Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

MAKALAH INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN


INTERAKSI OBAT-ALCOHOL

Disusun Oleh Kelompok 3


IBA FAWZI
NOVITA EKO RAHMIYATI
RUKTI HANDAYANI
YUNETRI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI ALIH JENJANG GIZI DAN DIETETIKA
2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami
dapat menyelesaikan tugas MAKALAH INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN
"INTERAKSI OBAT-ALCOHOL" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Interaksi Obat Dan Makanan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Interaksi Obat Dan
Makanan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………..……………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….………….. 1
A. LATAR BELAKANG ……………….…………………………………………… 1
B. TUJUAN ………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 3
A. Interaksi Obat ………………………………………………………………….…. 3
B. Alkohol ………………………………………………………………………….... 6
C. Dampak Alkohol Bagi Tubuh Manusia ………………………………………..… 10
D. Interaksi Obat dan Alkohol …………………………………………………….… 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek suatu akibat


obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan,sehingga
keefektifan atau toksisitas satu obat atau lebih berubah (Fradgley,2003).
Interaksi obat merupakan hal yang penting karena kadar obat yang terlalu tinggi
dalam aliran darah mengakibatkan efek samping yang merugikan. Sebaliknya
kadar obat yang terlalu rendah dapat menyebabkan kegagalan terapi.interaksi
obat dapat mengakibatkan perubahan efek dari suatu jenis obat lain.obat dapt
berinteraksi dengan obat lain maupun makanan atau minumanyang dikonsumsi
pasien. Hal ini dapat terjadi karena dalam kehidupan sehari-hari,seorang
penderita mendapatkan obat lebih dari satu macamobat,menggunakan obat
ethical,obat bebas tertentu selain yang diresepkan oleh dokter,maupun
mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu seperti kafein atau alkohol.
Perubahan efek obat akibat interaksi obat dapat bersifat membahayakan dengan
meningkatnya toksisitas obat atau berkurangnya khasiat obat. Namun interaksi
dari beberapa obat juga dapat bersifat menguntungkan seperti efek hipotensif
diuretik bila dikombinasikan dengan beta-bloker dalam pengobatan
hipertensi(Fradgley,2003).
Saat ini alkohol dikonsumsi secara luas. Alkohol dalam jumlah rendh
sampai sedang dapat menghilangkan kecemasa dan menimbulkan rasa tenang
atau bahkan euforia. Namun demikian alkohol alkohol merupakan obat yang
paling banyak disalah gunakan didunia,suatu alasan yang tepat atas kerugian
besar yang ditanggung masyarakat dan dunia medis(ST.Aisyah
Sijid,2017:79).Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol.
Etanol adalah bahan psikoaktif yang menyebabkan penurunan kesadaran bagi
seseorang yang

mengkonsumsinya.alkohol bekerja dengan menekan susunan saraf


pusat.alkohol bukan zat gizi,tetapi bila diminum menghasilkan energi. Pada
masyarakat dan budaya juga beranggapan bahwa minuman alkohol merupakan
hal yang biasa sehingga alkohol juga disebut sebagai obat atau barang
berbahaya.

Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang


dibentuk dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh penukaran salah satu atau lebih
gugus hidroksi dengan atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama,istilah ini
meluas untuk berbagai hasil pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung
satu atau lebih gugus alkohol(Dorland,2002).Alkohol dapat digunakan sebagai
pengawet dan bahan bakar otomotif.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian interaksi obat


2. Untuk mengetahui mekanisme interaksi obat
3. Untuk mengetahui pengertian alkhohol
4. Untuk mengetahui Jenis - jenis alkohol
5. Untuk mengetahui dampak alkohol bagi tubuh manusia
6. Untuk mengetahui obat yang dapat berinteraksi dengan alkohol
BAB II
PEMBAHASAN

A. Interaksi Obat

1. Definisi
Interaksi obat yaitu bila dua atau lebih obat yang diberikan pada
waktu bersamaan dapat memberikan efek masing-masing atau saling
berinteraksi. Interaksi tersebut dapat bersifat potensiasi atau antagonis satu
obat oleh obat lainnya, atau kadang dapat memberikan efek yang lain.
Interaksi obat yang merugikan sebaiknya dilaporkan kepada
Badan/Balai/Balai Besar POM seperti halnya dengan reaksi obat merugikan
lainnya.
2. Mekanisme Interaksi Obat
Berdasarkan mekanismenya, interaksi dapat dibagi menjadi interaksi yang
melibatkan aspek farmakokinetika obat dan interaksi yang mempengaruhi
respon farmakodinamik obat.
a. Interaksi Farmakokinetik
Yaitu interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorpsi,
distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat lain. Dengan demikian
interaksi ini meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia
(dalam tubuh) untuk dapat menimbulkan efek farmakologinya. Tidak
mudah untuk memperkirakan interaksi jenis ini   dan  banyak diantaranya
hanya mempengaruhi pada sebagian kecil pasien yang mendapat
kombinasi obat-obat tersebut. Interaksi farmakokinetik yang terjadi pada
satu obat belum tentu akan terjadi pula dengan obat lain yang sejenis,
kecuali jika memiliki sifat-sifat  farmakokinetik yang sama. Interaksi
farmakokinetik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok:
1) Mempengaruhi absorpsi
Kecepatan absorpsi atau total jumlah yang diabsorpsi dapat
dipengaruhi oleh interaksi obat. Secara klinis, absorpsi yang tertunda
kurang berarti kecuali diperlukan kadar obat dalam plasma yang tinggi
(misal pada pemberian analgesik). Namun demikian penurunan

3
jumlah yang diabsorbsi dapat menyebabkan terapi menjadi tidak
efektif.

2) Menyebabkan perubahan pada  ikatan protein


Sebagian besar obat berikatan secara lemah dengan protein
plasma karena ikatan protein tidak spesifik, satu obat dapat
menggantikan obat yang lainnya, sehingga jumlah bentuk bebas
meningkat dan dapat berdifusi dari plasma ketempat kerja obat. Hal
ini akan menghasilkan peningkatan efek yang terdeteksi hanya jika
kadar obat yang berikatan sangat tinggi (lebih dari 90%) dan tidak
terdistribusikan secara luas di  seluruh tubuh. Walaupun demikian,
penggantian posisi jarang menyebabkan potensiasi yang lebih dari
potensiasi sementara, karena meningkatnya bentuk bebas juga akan
meningkatkan kecepatan eliminasi obat. Penggantian posisi  pada
tempat ikatan protein penting  pada potensiasi warfarin oleh
sulfonamid dan tolbutamid. Tetapi hal ini menjadi penting terutama
karena metabolisme warfarin juga dihambat.
3) Mempengaruhi metabolisme
Banyak obat dimetabolisme di hati. Induksi terhadap sistem
enzim mikrosomal hati oleh salah satu obat dapat menyebabkan
perubahan kecepatan metabolisme obat lainnya secara bertahap,
sehingga menyebabkan rendahnya kadar plasma dan mengurangi efek
obat. Penghentian obat penginduksi tersebut dapat menyebabkan
meningkatnya kadar plasma obat yang lainnya sehingga terjadi gejala
toksisitas. Barbiturat, griseofulvin, beberapa antiepilepsi dan
rifampisin adalah penginduksi enzim yang paling penting. Obat yang
dipengaruhi antara lain warfarin dan kontrasepsi oral.
Sebaliknya, saat suatu obat menghambat metabolisme obat lain,
akan terjadi peningkatan kadar plasma, sehingga menghasilkan
peningkatan efek secara cepat dan juga meningkatkan risiko.
Beberapa obat yang meningkatkan potensi warfarin dan fenitoin
memiliki mekanisme  seperti di atas.

3
Isoenzim dari sistem sitokrom  hepatik P450 berinteraksi dengan
sebagian besar obat. Obat dapat bertindak sebagai
substrat,  penginduksi, atau penghambat dari  isoenzim yang
berbeda. Beberapa informasi in-vitro tentang efek obat terhadap
insoenzim telah tersedia, tetapi karena eliminasi obat dapat melalui
beberapa jalur metabolisme seperti eliminasi oleh ginjal maka efek
klinik dari interaksi tidak dapat diprediksi secara tepat berdasarkan
data laboratorium tentang isoenzim sitokrom P450. IONI hanya
menampilkan interaksi yang  telah dilaporkan pada tenaga kesehatan,
kecuali kombinasi dua obat memang dikontraindikasikan.  Pada tiap
kasus kemungkinan  interaksi harus dipertimbangkan jika terjadi efek
toksik atau jika aktivitas obat tersebut menjadi hilang.
4) Mempengaruhi ekskresi ginjal
Obat dieliminasi melalui ginjal, melalui filtrasi glomerulus dan
melalui sekresi aktif di tubulus ginjal. Kompetisi terjadi antara obat-
obat yang menggunakan mekanisme transport aktif yang sama di
tubulus proksimal. Contohnya salisilat dan beberapa AINS
menghambat ekskresi metotreksat; toksisitas metotreksat yang serius
dapat terjadi.
b. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang
mempunyai efek farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang
berlawanan. Interaksi ini dapat disebabkan karena kompetisi pada
reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada
sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini  biasanya dapat diperkirakan
berdasarkan sifat farmakologi  obat-obat yang berinteraksi. Pada
umumnya, interaksi yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga
dengan obat sejenisnya. Interaksi ini terjadi dengan intensitas yang
berbeda pada kebanyakan pasien yang mendapat obat-obat yang saling
berinteraksi.

3
B. Alkohol

1. Definisi
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom
hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Alkohol
memiliki ikatan yang mirip air. Alkohol terdiri dari molekul polar. Dalam
senyawa alkohol, oksigen mengemban muatan negatif parsial.
Alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (–OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom
karbon lain.
2. Jenis – jenis Alkohol
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus –OH, alkohol
dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Agen
pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah sebuah
larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam
sulfat encer.
Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion
dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-
ion kromium(III).
Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah

a. Alkohol Primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun
asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk
pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi

3
menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi
asam.

1) Oksidasi parsial menjadi aldehid

Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan


alkohol yang berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi
sesaat setelah terbentuk.
Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi
yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan
aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak
tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana,
maka akan dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO. Persamaan lengkap
untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang
persamaan setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.

Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering


digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat
organik yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah
agen pengoksidasi dinyatakan sebagai [O]. Penulisan ini dapat
menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:

Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang


terjadi selama reaksi berlangsung. Kita bisa membuat sebuah struktur

3
sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer dengan
aldehid yang terbentuk.

Reaksi alkohol primer menjadi aldehid

2) Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat


Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu
menggunakan agen pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar
aldehid yang terbentuk pada saat produk setengah-jalan tetap berada
dalam campuran.
Alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi
berlebih. Jika reaksi telah selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan
dengan distilasi.
Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam
etanoat adalah sebagai berikut:

Persamaan reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai


berikut:

Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan


reaksi, yakni pembentukan etanal dan selanjutnya oksidasinya.

3
Reaksi yang terjadi pada tahap kedua adalah:

b. Alkohol Skunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika
alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau
kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka
akan terbentuk propanon. Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak
akan dapat merubah produk yang terbentuk.
Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang
menunjukkan hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:

Untuk alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini,


sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.

c. Alkohol Tersier

3
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau
kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Jika anda
memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder,
anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari
gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada
gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang
terikat pada atom karbon tersebu

C. Dampak Alkohol Bagi Tubuh Manusia

a. Konsumsi Alkohol
Alkohol (etanol,dalam konteks makanan) dioksidasi menjadi
CO 2 dan H2O dalam tubuh serta menghasilkan energi sekitar 7
kkal/gr,lebih besar dari karbohidrat (sekitar 4 kkal) tetapi lebih kecil
daripada lemak (sekitar 9  kkal).Konsumsi alkohol sebaiknya tidak lebih
(dan mungkin kurang) dari 1 oz (sekitar 15 gr),jumlah ini tedapat dalam
2 gelas anggur kecil.
Kandungan etanol biasanya dinyatakan sebagai % dari bagian
volume. Untuk memperkirakan pengmbilan alkohol dan kadar alkohol
dalam plasma diperlukan perhitungan dalam satuan gr etanol (berat jenis
0.79 kg.L-1). I botol bir (0,5 L dengan 4 vol.&) mengandung 20 mL=16
gr etanol, 1 botol anggur (0,7 L drengan 10 vol.%) mengandung 70 mL=
s55 gr etanol.
Kadar alkohol dalam minuman ditunjukan dengan istilah –
proof‖. proof‖ yang tertulis dilabel kemasan minuman adalah sama
dengan dua kali kadar miniman tersebut.   Misal   dalam   minuman   
tertulis   – 100   proof‖,   maka   minuman tesebut mempunyai kadar
alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai – proof‖ sebesar 200.
Kadar alkohol dalam darah ditentukan oleh jumlah dan kecepatan
konsumsi etanol serta laju metabolisme. Katika kadar alkohol dalam
darah mencapai 0,05%, efek depresan dari alkohol mulai bekerja. Pad
kadar 0,1%, syaraf-syaraf motorik mulai terpengaruh. Pada kadar 0,2%
dalam darah, syaraf motorik seorang mengalami kelumpuhan dan

3
keadaan emosi yang terganggu.sedangkan dalam kadar 0,3% dapat
menyebakan kolaps.
Kemudian dengan kadar 0.4%-0,5% dalam darah, orang akan
berada dalam keadaan koma, serta beberapa bagian otak yang mengatur
detak jantung dan pernafasan akan terganggu sehingga dapat
menimbulkan kematian.

Etanol diserap dengan cepat melalui difusi. Kadar etanol


maksimum di dalam darah sudah tercapai dalam waktu 60-90 menit
setelah minum alkohol. Kecepatan penyerapan tentu saja tergantung dari
berbagai faktor lambung yang kosong, minuman panas (seperti grog),
adanya gula dan karbohidrat (seperti dalam champagne) merangsang
penyerapan etanol, sedangkan makanan yang sukar dicerna
menghambatnya. Didalam organisme, etanol sangat cepat
didistribusikan.
Otot dan otak banyak menerima etanol, sebaliknya jaringan
lemak sedikit. Dengan kata lain, 70% dari tubuh siap tersedia sebagai
ruang distribusi bagi etanol. Jadi, penyerapan yang cepat dan sempurna
dari etanol yang terdapat dalam suatu botol bir (16 gr), pada seorang
yang berat tubuhnya 70 kg (distribusi dalam 70 kg.70/100=49 kg)
menyebabkan suatu kadar etanol dalam darah sebesar 16
gr/49kg=0,33permil (7,2 mM). Konsentrasi etanol yang letal adalah
sebesar kurang lebih 3,5 promol (76 mM).
b. Efek Fisiologis Etanol
Etanol dapat menyebabkan hipersensitivitas. Hipersensitivitas
adalah reaksi imun yang patologis, terjadi akibat respon imun yang
berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi
hipersensitivitas dibagi berdasarkan waktu dan mekanismenya.
Berdasarkan waktu, hipersensitivitas dibagi menjadi 3 bagian:
reaksi cepat, intermediet, dan lambat. Adapun berdasarkan
mekanismenya, menurut Robert Coombs dan Philip HH Gell (1963)
dibagi menjadi: tipe I,tipe II, tipe III,dan tipe IV.

3
Mekanisme
Jenis Mekanisme kerusakan jaringan
imun
hipersensitivitas dan penyakit
patologik

Tipe I Sel mast dan mediatornya


Hipersensitivita IgE (amin                vasoaktif,
s cepat mediator lipid, sitokin)

IgM,IgG
Opsonisasi dan fagositosis sel.
terhadap
Pengerahan leukosit (neutrofil,
permukaan
Tipe II Reaksi makrofag) atas pengaruh
sel atau
melalui antibodi komplemen dan FcR Kelainan
matriks
fungsi selular (misalnya dalam
antigen
sinyal reseptor hormon)
ekstraseluler

Kompleks
imun
(antigen
Tipe III Penerahan      dan     aktivasi
dalam
Kompleks imun leukosit
sirkulasi
dan IgM
atau IgG)

Aktivasi makrofag,
Tipe IV (melalui inflamasi atas pengaruh
CD4 : DTH
+
sel T) Tipe Iva sitokin membunuh sel
CD8+:CTL
Tipe Ivb sasaran direk, innflamasi
atas pengaruh sitokin.

D. Interaksi Obat dan Alkohol

Alkohol berinteraksi dengan banyak jenis obat. Alkohol bereaksi dengan


obat-obatan dengan cara yang berbeda, seperti meningkatkan efek penenang
pada obat tidur, meningkatkan potensi aspirin untuk mengiritasi lambung atau
meningkatkan potensi parasetamol untuk merusak hepar. Pasien yang sedang
berkendara atau terlibat penggunaan mesin harus waspada dalam konsumsi obat
yang ada interaksinya dengan alkohol.
1. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Absorpsi)
Nama Obat : Cisapride

3
Indikasi Obat : Mengatasi gangguan gerakan gastrointestinal yang
berkurang, penyakit asam lambung (GERD) dan sakit
maag tanpa penyebab yang jelas.
Mekanisme : Cisapride merupakan antagonis reseptor serotonin yang
menstimukasi motilitas saluran cerna dengan cara
meningkatkan tekanan spiniter esophagus bawah dan
meningkatkan bersihan asam esophagus. Sedangkan

alkohol bersifat memicu asam lambung secara


berlebihan. Jadi jika mengonsumsi cisapride dan
alkohol, akan meningkatkan pengosongan lambung dan
meningkatkan level alkohol dalam serum.

Efek Samping : Sulit Bernafas, irama jantung menjadi lebih cepat,


muntah, reaksi alergi, rasa lelah, merasa akan pingsan,
sakit kepala nyeri perut, hidung tersumbat.

2. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Metabolisme)


Nama Obat : Paracetamol
Indikasi Obat : Sakit Kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri setelah
pencabutan gigi, menurunkan demam
Mekanisme : Interaksi paracetamol dan alkohol yaitu dapat
Menyebabkan induksi enzim mikrosom hepar yang
kemudian akan mengakselerasi metabolisme
paracetamol dan memproduksi metabolit toksik ke
hepar.
Efek Samping : Kerusakan hati dan perdarahan saluran cerna.

3. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Distribusi)


Nama Obat : Warfarin
Indikasi Obat : Obat ini berkerja dengan mengurangi pembentukan
pembekuan darah dan digunakan untuk mencegah

3
serangan jantung, stroke dan pembekuan darah di
pembuluh darah dan arteri.
Mekanisme : Interaksi Alkohol dan warfarin, yaitu lewat mekanisme
perubahan protein binding dan induksi inhibisi isoenzim
CYP2C9. Peningkatan kadar alkohol dalam darah akan
meningkatkan jumlah protein darah yang digunakan
untuk mengikat alkohol. Sehingga secara langsung
jumlah protein darah yang digunakan untuk mengikat
albumin menjadi berkurang, lalu fraksi obat bebas akan

mengikat dan tentunya akan mengikat efek dari


warfarin tersebut. Sedangkan pada peminum alkohol,
mungkin terjadi kerusakan hati yang berefek pada
berkurangnya jenis enzim pemetabolisme. Dua efek
dari alkohol inilah yang mungkin akan meningkatkan
efek antikoagulasi warfarin dan perlu dilakukan
penurunan dosis.
Efek Samping : Kerusakan hati.

4. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Absorpsi)


Nama Obat : Benzodiazepine
Indikasi Obat : Benzodiazepine diindikasikan untuk pengobatan jangka
pendek pada ansietas berat tetapi penggunaan jangka
panjang sebaiknya dihindari.
Mekanisme : Alkohol dengan benzodiazepine memberikan efek ganda
yaitu, alkohol meningkatkan efek absorpsi diazepam
dan sekaligus mengurangi biotransformasi dari
diazepam. Disamping itu, pada penderita dengan
penyakit hepar yang disebabkan oleh alkohol,
benzodiazepine akan dieliminasi lebih lama lagi
daripada hepar yang normal.
Efek Samping : Amnesia Anterograde, kelelahan, pusing.

3
5. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Absorpsi)
Nama Obat : Isoniazid
Indikasi Obat : Obat antibiotik dengan fundsi untuk melawan bakteri,
Ioniazid digunakan untuk mengobati dan mencegah
tuberculosis (TBC).
Mekanisme : Menghindari minuman beralkohol atau bersoda. Tidak
dianjurkan mengkonsumsi obat bersamaan dengan
minuman beralkohol dan minuman bersoda karena
dapat mempengaruhi absorpsi.
Efek Samping : Otot terasa lemas, tubuh terasa seperti kesemutan, mual
dan muntah

6. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Metabolisme)


Nama Obat : Pioglitazone
Indikasi Obat : Menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada pengidap
DM Tipe II
Mekanisme : Jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol, akan
meningkatkan metabolisme dari obat metformin
sehingga menyebabkan hiperglikemia pada pasien.
Efek Samping : Mual, muntah, menurunnya nafsu makan, rasa logam
dalam mulut, nyeri otot dan keram, lemas dan
mengantuk.

7. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Distribusi)


Nama Obat : Cisapride
Indikasi Obat : Merangsang produksi hormon insulin pada penderita
DM.
Mekanisme : Tidak dianjurkan diminum bersamaan dengan minuman
beralkohol dan minuman besoda karena dapat
menghambat kerja insulin.

3
Efek Samping : Nyeri perut, kembung, insomnia, infeksi saluran nafas,
gangguan penglihatan, bertambahnya berat badan.

8. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Distribusi)


Nama Obat : Ramifril
Indikasi Obat : Diunakan untu mencegah kerusakan ginjal, pembuluh
darah dan diabetes.
Mekanisme : Jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol maka akan
memperlambat kerja ginjal dan menambah kerusakan
ginjal. Alkohol memiliki kadar gula yang tinggi
sehingga risiko diabetes melitus dan meningkatnya
kadar gula darah.

Efek Samping : Pandangan menjadi kabur, batuk kering, mual, sakit perut
dan Diare.

9. Jenis Interaksi : Farmakokinetik (Apsorpsi)


Nama Obat : Nitidine
Indikasi Obat : Mencegah timbulnya kembali gejala - gejala asam
lambung.
Mekanisme : Tidak dianjurkan makan makanan yang mengadung asam
tinggi, misalnya alkohol dan minuman bersoda karena
dapat menyebabkan penurunan absorpsi ranitine dan
konsentrasi serum menurun. Penggunaan bersamaan
dengan alkohol juga mengakibatkan peningkatan AUC
nifedifine dan mengakibatkan defisiensi vitamin B12.
Efek Samping : Gelisah, depresi, halusinasi, alergi, gangguan
pernafasan, muntah, kulit menguning.

10. Jenis Interaksi : Farmakodinamik


Nama Obat : Fluoxetine

3
Indikasi Obat : Mengatasi gejala depresi, gangguan obsesif - kompulsif
(OCD) dan bulimia nervosa.
Mekanisme : Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama
menjalani pengobatan dengan fluoxetine karena alkohol
dapat meningkatkan depresi.
Efek Samping : Perubahan pada indera pengecap, mulut kering, nafsu
makan berkurang, sulit tidur, libido menuru, jantung
berdebar, lelah, sakit kepala.

DAFTAR PUSTAKA

https://pionas.pom.go.id/ioni/lampiran-1-interaksi-obat-0 diakses pada tanggal 01


Oktober 2022
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-alkohol/ diakses pada tanggal tanggal 01
Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai