Anda di halaman 1dari 14

BAB XI

ANALISIS EKONOMIS PENGEMBANGAN PRODUK

11.1 Elemen-Elemen Analisis Ekonomi


Dalam memulai suatu bisnis atau usaha baru perlu dilakukan analisa ekonomi terlebih dahulu untuk memastikan apakah usaha baru tersebut dapat
memberikan keuntungan atau tidak karena biasanya investasi untuk usaha baru memerlukan dana yang besar. Dengan begitu investor dapat
menghindari kemungkinan terjadi kerugian karena berinvestasi pada bisnis yang tidak menguntungkan. Dalam proses analisa ekonomi, berbagai variasi
dari data formal maupun informal biasanya dikaji dan diuji relavansinya untuk tujuan tertentu dari analisa. Analisa ekonomi pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
11.1.1 Analisa Kuantitatif
Analisa ini memperkirakan NPV aliran kas dari suatu proyek. Teknik NPV digunakan karena lebih mudah dimengerti dan digunakan secara luas dalam
bidang bisnis. Analisa kuantitatif tidak hanya menyediakan evaluasi objektif tentang proyek-proyek, tetapi juga membuat suatu penilaian pada
pengembangan produk. Aliran kas suatu produk terdiri dari kas masuk (pendapatan) dan kas keluar (biaya). Kas masuk berasal dari penjualan produk,
kas keluar terdiri atas biaya proses pengembangan, biaya produksi ramp-up, biaya pembelian perlengkapan dan alat, biaya pemasaran dan penyokong
produk, dan biaya produksi yang terus menerus seperti bahan mentah, komponen, dan pekerja. Jumlah kumulatif kas masuk dan kas keluar suatu
produk ditunjukkan melalui skema dalam Gambar 11.1 ( lihat buku Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger, 2001).
Namun analisa kuantitatif juga mempunyai beberapa kekurangan seperti berikut:
11.1.1.1 Analisis Kuantitatif Hanya Mengukur Kuantitas
Teknik kuantitatif menekankan pada hasil NPV dan bergantung pada NPV yang dapat diukur. Bagaimanapun juga, banyak faktor-faktor penting yang
memegang peranan pada pengembangan produk yang sulit diukur secara akurat. Akibatnya, teknik kuantitatif dianjurkan hanya untuk aset-aset yang
dapat diukur, sedangkan aset-aset yang tidak terukur kurang dapat digunakan.
11.1.1.2 Analisis Kuantitatif Bergantung Pada Keabsahan Asumsi Dan Data
Analisa keuangan mungkin menyediakan perkiraan-perkiraan yang tepat terhadap nilai pengembangan produk dari suatu proyek. Namun, ketelitian
seperti itu tidak mungkin menyatakan keakuratan. Kita dapat mengembangkan suatu model yang benar-benar teliti dari suatu proyek yang
memasukkan NPV dengan tempat lima desimal, tetapi jika asumsi dan data dari contoh kita tidak tepat, maka nilai perhitungan tidak akan tepat.
11.1.1.3 Birokrasi Mengurangi Produktivitas
Ada beberapa golongan yang menyatakan bahwa melakukan analisa ekonomi hanya akan menghambat produktivitas karena terlalu banyak kontrol
yang harus dilakukan. Perencanaan yang ekstensif dan pengulangan walaupun menjamin produk tersusun brilian dan bermutu hanya akan mencapai
pasaran setelah jendela pasar telah ditutup dan hanya akan menghambat proses pengembangan produk.
11.1.2 Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif digunakan untuk menangkap hal-hal yang tidak dapat diukur oleh analisa kuantitatif seperti implikasi positif dan negatif dari suatu
proyek. Pendekatan pada analisa kualitatif adalah untuk mempertimbangkan interaksi antara proyek dengan perusahaan, pasar, lingkungan ekonomi
makro.
11.2 Proses Analisis Ekonomi
Analisa ekonomi biasanya dilakukan pada saat akan memulai suatu proyek baru dan analisis ekonomi yang mencakup kedua pendekatan kuantitatif
dan kualitatif, berguna paling tidak untuk menentukan apakah proyek layak atau tidak untuk dilaksanakan. Analisa yang telah dilakukan pada
permulaan suatu proyek biasanya dapat diperbarui dengan informasi sekarang sehingga tidak perlu dibuat analisa baru setiap waktu. Dengan
menggunakan cara ini, analisis menjadi salah satu sistem informasi yang dapat digunakan oleh tim untuk mengatur pengembangan proyek.
Empat langkah utama dalam proses analisa ekonomi yaitu :
11.2.1 Membangun Contoh Dasar Kasus Keuangan
Contoh dasar kasus meliputi perkiraan waktu dan besarnya aliran kas yang akan datang, lalu menghitung NPV dari aliran kas. Aliran kas harus memuat
resolusi yang cukup untuk menampung pembuatan keputusan yang efektif. Kategori dasar yang umum dari aliran kas untuk suatu jenis produk proyek
pengembangan baru antara lain:
• Biaya pengembangan (semua sisanya biaya desain, tes, dan perbaikan termasuk perakitan)
• Biaya perakitan / ramp
• Biaya pemasaran dan penyokong
• Biaya produksi
• Pendapatan penjualan
11.2.2 Menampilkan Analisis Kepekaan
Salah satu keuntungan dari model keuangan adalah kita dapat melakukan analisa sensitivitas dengan mudah. Pendekatan ini meliputi pemilihan
beberapa pendorong kunci dan mencari seberapa sensitif faktor pendorong tersebut terhadap perubahan. Analisis kepekaan dilakukan untuk
mengetahui tingkat kepekaan harga terhadap NPV dari suatu proyek, apakah jika dilakukan perubahan terhadap harga produksi akan mempengaruhi
NPV dan seberapa besar pengaruhnya serta apakah bila dilakukan perubahan terhadap harga produk akan mempengaruhi tingkat produksi.
Analisis kepekaan menggunakan contoh keuangan untuk menjawab pertanyaan “Apakah jika” menghitung perubahan pada NPV yang ditinjau
dari perubahan faktorfaktor termasuk dalam contoh / model. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
nilai proyek. Faktor internal adalah faktor dimana tim pengembangan mempunyai tingkat pengaruh yang besar, mencakup pengeluaran program
pengembangan, kecepatan pengembangan, biaya produksi, dan penampilan produk.
Faktor eksternal adalah faktor dimana tim tidak dapat mengubahnya dengan sewenang-wenang, mencakup lingkungan persaingan, volume
penjualan, dan harga produk. Meskipun faktor eksternal tidak secara langsung dikontrol oleh tim pengembangan produk, faktor itu seringkali
dipengaruhi oleh faktor internal. Faktor internal dan eksternal diperlihatkan pada Gambar 11.2 (lihat buku Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger,
2001).
11.2.3 Menggunakan Analisis Kepekaan Untuk Memahami Jual-Beli Proyek
Tim pengembangan berusaha mengatur enam interaksi potensial antara faktorfaktor yang dikendalikan dari dalam. Interaksi potensial antara dua faktor
internal bergantung pada karakteristik konteks khusus produk. Pada banyak kasus interaksiinteraksi ini diperjualbelikan. Sebagai contoh, penurunan
waktu pengembangan akan menyebabkan penurunan penampilan produk. Tampilan produk yang lebih baik akan membutuhkan biaya tambahan
produk. Bagaimanapun juga, beberapa interaksi jauh lebih kompleks daripada jual-beli sederhana.
Sebagai contoh, penurunan waktu pengembangan akan membutuhkan kenaikan pengeluaran pengembangan, sebaliknya memperpanjang waktu
pengembangan juga akan meningkatkan biaya jika perpanjangan tersebut disebabkan oleh suatu penundaan pada tugas yang penting, bukan oleh suatu
perpanjangan yang telah direncanakan. Secara umum, interaksi ini sangatlah penting karena hubungan antara faktor internal dan eksternal. Sebagai
contoh, kenaikan biaya pengembangan atau waktu akan mempertinggi penampilan produk sehingga akan meningkatkan volume penjualan atau
memberikan harga yang lebih tinggi. Penurunan waktu pengembangan akan menyebabkan produk sampai dipasaran lebih cepat dan ini akan
meningkatkan volume penjualan (lihat buku Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger, 2001).

Ketika model faktor eksternal (misal : harga dan volume penjualan) sulit dikontrol, model kuantitatif dapat menunjang pengambilan keputusan. Model
kuantitatif dapat menunjang keputusan dengan menjawab pertanyaan berapa banyak volume penjualan yang harus ditingkatkan untuk mengimbangi
tambahan pengeluaran pada pengembangan produk.
Kedekatan linearitas dari banyak analisis kepekaan memungkinkan tim untuk memasukkan beberapa aturan jual-beli untuk menginformasikan
pengambilan keputusan hari demi hari. Aturan ini mengambil bentuk perubahan biaya per unit dalam faktor internal dan eksternal. Aturan jual beli
dengan mudah dimasukkan dari contoh dasar kasus dan dapat digunakan untuk menginformasikan tim besar relatif dari kepekaan tingkat keuntungan
proyek terhadap faktor-faktor di bawah kendalinya. Model keuangan dan analisis kepekaan adalah alat yang kuat untuk menunjang keputusan
pengembangan produk, tetapi teknik ini mempunyai keterbatasan penting. Sebuah sekolah pemikiran mempercayai bahwa analisis keuangan yang teliti
dibutuhkan untuk membawa kedisiplinan dan kontrol terhadap proses pengembangan produk.
11.2.4 Mempertimbangkan Pengaruh Faktor-Faktor Kualitatif Pada Proyek Sukses
Banyak faktor yang mempengaruhi proyek-proyek pengembangan sulit untuk diukur karena hal itu kompleks dan tidak tentu. Faktor-faktor demikian
dinamakan sebagai faktor-faktor kualitatif. Untuk tim proyek umumnya, metode analisis kualitatif yang paling sesuai karena mudah dipertimbangkan
dan membahas interaksi antara proyek dan perusahaan, proyek dan pasar, serta proyek dan lingkungan makro. Kemudian tim mempertimbangkan
interaksi-interaksi ini bersama dengan hasil analisis kuantitatif agar dapat menentukan tekanan relatif yang paling sesuai pada pengembangan
kecepatan, pengeluaran, biaya pembuatan dan penampilan produk.
Dalam melengkapi suatu analisis kelayakan pasar dari proyek pengembangan, pertama harus dipertimbangkan biaya pengembangan produk dan
keuntungan yang akan didapat di masa depan. Keuntungan yang diharapkan tersebut harus dapat menutupi investasi pengembangan produk yang
dibuat sekarang, sehingga ada dua pertimbangan dasar yang jelas yaitu : resiko dan nilai waktu akan uang. Pertama, ada resiko ekonomi dalam
melakukan pengembangan. Keuntungan yang akan diperoleh tidak dapat dijamin. Karena itu, agar investasi yang dibuat sekarang layak secara
ekonomi, suatu proyek harus mempunyai nilai pengembalian yang lebih tinggi dari investasi daripada yang diberikan oleh alternatif beresiko rendah.
Pertimbangan kedua adalah nilai waktu akan uang. Fakta ekonomi ini memberikan beban finansial lebih pada semua proyek pengembangan produk.
Untuk melakukan suatu analisa ekonomi, beberapa variabel ekonomi harus dispesifikasi atau diperkirakan.
Analisis ekonomi suatu proyek pengembangan produk terdiri dari mengestimasi dan menetapkan nilai untuk variabel ekonomi dan kemudian
mengevaluasi keuntungan ekonomi yang diharapkan dari proyek pengembangan. Kriteria yang sering digunakan meliputi:
• Break even point : waktu yang diperlukan oleh biaya investasi untuk kembali dan proyek mulai menghasilkan keuntungan.
• Return on investment : jumlah keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan investasi awal.
• Investment risk : probabilitas terjadinya kesalahan pada analisis pasar dan akan terjadi kerugian.
Beberapa metode analisa ekonomi yang dapat digunakan antara lain adalah metode Payback Period, Profitability Index, danNet Present Value.
a. Metode Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karena itu satuan hasilnya bukan persentase tetapi satuan waktu (bulan, tahun,
dsb.). Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka produk dikatakan menguntungkan.
b. Metode profitability index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Bila PI lebih
besar dari 1, maka proyek dikatakan menguntungkan.
c. Metode Net Present Value
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Apabila nilai
sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek dikatakan
menguntungkan. Dalam pengembangan suatu produk ada biaya-biaya yang dikeluarkan, biayabiaya tersebut akan digunakan sebagai indikator dalam
analisa ekonomi. Pendekatan aliran kas Net Present Value sering digunakan untuk melakukan analisa ekonomi. Aliran kas tahun pertama diperoleh
dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan produk, aliran kas tahun berikutnya dapat diketahui dengan perhitungan future value.
11.3 Analisa Ekonomi Alat Puntir Benang Sutera
11.3.1 Menentukan Harga Pokok Produksi
Presentase biaya pembuatan alat puntir benang sutera secara global adalah biaya komponen 60 %, biaya upah kerja 20 %, biaya perakitan 10 % dan
biaya tak terduga 10 %. Untuk menentukan biaya manufakturing perlu dilakukan analisa buat atau beli. Analisa ini bermaksud untuk menekan biaya
produksi, karena dengan analisa buat atau beli kita dapat menghemat investasi peralatan produksi.Analisa buat atau beli dari komponen produk alat
puntir benang sutera dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel. Analisa Buat atau Beli Dari Komponen Produk Alat Puntir Benang Sutera
No Komponen Jumlah Buat Beli
1. Rangka alat 1 ×
2. Kincir penggulung benang (reel) 1 ×
3. Tempat dudukan spindle 1 ×
4. Pengatur gulungan benang 1 ×
5. Puli kayu 3 ×
6. Poros Kincir 1 ×
7. Poros-antara 1 ×
8. Poros motor 1 ×
9. Motor penggerak 1 ×
10. Sabuk 3 ×
11. Puli 4 ×
12. Bantalan 3 ×
13. Alat penghitung banyaknya 1 ×
gulungan benang
14. Spindle 12 ×
15. Palet/bobbin 12 ×
16. Guide spindle 5 ×
17. Saklar on/off 1 ×
18. Kabel 1 ×
19. Mur/baut 5 ×

Tabel. Daftar Kebutuhan Material & Perkiraan Biaya (dalam ribuan)


Pembelian Proses Biaya
Perakitan Total VC Total unit
Komponen Material Pembuatan Tetap
(Rp) (Rp) cost (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
Rangka alat 240 80 40 360 360
Kincir penggulung
180 36 18 162 162
benang (reel)
Tempat dudukan
15 5 2,5 22,5 22,5
spindle
Pengatur gulungan benang 7,5 1,3 8,8 8,8
Puli kayu 3.6 1,2 0,6 5,4 5,4
Poros Kincir 15,9 5,3 2,65 23,85 23,85
Poros-antara 3,6 1,2 0,6 16,2 16,2
Poros motor 3,6 1,2 0,6 16,2 16,2
Motor penggerak 375 3,5 378,5 378,5
Sabuk 55 3,5 58,5 58,5
Puli 40 5,5 45,5 45,5
Bantalan 15 5,5 20,5 20,5
Alat penghitung gulungan
12 0,5 12,5 12,5
benang
Spindle 240 9,6 249,6 249,6
Palet/bobbin 14,4 14,4 14,4
Guide spindle 35 4 39 39
Saklar on/off 12 1 13 13
Kabel 7,5 1 8,5 8,5
Mur/Baut 7,5 1 8,5 8,5
Investasi tools/unit 75 75
Total biaya langsung 1210,6 129,9 101,3 1441,8 1441,8
Biaya tidak terduga 151,5 151,5
Total cost 1210,6 129,9 101,3 1593,3 75 1668,3
Jadi harga pokok produksi per unitnya = Rp 1.668.300,-

11.3.2 Analisa Break Event Point (BEP) / Titik Impas


Analisa kuantitatif pengembangan dan penjualan
Dalam menganalisa secara kuantitatif dari pengembangan dan penjualan produk maka dibuat model kuantitatifnya. Adapun data-data yang digunakan
dalam membuat model kuantitatif tersebut adalah:

Biaya pengembangan dan investasi : Rp 7.460.000,-


Biaya operasi dan perawatan : Rp 12.540.000,-/tahun
Volume produksi : 72 unit/tahun
Harga pokok produksi : Rp 1.668.300,-
Volume penjualan : 72 unit/tahun
Harga pokok penjualan : Rp 1.919.000,-/unit
Tabel 11.3 Rincian biaya investasi, biaya pengembangan, biaya operasi dan biaya perawatan pada pembuatan produk APBS
No Biaya-biaya Uraian Harga
1 Biaya investasi 2 buah mesin las @ Rp 2.390.000,- Rp 4.780.000,-
1 mesin pembuat puli (khusus untuk puli kayu) Rp 596.700,-
1 mesin ketam listrik Rp 415.000,-
2 Biaya pengembangan 1 unit prototype APBS Rp 1.668.300,-
Total biaya investasi + biaya pengembangan Rp 7.460.000,-
3 Biaya operasi 3 operator manufaktur Rp 915.000,-/bulan
4 Biaya perawatan Mesin mesin produksi (mesin las, mesin pembuat puli dan mesin Rp 130.000,-/bulan
ketam
Total biaya operasi + perawatan Rp 1.045.000,-/bulan

Analisa kualitatif pengembangan dan penjualan produk


Pada analisa kualitatif, akan terjadi interaksi antara proyek ini dengan:
 Ekonomi :
 Industrial Organization
 Dalam macro economic environment
 Kesejahteraan masyarakat.
 Perusahaan :
 Adanya sustainability perusahaan
 Menciptakan pekerjaan baru (adanya difersivikasi)
 Terbentuknya suatu keuntungan, kesejahteraan, dan nilai suatu saham
 Pasar :
 Timbulnya biaya marketing dan distribusi
 Terjadinya market share
 Terbentuknya harga.
Suatu proyek disebut dalam keadaan pulang pokok (impas), bila hasil penjualan produknya sama besar dengan ongkos produksinya. Dengan kata lain
bahwa tidak terjadi keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.Tujuan dari perhitungan BEP ini adalah Menentukan jumlah produk/kapasitas
produksi sehingga tidak akan mengalami kerugian serta Pada saat jumlah produk tertentu, dapat diperkirakan berapa keuntungan yang akan diperoleh.
Untuk menghitung jumlah produk minimal yang harus diproduksi supaya proyek dalam keadaan pulang pokok, maka harus dihitung lebih dahulu
tingkat BEP dalam persen, kemudian dikalikan dengan kapasitas produksinya. BEP dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
dimana:
TFC = Total Fix Cost
TS = Total Sales
TVC = Total Variabel Cost
TFC = Biaya pengembangan dan investasi + biaya operasi dan perawatan
= Rp 7.460.000,- + Rp 12.540.000,-
= Rp 20.000.000,-
TS = Sales volume x Unit price
= 72 unit x Rp. 1.919.000,-
= Rp 138.168.000,-
TVC = Production volume x Unit cost
= 72 unit x Rp. 1.668.300,-
= Rp 120.117.600,-
BEP = {Rp 20.000.000 / (Rp 138.168.000 - Rp 120.117.600 ) } x 100 %
= 110,8 %
Jadi jumlah produksi yang dapat memenuhi target BEP adalah
= 110,8 % x Production volume
= 110,8 % x 72 unit
= 79,77 unit 80 unit
Nilai penjualan: 80 unit x Rp 1.919.000,- = Rp 153.520.000,-
11.3.3 Estimasi Cash Flow Pengembangan Dan Penjualan Produk
Untuk cash flow pengembangan dan penjualan produk alat puntir benang sutera, diestimasi 3 periode (masing-masing 1 tahun) dan setiap periode (1
tahun) dibagi menjadi 4 kuartal sehingga besarnya masing-masing kuartal adalah 3 bulan, dengan suku bunga 12 % per tahun, seperti pada Tabel 11.4.

11.3.4 Perhitungan Nilai Bersih Saat Ini (Net Present Value / NPV)
Dengan cara melihat nilai sekarang (periode ke – 0) dari suatu cash flow, maka dapat dianalisa apakah proyek tersebut untung atau rugi.
NPV = Net Present Benefit – Net Present Cost
Nilai NPV dari proyek pengembangan produk dengan suku bunga 12 % seperti pada Tabel 11.5 dibawah ini:
Tabel 11.4 Estimasi Cash Flow Pengembangan Dan Penjualan Produk Alat Puntir Benang Sutera (dalam juta rupiah)
Nilai dalam jutaan Tahun
Tahun 1 Tahun 3 Tahun 4
rupiah 2
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Biaya
-0,417 -0,417 -0,417 -0,417
pengembangan
Biaya invstasi -1,448 -1,448 -1,448 -1,448
Biaya operasi -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745
Biaya perawatan -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390
Volume produksi 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Harga pokok
-1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683
produksi
Biaya pokok
-30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029
produksi
Volume penjualan 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Harga pokok
1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919
penjualan
Pendapatan
Penjualan 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542
Cash flow per
-1,865 -1,865 -1,865 -1,865 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776
periode

Catatan: biaya pengembangan = Rp 1.668.300/4 Biaya investasi = Rp 5.791.700/4 Biaya operasi: Rp 915.000 x 12 = Rp 10.980.000/tahun
= Rp 417.075 = Rp 1.447.925 = Rp 10.980.000/4
= Rp 0,417 juta = Rp 1.448 juta = Rp 2.745.000
Biaya perawatan: Rp 130.000 x 12 = Rp 1.560.000 Volume produksi = 72 unit/tahun Biaya pokok produksi = 18 x Rp 1,6683 juta
= Rp 1.560.000/4 = 72/4 = Rp 30,029 juta
= Rp 390.000 = 18 unit
Pendapatan penjualan = 18 x Rp 1,919 juta cash flow tahun pertama = -0,417 juta -1,448 juta
= Rp 34,542 juta = -1,865 juta
Cash flow tahun kedua sampai tahun keempat = -Biaya pokok produksi + Pendapatan penjualan
= -Rp 30,029 juta + Rp 34,542 juta
= Rp 1,3776 juta

Tabel 11.5NPV Proyek Pengembangan Produk Alat Puntir Benang Sutera Dengan Suku Bunga 12 % (dalam jutaan rupiah)
Nilai dalam jutaan Tahun
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 4
rupiah 3

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Biaya
-0,417 -0,417 -0,417 -0,417
pengembangan

Biaya invstasi -1,448 -1,448 -1,448 -1,448

Biaya operasi -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745 -2,745

Biaya perawatan -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390 -0,390

Volume produksi 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

Harga pokok
-1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683 -1,6683
produksi

Biaya pokok
-30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029 -30,029
produksi

Volume penjualan 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

Harga pokok
1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919 1,919
penjualan

Pendapatan
34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542 34,542
Penjualan
Cash flow per-
-1,865 -1,865 -1,865 -1,865 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776 1,3776
periode

PV per-periode
-1,865 -1,8106 -1,7579 -1,7067 1,3776 1,3374 1,2985 1,2606 1,2239 1,1883 1,1537 1,1201 1,0875 1,0558 1,0251 0,9952
(i=12%/tahun)

PV komulatif -1,865 -3,6756 -5,4335 -7,1402 -5,7626 -4,4252 -3,1267 -1,8660 -0,6421 0,5462 1,6999 2,8200 3,9075 4,9633 5,9884 6,9836

NPV (Year-3) 2,8200

Anda mungkin juga menyukai