2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami
dapat menyelesaikan tugas MAKALAH INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN
"INTERAKSI OBAT-ALCOHOL" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Interaksi Obat Dan Makanan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Interaksi Obat Dan
Makanan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………..……………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….………….. 1
A. LATAR BELAKANG ……………….…………………………………………… 1
B. TUJUAN ………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 3
A. Interaksi Obat ………………………………………………………………….…. 3
B. Alkohol ………………………………………………………………………….... 6
C. Dampak Alkohol Bagi Tubuh Manusia ………………………………………..… 10
D. Interaksi Obat dan Alkohol …………………………………………………….… 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. Interaksi Obat
1. Definisi
Interaksi obat yaitu bila dua atau lebih obat yang diberikan pada
waktu bersamaan dapat memberikan efek masing-masing atau saling
berinteraksi. Interaksi tersebut dapat bersifat potensiasi atau antagonis satu
obat oleh obat lainnya, atau kadang dapat memberikan efek yang lain.
Interaksi obat yang merugikan sebaiknya dilaporkan kepada
Badan/Balai/Balai Besar POM seperti halnya dengan reaksi obat merugikan
lainnya.
2. Mekanisme Interaksi Obat
Berdasarkan mekanismenya, interaksi dapat dibagi menjadi interaksi yang
melibatkan aspek farmakokinetika obat dan interaksi yang mempengaruhi
respon farmakodinamik obat.
a. Interaksi Farmakokinetik
Yaitu interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorpsi,
distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat lain. Dengan demikian
interaksi ini meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia
(dalam tubuh) untuk dapat menimbulkan efek farmakologinya. Tidak
mudah untuk memperkirakan interaksi jenis ini dan banyak diantaranya
hanya mempengaruhi pada sebagian kecil pasien yang mendapat
kombinasi obat-obat tersebut. Interaksi farmakokinetik yang terjadi pada
satu obat belum tentu akan terjadi pula dengan obat lain yang sejenis,
kecuali jika memiliki sifat-sifat farmakokinetik yang sama. Interaksi
farmakokinetik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok:
1) Mempengaruhi absorpsi
Kecepatan absorpsi atau total jumlah yang diabsorpsi dapat
dipengaruhi oleh interaksi obat. Secara klinis, absorpsi yang tertunda
kurang berarti kecuali diperlukan kadar obat dalam plasma yang tinggi
(misal pada pemberian analgesik). Namun demikian penurunan
3
jumlah yang diabsorbsi dapat menyebabkan terapi menjadi tidak
efektif.
3
Isoenzim dari sistem sitokrom hepatik P450 berinteraksi dengan
sebagian besar obat. Obat dapat bertindak sebagai
substrat, penginduksi, atau penghambat dari isoenzim yang
berbeda. Beberapa informasi in-vitro tentang efek obat terhadap
insoenzim telah tersedia, tetapi karena eliminasi obat dapat melalui
beberapa jalur metabolisme seperti eliminasi oleh ginjal maka efek
klinik dari interaksi tidak dapat diprediksi secara tepat berdasarkan
data laboratorium tentang isoenzim sitokrom P450. IONI hanya
menampilkan interaksi yang telah dilaporkan pada tenaga kesehatan,
kecuali kombinasi dua obat memang dikontraindikasikan. Pada tiap
kasus kemungkinan interaksi harus dipertimbangkan jika terjadi efek
toksik atau jika aktivitas obat tersebut menjadi hilang.
4) Mempengaruhi ekskresi ginjal
Obat dieliminasi melalui ginjal, melalui filtrasi glomerulus dan
melalui sekresi aktif di tubulus ginjal. Kompetisi terjadi antara obat-
obat yang menggunakan mekanisme transport aktif yang sama di
tubulus proksimal. Contohnya salisilat dan beberapa AINS
menghambat ekskresi metotreksat; toksisitas metotreksat yang serius
dapat terjadi.
b. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang
mempunyai efek farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang
berlawanan. Interaksi ini dapat disebabkan karena kompetisi pada
reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada
sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diperkirakan
berdasarkan sifat farmakologi obat-obat yang berinteraksi. Pada
umumnya, interaksi yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga
dengan obat sejenisnya. Interaksi ini terjadi dengan intensitas yang
berbeda pada kebanyakan pasien yang mendapat obat-obat yang saling
berinteraksi.
3
B. Alkohol
1. Definisi
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom
hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Alkohol
memiliki ikatan yang mirip air. Alkohol terdiri dari molekul polar. Dalam
senyawa alkohol, oksigen mengemban muatan negatif parsial.
Alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (–OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom
karbon lain.
2. Jenis – jenis Alkohol
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus –OH, alkohol
dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Agen
pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah sebuah
larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam
sulfat encer.
Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion
dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-
ion kromium(III).
Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah
a. Alkohol Primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun
asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk
pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi
3
menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi
asam.
3
sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer dengan
aldehid yang terbentuk.
3
Reaksi yang terjadi pada tahap kedua adalah:
b. Alkohol Skunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika
alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau
kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka
akan terbentuk propanon. Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak
akan dapat merubah produk yang terbentuk.
Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang
menunjukkan hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:
c. Alkohol Tersier
3
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau
kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Jika anda
memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder,
anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari
gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada
gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang
terikat pada atom karbon tersebu
a. Konsumsi Alkohol
Alkohol (etanol,dalam konteks makanan) dioksidasi menjadi
CO 2 dan H2O dalam tubuh serta menghasilkan energi sekitar 7
kkal/gr,lebih besar dari karbohidrat (sekitar 4 kkal) tetapi lebih kecil
daripada lemak (sekitar 9 kkal).Konsumsi alkohol sebaiknya tidak lebih
(dan mungkin kurang) dari 1 oz (sekitar 15 gr),jumlah ini tedapat dalam
2 gelas anggur kecil.
Kandungan etanol biasanya dinyatakan sebagai % dari bagian
volume. Untuk memperkirakan pengmbilan alkohol dan kadar alkohol
dalam plasma diperlukan perhitungan dalam satuan gr etanol (berat jenis
0.79 kg.L-1). I botol bir (0,5 L dengan 4 vol.&) mengandung 20 mL=16
gr etanol, 1 botol anggur (0,7 L drengan 10 vol.%) mengandung 70 mL=
s55 gr etanol.
Kadar alkohol dalam minuman ditunjukan dengan istilah –
proof‖. proof‖ yang tertulis dilabel kemasan minuman adalah sama
dengan dua kali kadar miniman tersebut. Misal dalam minuman
tertulis – 100 proof‖, maka minuman tesebut mempunyai kadar
alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai – proof‖ sebesar 200.
Kadar alkohol dalam darah ditentukan oleh jumlah dan kecepatan
konsumsi etanol serta laju metabolisme. Katika kadar alkohol dalam
darah mencapai 0,05%, efek depresan dari alkohol mulai bekerja. Pad
kadar 0,1%, syaraf-syaraf motorik mulai terpengaruh. Pada kadar 0,2%
dalam darah, syaraf motorik seorang mengalami kelumpuhan dan
3
keadaan emosi yang terganggu.sedangkan dalam kadar 0,3% dapat
menyebakan kolaps.
Kemudian dengan kadar 0.4%-0,5% dalam darah, orang akan
berada dalam keadaan koma, serta beberapa bagian otak yang mengatur
detak jantung dan pernafasan akan terganggu sehingga dapat
menimbulkan kematian.
3
Mekanisme
Jenis Mekanisme kerusakan jaringan
imun
hipersensitivitas dan penyakit
patologik
IgM,IgG
Opsonisasi dan fagositosis sel.
terhadap
Pengerahan leukosit (neutrofil,
permukaan
Tipe II Reaksi makrofag) atas pengaruh
sel atau
melalui antibodi komplemen dan FcR Kelainan
matriks
fungsi selular (misalnya dalam
antigen
sinyal reseptor hormon)
ekstraseluler
Kompleks
imun
(antigen
Tipe III Penerahan dan aktivasi
dalam
Kompleks imun leukosit
sirkulasi
dan IgM
atau IgG)
Aktivasi makrofag,
Tipe IV (melalui inflamasi atas pengaruh
CD4 : DTH
+
sel T) Tipe Iva sitokin membunuh sel
CD8+:CTL
Tipe Ivb sasaran direk, innflamasi
atas pengaruh sitokin.
3
Indikasi Obat : Mengatasi gangguan gerakan gastrointestinal yang
berkurang, penyakit asam lambung (GERD) dan sakit
maag tanpa penyebab yang jelas.
Mekanisme : Cisapride merupakan antagonis reseptor serotonin yang
menstimukasi motilitas saluran cerna dengan cara
meningkatkan tekanan spiniter esophagus bawah dan
meningkatkan bersihan asam esophagus. Sedangkan
3
serangan jantung, stroke dan pembekuan darah di
pembuluh darah dan arteri.
Mekanisme : Interaksi Alkohol dan warfarin, yaitu lewat mekanisme
perubahan protein binding dan induksi inhibisi isoenzim
CYP2C9. Peningkatan kadar alkohol dalam darah akan
meningkatkan jumlah protein darah yang digunakan
untuk mengikat alkohol. Sehingga secara langsung
jumlah protein darah yang digunakan untuk mengikat
albumin menjadi berkurang, lalu fraksi obat bebas akan
3
5. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Absorpsi)
Nama Obat : Isoniazid
Indikasi Obat : Obat antibiotik dengan fundsi untuk melawan bakteri,
Ioniazid digunakan untuk mengobati dan mencegah
tuberculosis (TBC).
Mekanisme : Menghindari minuman beralkohol atau bersoda. Tidak
dianjurkan mengkonsumsi obat bersamaan dengan
minuman beralkohol dan minuman bersoda karena
dapat mempengaruhi absorpsi.
Efek Samping : Otot terasa lemas, tubuh terasa seperti kesemutan, mual
dan muntah
3
Efek Samping : Nyeri perut, kembung, insomnia, infeksi saluran nafas,
gangguan penglihatan, bertambahnya berat badan.
Efek Samping : Pandangan menjadi kabur, batuk kering, mual, sakit perut
dan Diare.
3
Indikasi Obat : Mengatasi gejala depresi, gangguan obsesif - kompulsif
(OCD) dan bulimia nervosa.
Mekanisme : Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama
menjalani pengobatan dengan fluoxetine karena alkohol
dapat meningkatkan depresi.
Efek Samping : Perubahan pada indera pengecap, mulut kering, nafsu
makan berkurang, sulit tidur, libido menuru, jantung
berdebar, lelah, sakit kepala.
DAFTAR PUSTAKA