ANATOMI TUMBUHAN
IKE APRIANI, M.Si
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga penulisan panduan praktikum Anatomi Tumbuhan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Buku panduan ini ditulis untuk memudahkan mahasiswa dalam melakukan
praktikum dan menulis laporan hasil praktikum Anatomi Tumbuhan. Proses penulisan buku
ini terlaksana dengan lancar atas dukungan dari rekan-rekan sejawat dan seluruh staf di
Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Biologi Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang. Buku ini belum sempurna, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Pustaka
3
PERTEMUAN 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM (ASISTENSI)
A. Ketentuan Umum
B. Kehadiran
4
3. Apabila 3 (tiga) kali berturut-turut tidak hadir tanpa keterangan yang jelas maka
praktikan dianggap gagal dan tidak diperbolehkan melanjutkan praktikum.
C. Laporan
1. Setiap praktikan yang telah mengikuti praktikum wajib menyusun dan
mengumpulkan laporan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Kumpulkan
laporan secara online melalui e-learning
2. Laporan terdiri dari laporan individu yang terdiri dari:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
3. Abstrak berisi latar belakang singkat mengenai praktikum, tujuan, metode, hasil,
dan kesimpulan. Abstrak ditulis 1 spasi, dengan jumlah kata maksimal 300 kata.
Kata key word terdiri dari 5 kata. Abstrak dibuat untuk masing-masing praktikum
dibuat seperti contoh dibawah ini :
ABSTRAK
5
4. Isi hasil penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
K
a b
Gambar 1. Pengamatan Daun Begonia sp. a) Daun Begonia sp. b) anatomi daun Begonia
sp. (400x)
Robinson, A.L. (1980). New Ways to Make Microcircuits Smaller. Science, 208:
1019-1026. ← Jurnal
Bhavsar, D.S., Saraf, K.B. (2002). Morphology of PbI2 Crystals Grown by Gel
Method. Crystal Research and Technology, 37: 51–55. ←Jurnal
7
Clancey, W.J. (1979). Transfer of Rule-Based Expertise through a Tutorial
Dialogue. PhD Dissertation, Department of Computer Science, Stanford
University. ←Tesis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. …………………
B. …………………
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
B. Alat dan Bahan
C. Cara Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah topik atau sesuai jadwal yang telah
ditentukan melalui e-learning.
8
PERTEMUAN II
KOMPONEN SEL (PROTOPLASMIK)
Sel merupakan kesatuan struktur fisiologi yang terkecil dari organisme hidup.
Komponen sel tumbuhan terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu: komponen protoplasmik
dan komponen non-protoplasmik (Bagan 1.1).
SITOPLASMA: sitoplasma, plastida,
mitokondria, plastid, reticulum
endoplasma, ribosom, sferosom,
mikrotubul, dan badan golgi.
KOMPONEN
PROTOPLASMIK
VAKUOLA
KOMPONEN NON-
PROTOPLASMIK
SEL
LAMELA TENGAH
DINDING SEKUNDER
Bagan 1.1. Organisasi Sel tumbuhan
Bagian Sel dapat dibagi menjadi dua (1) protoplas, yakni seluruh bagian dalam sel dan
(2) dinding sel yang mengelilinginya (Hidayat 1995). Komponen Protoplas terdiri dari
Komponen Protoplasmik dan Komponen Non-Protoplasmik.
9
Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma, dioktiosom, mitokondria, plastid, mikrobodi,
ribosom, sferosom, mikrotubul, mikrofilamen (Hidayat 1995).
Nukleus umumnya berbentuk bola, yang dikelilingi oleh salut inti dan mengandung
matriks inti (nukleoplasma, karyolimf, cairan inti) dan satu nukleolus atau lebih. Dalam
nukleoplasma terdapat kromosom yang terdiri dari deoksiribosanukleat (ADN) dan protein.
ADN dalam inti membawa informasi bagi pembuatan protein sel pada gen-gennya (Hidayat
1995).
Salah satu komponen protoplasmik yang dapat diamati adalah plastida, organel yang
amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan berdiferensiasi menjadi berbagai bentuk.
Plastida yang tak berwarna, disebut leukoplas atau proplastida. Plastida yang berwarna hijau
disebut kloroplas, yang umumnya berbentuk seperti lensa, berukuran 4-6 µm. Plastida
berwarna kuning, merah atau merah bata disebut disebut kromoplas karena mengandung
karotenoid.
10
Sub judul Pengamatan : Pengamatan Plastida
3. Penampang melintang korteks umbi wortel (Daucus carota) dalam air, Penampang
Permukaan buah Capsicum anum, bunga Begonia sp.
Tujuan : untuk melihat dan mempelajari bentuk kromoplas
Bahan : Umbi wortel (Daucus carota), buah Capsicum anum, dan
bunga Begonia sp.
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
Buat masing-masing sayatan mesofil/ permukaan, tempatkan di atas kaca objek
lalu ditetesi dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.
Amati dan gambar bermacam bentuk kromoplas yang anda jumpai.
11
PERTEMUAN III
KOMPONEN SEL (NON-PROTOPLASMIK)
Komponen Non-Protoplasmik
Komponen Non-Protoplasmik merupakan komponen yang tidak hidup, meliputi zat-
zat ergastik, yakni hasil metabolisme berupa bahan cadangan makanan dan bahan buangan
yang diproduksi oleh sel. Zat tersebut dapat berupa cair dan padatan.
12
3. Preparat penampang melintang tangkai daun papaya dan batang Opuntia ficus indica
Tujuan : untuk melihat Kristal kalsium oksalat dalam bentuk kelompok yang
disebut drus dalam sel-sel sub epidermal
Bahan : tangkai daun papaya (Carica papaya), batang Opuntia ficus indica
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
Buat sayatan mesofil/permukaan, tempatkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan
air dan ditutup dengan kaca penutup
Amati dan gambar beberapa buah sel berisi drus
13
PERTEMUAN IV
DINDING SEL
Dinding sel merupakan bagian paling luar dari sel tumbuhan dan merupakan bagian
yang membedakan antara sel tumbuhan dan sel hewan. Setelah terjadi pertumbuhan
sekunder, dinding sel tumbuhna dibedakan menjadi 3 lapisan, yaitu lamella tengah, dinding
primer dan dinding sekunder.
1. Lamela tengah merupakan perekat sel satu dengan sel yang lain apabila beberapa sel
membentuk jaringan. Lapisan ini tersusun atas zat pectin. Pada tumbuhan berkayu,
lamella tengah biasanya mengalami lignifikasi
2. Dinding primer, merupakan dinding yang pertama kali terbentuk dan selama sel dalam
fase perkembangan. Lapisan ini tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pectin,
kadang-kadang juga mengandung lignin.
3. Dinding sekunder, merupakan lapisan yang terbentuk di sebelah dalam dari dinding
primer setelah sel selesai mengadakan pertumbuhan. Lapisan ini tersusun dari zat
selulosa, hemiselulosa dan lignin (tidak dijumpai adanya zat pektin).
Arah penebalan dinding sel dapat kearah lumen sel yang bersangkutan yang disebut
dengan penebalan sentripetal. Penebalan ini dapat dilihat dari terbentuknya sistolit dalam
litosist daun Ficus elactica. Penebalan dinding kearah luar berupa tonjolan permukaan
disebut penebalan sentrifugal yang dapat dilihat dari perkembangan serbuk sari.
14
PERTEMUAN V
JARINGAN EPIDERMIS
Tumbuhan terdiri atas sel-sel yang dilekatkan satu sama lainnya oleh suatu zat
perekat, terutama terdiri atas pektin. Di dalam kumpulan sel tersebut, dapat dibedakan
kelompok sel tertentu yang berlainan fungsi dan atau strukturnya. Kelompok sel semacam
itu dinamakan jaringan. Jaringan didefinisikan sebagai sekelompok sel yang mempunyai
asal, struktur dan fungsi yang sama. Jaringan yang dibentuk oleh sel-sel yang relatif
sederhana strukturnya dan terdiri atas satu macam sel saja, disebut jaringan sederhana atau
“simple tissue”. Sedangkan, jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel disebut
jaringan majemuk atau “complex tissue”.
Jaringan epidermis merupakan Lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan
biji serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder..
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan
dapat meyimpan berbagai hasil metabolism. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung jaringan
dibawahnya, mencegah hilangnya air, penyimpan air, penyerap air. Selain sel epidermis biasa,
terdapat sel epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata,
serta sel lain.
15
3. Preparat Permukaan Bawah Daun Cabe (Capsicum sp.) dengan Tipe Stomata
Anisocytic
Tujuan : Untuk melihat tipe-tipe stomata yang anisocytic
Bahan : Daun Capsicum sp
Prosedur :
Buat sayatan mesofil dari permukaan bawah daun, tempatkan di atas kaca
objek, ditetesi dengan air dan ditutup.
Amati dan gambarkan tipe stomata yang terlihat.
16
Amati dan gambarkan tipe trikoma yang terlihat
PERTEMUAN VI
JARINGAN MERISTEM
Jaringam meristem adalah jaringan muda yang terdiri dari sekelompok sel-sel
tumbuhan yang aktif membelah. Jaringan meristem biasanya tersusun oleh sel-sel yang
masih embrional (sel yg aktif mengadakan pembelahan). Sel meristem berukuran kecil,
isodiametris, dinding selnya tipis dan terdiri dari zat pektin, tidak ada ruang antar sel,
biasanya tidak memiliki cad. makan & kristal, plastida dalam stadium proplastida, banyak
mengandung sitoplasma, selnya berbentuk kubus.
Berdasarkan berbagai posisinya (tempatnya) dlm tubuh tumbuhan dikenal dengan:
Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama, lateral dan akar.
Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa (pd pangkal ruas btg rumput-
rumputan).
Meristem lateral, terletak sejajar dg lingkaran organ tempat ditemukannya (kambium
pembuluh & felogen).
1
2
3
4
5
6
17
Gambar penampang membujur pucuk Coleus
18
PERTEMUAN VII
JARINGAN PARENKIM
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan
struktur morfologi serta fisiologi yg bervariasi. Jaringan ini merupakan bagian utama
system jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang
sinambungan seperti pada korteks dan empelur batang, korteks akar serta jaringan dasar
pada tangkai daun dan mesofil daun.
Jaringan parenkim tersusun oleh sel-sel yg tidak mempunyai tugas khusus karena
hanya mengalami diferensiasi sederhana. Bersifat meristematik, sebagai cadangan
makanan pada buah dan biji, tempat terjadinya proses fotosintesisi dan respirasi.
19
PERTEMUAN VIII
JARINGAN KOLENKIM
a b
c d
Menurut tipe penebalan dinding sel, jaringan kolenkim dapat dibedakan menjadi:
• kolenkim angular / sudut, dengan penebalan memanjang pada sudut sel. Pada penampang
melintang, penebalan sudut terlihat di tempat pertemuan 3 sel atau lebih. Contoh pada
batang Dahlia, tangkai daun dan batang kecubung, batang Cucurbita moscata, batang
Aster sp., tangkai daun selederi (Apium graveolens).
20
• kolenkim lamellar / papan, penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial
(sejajar permukaan organ), dinding radial relatif tidak menebal, susunan sel taratur
menurut deretan tangensial, dan tidak terdapat ruang antar sel. Pada penampang
melintang terlihat seperti papan berderet-deret. Contohnya pada batang Sambucus
javanica, tangkai daun selada air (Lactuca sativa), tangkai daun Tithonia diversifolia
(paitan), batang Alamanda cathartica (bunga Alamanda).
• kolenkim lacunar, yang mirip kolenkim sudut, namun banyak mengandung ruang antar sel.
Penebalan dinding terjadi di sekitar ruang antar sel itu. Contohnya pada batang Lactuca
sp., daun Rheum sp., batang Ambrosia, batang Aster sp., tangkai daun dan batang
Ipomoea batatas (ketela rambat).
• kolenkim anular / tubular (rata). penebalan dinding merata sehingga merata sehingga
ruang sel (lumen) menjadi bentuk pipa. Contohnya pada tangkai daun Alamanda
cathartica, tangkai daun batang Nerium oleander (bunga mentega).
1. Preparat Penampang Melintang Korteks Batang Begonia sp., Cucurbita sp. dan
Coleus sp.
2. Preparat Penampang Melintang Korteks tangkai daun selada air (Lactuca sativa),
batang Alamanda cathartica
21
Buat sayatan melintang tangkai batang preparat, tempatkan di atas kaca objek,
ditetesi dengan air dan ditutup.
Amati jaringan kolenkimnya dan tipe penebalan dindingnya.
PERTEMUAN IX
JARINGAN SKLERENKIM
22
1. Preparat Kerokan Tempurung Kelapa (Endokarp Cocos nucifera) dalam Anilin
Sulfat
Tujuan : Untuk melihat jaringan sklerenkim
Bahan : Tempurung kelapa (Endokarp Cocos nucifera)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur :
Buat kerokan dari tempurung kelapa, tempatkan di atas kaca objek,
ditetesi dengan air dan ditutup.
Amati dan gambarkan bentuk sel sklereid
23
PERTEMUAN X
JARINGAN PENGANGKUT
Pada tumbuhan berpembuluh, pengangkuta air serta garam-garam mineral maupun hasil
fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh atau jaringan angkut yang terdiri dari dua
kelompok sel yang asalnya sama, namun berbeda bentuk, struktur dinding. Kedua kelompok sel
itu adalah :
Xilem = fungsi utamanya mengangkut air tanah serta zat yang terlarut didalamnya
Floem = fungsi utamanya mengangkut zat makanan hasil fotosintesis
Baik kelompok xilem maupun kelompok sel floem membentuk berkas atau untai dalam
tubuh tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya. Pada
batang, berkas xilem umumnya bergabung dengan berkas floem dalam suatu ikatan berkas
pembuluh. Kombinasi xilem dan floem itu membentuk sistem jaringan pembuluh yang
sinambung di seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang, batang dan akar.
Xilem terdiri atas beberapa tipe sel yang berbeda dan masing-masing juga disebut sebagai
elemen xilem atau unsur xilem. Bagian elemen xilem adalah unsur vasal (trakea/pembuluh kayu
trakeid), serabut xilem (serat trakeid, serabut kayu), dan parenkim xilem (parenkim kayu). Sel-
sel trakeid umumnya pendek dan diameternya lebih sempit, trakeid yang merupakan buluh yang
lebih panjang dan lebar dan mempunyai penebalan yang bermacam-macam misal : cincin, spiral,
tangga, jala, dan noktah. Fungsi trakeid dan trakea untuk menyalurkan air. Selain itu dalam xilem
masih dijumpai adanya serabut trakeid, parenkim xilem yang berfungsi untuk penguat dan
kadang-kadang untuk menyimpan cadangan makanan. Sel parenkim jari-jari empulur dan trakeid
pada beberapa konifera berfungsi untuk penyimpanan cadangan makanan dan translokasi benda
ergastik. Dinding sel-sel parenkim penyusun xilem ini umumnya menebal dan mempunyai
noktah.
Floem terdiri atas beberapa tipe sel yang berbeda dan masing-masing juga disebut sebagai
elemen floem. Bagian floem adalah unsur kibral/unsur tapis (sel tapis dan pembuluh tapis), sel
pengiring/sel pengantar, serabut floem (serat floem, serabut sklerenkim) dansklereid parenkim
floem. Sel tapis dan buluh tapis serta sel pengiring yang berfungsi untuk penguat, dan parenkim
floem berfungsi sebagai cadangan makanan.
24
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
Buat sayatan melintang pada batang Cucurbita, tempatkan di atas kaca
objek, ditetesi dengan pewarna dan ditutup.
Gambarkan penampang melintang batang Cucurbita beserta komponen
pembuluh tapisnya disertai keterangan.
25
PERTEMUAN XI
AKAR
Akar merupakan alat atau organ tumbuhan selain batang. daun, bunga dan buah. Akar
berfungsi untuk absorbsi, pengokoh, pengangkutan dan penyimpanan baban makanan. Selain
itu ada pula akar yang bentuknya berhubungan erat dengan fungsi yang lain misalnya akar
udara pada anggrek
Akar pertama (utama) atau akar primer pada tumbuhan berbiji dibentuk oleh
promeristem akar embrio (lembaga). Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae akar
pertama beserta cabang-cabangnya (akar lateral) menjadikan susunan akar tunggang Pada
tumbuhan monokotil, akar utama segera mati atau tidak tumbuh terus dan susunan akar
terjadi karena banyaknya akar-akar adventif yang terbentuk pada batang dan yang seringkali
pula berasosisasi dengan tunas-tunas di ketiak dam Susunan akar semacam itu disebut
susunan akar serabut
26
PERTEMUAN XII
BATANG
Batang merupakan bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ
reproduktif dan biasanya terletak di atas permukan tanah dan berdiri tegak. Batang
berperan untuk mendukung bagian tumbuhan diatas tanah, selain itu juga sebagai alat
transportasi yaitu jalan pengangkutan aur dan zat makanan dari akar ke daun dan jalan
pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik yang ada di bawah maupun di tas
tanah. Batang sebagian besar tumbuhan terletak di atas tanah, namun tidak sedikit pula yang
batangnya terdapat di dalam tanah.
Pada organ batang terdapat tiga bagian pokok yang berkembang jaringan
protoderm, prokambium, dan meristem dasar, yaitu epiderm derivatnya, korteks, dan
stele. Ketiga bagian tersebut akan tampak pada tumbuhan Dicotyledoneae, sedangkan
pada tumbuhan cotyledoneae batas antara korteks dan stele kurang jelas.
1. Batang Dikotil
Tujuan : Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi batang monokotil
Bahan : Penampang melintang batang monokotil
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan
Gambar satu sektor dan perhatikan perbedaan bentuk tiap sel, tiap jaringan,
dan beri keterangan.
27
PERTEMUAN XIII
DAUN
Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki banyak variasi, baik ditinjau dari
segi morfologi maupun anatomi. Pada tumbuhan Angiospermae, daun biasanya berstruktur
tipis dan pipih. Daun yang lengkap dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yang berbeda
satu sama lain, yaitu helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun
(vagina).
Susunan/letak daun pada batang (filotaksis) berbeda-beda Antara tumbuhan satu
dengan yang lainnya, susunan daun tersebut bisa tersebar, berhadapan, bergantian,
melingkar atau dalam karangan. Berkas/ikatan pembuluh pada daun dapat dilihat pada
tulang/urat daun. Tulang daun merupakan bagian dari sistem pembuluh yang terdapat pada
tumbuhan Susunan urat daun (venasi) dapat berupa jala, sejajar, menjari dsb.
Berdasarkan jenisnya daun dapat terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk,
tergantung dari jumlah helaian daun yang rnenempel pada tangkai daunnya. Salah satu sifat
penting untuk membedakan daun dari batang adalah pertumbuhan apeksnya yang segera
terhenti.
28
Prosedur Kerja
Gambarkan penampang melintang daun Pinus dan tunjukkan: epidermis, stoma,
sel mesofil, saluran harsa, lapisan epitelium, endodermis, jaringan transfusi,
noktah pada dinding
PERTEMUAN XIV
BUNGA DAN BIJI
29
2. Preparat biji buncis (Phaseolus vulgaris)
Tujuan : Untuk mengamati jaringan penyusun biji
Bahan : biji buncis (Phaseolus vulgaris)
Alat : Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat
Prosedur Kerja
Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan
Gambar bagian biji dengan detail beri keterangan bagian-bagiannya
DAFTAR PUSTAKA
Campbell et al. 2007. Biology 8th ed. Benjamin Cummings. San Francisco.
Cutler, DF., Botha, T., Stevenson DW. 2007. Plant anatomy an Applied Approach.
Blackwell Publishing: USA.
Efert, RF. 2006. Esau’s Plant Anatomy. John Wiley & Sons Inc : New Jersey.
Loveless, Ar. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik (terj.).
Gramedia: Jakarta.
Mauseth, JD. 1998. Botany An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett
Publishers: Canada.
30
31