Anda di halaman 1dari 7

TEORI EVOLUSI: KONSEP DASAR DAN PENGERTIAN TEORI

DARWIN

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Prasejarah Indonesia


Yang dibina oleh Bapak Slamet Sujud Purnawan Jati

OLEH
Affan Rizqyawan Yafi 160731614945
Ahmad Syahroni 120731435890
Dwi Ernawati 160731614949
Erin Eka Septiani 160731614830

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
Oktober 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum diciptakannya manusia di Bumi, sudah pasti Bumi diciptakan


terlebih dahulu oleh Tuhan beserta tatanan Tata Surya. Banyak bermunculan teori
mengenai terciptanya Bumi, diantaranya adalah Teori Bintang Kembar dan Teori
Big Bang (Dentuman Besar). Kesimpulannya, bumi tidak tercipta dan ada begitu
saja begitu juga dengan Planet-planet lain yang ada di alam semesta ini.
Pembentukannya tentu melalui proses yang panjang dengan tahapan-tahapan
tertentu hingga akhirnya menjadi Bumi dan kemudian dapat dihuni oleh makhluk
hidup di dalamnya. Sebagaima manusia yang bertuhan kita mempercayai semua
hal yang ada di alam semesta ini adalah atas kuasa-Nya. Keseluruhan alam adalah
hasil dari ciptaan-Nya (Yahya, 2003: 11).

Menurut ilmu Geologi, perkembangan zaman di Bumi dibagi menjadi empat


bagian, yaitu Archaekum (prekambrium), paleozoikum (primary), mesozoikum(
secondary), neozoikum atau kenozikum (tersier dan quarter). Pembagian zaman
menurut ilmu geologi juga menjelaskan mengenai tahapan-tahapan awal
pembentukan Bumi. Dalam ilmu geologi dikatakan bahwasannya Bumi pada
zaman tertuanya tidak dapat dihuni oleh makhluk hidup karena permukaan Bumi
atau kulit Bumi masih sangat panas. Pada perkembangan berikutnya Bumi sudah
dapat dihuni oleh makhluk hidup namun hanya makhluk hidup bersel satu yang
hidup pada masa itu, hingga akhirnya manusia muncul pada saat Bumi memasuki
kala Plestosen. Plestosen adalah suatu masa yang ada pada Quarter Period pada
zaman Neozoikum. Pada pertengahan antara munculnya makhluk hidup sel satu
dan munculnya manusia, juga diketahui adanya kehidupan lain yang dikenal
dengan nama Jurassic Period yang berlangsung sekitar 195.000.000 sampai
136.000.000 tahun yang lalu. Pada masa Jurassic Period Bumi dihuni oleh kadal
raksasa atau dinosaurus, hingga akhirnya dinosaurus inipun mengalami
kepunahan. Perihal kepunahan dinosaurus ini juga menuai banyak pertanyaan
dikalangan ilmuan yang akhirnya banyak memunculkan perspektif dari ilmuan.
Berbeda-bedanya perspektih dikalangan ilmuan ini akhirnya memunculkan
perbedaan teori-teori tentang punahnya dinosaurus dari muka Bumi.

Kehidupan manusia di Bumi, setelah melalui rangkaian masa yang panjang


dalam sejarah kehidupan di Bumi akhirnya muncul kehidupan generasi manusia
yang bertahan hingga sekarang. Sudah disinggung sebelumnya bahwasannya
manusia hidup pertama kali pada kala Plestosen. Munculnya manusia pertama kali
di Bumi ini bersamaan dengan serangkaian peristiwa-peristiwa lain seperti,
Glasial-Antarglasial, Pluvial-Antarpluvial,Orogenesis, Vulkanisme, dan Erosi.
Keadaan yang melatarbelakangi manusia pada masa itu, menuntut manusia untuk
bertindak lebih dan dengan segala keterbatasannya manusia dituntut untuk
bertahan hidup demi melangsungkan hidup juga demi kelangsungan generasi
manusia berikutnya. Meskipun manusia juga dapat dikatakan sebagai hewan,
manusia dibekali sang Pencipta dengan akal dan mampu mengembangkan
penggunaan akalnya. Dengan kelebihan dalam menggunakan akalnya inilah
manusia kemudian dapat menciptakan berbagai alat untuk membantu dan
mempermudah mencari makan (Soejono, 2010: 5).

Manusia dengan kelebihannya dalam menggunakan akal serta pikirannya


akhirnya berpengaruh kepada pola kehidupannya. Pola hidup berkelompok atau
berkoloni jika dapat menjadi ciri kehidupan manusia purba. Kemudian secara
berangsur-angsur manusia dapat menguasai seluruh kehidupan di Bumi sebagai
bentuk dari hal itu kemudian tampaklah tahap-tahap dari perkembangan
budayanya. Di dalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan
(Cohen, 1983: 49-50). Pola kehidupan manusia yang dipengaruhi alam sekaligus
perkembangan yang dicapai manusia purba kala itu menciptakan asumsi
bahwasannya perubahan yang dicapai manusia purba adalah sebuah peristiwa
evolusi dari manusia purba itu sendiri. Pendapat ini tidak serta merta keluar begitu
saja dari ilmuan, melainkan dengan temuan-temuan yang telah ditemukan oleh
para ilmuan yang ahli dalam bidangnya. Meskipun, pada kenyataannya bukti yang
ditemukan masih sedikit dan bahkan dapat dikatakan masih sangat kurang untuk
menjadikan teori evolusi sebagai sebuah kebenaran yang mutlak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar evolusi dan pengertiannya?
2. Bagaimana evolusi manusia menurut teori Darwin?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui konsep dasar evolusi dan mengetahui pengertian
evolusi.
2. Untuk mengetahui dan memahami evolusi manusia menurut teori Darwin.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evolusi dan Pengertiannya

Teori evolusi, jika kita mendengar kata tersebut maka kita akan mengaitkan
dengan nama salah satu tokoh ilmuan yaitu Charles Darwin. Memang tidak dapat
dipungkiri lagi bahwasannya teori evolusi identik dengan Charles Darwin. Evolusi
sendiri jika diartikan adalah sebuah proses perubahan dalam waktu yang lama,
antonym dari kata revolusi. Pengertian lebih lanjut dari evolusi adalah proses
perubahan makhluk hidup secara bertahap dan dalam jangka waktu yang panjang
(lama) dari suatu bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang kompleks.
Sedangkan teori (theory) dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimaknai
sebagai pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa
atau kejadian, azas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau
ilmu pengetahuan, dan pendapat (cara atau aturan) untuk melakukan sesuatu. Jika
melihat dari susunan kata teori evolusi maka dapat diartikan dengan sebuah
pendapat ilmu pengetahuan untuk menerangkan tentang perubahan makhluk hidup
dalam waktu yang panjang dan dengan cara yang bertahap dari suatu bentuk yang
sederhana menjadi suatu bentuk yang kompleks. Makhluk hidup mewariskan ciri-
ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi
berikutnya sehingga terjadilah evolusi (Yahya, 2003: 15).

Ilmuan selain menggunakan akal pikirannya juga melandaskan keprcayaan


terhadap kepercayaannya terhadap Tuhan. Keimanan adalah atribut penting
seorang ilmuan (Yahya, 2003: 12). Terdapat beberapa ilmuan yang menggunakan
istilah teori evolusi sebelum akhirnya digunakan oleh Darwin yang kemudian
dikenal dengan istilah Teori Evolusi Darwin. Pemikiran-pemikiran awal mengenai
evolusi yakni sebagai berikut:

a. George Leclerc Buffon (1707-1708)

George Leclerc Buffon menganggap bahwa bagian dunia organik tidaklah


jelas atau statis. Beliau melakukan eksperimen-eksperimen secara terus menerus
terhadap objek yang berupa hewan peliharaan. Eksperimen yang dilakukan adalah
bentuk kawin silang dari hewan peliharaan tersebut guna mengetahui proses
evolusi. Binatang memang mempunyai kecenderungan untuk melepaskan diri dari
“tipe-tipe” aslinya sesuai dengan perjalana waktu (Pope, 1984: 19).

b. Jean Baptise Lamarck (1744-1829)

Jean Baptise Lamarck mengungkapkan bahwa alam dapat mempengaruhi


evolusi. Keadaan alam yang berbeda-beda juga menghasilkan bentuk evolusi yang
berbeda-beda pula. Bukan hanya keadaan alam sebagai tempat huni saja yang
dijadika patokan namun peristiwa-peristiwa alam yang berkaitan dengan suatu
tempat tertentu juga berpengaruh dalam proses evolusi, secara tidak langsung
alamlah yang menjadi faktor paling berpengaruh dalam proses evolusi. Teori
Acquired Characteristic (karakteristik yang didapat sesuai dengan tuntutan alam)
adalah teori evolusi yang dikeluarkan oleh Jean Baptise Lamarck. Binatang
berubah sesuai dengan tuntutan alam sekelilingnya (Pope, 1984: 20).

c. George Cuvier (1769-1832)

George Cuvier mempercayai bahwasannya tuhan telah menghancurkan bumi


dan kemudian menciptakannya kembali hingga beberapa kali. Setiap kali mata
rantai makhluk hidup diciptakan, pada saat itu pula bentuk baru yang diciptakan di
Bumi ini telah lebih disesuaikan. Teori yang dikemukakan Cuvier ini juga sebagai
bentuk kritik untuk menolak teori yang dimiliki oleh Lamarck. Bagi Cuvier,
proses evolusi makhluk hidup itu tergantung kepada kehendak Tuhan. Cuvier
menempatkan Tuhan sebagai penyebab dari perubahan dan kepunahan, teori ini
kemudian lebih dikenal sebagai “Catastrophism” (kekacauan) (Pope, 1984: 22).

B. Evolusi Manusia Menurut Teori Darwin

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN

Cohen, Bruce J. 1983. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Bina Aksara.

Pope, Geoffrey. 1984. Antropologi Biologi. Jakarta: CV. Rajawali.

Soejono, R. P. (Ed. dkk.). 2010. Zaman Prasejarah di Indonesia. Dalam Sejarah


Nasional Indonesia I. Jakarta: P. N. Balai Pustaka.

Yahya, Harun. 2003. Keruntuhan Teori Evolusi. Bandung: Dzikra.

Anda mungkin juga menyukai