Anda di halaman 1dari 25

INTERAKSI OBAT

Aurelia Da Silva S. Fraga, S.Farm, M.Farm., Apt


1. Pengertian: antiinfeksi, antibakteri, DRP
2. Efek interaksi obat antibakteri-antiinfeksi
3. DRP interaksi antibakteri
DRP (DRUG-RELATED PROBLEM/DRPS)
DRP adalah kejadian suatu kondisi terkait
dengan terapi obat yang secara nyata atau
potensial mengganggu hasil klinis kesehatan
yang diinginkan

Kategori DRP meliputi: indikasi yang tidak


diterapi, obat dengan indikasi yang tidak
sesuai, obat salah, interaksi obat, overdosis,
dosis subterapi, Adverse Drug Reactions dan
kegagalan dalam menerima obat
KLASIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPS) SECARA UMUM
(PCNE, 2006).
THE PROBLEMS
THE CAUSES (ONE PROBLEM CAN HAVE MORE CAUSES)
THE INTERVENTIONS (ONE PROBLEM CAN LEAD TO MORE
INTERVENTIONS)
Antibakteri adalah senyawa yang
ANTIBAKTERI digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri yang
bersifat merugikan
Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan
bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa
1. perusakan dinding sel dengan cara menghambat
pembentukannya atau mengubahnya setelah
selesai terbentuk (misalnya penisilin dan
sefalosporin),
2. perubahan permeabilitas membran sitoplasma
sehingga menyebabkan keluarnya bahan makanan
dari dalam sel,
3. perubahan molekul protein dan asam nukleat
(misalnya tetrasiklin, makrolida dan klindamisin),
4. penghambatan kerja enzim, dan penghambatan
sintesis asam nukleat dan protein (misalnya
metronidazol dan kuinolon)
ANTI INFEKSI
Agen anti-infeksi berguna untuk menghambat proses
enzimatik yang penting dalam skema metabolisme
organisme patogenik.
Mekanisme kerja dapat terjadi:
(1) di dinding sel, mencegah penyerapan metabolit
esensial atau
(2) di dalam sel di mana ia dapat memblokir mekanisme
penyediaan energi katabolik atau proses sintesis
protein anabolik.
Dalam hal apapun organisme kehilangan kemampuannya
untuk mereproduksi dirinya sendiri. Di dalam tubuh ini
sama saja dengan penghancuran organisme dan
pemulihan dari gejala yang telah menyebabkan
EFEK INTERAKSI OBAT ANTIBAKTERI-
ANTIINFEKSI
INTERAKSI PENTING GOLONGAN
SEFALOSPORIN

 Sefalosporin + furosemid : Efek nefrotoksisitas cefalosporin


meningkat. Diduga furosemid meningkatkan insiden
nekrosis tubuler, sehingga terjadi penurunan klirens dan
peningkatan kadar plasma cefaloridin. Sedangkan
cefalosporin sendiri nefrotoksik.
PENGATASAN
 Kombinasi Sefalosporin + furosemid harus diikuti
monitoring terhadap fungsi ginjal. Usia dan kegagaln
ginjal merupakan faktor predisposisi yang penting
 Bila pemakaian keduanya tidak bisa dihindari  jangan
berikan furosemid 3-4 jam sebelum sefalosporin
INTERAKSI SEFALOSPORIN +
PROBENESID
 Kadar plasma beberapa sefalosporin (cefalotin, cefalexin,
cefamandol, cefazolin, dll) ditingkatkan oleh probenesid.
Probenesid menghambat ekskresi via ginjal sebagian besar
sefalosporin dengan kompetisi mekanisme ekskresi.
Sefalosporin tertahan ditubuh sehingga resiko nefrotoksik
meningkat
INTERAKSI PENTING GOLONGAN AZOL

 Ketokonazol + antikonvulsan :
Kadar serum ketokonazol diturunkan oleh
fenitoin (suatu induktor enzim) sehingga
meningkatkan metabolisme dan klirens
ketokonazol  perlu peningkatan dosis
ketokonazol.
 Ketokonazol + inhibitor pompa proton :
Omeprazol menurunkan asiditas lambung sehingga
menurunkan bioavailabilitas ketokonazol.
Ketokonazol adalah suatu basa sukar larut yang harus
diubah oleh asam menjadi garam HCl yang larut. Senyawa
yang mengurangi sekresi gastrin seperti inhibitor pompa
proton, antagonis H2 dan antasid, meningkatkan pH
lambung sehingga kelarutan dan absorpsi ketokonazol
berkurang.
Sebaliknya terjadi peningkatan kadar plasma omeprazol
karena hambatan metabolisme omeprazol.
 Ketokonazol + rifampisin :
Kadar serum ketokonazol berkurang 50-90%, sedangkan
kadar serum rifampisin berkurang 50%.
Tapi interaksi tidak terjadi bila keduanya diberikan selang
waktu 12 jam.
Mekanisme : terjadi peningkatan laju metabolisme di hati
karena keduanya adalah induktor enzim.
INTERAKSI GOLONGAN RIFAMISIN DAN KUINOLON

 Kuinolon (siprofloxasin, ofloxasin, pefloxasin, dll) +


antasida : Kadar serum berbagai kuinolon berkurang
pada pemakaian bersama antasida Al dan Mg  beri
interval 2-6 jam.
Mekanisme : gugus fungsi tertentu (3-karbonil & 4-oxo)
pada antibiotik dapat membentuk khelat tak larut
dengan Al dan Mg sehingga mengurangi absorpsinya.
Khelat yang terbentuk relatif tidak aktif sebagai
antibakteri.
DRP INTERAKSI
ANTIBAKTERI
 Jurnal “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)
Antibiotik pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit di
Yogyakarta”
Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Antibiotik
pada.pdf
 Adapun kategori DRPs yang terjadi yaitu terkait
dengan kebutuhan antibiotik (38%),
ketidaktepatan antibiotik (29%), interaksi obat
(26%) dan ketidaktepatan dosis (7%).
 Jurnal “EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS
(DRP’s) PADA PASIEN ANAK INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT “X” SURAKARTA TAHUN 2012”
 EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRP’s)
PADA PASIEN ANAK.pdf
 Kategori DRPs pada penelitian ini meliputi kategori
obat salah, ketidaktepatan dosis meliputi dosis kurang
dan dosis lebih serta potensial interaksi obat
 Jurnal ‘’Evaluasi Penggunaan Obat Tuberkulosis
Pada Pasien Rawat Inap Di Ruang Perawatan
Kelas III Di Salah Satu Rumah Sakit Di
Bandung’’
 Evaluasi Penggunaan Obat Tuberkulosis pada
Pasien Rawat Inap di Ruang.pdf
 Kategori DRPs pada penelitian ini meliputi
interaksi obat dan reaksi obat yang merugikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai