikatan oleh enzim dan R5 meningkatkan aktivitas bakteri gram positif. Antasida
Doen merupakan obat saluran cerna yang bersifat basa yang digunakan untuk menetralkan
kelebihan asam di dalam lambung. Obat antasida dikembangkan berdasarkan senyawa
hidroksida dan karbonat dari golongan II dan III, serta bikarbonat dari logam alkali misalnya
alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida (Pegu, 2020). Mekanisme reaksi yang
terjadi antara obat quinolone dengan obat antasida yaitu gugus fungsi kuinolon tertentu (3-
karboksil dan 4-oxo) akan membentuk kelat yang tidak larut dengan ion aluminium dan
magnesium yang ada pada antasida. Sehingga akan mengurangi penyerapan obat dalam usus
(Baxter, 2010).

Chlorhexidine + Soaps
Chlorhexidine merupakan salah satu agen antimikroba yang paling sering diresepkan di
bidang kedokteran gigi. Memiliki aktivitas antibakteri yang tahan lama dengan spektrum luas
dan terbukti mengurangi akumulasi plak, inflamasi gingiva dan berdarah (Aini, 2019). Selain
itu, sering juga digunakan untuk membersihkan dan mendisinfeksi kulit, luka, dan area
operasi (Barzah, 2016). Garam klorheksidin bersifat kationik dalam larutan, sedangkan sabun
bersifat anionic. Oleh karena itu akan membentuk endapan, perubahan pH, dan mengurangi
adsorpsinya. Garam chlorhexidine ini juga tidak kompatibel dengan bahan anionik lainnya
karena garam kompatibel dengan sebagian besar surfaktan kationik dan nonionik (Rowe,
2009). Gugus bisbiguanida kationik adalah ciri khas dari chlorhexidine yang memungkinkan
pengikatannya pada keratinosit. Hal ini menghasilkan efek bakteriostatik dan bakterisidal dari
interaksi dengan dinding sel bakteri. Terlepas dari semua atribut positif ini, sifat kationiknya
dapat memungkinkan inaktivasi atau pengendapan oleh agen anionik yang ditemukan dalam
produk yang biasa digunakan sebagai emolien (bahan pelembab) setelah pengaplikasian
chlorhexidine ini (Tran, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Bush, N. G., Santos, I. D., Maxwell, A., Dan Abbott, L. R. (2020). Quinolones: Mechanism,
Lethality And Their Contributions To Antibiotic Resistance. Molecules,
25(5662): 2-27
Triono, A. A. Purwoko, A. E. (2012). Efektifitas Antibiotic Golongan Sefalosporin dan
Kuinolon Terhadap Infeksi Saluran Kemih. Jurnal Mutiara Medika, 12(1): 6-
11
Pegu, K. D. (2020). Pharmacology Of Antacids. Southern African Journal Of Anaesthesia,
26(6): 133-136
Barzah, A. M., Pradian, E., Bisri, T. (2016). Perbandingan Antiseptic Chlorhexidine Alkohol
Dengan Povidone Iodine Terhadap Penurunan Pertumbuhan Koloni Bakteri
Pada Kateter Epidural Yang Dipasang di Kamar Operasi Rumah Sakit Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anastesi Perioperatif, 4(1): 21-9
Aini, N., Mandalas, H. Y., Edinata, K. (2015). Perbandingan Efektivitas Berkumur Dengan
Chlorhexidine Dan Obat Kumur Yang Mengandung Daun Sirih (Piper Betle)
Terhadap Penurunan Indeks Plak Pasien Pengguna Alat Ortodontik Cekat.
Jurnal SONDE, 6(2): 45-57
Tran, G., Huynh, T., Et. Al. (2016). Evidence Of Incompatibility For Tropical Anionic
Agents Used In Conjunction With Chlorhexidine Gluconate: A Systematic Review.
Journal Of Surgical Dermatology
Baxter, K. (2010). Stockley’s Drug Interaction Ninth Edition. London: Pharmaceutical Press
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. (2009). Handbook Of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press

Anda mungkin juga menyukai