Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124

Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688


DOI : 10.5281/zenodo.4734362

Teknik Pemeliharaan dalam Kegiatan Penangkaran (Budidaya)


Kupu-Kupu

Maintenance Techniques in Butterflies Breeding Activities

Maiser Syaputra a, Ni Luh Putu Yesy Anggreni b, Pande Komang Suparyana c


a
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
Jalan Pendidikan No.37, Mataram NTB, Indonesia
*Pos-el: syaputra.maiser@unram.ac.id
b
Prodi Pendidikan Ekonomi, FPIPS, Universitas Mahadewa Indonesia
Jl. Seroja, Denpasar, Bali, Indonesia
Pos-el: yesyanggreni2013@gmail.com
c
Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
Jalan Pendidikan No.37, Mataram NTB, Indonesia
Pos-el: pandesuparyana@unram.ac.id

Abstrak: Kupu-kupu merupakan satwa yang berasal dari ordo Lepidoptera, satwa ini memiliki ciri
utama sayap yang terdiri dari sisik. Kupu-kupu telah lama dikenal sebagai satwa yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, yang dapat dijadikan sebagai objek rekreasi di taman kupu-kupu maupun sebagai
satwa koleksi. Penangkaran kupu-kupu dapat berhasil apabila pengelola mampu menghadirkan habitat
buatan yang mampu menyokong aspek kehidupan dari kupu-kupu, menyediakan pakan yang cukup
dan memahami ekologi dari satwa ini, dan yang tidak kalah penting adalah memahami teknik
pemeliharaan atau perlakuan kupu-kupu selama di penangkaran. Sebagai bahan pembelajaran,
pembanding dan rujukan bagi upaya penangkaran kupu-kupu di berbagai kawasan lain di Indonesia,
maka penelitian berjudul ‘Teknik pemeliharaan dalam kegiatan penangkaran (budidaya) kupu-kupu’
ini menjadi penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik
pemeliharaan dalam kegiatan penangkaran (budidaya) kupu-kupu. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode studi literatur, wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa budidaya kupu-kupu terdiri dari beberapa tahap yaitu pemilihan jenis, seleksi bibit,
mengawinkan induk, memelihara telur kupu-kupu dalam media cawan petri selama 7-8 hari,
memelihara larva langsung pada dahan tanaman pakan selama 13-15 hari, memelihara kepompong di
lemari pupa selama kurang lebih 10 hari dan memelihara kupu-kupu dewasa di taman kupu

Kata-Kata Kunci: Teknik Pemeliharaan, Penangkaran, Kupu-Kupu

Abstract: Butterflies are animals that come from Lepidoptera order, this animal has the main
characteristic of wings consisting of scales. Butterflies have long been known as animals of high
economic value, which can be used as recreational objects in butterfly parks or as collectibles.
Butterfly breeding can be successful if the manager is able to provide an artificial habitat that is
able to support the life aspects of butterflies, provides adequate food and understands the
ecology of these animals, and what is no less important is understanding techniques for
maintaining or treating butterflies while in captivity. As a learning material, comparison and
reference for butterfly breeding efforts in various other regions in Indonesia, the research
entitled 'Maintenance techniques in butterfly breeding activities' is important to do. The purpose
of this study was to determine the maintenance techniques in butterfly breeding activities. The
research was conducted using literature study methods, interviews and observations. Based on
the results of the observations, it can be concluded that butterfly breeding consists of several
stages, namely selecting types, selecting seeds, breed the parent, maintaining butterfly eggs in a
petri dish for 7-8 days, maintaining larvae directly on the branches of forage plants for 13-15.

189
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

day, keep the cocoons in the pupa cupboard for about 10 days and raise adult butterflies in the
butterfly park.

Key Words: Maintenance Techniques, Breedings, Butterflies


PENDAHULUAN penangkaran kupu-kupu di berbagai
Kupu-kupu merupakan satwa yang kawasan lain di Indonesia, maka penelitian
berasal dari ordo Lepidoptera, satwa ini berjudul ‘Teknik pemeliharaan dalam
memiliki ciri utama sayap yang terdiri dari kegiatan penangkaran (budidaya) kupu-
sisik. Kupu-kupu termasuk jenis serangga, kupu’ ini menjadi penting untuk dilakukan.
tubuh terdiri dari tiga segmen yaitu kepala, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dada dan juga perut. Pada saat fase larva mengetahui teknik pemeliharaan dalam
satwa ini memakan daun dan ketika dewasa kegiatan penangkaran (budidaya) kupu-
memakan nektar bunga. kupu.
Kupu-kupu telah lama dikenal
sebagai satwa yang memiliki nilai ekonomi METODE PENELITIAN
tinggi, yang dapat dijadikan sebagai objek Penelitian ini dilaksanakan di
rekreasi di taman kupu-kupu maupun penangkaran kupu-kupu PT Ikas Amboina
sebagai satwa koleksi. Keindahan warna Tabanan Bali, penangkaran kupu-kupu
dan bentuk sayap merupakan pesona daya Cilember Bogor dan penangkaran kupu-
tarik satwa ini yang mampu memikat hati kupu Cihanjuang Jawa barat. Alat yang
banyak orang. Melalui kegiatan digunakan dalam penelitian ini antaralain:
penangkaran atau budidaya, nilai ekonomi alat tulis, kamera, recorder, Tally sheet.
kupu-kupu dapat diperoleh secara optimal. Pengambilan data dilakukan dengan
Pemerintah memberikan ijin kegiatan metode:
penangkaran baik pada jenis satwa 1. Studi literatur
dilindungi maupun tidak. Pemanfaatan Studi literatur merupakan kegiatan
secara ekonomi dapat dilakukan pada satwa awal berupa pengumpulan data di lapangan
dilindungi hasil penangkaran turunan ke yang berasal dari data sekunder berupa
dua (F2). dokumen – dokumen terkait. Kegiatan ini
Penangkaran kupu-kupu dapat bertujuan untuk memperoleh gambaran
berhasil apabila pengelola mampu umum dan awal mengenasi objek
menghadirkan habitat buatan yang mampu penelitian.
menyokong aspek kehidupan dari kupu- 2. Wawancara dan diskusi
kupu seperti menyesuaikan faktor suhu, Kegiatan wawancara dalam
kelembaban, curah hujan, cahaya matahari penelitian ini dilakukan menggunakan
dan air (syaputra, 2020), menyediakan metode indept interview, yaitu wawancara
pakan yang cukup dan memahami ekologi terarah tanpa menggunakan kuisioner,
dari satwa ini dan yang tidak kalah penting wawancara bersifat mendalam, terbuka dan
adalah memahami teknik pemeliharaan bersifat semi terstruktur (Sugiyono, 2010).
atau perlakuan kupu-kupu selama di Pemilihan responden dilakukan dengan
penangkaran mulai dari tahap pemilihan menggunakan kaidah snowball sampling
jenis, seleksi bibit, pemeliharaan telur, yaitu responden diperoleh melalui proses
pemeliharaaan larva (ulat), pemeliharaan bergulir dari satu responden ke responden
pupa (kepompong), hingga pemeliharaan yang lainnya. Proses sampling ini berjalan
imago (kupu-kupu). sampai didapatkan informasi yang cukup
Sebagai bahan pembelajaran, dan tidak ada rekomendasi selanjutnya
pembanding dan rujukan bagi upaya (Nurdiani, 2014). Responden barasal dari

190
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

pemilik penangkaran (owner), manajemen hanya memakan satu jenis tanaman


pengelola, keeper dan juga petugas inang atau beberapa tanaman inang yang
lapangan. masih dalam satu famili. Seperti T.
3. Observasi lapangan helena menjadikan A. tagala sebagai
Kegiatan observasi dilakukan tanaman inang utama, namun pada
dengan menggunakan metode Rapid kondisi tertentu kupu-kupu ini dapat
assesment. Rapid assesment merupakan menjadikan tanaman A. faveolata
metode berbasis lapangan yang fokus pada sebagai pengganti tanaman inang
suatu lokasi atau lanskap. Sasaran pokok utamanya. A. tagala dan A. faveolata
dari metode ini adalah pengumpulan dan keduanya berasal dari famili yang sama
pencatatan secara cepat dan akurat data yaitu Aristolochiaceae (Matsuka 2001).
melalui pengamatan yang relevan, baik Iklim juga harus diperhatikan
secara kualitatif maupun kuantitatif tentang dalam memilih jenis kupu-kupu yang
apa yang ada dan terjadi pada suatu lokasi akan dikembangkan. Tidak semua jenis
(IUCN, 2007). Menurut Riduwan (2004) kupu-kupu toleran terhadap faktor iklim,
observasi adalah metode pengamatan artinya jenis kupu-kupu tertentu hanya
langsung atau peninjauan secara cermat baik dikembangkan di lokasi yang
terhadap objek yang diamati di lapangan. memiliki iklim yang tidak berbeda jauh
Data hasil pengamatan disajikan dari habitat aslinya. Ketidaksesuain
secara deskriptif – kuantitatif dengan cara iklim dapat mengakibatkan
menyederhanakan, merata-ratakan, perkembangan kupu-kupu tidak optimal,
meringkas dan menggolongkan data sesuai usia singkat, kurang produktif dan lain
tujuan penelitian (Sugiyono, 2010). sebagainya.
Selain alasan teknis, hal lain
HASIL DAN PEMBAHASAN yang penting diperhatikan dalam
Dalam kegiatan penangkaran pemilihan jenis satwa yang akan
kupu-kupu diperlukan teknik ditangkarkan bedasarkan Departemen
penanganan yang berbeda dalam setiap Kehutanan (2003) adalah: (1) Memiliki
fase hidupnya. Kupu-kupu merupakan potensi ekonomi yang tinggi sehingga
jenis serangga yang mengalami dapat menutup biaya teknis operasional
metamorfosis sempurna, dimana fase penangkaran dan memberikan
hidupnya terdiri dari fase telur, larva keuntungan bagi penangkar dan (2)
(ulat), pupa (kepompong) dan imago Populasi di alam yang cenderung
(dewasa). Adapun tahap dalam menurun.
pemeliharaan kupu-kupu di penangkaran Berdasarkan kriteria-kriteria
adalah sebagai berikut. tersebut maka jenis kupu-kupu yang
dapat dipertimbangkan untuk
Pemilihan Jenis dikembangkan di penangkaran kupu-
Banyak jenis kupu-kupu yang kupu adalah T. helena, P. aristolochiae,
telah diketahui teknik budidayanya, P. demolion, P. helenus, P. memnon, P.
seperti T. helena, Ornithoptera priamus, peranthus dan P. polythes. Jenis kupu-
P. aristolochiae, P. memnon, dan P. kupu tersebut merupakan jenis umum
peranthus. Dasar dari pemilihan jenis yang dikembangkan dan menjadi daya
ini adalah mengetahui tanaman inang tarik di berbagai penangkaran kupu-
dari larva kupu-kupu yang akan kupu.
dikembangkan, karena larva kupu-kupu Pakan dari kupu-kupu T. helena
memiliki makanan yang spesifik, larva dan P. aristolochiae adalah A. tagala

191
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

atau sirih hutan, sedangkan pakan


Papilio sp. dari jenis jeruk-jerukan. (d) (e) (f)
Seluruh jenis kupu-kupu tersebut adalah
jenis kupu-kupu asli Indonesia yang Menurut pengelola penangkaran
penyebaraanya cukup luas. Kupu-kupu kupu-kupu Bali, harga kepompong per
T. helena dapat dilihat pada Gambar 1. ekor dari kupu-kupu T. helena adalah
Rp. 3.250 (dengan izin) sedangkan jenis
Gambar 1 lainnya seperti P. aristolochiae dan P.
Kupu-kupu Troides helena memnon berharga Rp. 2.500. Harga
tersebut menjadi lebih tinggi apabila
kupu-kupu sudah diolah menjadi offset
atau kupu-kupu dalam bingkai kaca,
seperti yang dijual di penangkaran kupu-
kupu Cihanjuang yakni seharga Rp. 75
000,00.

T. helena merupakan jenis kupu-


kupu dilindungi di Indonesia
berdasarkan PP Nomor 106 tahun 2018 Sumber Bibit
dan SK. Mentan No. Kupu-kupu yang dijadikan bibit
576/Kpts/Um/8/1980 serta termasuk diperoleh melalui dua cara, pertama
jenis satwa Appendix II (CITES, 2021) melalui penangkapan di alam.
sehingga upaya penangkarannya Penangkapan kupu-kupu jenis dilindungi
diharapkan dapat membantu mengurangi di alam harus mengikuti prosedur yang
pemanfaatan satwa ini di alam secara ditetapkan oleh Direkturat Jendral
langsung. Kupu-kupu tidak dilindungi KSDAE. Sebagai contoh, kuota
seperti jenis Papilio sp dan P. penangkapan di alam untuk kupu-kupu
aristolochiae dapat dilihat pada Gambar dilindungi seperti T. helena di Indonesia
2. per tahun adalah 200 ekor. Cara kedua
Gambar 2 adalah mendatangkan bibit dari hasil
Jenis kupu-kupu, (a) Pachliopta penangkaran kupu-kupu lain, cara kedua
aristolochiae, (b) Papilio demolion, (c) dianggap lebih baik karena tidak
Papilio helenus, (d) Papilio memnon, mengintervensi populasi satwa ini di
(e) Papilio peranthus, (f) Papilio polytes alam.
Pengadaan bibit kupu-kupu tahap
awal setidaknya berjumlah lima pasang,
kupu-kupu ini nantinya akan dilepaskan
di kandang reproduksi. Kupu-kupu yang
dijadikan bibit harus memenuhi
beberapa kriteria seperti sehat, berukuran
normal, dan terlihat lincah. Selama di
(a) (b) (c) kandang reproduksi kupu-kupu dibiarkan
mencari pasangan sendiri.

Perkawinan pada Kupu-kupu


Kupu-kupu betina dapat langsung
kawin setelah lahir dari kepompong,

192
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

sedangkan kupu-kupu jantan tergantung pada iklim dan kondisi


membutuhkan waktu untuk mencari lingkungan, termasuk ketersediaan
makan terlebih dahulu setelah lahir. pakan dan cara pemeliharaan. Telur
Kupu-kupu jantan yang siap kawin akan kupu-kupu T. helena memiliki ukuran
terbang mengitari calon betina, bila 1.7-1.9 mm berwarna putih kekuningan
kehadiran jantan diterima oleh betina, dengan titik hitam pada bagian atasnya.
maka kedua kupu-kupu akan menari dan Pemanenan telur dari kandang
terbang bersamaan sebelum melakukan reproduksi baiknya dilakukan beberapa
perkawinan. saat setelah telur diletakkan oleh betina,
Kupu-kupu kawin hanya satu hal ini bertujuan untuk mencegah telur
kali, selanjutnya betina dapat bertelur. rusak akibat serangan parasitoid dan
Kupu-kupu betina memiliki kemampuan predator seperti tawon, semut, dan
menyimpan sel kelamin jantan sehingga serangga kecil lainnya. Menurut
dapat digunakan ketika diperlukan. Straatman (1971) dalam Matsuka (2001)
Perkawinan pada kupu-kupu dilakukan kematian telur di alam akibat predator
dengan cara menempel, bagian ujung mencapai 10% sedangkan menururt
abdomen jantan menjepit ujung Parsons (1980) dalam Matsuka (2001)
abdomen betina. Perkawinan pada kupu- kematian telur akibat parasitoid dapat
kupu dapat berlangsung sekitar 6-8 jam mencapai 80-100%. Secara umum
setelah itu kedua kupu-kupu terlepas dan tindakan pemeliharaan telur antara lain;
betina dapat bertelur beberapa hari 1. Persiapan wadah cawan petri sebagai
kemudian. Perkawinan pada kupu-kupu tempat penyimpanan telur
dapat dilihat pada Gambar 3. 2. Pengambilan telur dari kandang
reproduksi
Gambar 3 3. Pemindahan dari cawan petri
Perkawinan pada kupu-kupu dilakukan ketika larva sudah menetas
Telur dipindahkan dari daun
menggunakan kuas halus dengan tujuan
agar telur tidak rusak, kemudian
dimasukkan kedalam wadah baik cawan
petri seperti yang digunakan
penangkaran kupu-kupu Cilember dan
Cihanjuang ataupun toples plastik seperti
yang digunakan penangkaran kupu-kupu
Bali. Pemilihan wadah tergantung pada
ketersedian bahan yang ada, namun lebih
dianjurkan memilih cawan petri karena
wadah ini lebih kokoh dan tahan lama.
Pemeliharaan Telur Sebelum telur dimasukkan, terlebih
Jumlah telur yang dihasilkan dahulu cawan petri diberi alas kertas tisu
setiap jenis kupu-kupu berbeda, untuk agar telur lebih terlihat dan tidak mudah
jenis kupu-kupu Troides sp. umumnya bergeser. Wadah penyimpanan telur
berkisar antara 100-300 butir (Matsuka, seperti yang digunakan penangkaran
2001). Menurutnya T. helena betina kupu-kupu Cilember dapat dilihat pada
dapat bertelur hingga 200 butir semasa Gambar 4.
hidup dengan usia penetasan 7-8 hari.
Hasil tersebut diperkirakan sangat Gambar 4

193
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

Cawan petri sebagai wadah dapat berupa tangkai daun, ranting,


penyimpanan telur maupun batang tanaman. Umumnya
larva akan mencari tempat yang
terlindung dan tersembunyi agar
kepompong terhindar dari serangan
predator. Sebelum menggantung larva
terlebih dahulu membuat tali pengikat
dari air liurnya, tali ini melekat pada
ujung ekor dan kedua sisi di dada.
Setelah tali pengikat jadi, maka secara
perlahan kulit larva akan mengelupas
dimulai dari bagian belakang kepala
hingga ke bagian ekor. Fase prepupa
Pemeliharaan Larva terjadi selama kurang lebih dua jam
Telur yang disimpan dalam sebelum menjadi kepompong
cawan petri setelah 7-8 hari akan sebenarnya.
menetas. Pada tahap awal larva Pemanenan kepompong
sebaiknya jangan langsung dipindahkan, dilakukan dengan cara memotong bagian
hal ini dikarenakan larva akan memakan ranting tempat kepompong tersebut
kulit telurnya sendiri. Larva dapat menempel, hal ini dimaksudkan untuk
dipindahkan beberapa jam berikutnya. mempermudah penggantungan pada
Selanjutnya ketika kulit telur sudah habis lemari kepompong nantinya.
larva siap untuk dipindahkan ke kandang Kepompong yang telah dipanen akan di
pembesaran larva. Kandang yang pindahkan ke lemari kepompong, dan
digunakan sebagai tempat pembesaran akan berada di lemari ini selama kurang
larva dapat berupa selubung jaring lebih 10 hari hinga kupu-kupu lahir.
berukuran 1x1.5 m yang menutupi dahan Pemeliharaan Kepompong
pohon seperti yang digunakan oleh Kepompong merupakan fase
penangkaran kupu-kupu Bali. Kandang kupu-kupu mengalami masa tidak makan
ini mampu menampung sekitar 30 larva. dan tidak bergerak, yang terjadi pada
Secara umum tindakan pemeliharaan masa ini adalah proses pencernaan
larva antara lain; makanan dan metabolisme. fase
1. Persiapan tempat pemeliharaan larva kepompong terjadi selama 13-15 hari.
(batang tanaman pakan) Larva-larva yang sudah menjadi
2. Pemindahan larva dari cawan petri ke kepompong dapat dipindahkan dari
tempat pemeliharaan larva tempat pemeliharaan larva menuju
3. Jika tanaman pakan habis, dilakukan media penyimpanan kepompong.
pemindahan larva ke batang tanaman Tempat penyimpanan dapat berupa
lainnya lemari alumunium atau kayu seperti
4. Pemanenan dilakukan ketika larva yang digunakan penangkaran kupu-kupu
telah menjadi kepompong Bali dan Cihanjuang, maupun bilah busa
Mendekati masa larva berubah yang digantung seperti yang digunakan
menjadi kepompong, larva akan penangkaran kupu-kupu Cilember.
mengalami fase yang disebut prepupa Perbedaan masing-masing metode
atau fase persiapan menjadi kepompong. penyimpanan dapat dilihat pada Gambar
Pada fase ini larva yang sudah siap akan 5.
mencari tempat untuk menggantung, Gambar 5

194
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

Tempat penyimpanan kepompong di


beberapa penangkaran; (a) Bali, (b) Beberapa hal yang harus
Cihanjuang, (c) Cilember diperhatikan selama proses pemeliharaan
kepompong adalah (1) menjaga
kebersihan lemari dan menghindari
kepompong dari serangan pemangsa
seperti kadal dan tikus. (2)
Menyemprotkan kepompong dengan air
menggunakan sprayer dapat dilakukan
untuk menjaga kelembapan kepompong,
(dilakukan dua hari sekali) seperti yang
(a) (b) dilakukan penangkaran Cihanjuang.

Pemeliharaan Kupu-kupu Dewasa


Kupu-kupu dewasa atau imago
merupakan fase terakhir dalam siklus
metamorfosis satwa ini. Pada fase
imago, kupu-kupu memiliki peranan
utama yaitu melakukan perkawinan.
(c) Setelah kupu-kupu menetas dari
Berdasarkan ketiga metode di kepompong, kupu-kupu sebaiknya tidak
atas penggunaan lemari dari alumunium langsung dipindahkan ke taman kupu-
seperti yang digunakan penangkaran kupu, melainkan menungu beberapa saat
kupu-kupu Bali dinilai lebih baik dan hingga satwa ini siap untuk terbang.
efisien. Hal ini karena bahan dari Hasil wawancara kepada pengelola
alumunium lebih tahan lama dibanding penangkaran kupu-kupu Bali diketahui
kayu, tahan air, lapuk dan rayap. Lemari bahwa kupu-kupu membutuhkan waktu
dapat dibuat berukuran 1.5x0.5x2 m, sekitar tiga jam untuk mengeringkan
dikelilingi oleh kawat halus, memiliki sayap dan berlatih terbang. Selama
rak penyimpanan, dan jendela pada proses pengeringan sayap, kupu-kupu
bagian depan yang dapat dibuka tutup. banyak mengeluarkan urine untuk
Sketsa dan foto kandang pemeliharaan mengeluarkan sisa metabolisme dari fase
kepompong dapat dilihat pada Gambar kepompong. Secara umum tindakan
5. pemeiliharaan yang dilakukan antara
Gambar 5 lain;
Sketsa dan foto lemari kepompong. 1. Pemantauan terhadap kupu-kupu
(Sumber: Syaputra, 2020) yang akan lahir
2. Menunggu hingga kupu-kupu lahir
dan siap terbang
3. Memisahkan kupu-kupu yang cacat
atau gagal menetas
4. Pemindahan kupu-kupu ke kandang
kupu-kupu dewasa
5. Pengontrolan jumlah kupu-kupu di
dalam kandang
Kupu-kupu yang siap
dipindahkan ke taman memiliki ciri

195
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

sayap dan tubuh bergerak aktif. mengawinkan induk, memelihara telur


Pengelola dapat memindahkan satwa ini kupu-kupu dalam media cawan petri
segera ke taman kupu-kupu. Pemindahan selama 7-8 hari, memelihara larva
dapat dilakukan dengan tangan, dengan langsung pada dahan tanaman pakan
cara memegang daerah dada (thorax) selama 13-15 hari, memelihara
secara perlahan. Kupu-kupu yang gagal kepompong di lemari pupa selama
menetas, kupu-kupu mati, dan kupu- kurang lebih 10 hari dan memelihara
kupu yang tidak mampu kupu-kupu dewasa di taman kupu.
mengembangkan sayapnya dengan
sempurna harus dibuang agar tidak DAFTAR RUJUKAN
menjadi sumber penyakit.
Pengelolaan yang dapat CITES. (2021). Troides Helena.
dilakukan selama proses pemeliharaan https://cites.org/eng/taxonomy/term/53
kupu-kupu dewasa (7-10 hari) antara lain 38. diakses pada tanggal 4 Februari
menjaga kebersihan kandang dari sisa 2021.
kupu-kupu yang sudah mati agar tidak Departemen Kehutanan. (2003). Potensi
menyebabkan penyakit. Selain itu Kupu-kupu di Wilayah Kerja Balai
mengontrol jumlah kupu-kupu di dalam KSDA Sulawesi Selatan I. Jakarta:
kandang agar ideal. Hal ini berkaitan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan
dengan kebutuhan wisata di taman kupu- dan Konservasi Alam.
kupu, agar pengunjung dapat melihat IUCN. (2007). Common Guidelines and
kupu-kupu setiap saat. Menurut Methodology for Rapid Field
pengelola taman kupu-kupu Bali, jumlah Assessment - Tsunami Damage to
kupu-kupu di dalam kandang dapat Terrestrial Coastal Ecosystems. United
dilihat dari luasan kandang, idealnya 1 Kingdom: IUCN Publications Services
m² dihuni oleh satu ekor kupu-kupu. Unit.
Jumlah kupu-kupu di dalam Matsuka, H. (2001). Natural History of
kandang harus selalu diperhatikan. Birdwing Butterflies. Tokyo: Matsuka
Karena jumlahnya sering kali tidak Shuppan.
mencukupi. Kekurangan kupu-kupu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sering terjadi pada musim kemarau, oleh RI. 2018. Jenis Tumbuhan dan Satwa
karena itu untuk mengatasi persoalan ini Dilindungi,
dapat dilakukan melalui pengaturan P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/
tanaman di dalam kandang, agar kupu- 2018. Jakarta
kupu selalu terlihat banyak maka Nurdiani, N. (2014). Teknik Sampling
tanaman yang memiliki daun yang Snowball Dalam Penelitian Lapangan.
rimbun dapat ditanam pada bagian tepi, Comtech, 5(1), 1110 – 1118.
sehingga kupu-kupu akan sering Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
berkumpul atau terpusat di bagian tengah Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
taman. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik
Kesimpulan Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Syaputra, M. (2020). Analisa kesesuaian
Berdasarkan hasil pengamatan pengembangan penangkaran kupu-
dapat disimpulkan bahwa budidaya kupu di kampus IPB darmaga. Bina
kupu-kupu terdiri dari beberapa tahap ilmiah, 15(4), 4249-4256.
yaitu pemilihan jenis, seleksi bibit,

196
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4734362

Syaputra M. 2020. Sistem kandang dalam


kegiatan penangkaran (budidaya) kupu-
kupu. Bina ilmiah, 14(11), 3477-3484.

197

Anda mungkin juga menyukai