Anda di halaman 1dari 31

PANDUAN PRAKTIKUM

ANATOMI TUMBUHAN
IKE APRIANI, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga penulisan panduan praktikum Anatomi Tumbuhan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Buku panduan ini ditulis untuk memudahkan mahasiswa dalam melakukan
praktikum dan menulis laporan hasil praktikum Anatomi Tumbuhan. Proses penulisan buku
ini terlaksana dengan lancar atas dukungan dari rekan-rekan sejawat dan seluruh staf di
Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Biologi Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang. Buku ini belum sempurna, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.

Wassalamualaikum wr.wb

Palembang, Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi

Pertemuan I : Tata Tertib (Asistensi)


Pertemuan II : Komponen Sel (Protoplasmik)
Pertemuan III : Komponen Sel (Non Protoplasmik)
Pertemuan IV : Dinding Sel
Pertemuan V : Jaringan Epidermis
Pertemuan VI : Jaringan Meristem
Pertemuan VII : Jaringan Parenkim
Pertemuan VIII : Jaringan Kolenkim
Pertemuan IX : Jaringan Sklerenkim
Pertemuan X : Jaringan Pengangkut
Pertemuan XI : Anatomi Akar
Pertemuan XII : Anatomi Batang
Pertemuan XIII : Anatomi Daun
Pertemuan XIV : Anatomi Bunga dan biji

Daftar Pustaka

3
PERTEMUAN 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM (ASISTENSI)

A. Ketentuan Umum

1. Praktikan berpakaian rapi dan sopan, mengenakan jas laboratorium, dan


mengenakan sepatu.
2. Praktikan tidak diperbolehkan menggunakan jas laboratorium di luar lingkungan
laboratorium.
3. Praktikan memahami kegiatan/prosedur praktikum dan sudah mempelajari
terlebih dahulu mengenai percobaan dan kuliah yang ada hubungannya dengan
percobaan yang akan dilakukan.
4. Setiap praktikan menyiapkan alat tulis dan alat-alat lainnya yang akan digunakan
dalam praktikum.
5. Praktikan tidak diperkenankan makan dan minum selama praktikum.
6. Pada saat praktikum dilaksanakan, praktikan tidak boleh meninggalkan ruang
praktikum tanpa seizin dosen/asisten.
7. Pengamatan praktikum jika lebih dari jadwal yang sudah ditentukan (diluar jam
praktikum), wajib dilakukan oleh semua praktikan dan mendapat izin dan
pengawasan dari dosen, asisten atau laboran.
8. Setiap praktikan wajib menjaga kebersihan baik selama praktikum dilaksanakan
maupun setelah praktikum selesai. Setiap alat yang telah digunakan dibersihkan
dan disimpan kembali ke tempat semula. Kerusakan alat ditanggung oleh
kelompok dan wajib mengganti terhadap kerusakan alat yang digunakan.
9. Praktikan diwajibkan menjaga ruangan praktikum tetap bersih dan rapi.

B. Kehadiran

1. Praktikan wajib mengikuti SELURUH kegiatan praktikum (kehadiran 100%).


2. Praktikan harus datang tepat waktu. Bila terlambat lebih dari 15 menit tanpa
alasan yang dapat diterima, praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
pada hari itu. Bila berhalangan wajib izin secara tertulis.

4
3. Apabila 3 (tiga) kali berturut-turut tidak hadir tanpa keterangan yang jelas maka
praktikan dianggap gagal dan tidak diperbolehkan melanjutkan praktikum.
C. Laporan
1. Setiap praktikan yang telah mengikuti praktikum wajib menyusun dan
mengumpulkan laporan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Kumpulkan
laporan secara online melalui e-learning
2. Laporan terdiri dari laporan individu yang terdiri dari:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
3. Abstrak berisi latar belakang singkat mengenai praktikum, tujuan, metode, hasil,
dan kesimpulan. Abstrak ditulis 1 spasi, dengan jumlah kata maksimal 300 kata.
Kata key word terdiri dari 5 kata. Abstrak dibuat untuk masing-masing praktikum
dibuat seperti contoh dibawah ini :

ABSTRAK

Komponen sel Non-Protoplasmik merupakan komponen yang tidak


hidup, meliputi zat-zat ergastik, yakni hasil metabolisme berupa bahan cadangan
makanan dan bahan buangan yang diproduksi oleh sel. Zat tersebut dapat berupa
cair dan padatan. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati komponen non-
protoplasmik yang bersifat padat, yaitu kristal kalium oksalat dan pati.
Pengamatan dilakukan secara eksperimen dengan membuat preparat basah yang
diamati dibawah mikroskop. Hasil praktikum didapatkan morfologi Kristal
oksalat dan pati pada pengamatan perbesaran 100x. Kristal oksalat pada
Amaranthus spinosus berbentuk pasir, dan pati pada Solanum tuberosum
berbentuk majemuk.

Key word : non-protoplasmik, Kristal oksalat, pati, ergastik, Amaranthus


spinosus

5
4. Isi hasil penelitian

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum pertemuan kedua membahas tentang jaringan epidermis


tumbuhan. Bahan yang digunakan adalah preparat basah permukaan daun Begonia
sp. Menurut Hidayat (2010) jaringan epidermis pada tumbuhan merupakan jaringan
terluar yang melindungi bagian didalamnya. (bisa ditambahkan literature lain).
Tanaman Begonia sp. (Gambar 1a) merupakan tanaman cucurbitales dengan
klasifikasi tanaman sebagai berikut :
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Nama Daerah :

(nama sumber 2018)


Pengamatan anatomi jaringan epidermis daun Begonia sp. dapat dilihat pada
Gambar 1b. Lapisan epidermis daun Begonia sp. terdapat pada lapisan terluar
preparat basah yang ditunjukkan pada keterangan K. Susunan sel pada lapisan
epidermis rapat, tanpa ruang antar sel, dan tidak terdapat klorofil sama halnya dengan
yang dideskripsikan oleh Hidayat (2010). ……….. (tambahkan literature lainnya
yang menunjang)….

6
K

a b

Gambar 1. Pengamatan Daun Begonia sp. a) Daun Begonia sp. b) anatomi daun Begonia
sp. (400x)

Paragraf selanjutnya silahkan mendeskripsikan hal lainnya misalnya


adanya derivate epidermis dan menambahkan literature lainnya.

5. Contoh Penyusunan Daftar Pustaka

Lakitan, Benjamin. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Press. ← Buku

Robinson, A.L. (1980). New Ways to Make Microcircuits Smaller. Science, 208:
1019-1026. ← Jurnal

Bhavsar, D.S., Saraf, K.B. (2002). Morphology of PbI2 Crystals Grown by Gel
Method. Crystal Research and Technology, 37: 51–55. ←Jurnal

Hasling, D.W., Clancey, W.J., Rennels, G.R. (1983). Strategic Explanations in


Consultation. The International Journal of Man-Machine Studies, 20(1): 3-19.
←Jurnal

Clancey, W.J. (1983). Communication, Simulation, and In-telligent Agents:


Implications of Personal Intelligent Machines for Medical Education. In
Proceedings of the Eighth International Joint Conference on Artificial
Intelligence, 556-560. Menlo Park, Calif.: International Joint Conferences on
Artificial Intelligence, Inc. ←Conferences

Rice, J. (1986). Poligon: A System for Parallel Problem Solving, Technical


Report, KSL-86-19, Dept. of Computer Science, Stanford Univ. ←Report

7
Clancey, W.J. (1979). Transfer of Rule-Based Expertise through a Tutorial
Dialogue. PhD Dissertation, Department of Computer Science, Stanford
University. ←Tesis

Ivey, K.C. (2 September 1996). Citing Internet sources URL http://www.eei-


alex.com/eye/utw/96aug.html. ←Website

6. Format Laporan Tetap

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. …………………
B. …………………

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
B. Alat dan Bahan
C. Cara Kerja

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah topik atau sesuai jadwal yang telah
ditentukan melalui e-learning.

8
PERTEMUAN II
KOMPONEN SEL (PROTOPLASMIK)

Sel merupakan kesatuan struktur fisiologi yang terkecil dari organisme hidup.
Komponen sel tumbuhan terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu: komponen protoplasmik
dan komponen non-protoplasmik (Bagan 1.1).
SITOPLASMA: sitoplasma, plastida,
mitokondria, plastid, reticulum
endoplasma, ribosom, sferosom,
mikrotubul, dan badan golgi.
KOMPONEN
PROTOPLASMIK

INTI : selaput inti, nucleolus,


PROTOPLAS kariolimf, kromatin, kromosom

VAKUOLA

KOMPONEN NON-
PROTOPLASMIK
SEL

ZAT ERGASTIK : Kristal, pati, aleuron,


tetes minyak, cairan vakuola dll

LAMELA TENGAH

DINDING SEL DINDING PRIMER

DINDING SEKUNDER
Bagan 1.1. Organisasi Sel tumbuhan

Bagian Sel dapat dibagi menjadi dua (1) protoplas, yakni seluruh bagian dalam sel dan
(2) dinding sel yang mengelilinginya (Hidayat 1995). Komponen Protoplas terdiri dari
Komponen Protoplasmik dan Komponen Non-Protoplasmik.

Komponen Protoplasmik, terbagi menjadi, sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma


merupakan bagian protoplasma berupa cairan kental atau yang lebih pekat seperti agar-agar.
Sebagian besar (85-90%) sitoplasma terdiri dari air, disamping senyawa yang berada dalam
larutan sebagai koloid atau terlarut. Sitoplasma sel hidup bersifat bening dan transparan.

9
Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma, dioktiosom, mitokondria, plastid, mikrobodi,
ribosom, sferosom, mikrotubul, mikrofilamen (Hidayat 1995).
Nukleus umumnya berbentuk bola, yang dikelilingi oleh salut inti dan mengandung
matriks inti (nukleoplasma, karyolimf, cairan inti) dan satu nukleolus atau lebih. Dalam
nukleoplasma terdapat kromosom yang terdiri dari deoksiribosanukleat (ADN) dan protein.
ADN dalam inti membawa informasi bagi pembuatan protein sel pada gen-gennya (Hidayat
1995).
Salah satu komponen protoplasmik yang dapat diamati adalah plastida, organel yang
amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan berdiferensiasi menjadi berbagai bentuk.
Plastida yang tak berwarna, disebut leukoplas atau proplastida. Plastida yang berwarna hijau
disebut kloroplas, yang umumnya berbentuk seperti lensa, berukuran 4-6 µm. Plastida
berwarna kuning, merah atau merah bata disebut disebut kromoplas karena mengandung
karotenoid.

Sub judul Pengamatan : Aliran Plasma

1. Preparat rambut tangkai sari (filamen) Rhoeo discolor dalam air


Tujuan : Mengamati aliran plasma pada sel hidup
Bahan : Rambut tangkai sari Rhoeo discolor
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Ambil rambut tangkai sari Rhoeo discolor dari bunga yang belum atau baru
mekar, dengan hati-hati agar diperoleh sel-sel hidup dan tidak rusak.
 Amati bagian isi sel seperti inti, sitoplasma, benang plasma, aliran plasma dan
vakuola. Nucleus terdapat di tengah atau di tepi sel dikelilingi sitoplasma dan
dihubungkan dengan dinsing sel oleh benang-benang plasma. Dengan memutar-
mutar micrometer dapat diamati pula adanya lipatan kutikula yang tampak seperti
garis-garis pada bagian luar sel. Aliran plasma yang berupa sirkulasi dapat
diamati denganmengikuti gerakan mitokondria dalam benang plasma ataupun
dalam dalam plasma yang terdapat di tepi dinding sel.
 Gambarlah sel rambut tangkai sari dengansatu sel yang dilihat dari luar dan satu
sel lain dilihat dari dalam.

2. Preparat penampang permukaan Daun Hydrilla verticilata/ Vallesneria sp. dalam


air
Tujuan : Untuk melihat gerakan/aliran plasma rotasi melalui pengamatan
kloroplas
Bahan : Daun Hydrilla verticilata/ Vallesneria sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil/ permukaan daun, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi
dengan air dan ditutup dengan kaca penutup
 Amati gerakan plasmanya.

10
Sub judul Pengamatan : Pengamatan Plastida

3. Penampang melintang korteks umbi wortel (Daucus carota) dalam air, Penampang
Permukaan buah Capsicum anum, bunga Begonia sp.
Tujuan : untuk melihat dan mempelajari bentuk kromoplas
Bahan : Umbi wortel (Daucus carota), buah Capsicum anum, dan
bunga Begonia sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat masing-masing sayatan mesofil/ permukaan, tempatkan di atas kaca objek
lalu ditetesi dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.
 Amati dan gambar bermacam bentuk kromoplas yang anda jumpai.

11
PERTEMUAN III
KOMPONEN SEL (NON-PROTOPLASMIK)

Komponen Non-Protoplasmik
Komponen Non-Protoplasmik merupakan komponen yang tidak hidup, meliputi zat-
zat ergastik, yakni hasil metabolisme berupa bahan cadangan makanan dan bahan buangan
yang diproduksi oleh sel. Zat tersebut dapat berupa cair dan padatan.

1. Komponen non-protoplasmik cair


Komponen non protoplasmic yang bersifat cair dan terdapat di dalam vakuola sel
adalah asam-asam organik, karbohidrat, protein, alkaloid (nikotin, piperin), zat
penyamak dan zat warna antosianin. Lemak dan minyak lemak terdapat sebagai
cadangan makanan pada biji-bijian. Contohnya adalah pada kacang tanah (Arachis
hypogaea) dan kelapa (Cocos nucifera). Minyak asiri dijumpai sebagai tetes-tetes yang
membiaskan cahaya, contohnya pada akar rimpang jahe (Zingiber officinale) dan buah
jeruk (Citrus sp.). Damar terdapat pada Coniferae (Pinus sp.)

2. Komponen non-protoplasmik padat


Komponen non-protoplasmik yang bersifat padat antara lain Kristal kalium
oksalat, aleiuron dan amilum.

Sub judul Pengamatan : Pengamatan Pati

1. Preparat kerokan bagian dalam umbi kentang


Tujuan : untuk mengamati tiga macam butir pati, yaitu butir pati sederhana,
majemuk dan setengah majemuk
Bahan : Umbi kentang (Solanum tuberosum)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat kerokan umbi kentang, tempatkan di atas kaca objek, ditetesi dengan air dan
ditutup
 Amati 3 macam bentuk-bentuk pati yang terdapat dalam umbi kentang

Sub judul Pengamatan : Pengamatan Kristal

2. Preparat penampang melintang batang Solanum nigrum


Tujuan : untuk melihat Kristal-kristal pasir dalam sel
Bahan : batang Solanum nigrum
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil/permukaan, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi
dengan air dan ditutup dengan kaca penutup
 Amati dan gambar beberapa sel berisi Kristal pasir

12
3. Preparat penampang melintang tangkai daun papaya dan batang Opuntia ficus indica
Tujuan : untuk melihat Kristal kalsium oksalat dalam bentuk kelompok yang
disebut drus dalam sel-sel sub epidermal
Bahan : tangkai daun papaya (Carica papaya), batang Opuntia ficus indica
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat

Prosedur :
 Buat sayatan mesofil/permukaan, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup
 Amati dan gambar beberapa buah sel berisi drus

4. Preparat penampang tangensial batang Pleomele angustifolia dalam air


Tujuan : untuk melihat Kristal kalsium oksalat berbentuk jarum dalam berkas-
berkas raphida yang terdapat dalam sel lender
Bahan : batang Pleomele angustifolia
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil/permukaan, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup.

5. Preparat penampang daun dan batang Begonia sp. dalam air


Tujuan : untuk melihat Kristal kalsium oksalat berbentuk empat persegi panjang
atau piramid
Bahan : daun dan batang Begonia sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil/permukaan, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup.

13
PERTEMUAN IV
DINDING SEL

Dinding sel merupakan bagian paling luar dari sel tumbuhan dan merupakan bagian
yang membedakan antara sel tumbuhan dan sel hewan. Setelah terjadi pertumbuhan
sekunder, dinding sel tumbuhna dibedakan menjadi 3 lapisan, yaitu lamella tengah, dinding
primer dan dinding sekunder.

1. Lamela tengah merupakan perekat sel satu dengan sel yang lain apabila beberapa sel
membentuk jaringan. Lapisan ini tersusun atas zat pectin. Pada tumbuhan berkayu,
lamella tengah biasanya mengalami lignifikasi
2. Dinding primer, merupakan dinding yang pertama kali terbentuk dan selama sel dalam
fase perkembangan. Lapisan ini tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pectin,
kadang-kadang juga mengandung lignin.
3. Dinding sekunder, merupakan lapisan yang terbentuk di sebelah dalam dari dinding
primer setelah sel selesai mengadakan pertumbuhan. Lapisan ini tersusun dari zat
selulosa, hemiselulosa dan lignin (tidak dijumpai adanya zat pektin).
Arah penebalan dinding sel dapat kearah lumen sel yang bersangkutan yang disebut
dengan penebalan sentripetal. Penebalan ini dapat dilihat dari terbentuknya sistolit dalam
litosist daun Ficus elactica. Penebalan dinding kearah luar berupa tonjolan permukaan
disebut penebalan sentrifugal yang dapat dilihat dari perkembangan serbuk sari.

Sub judul Pengamatan : Arah Penebalan dinding Sel

1. Preparat penampang daun Ficus elastica dalam air


Tujuan : untuk melihat penebalan dinding sel kearah lumen (sentripetal)
Bahan : daun Ficus elastic
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil/permukaan, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup.

2. Preparat penampang serbuk sari Hibiscus rosa sinensis dalam air


Tujuan : untuk melihat penebalan dinding sel kearah luar, berupa tonjolan di
permukaan (sentrifugal)
Bahan : serbuk sari Hibiscus rosa sinensis
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 tempatkan serbuk sari Hibiscus rosa sinensis di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup.

14
PERTEMUAN V
JARINGAN EPIDERMIS

Tumbuhan terdiri atas sel-sel yang dilekatkan satu sama lainnya oleh suatu zat
perekat, terutama terdiri atas pektin. Di dalam kumpulan sel tersebut, dapat dibedakan
kelompok sel tertentu yang berlainan fungsi dan atau strukturnya. Kelompok sel semacam
itu dinamakan jaringan. Jaringan didefinisikan sebagai sekelompok sel yang mempunyai
asal, struktur dan fungsi yang sama. Jaringan yang dibentuk oleh sel-sel yang relatif
sederhana strukturnya dan terdiri atas satu macam sel saja, disebut jaringan sederhana atau
“simple tissue”. Sedangkan, jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel disebut
jaringan majemuk atau “complex tissue”.
Jaringan epidermis merupakan Lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan
biji serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder..
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan
dapat meyimpan berbagai hasil metabolism. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung jaringan
dibawahnya, mencegah hilangnya air, penyimpan air, penyerap air. Selain sel epidermis biasa,
terdapat sel epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata,
serta sel lain.

Sub judul Pengamatan : duri sebagai derivate epidermis

1. Preparat Penampang Melintang Batang Mawar melalui Duri dalam Air


Tujuan : Untuk melihat sel epidermis yang membentuk duri
Bahan : Batang mawar (Rosa sp)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan batang melalui duri, tempatkan di atas kaca objek, ditetesi
dengan air dan ditutup.
 Amati dan gambarkan sel-sel di bawah epidermis yang membentuk duri

Sub judul Pengamatan : Tipe Stomata

2. Preparat Permukaan Bawah Daun Alpukat (Persea Americana) dengan Tipe


Stomata Anomocytic
Tujuan : Untuk melihat tipe-tipe stomata yang anomocytic
Bahan : Daun Persea Americana
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil dari permukaan bawah daun, tempatkan di atas kaca
objek., ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati dan gambarkan tipe stomata yang terlihat.

15
3. Preparat Permukaan Bawah Daun Cabe (Capsicum sp.) dengan Tipe Stomata
Anisocytic
Tujuan : Untuk melihat tipe-tipe stomata yang anisocytic
Bahan : Daun Capsicum sp
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil dari permukaan bawah daun, tempatkan di atas kaca
objek, ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati dan gambarkan tipe stomata yang terlihat.

4. Preparat Permukaan Bawah Daun Allamanda sp dengan Tipe Stomata Paracytic


Tujuan : Untuk melihat tipe-tipe stomata yang paracytic
Bahan : Daun Allamanda sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil dari permukaan bawah daun, tempatkan di atas
kaca objek, ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati dan gambarkan tipe stomata yang terlihat

5. Preparat Permukaan Bawah Daun Barleria sp dengan Tipe Stomata Diacytic


Tujuan : Untuk melihat tipe-tipe stomata yang diarytic
Bahan : Daun Barleria sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil dari permukaan bawah daun, tempatkan di atas kaca
objek, ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati dan gambarkan tipe stomata yang terlihat

Sub judul Pengamatan : Trikoma

6. Preparat Permukaan tangkai Daun durian (Durio zibethinus)


Tujuan : Untuk melihat rambut sisik yang memipih dan bersel banyak
Bahan : tangkai Daun Durio zibethinus
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil dari permukaan tangkai daun, tempatkan di atas kaca
objek, ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati dan gambarkan tipe trikoma yang terlihat

7. Preparat Permukaan bawah Daun waru (Hibiscus tiliaceus)


Tujuan : Untuk melihat rambut bercabang, bersel banyak
Bahan : Daun Hibiscus tiliaceus
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan mesofil dari permukaan daun, tempatkan di atas kaca objek,
ditetesi dengan air dan ditutup.

16
 Amati dan gambarkan tipe trikoma yang terlihat

PERTEMUAN VI
JARINGAN MERISTEM

Jaringam meristem adalah jaringan muda yang terdiri dari sekelompok sel-sel
tumbuhan yang aktif membelah. Jaringan meristem biasanya tersusun oleh sel-sel yang
masih embrional (sel yg aktif mengadakan pembelahan). Sel meristem berukuran kecil,
isodiametris, dinding selnya tipis dan terdiri dari zat pektin, tidak ada ruang antar sel,
biasanya tidak memiliki cad. makan & kristal, plastida dalam stadium proplastida, banyak
mengandung sitoplasma, selnya berbentuk kubus.
Berdasarkan berbagai posisinya (tempatnya) dlm tubuh tumbuhan dikenal dengan:
 Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama, lateral dan akar.
 Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa (pd pangkal ruas btg rumput-
rumputan).
 Meristem lateral, terletak sejajar dg lingkaran organ tempat ditemukannya (kambium
pembuluh & felogen).

Sub judul Pengamatan : Meristem Apeks Pucuk

1. Preparat Penampang longitudinal/membujur pucuk Coleus

Tujuan : Untuk melihat meristem apeks pucuk


Bahan : Penampang longitudinal/membujur pucuk Coleus
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Amati, gambar dan Tulis keterangan gambar di bawah ini

1
2
3
4
5
6

17
Gambar penampang membujur pucuk Coleus

Sub judul Pengamatan : Meristem Apeks Akar

2. Preparat basah akar bawang


Tujuan : untuk melihat daerah meristem apeks akar
Bahan : Penampang membujur akar bawang (Alium cepa)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur kerja
 Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan
 Gambarlah dan perhatikan daerah meristem, tudung akar, daerah diferensiasi dan
daerah pemanjangan

18
PERTEMUAN VII
JARINGAN PARENKIM

Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan
struktur morfologi serta fisiologi yg bervariasi. Jaringan ini merupakan bagian utama
system jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang
sinambungan seperti pada korteks dan empelur batang, korteks akar serta jaringan dasar
pada tangkai daun dan mesofil daun.
Jaringan parenkim tersusun oleh sel-sel yg tidak mempunyai tugas khusus karena
hanya mengalami diferensiasi sederhana. Bersifat meristematik, sebagai cadangan
makanan pada buah dan biji, tempat terjadinya proses fotosintesisi dan respirasi.

Sub judul Pengamatan : Jaringan Parenkim

1. Preparat Kerokan Daging Buah Pisang dalam Air


Tujuan : Untuk melihat sel parenkim yang telah terpisah atau termaserasi karena
aktivitas pektinase pada proses pemasakan
Bahan : Buah pisang
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat kerokan buah pisang, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup.
 Amati dan gambar sel parenkimnya

2. Preparat tangkai daun Canna sp.


Tujuan : Untuk melihat sel aerenkim dengan sel yang bercabang serta ruang antar
sel yang jelas pada tangkai daun Canna
Bahan : tangkai Daun Canna sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan pada daun Canna, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi
dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.
 Amati dan gambar sel parenkimnya

3. Preparat tangkai enceng gondok (Eichornia crassipes)


Tujuan : Untuk melihat sel parenkim pada tangkai enceng gondok
Bahan : tangkai enceng gondok (Eichornia crassipes)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan pada tangkai, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup.
Amati dan gambar sel parenkimnya

19
PERTEMUAN VIII
JARINGAN KOLENKIM

Kolenkim merupakan jaringan mekanik, bertugas menyokong tumbuhan, terutama


pada organ2 tumbuhan yg masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini
berasal dari sel memanjang seperti prokambium dan berkembang dalam stadium awal
perkembangan (promeristem).
Jaringan ini tersusun atas sel-sel hidup, hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur, dan
tidak berlignin. Isi sel dapat mengandung kloroplas dan tannin. Serta dapat dijumpai pada batang,
daun, bunga dan buah.

a b

c d

Gambar 1. tipe penebalan dinding kolenkim. A. kolenkim angular /sudut, b.


kolenkim lamellar / papan, c. kolenkim lacunar, d. kolenkim anular / tubular
(rata)

Menurut tipe penebalan dinding sel, jaringan kolenkim dapat dibedakan menjadi:
• kolenkim angular / sudut, dengan penebalan memanjang pada sudut sel. Pada penampang
melintang, penebalan sudut terlihat di tempat pertemuan 3 sel atau lebih. Contoh pada
batang Dahlia, tangkai daun dan batang kecubung, batang Cucurbita moscata, batang
Aster sp., tangkai daun selederi (Apium graveolens).

20
• kolenkim lamellar / papan, penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial
(sejajar permukaan organ), dinding radial relatif tidak menebal, susunan sel taratur
menurut deretan tangensial, dan tidak terdapat ruang antar sel. Pada penampang
melintang terlihat seperti papan berderet-deret. Contohnya pada batang Sambucus
javanica, tangkai daun selada air (Lactuca sativa), tangkai daun Tithonia diversifolia
(paitan), batang Alamanda cathartica (bunga Alamanda).
• kolenkim lacunar, yang mirip kolenkim sudut, namun banyak mengandung ruang antar sel.
Penebalan dinding terjadi di sekitar ruang antar sel itu. Contohnya pada batang Lactuca
sp., daun Rheum sp., batang Ambrosia, batang Aster sp., tangkai daun dan batang
Ipomoea batatas (ketela rambat).
• kolenkim anular / tubular (rata). penebalan dinding merata sehingga merata sehingga
ruang sel (lumen) menjadi bentuk pipa. Contohnya pada tangkai daun Alamanda
cathartica, tangkai daun batang Nerium oleander (bunga mentega).

Sub judul Pengamatan : Jaringan Kolenkim

1. Preparat Penampang Melintang Korteks Batang Begonia sp., Cucurbita sp. dan
Coleus sp.

Tujuan : Untuk melihat jaringan kolenkim sudut


Bahan : Batang Begonia sp., Cucurbita sp. dan Coleus sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
P rosedur :
 Buat sayatan melintang tangkai batang preparat, tempatkan di atas kaca objek,
ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati jaringan kolenkimnya dan tipe penebalan dindingnya.

2. Preparat Penampang Melintang Korteks tangkai daun selada air (Lactuca sativa),
batang Alamanda cathartica

Tujuan : Untuk melihat jaringan kolenkim lamelar


Bahan : tangkai daun selada air (Lactuca sativa), batang Alamanda cathartica
(bunga Alamanda).
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
P rosedur :
 Buat sayatan melintang tangkai batang preparat, tempatkan di atas kaca objek,
ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati jaringan kolenkimnya dan tipe penebalan dindingnya.

3. Preparat Penampang Melintang Korteks tangkai daun Alamanda cathartica

Tujuan : Untuk melihat jaringan kolenkim anular / tubular (rata).


Bahan : tangkai daun selada air (Lactuca sativa), batang Alamanda cathartica
(bunga Alamanda).
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
P rosedur :

21
 Buat sayatan melintang tangkai batang preparat, tempatkan di atas kaca objek,
ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati jaringan kolenkimnya dan tipe penebalan dindingnya.
PERTEMUAN IX
JARINGAN SKLERENKIM

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yg


tebal. Umumnya terdiri dari zat lignin dan sel-selnya bersifat kenyal (elastis). Pada
umumnya tidak mengandung protoplas, artinya sel-sel sklerenkim telah mati, dan
dijumpai pada organ tumbuhan yg tidak lagi pengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Terdiri atas: fiber (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel batu).
Bentuk sel penyusun sklerenkim bermacam-macam karena asal dan
perkembangannya berbeda-beda, tetapi pada dasarnya dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
serabut atau serat dan sklereid. Serabut atau serat terdiri dari sel yang panjang, sedang
sklereid adalah sel pendek, meskipun bentuk sebalinya juga ditemukan. Dengan demikian
ukuran sel tidak cukup digunakan sebagai pembeda. Sklereid dibentuk dari sel parenkim
yang dindingnya mengalami penebalan sekunder sedangkan serabut sklerenkim berkembang
dari sel-sel meristem.
A. Serabut Sklerenkim
a. Serabut sklerenkim terdapat di berbagai bagian tubuh tumbuhan, dapat berupa sel
tunggal diantara jaringan dasar, tetapi umumnya bergerombol membentuk pita,
anyaman, atau anyaman padat berbentuk silinder sejajar permukaan tubuh. Sel-sel
serabut sklerenkim memanjang dengan ujung meruncing. Ruang sel atau lumenya
sempit dan letaknya di tengah serabut. Noktah-noktah biasanya kecil, berbentuk
bulat atau seperti celah. Jika sel telah dewasa dan tidak mengandung protoplas,
noktahnoktah itu tidak berfungsi lagi. Noktah mungkin banyak, tetapi umumnya
sedikit. Pada serabut yang didndingnya sangat rebal, mungkin noktah sudah tidak
nyata lagi Asal serabut sklerenkim dapat primer dan sekunder. Pada perkembangan
serabut, protoplas biasanya jadi berinti banyak. Jika telah dewasa, pada umumnya
protoplas hilang, sel mati dan lumennya kosong. Serabut sklerenkim terdapat di
akar, batang, daun dan buah, terdapat dalam berbagai jaringan yang lain. Mungkin
serabut terdapat diantara xilem dan floem sebagai berkas atau sebagai sarung yang
menyelubungi berkas pengangkut, tetapi terutama terdapat di daun atau jaringan-
jaringan yang bersifat seperti parenkim di daerah empulur dan korteks. Pada daun
tumbuhan monokotil, serabut sklerenkim tidak hanya terdapat terdapt sebagai
selubung berkas pengankut, tetapi juga mengelempok diantara berkas pengankut
dengan epidermis atas maupun bawah dari tulang daunnya.
b. Sklereid Sklereid terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sering
sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim
sekelilingnya, misalnya pada parenkim korteks, empulur batang dan tangkai daun,
parenkim akar, mesofil daun, daging buah dan kulit biji. Letak sklereid di dalam
jaringan dapat tersebar di sembarang tempat atau pada kedudukan tertentu, misalnya
di ujung-ujung urat daun (sklereid terminal) atau d tepi daun. Sklereid umumnya
berbentuk lebih pendek dibanding serabut sklerenkim atau membulat.

Sub judul Pengamatan : Jaringan Sklerenkim

22
1. Preparat Kerokan Tempurung Kelapa (Endokarp Cocos nucifera) dalam Anilin
Sulfat
Tujuan : Untuk melihat jaringan sklerenkim
Bahan : Tempurung kelapa (Endokarp Cocos nucifera)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat kerokan dari tempurung kelapa, tempatkan di atas kaca objek,
ditetesi dengan air dan ditutup.
 Amati dan gambarkan bentuk sel sklereid

2. Preparat batang Cyperus rotundus


Tujuan : Untuk melihat jaringan sklerenkim pada seludang berkas pengangkut
Bahan : batang Cyperus rotundus
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
 Buat sayatan melintang pada batang Cyperus rotundus, tempatkan di atas
kaca objek, ditetesi dengan pewarna dan ditutup.
 Amati dan gambarkan bentuk sklerenkim

23
PERTEMUAN X
JARINGAN PENGANGKUT

Pada tumbuhan berpembuluh, pengangkuta air serta garam-garam mineral maupun hasil
fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh atau jaringan angkut yang terdiri dari dua
kelompok sel yang asalnya sama, namun berbeda bentuk, struktur dinding. Kedua kelompok sel
itu adalah :

Xilem = fungsi utamanya mengangkut air tanah serta zat yang terlarut didalamnya
Floem = fungsi utamanya mengangkut zat makanan hasil fotosintesis

Baik kelompok xilem maupun kelompok sel floem membentuk berkas atau untai dalam
tubuh tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya. Pada
batang, berkas xilem umumnya bergabung dengan berkas floem dalam suatu ikatan berkas
pembuluh. Kombinasi xilem dan floem itu membentuk sistem jaringan pembuluh yang
sinambung di seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang, batang dan akar.
Xilem terdiri atas beberapa tipe sel yang berbeda dan masing-masing juga disebut sebagai
elemen xilem atau unsur xilem. Bagian elemen xilem adalah unsur vasal (trakea/pembuluh kayu
trakeid), serabut xilem (serat trakeid, serabut kayu), dan parenkim xilem (parenkim kayu). Sel-
sel trakeid umumnya pendek dan diameternya lebih sempit, trakeid yang merupakan buluh yang
lebih panjang dan lebar dan mempunyai penebalan yang bermacam-macam misal : cincin, spiral,
tangga, jala, dan noktah. Fungsi trakeid dan trakea untuk menyalurkan air. Selain itu dalam xilem
masih dijumpai adanya serabut trakeid, parenkim xilem yang berfungsi untuk penguat dan
kadang-kadang untuk menyimpan cadangan makanan. Sel parenkim jari-jari empulur dan trakeid
pada beberapa konifera berfungsi untuk penyimpanan cadangan makanan dan translokasi benda
ergastik. Dinding sel-sel parenkim penyusun xilem ini umumnya menebal dan mempunyai
noktah.
Floem terdiri atas beberapa tipe sel yang berbeda dan masing-masing juga disebut sebagai
elemen floem. Bagian floem adalah unsur kibral/unsur tapis (sel tapis dan pembuluh tapis), sel
pengiring/sel pengantar, serabut floem (serat floem, serabut sklerenkim) dansklereid parenkim
floem. Sel tapis dan buluh tapis serta sel pengiring yang berfungsi untuk penguat, dan parenkim
floem berfungsi sebagai cadangan makanan.

Sub judul Pengamatan : Jaringan Pengangkut

1. Preparat Penampang Melintang dan membujur Batang Cucurbita melalui ikatan


Pembuluh
Pada umumnya Cucurbitaceae bisa digunakan untuk mengamati pembuluh tapis
yang amat jelas tampak pada anggota keluarga ini. Pada penampang melintang bisa
dibedakan pembuluh tapis dengan papan tapis sederhana (simple sieve plate) dan sel
pengantar beserta parenkim floem.

Tujuan : Untuk melihat komponen pembuluh floem


Bahan : Penampang melintang batang Cucurbita

24
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Buat sayatan melintang pada batang Cucurbita, tempatkan di atas kaca
objek, ditetesi dengan pewarna dan ditutup.
 Gambarkan penampang melintang batang Cucurbita beserta komponen
pembuluh tapisnya disertai keterangan.

2. Preparat Penampang Melintang Batang Zea mays dan Capsicum frustecens

Tujuan : Untuk melihat komponen jaringan pengangkut


Bahan : Penampang melintang batang Zea mays dan Capsicum frustecens
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Buat sayatan melintang pada batang Zea mays dan Capsicum frustecens,
tempatkan di atas kaca objek, ditetesi dengan pewarna dan ditutup.
 Gambarkan penampang melintang batang Zea mays dan Capsicum
frustecens beserta komponen pembuluh tapisnya disertai keterangan.

25
PERTEMUAN XI
AKAR

Akar merupakan alat atau organ tumbuhan selain batang. daun, bunga dan buah. Akar
berfungsi untuk absorbsi, pengokoh, pengangkutan dan penyimpanan baban makanan. Selain
itu ada pula akar yang bentuknya berhubungan erat dengan fungsi yang lain misalnya akar
udara pada anggrek
Akar pertama (utama) atau akar primer pada tumbuhan berbiji dibentuk oleh
promeristem akar embrio (lembaga). Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae akar
pertama beserta cabang-cabangnya (akar lateral) menjadikan susunan akar tunggang Pada
tumbuhan monokotil, akar utama segera mati atau tidak tumbuh terus dan susunan akar
terjadi karena banyaknya akar-akar adventif yang terbentuk pada batang dan yang seringkali
pula berasosisasi dengan tunas-tunas di ketiak dam Susunan akar semacam itu disebut
susunan akar serabut

Sub judul Pengamatan : Sistem Akar Dikotil

1. Preparat Akar dikotil


Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi akar tanaman dikotil
Bahan : Penampang melintang akar tumbuhan dikotil
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja :
 Amati di bawah mikroskop preparat yang telah dibuat
 Gambar satu sektor dan perhatikan perbedaan bentuk tiap sel, tiap jaringan dan
beri keterangan.
 Perhatikan batas korteks dan stele.

Sub judul Pengamatan : Sistem Akar Monokotil

2. Preparat Akar monokotil


Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi akar tanaman
monokotil
Bahan : Penampang melintang akar monokotil
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Amati di bawah mikroskop preparat yang dibuat
 Gambar satu sektor dan perhatikan perbedaan bentuk sel tiap jaringan

26
PERTEMUAN XII
BATANG

Batang merupakan bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ
reproduktif dan biasanya terletak di atas permukan tanah dan berdiri tegak. Batang
berperan untuk mendukung bagian tumbuhan diatas tanah, selain itu juga sebagai alat
transportasi yaitu jalan pengangkutan aur dan zat makanan dari akar ke daun dan jalan
pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik yang ada di bawah maupun di tas
tanah. Batang sebagian besar tumbuhan terletak di atas tanah, namun tidak sedikit pula yang
batangnya terdapat di dalam tanah.
Pada organ batang terdapat tiga bagian pokok yang berkembang jaringan
protoderm, prokambium, dan meristem dasar, yaitu epiderm derivatnya, korteks, dan
stele. Ketiga bagian tersebut akan tampak pada tumbuhan Dicotyledoneae, sedangkan
pada tumbuhan cotyledoneae batas antara korteks dan stele kurang jelas.

Sub judul Pengamatan : Sistem Batang Monokotil

1. Batang Dikotil
Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi batang monokotil
Bahan : Penampang melintang batang monokotil
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan
 Gambar satu sektor dan perhatikan perbedaan bentuk tiap sel, tiap jaringan,
dan beri keterangan.

Sub judul Pengamatan : Sistem Batang Dikotil

2. Sistem Batang Monokotil


Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi batang dikotil
Bahan : Penampang melintang batang dikotil
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan
 Gambar bagan batang dengan detail satu sektor dan beri keterangan bagian-
bagiannya

27
PERTEMUAN XIII
DAUN

Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki banyak variasi, baik ditinjau dari
segi morfologi maupun anatomi. Pada tumbuhan Angiospermae, daun biasanya berstruktur
tipis dan pipih. Daun yang lengkap dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yang berbeda
satu sama lain, yaitu helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun
(vagina).
Susunan/letak daun pada batang (filotaksis) berbeda-beda Antara tumbuhan satu
dengan yang lainnya, susunan daun tersebut bisa tersebar, berhadapan, bergantian,
melingkar atau dalam karangan. Berkas/ikatan pembuluh pada daun dapat dilihat pada
tulang/urat daun. Tulang daun merupakan bagian dari sistem pembuluh yang terdapat pada
tumbuhan Susunan urat daun (venasi) dapat berupa jala, sejajar, menjari dsb.
Berdasarkan jenisnya daun dapat terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk,
tergantung dari jumlah helaian daun yang rnenempel pada tangkai daunnya. Salah satu sifat
penting untuk membedakan daun dari batang adalah pertumbuhan apeksnya yang segera
terhenti.

Sub judul Pengamatan : Daun

1. Pengamatan Tipe Daun Dorsiventral


Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari tipe daun dorsiventral
Bahan : Penampang melintang daun dikotil
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Amati penampang melintang dan penampang paradermal daun
 Tunjukkan epidermis, stoma, jaringan palisade, jaringan bunga karang, ikatan
pembuluh, kolenkim, xilem dan floem.

2. Preparat Penampang Melintang Daun Jagung (Zea mays)


Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari susunan daun monokotil
Bahan : Penampang melintang daun jagung (Zea mays)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Amati penampang melintang daun jagung dan pada gambar tunjukkan:
epidermis, ikatan pembuluh, seludang parenkim, dan penghubung sklerenkim

3. Preparat Penampang Melintang Daun Pines


Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi daun Gymnospermae
Bahan : Penampang melintang daun Pinus
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat

28
Prosedur Kerja
 Gambarkan penampang melintang daun Pinus dan tunjukkan: epidermis, stoma,
sel mesofil, saluran harsa, lapisan epitelium, endodermis, jaringan transfusi,
noktah pada dinding

PERTEMUAN XIV
BUNGA DAN BIJI

Bunga merupakan struktur reproduktif dari tumbuhan. Pada umumnya bunga


dianggap sebagai ranting bersumbu pendek dan daun-daun yang melekat padanya memiliki
struktur yang khas sesuai dengan fungsinya. Keseluruhan ranting tersebut berlaku sebagai
satu kesatuan. Bagian-bagian bunga adalah: tangkai bunga, dasar bunga, kelopak buga yang
tersusun dari satu atau lebih daun kelopak (sepalum), mahkota bunga tersusun dari satu atau
lebih daun mahkota (petalum) serta alat reproduksi yang terdiri atas benang sari (jantan) dan
putik (betina).
Struktur anatomi tangkai bunga menyerupai batang, lapisan terluar epidermis yang
biasanya satu lapis, diikuti jaringan parenkimatis dan di sebelah dalamnya ditemukan berkas
jaringan pengangkut. Bunga sari dianggap merupakan modifikasi dari daun.
Putik terdiri atas kepala putik, tangkai kepala putik, dan bakal buah. Tangkai kepala
putik juga terdiri dari jaringan parenkimatis. Pada kepala putik kadang dijumpai papila pada
epidermisnya. Bakal buah meliputi dinding bakal buah dan ruang ruang ovarium (bakal
buah). Untuk bakal buah yan ruang ovariumnya lebih dari satu dapat dapat ditemukan
septum. Dinding bakal buah juga punya epidermis luar dan epidermis dalam, diantaranya
terdapat jaringan parenkimatis dan di dalamnya terdapat berkas pengangkut. Berkas
pengangkut juga dapat dijumpai dalam septum. Di dalam ruang bakal buah ditemukan juga
bakal biji yang tersusun dari jaringan parenkimatis.

Sub judul Pengamatan : Bunga

1. Preparat Bunga Hibiscus rosa-sinensis


Tujuan : Untuk melihat struktur anatomi tangkai sari, putik, benang sari dan bakal
buah
Bahan : Hibiscus rosa-sinensis
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Cara Kerja
 Buatlah irisan melintang dari tangkai sari, putik dan benang sari, perhatikan
strukturnya. Dapatkah ditemukan epidermis, parenkim, dan berkas pengangkut.
Perhatikan berkas pengangkutnya!
 Ambil bakal buah kembang sepatu, irislah setipis mungkin amati di bawh
mikroskop. Perhatikan dinding ovariumnya yang terdiri epidermis dan parenkim.
Adakah berkas pengangkutnya? Berapa ruang ovariumnya? Perhatikanlah letak
bakal bijinya. Perhatikan trikoma pada epidermisnya dan struktur septumnya.
Gambar dan berilah keterangan!

Sub judul Pengamatan : Biji

29
2. Preparat biji buncis (Phaseolus vulgaris)
Tujuan : Untuk mengamati jaringan penyusun biji
Bahan : biji buncis (Phaseolus vulgaris)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
 Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan
 Gambar bagian biji dengan detail beri keterangan bagian-bagiannya
DAFTAR PUSTAKA

Bowes, BG.1995. A Colour Atlas of Plant Structure. Manson Publishing : UK.

Campbell et al. 2007. Biology 8th ed. Benjamin Cummings. San Francisco.

Cutler, DF., Botha, T., Stevenson DW. 2007. Plant anatomy an Applied Approach.
Blackwell Publishing: USA.

Efert, RF. 2006. Esau’s Plant Anatomy. John Wiley & Sons Inc : New Jersey.

Fahn, A, 1990, Plant Anatomy, Pergamon Press, Oxford-England.

Glimn-Lacy, J & Kaufman, PB. 2006. Botany Illustrated. Springer: USA.

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Biji. Penerbit ITB : Bandung.

Hopson&Postlethweit. 2006. Modern Biology. Holt-Rinehart and Winston : USA.

Loveless, Ar. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik (terj.).
Gramedia: Jakarta.

Mauseth, JD. 1998. Botany An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett
Publishers: Canada.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius : Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2005. MorfologiTumbuhan. Gadja hMada University Press :


Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Umum. Gadjah Mada University Press :


Yogyakarta.

30
31

Anda mungkin juga menyukai