Teori Evolusi
Prof. Dr. Djoko T. Iskandar
P E N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Gambar 1.1
Darwin dan Kronologi Teori Evolusi
Ilmu evolusi pun mengalami revolusi yang serupa seperti waktu orang
mengemukakan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, banyak
mendapat tentangan, bahkan hingga dipenjara (Galileo Galilei, 1564—1642).
Hal ini dapat dipahami, mengingat orang tidak begitu mengerti mengenai apa
yang sebenarnya menjadi landasan dari pernyataan yang dibuat para ahli
tersebut. Pada masa tersebut, tidak ada pemisahan antara ilmu pengetahuan,
filsafat, seni, dan agama. Banyak hal yang belum dapat diterangkan. Banyak
pula hal-hal yang dicampuradukkan. Ilmu pengetahuan pun berkembang
sejalan dengan waktu dan tempat. Dalam hal ini, Darwin lebih beruntung,
mengingat ilmu pengetahuan sudah mempunyai rambu-rambu yang disepakati
bersama bahwa suatu pernyataan ilmiah harus ditunjang dengan bukti-bukti
ilmiah pula. Hanya dikalangan awam, polemik mengenai apa yang dapat
digunakan dalam kancah ilmiah masih banyak menggunakan parameter yang
berbeda hingga sekarang.
BIOL4317/MODUL 1 1.5
yang tertiup angin dari barat mempunyai cabang pendek di sebelah barat dan
lebih panjang di sebelah timur. Manusia yang sering berolahraga akan
mempunyai tubuh besar. Namun, Lamarck kemudian memperkirakan bahwa
orang bertubuh besar akan mempunyai anak bertubuh besar. Dari satu segi
memang demikian, tetapi kemungkinan lain pun sama besarnya. Menurut
Lamarck, hal yang diperoleh dari latihan dapat diturunkan kepada anaknya.
4. Fakta Biologis
a. Masa teori genetika
Tokohnya adalah Gregor Mendel, Hugo de Vries, D. Tschernov, William
Bateson, dan August Friedrich Leopold Weismann.
Dalam kehidupan membiara, seorang biarawan sering kali menanam
kebutuhan sehari-hari seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Kalau mereka
mempunyai waktu luang, waktu tersebut digunakan untuk mengerjakan
sesuatu yang berguna dengan seizin kepala biara. Pada tahun 1865, Mendel,
seorang biarawan Katolik, mengemukakan hasil pengamatan penelitiannya
selama menanam sayuran dalam rangka mencari suatu bibit unggul. Mendel
mengemukakan bahwa sifat-sifat tertentu ternyata diturunkan dengan
ketelitian yang cukup akurat. Oleh karena itu, ia mengemukakan dua macam
hukum penurunan yang kemudian dikenal sebagai hukum Mendel. Sayang
sekali, hasil penelitian ini masih terlalu maju untuk zamannya sehingga tidak
ada seorang pun yang mengerti dan kemudian tersimpan begitu saja di
perpustakaan. Sekitar 30 tahun kemudian, beberapa peneliti (de Vries dan
Tschernov) menemukan kembali hukum Mendel tersebut secara independen.
Ketika mereka secara terpisah memeriksa kepustakaan untuk meneguhkan
penemuan mereka sebagai penemu pertama, ternyata hasil penelitian tersebut
sudah pernah dipublikasikan 30 tahun sebelumnya. Hukum Mendel yang
ditemukan kembali kemudian merangsang para peneliti untuk mendalami
bidang ilmu yang baru ini dan disebut ilmu genetika. Tahun-tahun berikutnya,
ilmu genetika berkembang dengan pesat, bahkan lebih pesat dari ilmu evolusi
itu sendiri. Namun, keberadaan ilmu ini baru berjalan sejajar dengan ilmu
evolusi sebagai dua disiplin ilmu yang terpisah dan tanpa ada sangkut pautnya.
Apabila Darwin berkesempatan membaca tulisan Mendel, mungkin ia merasa
sebagai orang yang paling berbahagia di muka bumi karena hukum Mendel-
lah yang dapat menerangkan banyak hal yang tidak dapat diterangkan oleh
teori evolusi waktu itu.
lain ada satu alel yang hilang atau timbul setiap 107 tahun. Mengingat
bahwa jumlah asam amino yang di kode oleh DNA lebih dari 107, paling
sedikit ada satu mutasi asam amino per tahun dalam setiap spesies.
Apabila hal tersebut benar, setiap spesies harus berkembang biak sangat
cepat dan menghasilkan sebanyak-banyaknya anak agar tidak ada alel
yang hilang. Karena hilangnya suatu keanekaragaman dapat
menyebabkan punahnya suatu spesies. Hal ini tidak mungkin terjadi. Oleh
karena itu, para ahli matematika yang dipelopori oleh Kimura menyatakan
bahwa suatu mutasi asam amino kebanyakan bersifat netral atau tidak
terkena seleksi. Apabila seleksi pada suatu mutasi tidak ada,
keanekaragaman menjadi tinggi sehingga risiko suatu spesies tidak akan
dengan mudah punah karena proses hilangnya suatu alel hanya bergantung
kepada arus genetik dan kecepatan mutasi. Argumentasi pemikiran
netralis didukung dari hasil analisis sejumlah spesies di dunia ternyata
sebagian besar gen yang diteliti memiliki puluhan alel. Contoh dari suatu
gen yang netral adalah kemampuan menggulung lidah. Kemampuan
tersebut dimiliki sekitar 50% dari populasi manusia, sedangkan 50%
lainnya tidak mampu menggulung lidah. Memang kemampuan
menggulung lidah tidak pernah menjadi parameter dalam menentukan
pasangan. Secara ringkas, aliran netralis berpandangan bahwa alel-alel
dalam suatu populasi bersifat netral.
Beberapa konsep penting di dalam ilmu evolusi yang harus Anda pahami
adalah sebagai berikut.
1. Perubahan evolusi adalah perubahan komposisi genetik suatu populasi
pada satuan waktu tertentu.
2. Alam mengarahkan evolusi dari populasi suatu organisme.
3. Seleksi alam adalah satu-satunya kekuatan yang mengarah pada adaptasi
suatu organisme.
4. Seleksi alam hanya akan mengubah komposisi genetik suatu populasi
apabila kondisi lingkungan cocok dengan alel yang tersedia.
5. Ada sejumlah mekanisme dari seleksi alam.
6. Proses seleksi alam yang sangat spesifik akan mengarah pada
terbentuknya jenis baru.
7. Bumi berumur sangat tua. Kehidupan berusia sedikit lebih muda daripada
bumi dan kehidupan di muka bumi berubah dari waktu ke waktu. Banyak
kelompok organisme muncul. Kebanyakan organisme yang hidup pada
masa lalu kini sudah punah.
8. Semua organisme yang hidup sekarang mempunyai sejarah dan hubungan
dengan organisme yang hidup pada masa lalu. Biosistematika adalah ilmu
yang mempelajari hubungan kekerabatan dan evolusi dari jenis-jenis yang
berkerabat. Hubungan filogenetik dapat digunakan untuk melihat bukti-
bukti evolusi. Hubungan tersebut dapat dipelajari dengan meneliti
keserupaan dari fosil, morfologi, ataupun struktur biokimiawi suatu
kelompok organisme.
1.12 Evolusi
L AT IH A N
Sebelum kita menjawab pertanyaan, ada beberapa hal yang harus dihayati.
Skema di bawah ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat mendasar
pada ilmu pengetahuan yang dikembangkan dan agama. Pertama, agama
bukan ilmu pengetahuan dan mempunyai landasan utama, antara lain percaya
dan cinta. Kedua tolok ukur tersebut tidak digunakan dalam ilmu pengetahuan.
Karena ilmu pengetahuan mencari kebenaran dan boleh salah, tetapi harus
didukung oleh bukti atau dapat dibuktikan atau diulang orang lain. Ilmu yang
paling mendasar seperti filsafat dan seni mempunyai tolok ukur yang dapat
bersifat relatif. Sebaliknya, matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, dan
astronomi adalah ilmu yang mempunyai bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
tidak harus bergantung pada ilmu dasar yang lain, umumnya dikenal sebagai
ilmu dasar. Evolusi adalah bahasa biologi (seperti halnya fenomena hidup,
lahir, tumbuh, berkembang biak, sakit dan sembuh, berdiferensiasi, menjadi
tua dan mati, terakhir berevolusi) yang tidak ada padanannya dalam ilmu yang
lain.
BIOL4317/MODUL 1 1.13
KEILMUAN
Aplikasi
Ilmu Teknik
Ilmu Sosial
Kimia, Fisika Sains Dasar Biologi,Geologi, Astronomi
Matematika
Psikologi
Filsafat & Seni
BUKAN
ILMU
A G A M A
1) Teori evolusi tidak pernah menyatakan bahwa manusia berasal dari kera.
Teori evolusi menyatakan bahwa manusia dan kera berkerabat paling
dekat, bukan suatu implikasi bahwa manusia berasal dari kera. Teori
evolusi menerangkan bahwa evolusi adalah perubahan bertahap suatu
organisme sejalan dengan waktu. Perubahan apa yang terjadi. Semua
perubahan disebabkan oleh perubahan frekuensi alel yang ekspresinya
mungkin terlihat dalam fenotipe, tetapi tidak harus selalu demikian.
Pendapat bahwa semua makhluk adalah ciptaan Tuhan itu tidak salah,
hanya masyarakat sering tidak sadar bahwa proses pun adalah ciptaan
Tuhan. Yang menjadi masalah mendasar adalah ilmu pengetahuan
mempunyai batasan yang tidak sama dengan agama seperti yang
ditunjukkan di atas.
3) Ya.
4) Keanekaragaman. Tanpa keanekaragaman, evolusi tidak mungkin terjadi.
1.14 Evolusi
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 1
4) Evolusi ....
A. adalah perubahan suatu struktur menjadi yang lebih praktis
B. hanya berjalan apabila ada seleksi alam
C. mengarah pada suatu tujuan akhir
D. merupakan hasil adaptasi suatu organisme
5) Prinsip dasar yang dianut dalam menerangkan evolusi antara lain ....
A. evolusi akan membuktikan bagaimana kera menjadi manusia
B. suatu organisme mempunyai nenek moyang organisme lain
C. mempelajari perubahan struktur organisme yang saling berkerabat
D. hanya penemuan fosil yang dapat membuktikan proses evolusi
Kegiatan Belajar 2
Waktu Geologi
S ejarah muka bumi bersama dengan isinya merupakan hal yang menarik,
mengingat kita yang mempelajarinya akan dibawa pada masa yang telah
silam, bahkan sampai pada masa bumi belum berpenghuni. Kita akan
mempelajarinya dalam lingkup Waktu Geologi, yaitu skala waktu yang
meliputi seluruh sejarah geologi bumi dari mulai terbentuknya hingga saat ini.
Dalam kegiatan belajar ini, Anda akan melihat bahwa timbulnya kehidupan
berlangsung sangat lama, kira-kira 1500 juta tahun lamanya bumi belum
berpenghuni, sedangkan munculnya manusia baru berlangsung sekitar enam
juta tahun yang lalu.
Menurut teori, bumi dan tata surya terbentuk karena kondensasi gas yang
ada di tata surya sekitar 4.6 miliar tahun yang lalu. Umur tersebut ditentukan
dari umur batuan tertua yang ada di bumi ataupun yang berasal dari meteorit
yang menghunjam bumi. Pada waktu proses tersebut terjadi, diperkirakan
massa berkumpul menjadi gumpalan yang sangat besar sehingga integritasnya
sulit dipertahankan sehingga gas tersebut terpecah menjadi gumpalan gas yang
lebih kecil. Semua itu membentuk satu tata surya. Gumpalan terbesar menjadi
matahari, sedangkan sisanya menjadi planet, bulan, dan meteorit. Akibat
adanya perbedaan ukuran, gumpalan yang lebih kecil dapat berputar lebih
cepat dibandingkan gumpalan yang besar sehingga ukuran gas akan
menentukan rotasi suatu planet atau bulan yang akan terbentuk. Akibat daya
tarik yang besar, gumpalan gas tersebut berubah menjadi cair dan panas,
kemudian perlahan-lahan memadat. Dalam proses menjadi padat, bentuk muka
bumi berubah-ubah. Hal ini diperkuat pula dengan adanya rotasi. Rotasi
menimbulkan gaya sentripetal dan sentrifugal serta berputar pada sumbu
magnetis. Karena proses menjadi padat yang relatif cepat, keadaan di dalam
bulatan masih cair. Benda padat mengalami penyusutan, sedangkan keadaan
di dalam yang masih panas memuai. Oleh karena itu, timbul retakan-retakan
dan batuan cair keluar sebagai proses vulkanisme. Selain itu, bentuk bumi yang
ada tidak rata. Oleh karena adanya rotasi, proses penyetimbangan berjalan
menyebabkan adanya pergeseran daratan. Pergeseran daratan tersebut dapat
menyebabkan pecahnya daratan atau bersatunya daratan. Apalagi mengingat
bahwa sumbu magnetis bumi tidak tepat dari waktu ke waktu. Dengan
1.18 Evolusi
Umur batuan dan fosil adalah salah satu aspek dalam menentukan waktu
geologi. Dalam penentuan umur suatu batuan atau fosil, ada beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan yaitu adanya kemungkinan
pembasuhan dan adanya kemungkinan transportasi.
Akibat adanya pembasuhan, suatu batuan atau fosil berubah kandungan
kimianya. Dengan demikian, penghitungannya tidak cukup akurat.
Suatu batuan atau fosil dapat terbentuk di suatu tempat. Namun, sejalan
dengan waktu, benda tersebut dapat berpindah tempat (transportasi). Dengan
demikian, fosil suatu organisme dapat ditemukan di tempat yang tidak
semestinya. Kekuatan utama yang mungkin dapat memindahkan fosil tersebut
adalah aliran sungai. Sungai akan membawa suatu fosil atau batu dari daerah
hulu ke hilir. Demikian pula sungai dapat membawa suatu fosil dari lapisan
atas menuju lapisan yang lebih tua karena sungai dapat mengikis batuan
sehingga akhirnya batuan tersebut semakin lama menjadi makin dalam. Hal
lain yang dapat memindahkan suatu batuan atau fosil adalah adanya pelapukan
dan pergeseran tanah. Akibat adanya pelapukan, suatu fosil yang sebelumnya
berada pada lapisan yang dalam menjadi terdedahkan karena batuan di atasnya
tersingkap oleh kekuatan alam. Setelah terdedahkan, ada faktor luar yang
menyebabkan fosil yang sudah terdedahkan tersebut berpindah tempat. Hal-
hal tersebut dapat menyebabkan penentuan umur suatu batuan atau fosil
menjadi tidak akurat. Untuk mendeteksi adanya transportasi, biasanya
dilakukan analisis geomagnetis.
Penentuan umur biasanya tidak pernah tepat, mengingat banyaknya faktor
luar yang dapat berperan. Oleh karena itu, simpangan baku umur suatu fosil
biasanya cukup lebar. Misalnya, fosil Homo erectus dari Sangiran diduga
berumur 250.000 tahun. Menurut penelitian pada tahun 2011, salah satu fosil
BIOL4317/MODUL 1 1.19
berumur sekitar 27.000 tahun dan paling tua berumur 1.500.000 tahun (Zaim
dkk, 2011). Kisaran antara 27.000 tahun menuju 54.000 tahun ataupun
1.500.000 tahun adalah sangat besar sehingga sulitlah kiranya membuat
perkiraan umur rata-rata.
1. Jam Radioaktif
Penentuan umur suatu lapisan atau suatu fosil dapat didasarkan atas
perbedaan masuk dan keluarnya suatu senyawa radioaktif dari dalam tubuh. Di
alam, terdapat sejumlah zat radioaktif yang kita hirup dan dikeluarkan sehari-
hari tanpa menyebabkan adanya gangguan. Karena zat radioaktif tersebut tidak
diakumulasi oleh tubuh, jumlah zat radioaktif di dalam ataupun di luar tubuh
akan tetap. Namun, apabila kita mati, tidak terdapat transpor zat radioaktif
tersebut, baik masuk maupun keluar. Akibatnya, jumlah zat radioaktif tersebut
akan menurun sejalan dengan waktu paruh zat radioaktif tersebut. Ada zat
radioaktif yang meluruh dalam skala jam, hari, tahun, abad, ataupun yang
memakan waktu berabad-abad. Mengingat bahwa volume tubuh sangat kecil
bila dibandingkan dengan volume alam, maka perubahan jumlah zat radioaktif
di alam relatif konstan tidak berubah. Dengan membandingkan jumlah yang
terdapat di dalam tubuh dengan jumlah yang ada di alam per volume, kita dapat
memprediksi umur zat radioaktif tersebut. Demikian pula halnya dengan zat
radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan, dapat diperlakukan serupa
meskipun ada faktor koreksi, mengingat batuan tertentu dapat sudah lama
berada di muka bumi dibandingkan data fosil.
Selain itu, haruslah kita perhatikan, zat radioaktif apa yang meluruh dan
apa yang dihasilkan. Jadi, selain menghitung jumlah bahan yang meluruh, juga
harus dihitung perbandingan antara zat asal dan zat yang dihasilkan.
Adapun rumus untuk menghitung perkiraan umur suatu batuan/fosil
sebagai berikut.
t = umur
l = peluruhan
No = jumlah zat radioaktif waktu batuan dibentuk
N = jumlah zat radioaktif sekarang
NR = No – N
1.20 Evolusi
Tabel 1.1
Zat Radioaktif yang Digunakan dalam Menentukan Umur Batuan/Fosil
Kalau ada sejumlah fosil dari lapisan yang sama diukur dengan beberapa
zat radiokatif, para ilmuwan sepakat untuk selalu menggunakan hasil
pengukuran umur yang lebih muda.
2. Jam DNA
Karena suatu organisme yang sudah menjadi fosil hingga kini masih sulit
sekali diekstraksi DNA-nya, maka kita hanya dapat menggunakan organisme
yang masih hidup. Dari skala waktu geologi, kita dapat memperkirakan kapan
suatu organisme muncul dan kapan organisme lainnya muncul. Misalnya, ikan
sudah berada jauh sebelum amfibi apalagi primata. Dalam kurun waktu yang
begitu jauh berbeda, kita dapat menghitung berapa besar perubahan dalam
susunan DNA yang telah terjadi. Karena kita dapat menghitung berapa
kecepatan mutasi suatu organisme, maka kita dapat menghitung berapa lama
perbedaan umur kemunculan antara dua organisme. Untuk dapat
menggunakan jam DNA, ada suatu pengetahuan dasar yang diperlukan karena
kecepatan mutasi suatu bagian DNA tidak sama. Ada gen yang bermutasi
sangat cepat dan ada gen yang bermutasi sangat lambat. Dalam kaitan ini, pada
dasarnya kita akan menggunakan suatu daerah DNA yang konservatif. Gen
yang sangat konservatif baik untuk menentukan perbedaan umur dari dua
organisme yang berkerabat jauh, misalnya antara kera dan manusia, sedangkan
BIOL4317/MODUL 1 1.21
sering ditemukan dalam keadaan tidak utuh, tidak demikian halnya dengan
polen. Daerah yang mempunyai empat musim, penggunaan polen dapat
memberikan data yang sangat akurat. Hal ini disebabkan karena tumbuhan
akan berbunga serempak pada periode yang relatif singkat pada musim semi
dan panas. Akibatnya, polen menutupi seluruh permukaan tanah. Saat
berikutnya, ada jenis tumbuhan lainnya yang berbunga. Jadi, setiap tahun,
tumbuhan akan membentuk lapisan yang lebih kurang sama dengan tahun
sebelumnya. Polen yang terkubur dalam tanah akan mati, tetapi bagian luarnya
sangat keras dan karena jumlahnya yang berlimpah, maka banyak yang
menjadi fosil. Banyaknya polen merupakan fungsi langsung dari jenis tumbuh-
tumbuhan yang berbunga. Dengan perkataan lain, kadar polen dapat
memberikan informasi yang tepat mengenai tumbuh-tumbuhan yang dominan
pada suatu periode. Demikian pula apabila ada perubahan cuaca, habitat,
angin, dan lain-lain, semuanya akan tercerminkan dari profil polen tersebut.
Dari keadaan tersebut, orang dapat merekonstruksi apa yang terjadi pada masa
lalu, ada jenis-jenis apa saja dalam suatu masa, dan bagaimana keadaan habitat
di tempat tersebut pada periode tertentu. Salah satu hal yang agak menyulitkan
adalah cara untuk menentukan jenis-jenis apa saja yang hidup pada masa itu.
Dalam hal ini, para ahli menggunakan data tumbuh-tumbuhan aktual dengan
dugaan bahwa jenis yang berkerabat mempunyai polen yang serupa.
bervariasi karena ada gen yang mudah bermutasi dan ada yang sukar
bermutasi.
Data pada Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa ternyata kecepatan mutasi
tidak sama. Kecepatan mutasi secara resiprokal resisten–rentan atau rentan–
resisten atau dominan–resesif dan sebaliknya tidak sama, demikian pula
kecepatan mutasi antara jantan dan betina dapat tidak sama.
Tabel 1.2
Kecepatan Mutasi Suatu Gen pada Bermacam-macam Organisme
Perhatikan profil fosil pada Tabel 1.3. Di sana, dapat kita lihat bahwa
keberadaan fosil pada dasarnya menunjukkan kapan fosil suatu organisme
mulai ada dalam lapisan tanah. Namun, keberadaan suatu organisme dalam
bentuk fosil tidak menjamin bahwa organisme tersebut baru muncul. Hal ini
disebabkan oleh individu yang menjadi fosil jumlahnya sangat sedikit kalau
dibandingkan organisme yang ada. Dari lima miliar manusia yang hidup di
muka bumi sekarang, belum tentu ada satu orang pun yang akan menjadi fosil.
Tabel 1.3
Data Fosil dari Sejumlah Kelompok Organisme dan Waktu Munculnya di
Permukaan Bumi
BIOL4317/MODUL 1 1.25
Tabel 1.4
Pembagian Waktu Geologi secara Garis Besar
•
BIOL4317/MODUL 1 1.27
Tabel 1.5
Pembagian Waktu Geologi
L AT IH A N
1) Hal-hal yang dapat memengaruhi penentuan umur suatu batuan atau fosil
adalah adanya kemungkinan transportasi dan pencucian/pembasuhan.
2) Menghitung umur fosil atau batuan dapat dilakukan dengan mengukur zat
radioaktif yang terkandung.
3) Umur batuan adalah:
t = 1/(15,5125 × 10-11) In (1.360)
= (6,447 × 109) × (0,307)
= 1,979 × 109 tahun
4) Rekonstruksi masa lampau dapat menjadi akurat karena menggunakan
cara penghitungan dari beberapa macam zat radioaktif, data fosil yang
dipakai secara eksensif dan didukung oleh banyak ahli sehingga selalu
terjadi perbaikan.
5) Ada lima kategori pembagian waktu geologi, yaitu eon, era, periode,
kurun, dan formasi.
BIOL4317/MODUL 1 1.29
R A NG KU M AN
Sistem tata surya kita mungkin terbentuk 4.600 juta tahun yang lalu,
dari gumpalan materi gas di angkasa luar yang berputar dan akhirnya
memadat. Akibat benturan dengan bintang lain, terbentuklah planet-planet
dengan bulan-bulannya. Pendinginan bumi tidak terjadi secara serempak
sehingga mengakibatkan adanya daratan dan gunung yang tinggi. Karena
ketidakrataan pendinginan, daratan berpindah-pindah seperti berlayar dari
satu tempat ke tempat yang lain. Selama 1500 juta tahun lamanya, bumi
belum berpenghuni dan selama 2000 juta tahun setelah bumi terbentuk
pada umumnya baru dihuni organisme bersel satu. Kehidupan di darat
baru muncul sekitar 425 juta tahun yang lalu. Kehidupan di daratan
tersebut dimulai dengan munculnya serangga dan tumbuh-tumbuhan
rawa. Meskipun vertebrata sudah mulai ada sekitar 500 juta tahun yang
lalu, manusia baru muncul sekitar lima juta tahun yang lalu. Lamanya
keberadaan manusia di muka bumi, itu tidak berarti banyak dibandingkan
umur bumi. Walaupun demikian, manusia penyebab paling banyak
perubahan.
Untuk mengkaji hal-hal yang telah terjadi ribuan tahun, digunakan
sejumlah metode, antara lain zat radioaktif untuk menghitung waktu,
korelasinya dengan batuan, dan tempat. Maka dari itu, para ahli menyusun
waktu geologi yang menggambarkan juga bagaimana dinamika
permukaan bumi dan segala isinya sejalan dengan waktu.
TE S F OR M AT IF 2
2) Penentuan umur suatu fosil dapat menggunakan zat radioaktif, yaitu ....
A. thalium
B. uranium
C. aktinium
D. iridium
1.30 Evolusi
3) Prinsip penentuan umur atau waktu divergensi dengan DNA, yaitu ....
A. tidak dapat dipercaya
B. susunan DNA
C. kecepatan mutasi DNA
D. bervariasi antarindividu
4) Data polen dapat memberikan gambaran pada suatu periode mengenai ....
A. hewan penyerbuk
B. jenis penyerbukan
C. morfologi bunga
D. cuaca
Kegiatan Belajar 3
Biogeografi
Turunnya suhu bumi terjadi secara tidak serempak sehingga ada banyak
daratan yang terpisah-pisah. Hal ini disebabkan oleh komposisi batuan yang
terbentuk dari magma panas tidak sama. Ada batuan yang mudah membeku
dan ada yang tidak. Secara umum, batuan yang padat ada pada permukaan
cairan yang panas. Dengan demikian, cairan yang panas akan mencari jalan
keluar, terutama untuk mengeluarkan gas. Demikian pula cairan yang
membeku akan menyusut, sedangkan volume di dalam bumi masih
mengembang karena panas. Karena adanya hal yang demikian, bentuk daratan
bumi masih sangat tidak stabil. Berdasarkan analisis muka bumi, diperkirakan
pada waktu daratan mulai terbentuk terdapat banyak sekali daratan berukuran
kecil. Daratan tersebut misalnya Laurentia, Uralian, Siberia, Kaskhstania,
Caledonian, Tasmanian, Cina, dan lain-lain. Daratan-daratan tersebut
kemudian akan membentuk Laurasia dan Gondwana. Bersatunya daratan-
daratan tersebut menimbulkan sejumlah pegunungan, misalnya Pegunungan
Ural, Appenine, Jura, dan lain-lain di Asia dan Eropa. Daratan-daratan tersebut
sulit sekali ditelusuri, mengingat sebagian mengalami proses subduksi
sehingga tenggelam kembali ke pusat bumi dan melarut kembali dalam dapur
magma.
Perhatikan bahwa pada proses pergerakan benua, ada dua kemungkinan,
pertama berbenturan dan terangkat yang menghasilkan gunung
nonvulkanik, kedua peristiwa subduksi yaitu salah satu bagian terangkat dan
1.32 Evolusi
Sumber: Campbell.
Gambar 1.2
Subduksi dan Pembentukan Gunung
Data fosil pada masa itu praktis tidak ada karena kehidupan baru ada
organisme bersel tunggal. Adanya kehidupan organisme bersel tunggal dan
yang berklorofil dapat ditelusuri dengan adanya batuan tua yang berbelang-
belang. Hal ini disebabkan organisme berklorofil mengeluarkan oksigen.
Oksigen adalah suatu unsur yang sangat korosif sehingga mengoksidasi
sebagian besar logam (terutama besi) yang ada di muka bumi dan
menimbulkan batuan yang berwarna kemerah-merahan. Karena sifat korosif
yang demikian kuat, dalam waktu singkat oksigen di udara kembali habis.
Habisnya oksigen digambarkan pada batuan yang menjadi hitam kembali.
Kemudian, mungkin protozoa mengalami pula kemunduran dan baru kembali
menjadi banyak setelah beberapa ribu tahun kemudian. Lalu kembali oksigen
digunakan untuk mengoksidasi sebagian besar logam besi dan kembali batuan
menjadi merah. Siklus berulang-ulang tersebutlah yang menyebabkan batuan
berwarna belang hitam dan merah karat. Baru setelah sejumlah besi dan logam
lainnya yang ada di permukaan bumi habis teroksidasi, oksigen mulai
diakumulasikan di atmosfer. Akumulasi oksigen di udara menyebabkan reaksi
dengan sinar ultraviolet dan menimbulkan lapisan ozon (O3). Lapisan ozon
tersebut sangat penting karena menghambat sebagian besar cahaya matahari
BIOL4317/MODUL 1 1.33
yang masuk ke atmosfer bumi. Sebelum adanya lapisan ozon, sinar matahari,
terutama sinar gelombang ultraviolet, bersifat mematikan bagi sebagian besar
organisme bersel tunggal. Hal ini disebabkan oleh radiasi sinar ultraviolet
sangat kuat dan memutuskan rantai DNA. Peristiwa ini menyebabkan banyak
kematian pada organisme bersel satu, sedangkan organisme bersel satu yang
tersisa banyak yang mengalami mutasi, yang selanjutnya menjadikannya
sangat beraneka ragam. Hal ini dibuktikan bahwa kode genetik untuk
organisme bersel satu sangat bervariasi. Sebaliknya, kode genetik eukariot
bersifat universal.
Hambatan yang ditimbulkan oleh lapisan ozon menjadikan bumi lebih
dingin. Ditambah dengan oksigen yang sudah banyak, memberikan
kesempatan bagi organisme yang hidup di muka bumi untuk berevolusi dan
menggunakan oksigen. Sebelumnya kebanyakan organisme bersel satu
menggunakan nitrogen dan sulfur sebagai sumber energi. Akan tetapi, oksigen
bersifat sangat efisien untuk mentransfer energi sehingga organisme yang
timbul kemudian lebih efisien dalam memanfaatkan energi. Akibatnya,
sebagian besar mikroorganisme yang berevolusi setelah adanya lapisan ozon
memanfaatkan oksigen. Dengan demikian, organisme yang memanfaatkan
nitrogen dan sulfur tidak dapat bersaing. Hal ini dapat dilihat sekarang bahwa
organisme yang memfiksasi nitrogen dan sulfur sangat sedikit. Mereka
digolongkan pada prokariot, misalnya Archaebacteria hidup di air panas dan
banyak yang terutama mempunyai fisiologi yang bergantung pada penggunaan
sulfur sebagai sumber energi.
B. MASA PANGEA
Pada masa ini, semua daratan yang ada di muka bumi membentuk satu
benua yang utuh. Pembentukan menjadi satu benua yang utuh mempunyai
banyak konsekuensi. Organisme yang hidup pada masa itu secara teoretis
dapat bergerak ke mana saja. Hal ini menjelaskan mengapa ada sejumlah fosil
yang ditemukan di banyak benua. Sebagai contoh, dapat kita amati dalam
Tabel 1.6.
1.34 Evolusi
Tabel 1.6
Jenis-Jenis Fosil yang Ditemukan di Beberapa Benua pada Formasi Tertentu
Gambar 1.3
Bagaimana Daratan Terbentuk pada Masa Lalu
Perhatikan perkiraan bumi sekitar 255-65 juta tahun yang lalu yang mulai
terdiri atas satu benua dan dinamakan Pangea. Terdapat bagian yang memiliki
kesamaan batuan di sejumlah benua sekarang yang merupakan sejumlah
pegunungan dan ternyata pernah bersatu. Baru 65 juta tahun yang lalu Pangea
pecah menjadi benua-benua yang kita kenal sekarang.
Bersatunya daratan menimbulkan gurun pasir. Kalau kita perhatikan
daratan yang luas, Afrika, Asia, dan Amerika Utara mempunyai gurun pasir.
Hal tersebut disebabkan oleh luasnya daratan tidak setimbang dengan curah
hujan yang dapat diberikan alam. Semua titik air sudah diturunkan sebagai
hujan di daerah yang lebih dekat dengan pantai. Apabila sebelumnya ada
kehidupan, kehidupan akan berkurang secara drastis sejak daratan bersatu.
Bersatunya daratan menimbulkan percampuran flora dan fauna.
Bercampurnya flora dan fauna akan menyebabkan suatu daratan kehilangan
identitas awal, contohnya Eurasia. Tidak banyak organisme yang dapat dipakai
untuk membedakan fauna dan flora Eropa dari Asia. Hal tersebut disebabkan
1.36 Evolusi
oleh bersatunya Eropa dengan Asia sudah berlangsung sangat lama. Jadi, tidak
mungkin membedakan fauna dan flora khas dari Laurentia, Uralian,
Caledonian, Kaskhstania, Cina, dan lain-lainnya.
berasal dari Asia. Keadaannya akan lebih rumit kalau kita memperhitungkan
floranya. Teori yang ada tidak dapat menerangkan hal tersebut.
Gambar 1.4
Geografi Asia Selatan
1.42 Evolusi
Gambar 1.5
Proses Terbentuknya Himalaya, Indocina, dan Indonesia
Pada Gambar 1.5, kiri dan kanan atas menunjukkan keadaan 250—200
juta tahun yang lalu. Tibet Selatan, Burma, dan Malaysia merupakan satu
daratan, sedangkan Kalimantan Barat, Sumatra, Kalimantan Timur, Sulawesi
Barat, dan Banda Allochtone (akan menjadi Jawa dan Nusa Tenggara) sebagai
pulau terpisah-pisah bergerak ke arah utara. Tibet Selatan kemudian terpisah
dari Burma dan Malaysia. New Guinea dan sebagian Australia masih berada
di dasar laut.
Gambar kiri bawah menggambarkan keadaan pada zaman Kretasea akhir.
India sudah melepaskan diri dari Gondwana, sedangkan Tibet Selatan hampir
mencapai Laurasia, demikian pula Burma hampir mencapai Indocina.
Perhatikan bahwa Borneo Timur dan Sulawesi Barat masih berdekatan,
sedangkan Borneo Barat masih berada di sebelah kiri utara dari Sumatra. Pulau
Jawa belum tampak meskipun sudah ada. Australia bersama-sama dengan
sebagian Nusa Tenggara bagian selatan (Sumba, Timor, Tanibar) dan New
Guinea (dan Kemun) mulai memisahkan diri dari Antartika.
BIOL4317/MODUL 1 1.43
Gambar 1.6
Pembentukan Indonesia
Gambar 1.6 pada bagian kiri menggambarkan India pada masa Oligosen
sudah berbenturan dengan Laurasia. Burma sudah bersatu pula dengan
Laurasia, demikian pula Borneo telah bersatu. Sulawesi pada masa ini belum
bergabung menjadi satu, demikian pula New Guinea dan Kemun.
Sementara itu, gambar kanan menjelaskan keadaan pada akhir Miosen.
Sulawesi Barat dan Timur sudah bersatu, demikian pula Kemun dan New
Guinea bersatu dan menimbulkan Pegunungan Jayawijaya Timor dan
Tanimbar masih berada agak jauh di sebelah selatan. Indonesia secara perlahan
bergerak memasuki daerah ekuator.
Gambar 1.7 menunjukkan keadaan bumi sekarang. Walaupun demikian,
masih terdapat patahan-patahan dan benturan-benturan yang digambarkan oleh
garis hitam tebal. Di daerah-daerah tersebut, hingga sekarang, macam batuan
yang ada bersebelahan tidak memperlihatkan profil yang sama.
1.44 Evolusi
Gambar 1.7
Pembentukan Indonesia Menurut Hall (1989—2011)
4. Catatan Akhir
Teori yang dikemukakan di atas bukanlah yang terakhir karena tambahan
data masih terus bertambah. Misalnya, para ahli menemukan bahwa ujung
timur dari Sulawesi Tengah (Luwuk, Morowali) masih mempunyai kaitan
yang erat dengan Pulau Seram melalui jalur Banggai. Hal ini, selain didasarkan
atas data geologi, juga ditunjang oleh data biologi. Bahwa dinamika daerah
kepulauan di Indonesia ternyata jauh lebih rumit dari yang diperkirakan
dahulu. Misalnya, Borneo Barat sebelumnya ada di timur dan Borneo Timur
ada di barat. Beberapa hal lain yang masih perlu juga kita pikirkan, misalnya
data Kalimantan Barat sebelah selatan diperkirakan mempunyai kaitan dengan
Vietnam; Sulawesi Selatan diperkirakan mempunyai kaitan dengan Borneo;
serta Gunung Lompobatang mempunyai flora yang agak berbeda dan beberapa
ahli memperkirakan adanya hubungan dengan daerah Sabah. Adanya
perputaran daratan tidak sesederhana seperti yang diketahui sekarang karena
Lengkung Banda diperkirakan berakhir di Seram, tetapi mungkin terus
memanjang hingga Sulawesi dan berakhir di Pulau Buton. Hal ini masih terus
dikaji, mengingat kaitan antara Luwuk, Morowali, dan Seram sehingga
BIOL4317/MODUL 1 1.45
L AT IH A N
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 3
1) Adanya oksigen di atmosfer muka bumi pada masa awal kehidupan ....
A. telah ada sejak bumi terbentuk
B. dihasilkan oleh prokariot bermitokondria
C. dihasilkan oleh eukariot berklorofil
D. dihasilkan oleh semacam ganggang biru
Daftar Pustaka
Hall, R. (1998). The plate tectonics of cenozoic SE Asia and the distribution
of land and sea. Dalam R. Hall & J.D. Holloway (Eds.), Biogeography
and geological evolution of SE Asia. Leiden: Backhuys Publishers.
Hall, R. (2011). Australia-SE Asia collision: Plate tectonics and crustal flow.
Dalam R. Hall, M.A. Cottam, & M.E.J. Wilson (Eds). The SE Asian
gateway: History and tectonics of Australia-Asia collision. London: The
Geological Society of London.
Sathiamurthy, E., & Voris, H.K. (2006). Maps of holocene sea level
transgression and submerged lakes on the Sunda shelf. Supplement Nat
Hist J Chulalongkorn University, 2, 1—43.
Simpson, G.G. (1955). The major features of evolution. New York: Columbia
University Press.
Whitmore, T.C. (Ed.). (1981). Wallace line and plate tectonics. Oxford:
Clarendon Press.
Wilson, E.O. (1992). The diversity of life. Cambridge: The Belknap Press.
Zaim, Y., dkk. (2011). New 1.5 million years old homo erectus maxilla from
Sangiran (Central Java, Indonesia). J Hum Evol, 61, 363-376.
Sumber laman
searg.rhul.ac.uk/current_research/plate_tectonics/index.html.
http://fmnh.org/research_collections/zoology/zoo_sites/seamaps/.