Anda di halaman 1dari 8

SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU CACAPUTI (Leptosia nina) DENGAN

MENGGUNAKAN TANAMAN INANG DAUN MAMAN UNGU


(Cleome rutidosperma)

ARTIKEL ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Sarjana (S-1) di Universitas Pasir


Pengaraian

Oleh :
SRI WAHYUNI
1733014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2021
SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU CACAPUTI (Leptosia nina) DENGAN
MENGGUNAKAN TANAMAN INANG DAUN MAMAN UNGU
(Cleome rutidosperma)

Sri wahyuni(1)Rena Lestari(2)Arief Anthonius Purnama(3)


1
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
Email: sriwahyunipsp84@gmail.com
2
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
Email: ariefanthoniuspurnama@gmail.com
3
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
Email: rena.nasution@yahoo.com

ABSRRACT

This study aims to determine the life cycle of the Cacaputi butterfly (Leptosia nina) and how
long the life cycle of the Cacaputi butterfly (Leptosia nina) from egg to imago (adult butterfly) is
using the maman ungu leaf host plant (Cleome rutidosperma).This research has been carried out from
January to February 2021. The research uses the observation method. The data is analyzed
descriptively and quantitatively presented in the form of photos with morphological observations of
each stage. From the results of the study, the life cycle of the Leptosa nina butterfly begins with eggs
hatching instar 1 larvae, 2 instar larvae, 3 instar larvae, 4 instar larvae, prepupa stage, pupae,
hatching (prospective imago), pupae hatching into adult butterflies ready to hatch. From the research
results, the Cacaputi butterfly chooses to lay its eggs in various places such as above the leaf, on the
leaf stalk, under the leaf and on the stem of the purple maman flower. The life cycle of the Cacaputi
butterfly (Leptosia nina) egg stage for 3 days, larval stage for 11-12 days, prepupa stage 1 day, pupa
stage 5-6 days.

Keywords: Cleome rutidosperma, Quantitative descriptive, Butterfly,Leptosia nina, life cycle.

1. PENDAHULUAN lemah berhenti hanya ketika mencari nactar


Indonesia merupakan negara yang pada bunga, namun dengan jarak yang dekat
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan tidak terlalu tinggi, bukan hanya itu saja
maupun hewan yang sangat tinggi, sehinga kupu-kupu Leptosia nina ini pun terbang
Indonesia sering disebut sebagai salah satu dengan cara berkelompok. Kupu-kupu
pusat mega biodiversity dunia. Indonesia berperan sebagai polinator pada proses
merupakan Negara kedua yang memiliki jenis penyerbukan bunga, sehingga membantu
kupu-kupu terbanyak di Dunia, dengan jumlah perbanyakantumbuhan secara alami dalam
jenis lebih dari 2000 jenis yang tersebar di suatu ekosistem (Sulistyani, 2013: 1).Kupu-
seluruh Nusantara. Pulau-pulau besar maupun kupu Leptosia ninaditemukan pada dataran
kecil cukup banyak tersebar di sekitar pulau rendah, genangan air, dan juga rerumputan.
Sumatera Direktorat Pulau-pulau Kecil Kupu-kupu adalah serangga yang
Indonesia, Karena adanya isolasi geografis, termasuk dalam ordo Lepidoptera, artinya
diperkirakan kupu-kupu yang mendiami serangga yang hampir seluruh permukaan
pulau-pulau tersebut berbeda dengan yang ada tubuhnya tertutupi oleh lembaran lembaran
di pulau Sumatera. Penelitian tentang sisik yang memberi corak dan warna sayap
keanekaragaman kupu-kupu di beberapa pulau kupu-kupu (Harrison, 1991: 76). kupu-kupu
terluar Sumatera sudah pernah dilakukan memiliki nilai penting bagi manusia maupun
(Tsao dan Yeh, 2008: 637). lingkungan antara lain: nilai ekonomi, ekologi,
Kupu-kupu memiliki sayap yang indah estetika, pendidikan, endemis, konservasi dan
dengan coraknya berwarna-warni, karena budaya. Secara ekologis kupu-kupu turut adil
itulah kupu-kupu terlihat istimewa diantara dalam mempertahankan keseimbangan
bunga-bunga dan tanaman lainnya. Kebiasaan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman
dari kupu-kupu Leptosia nina ini terbang hayati di alam (Rizal, 2007: 227). Kupu-kupu
berperan sebagai polinator pada proses yang dapat menunjang kesuksesan
penyerbukan bunga, sehingga membantu penangkaran Leptosia nina.
perbanyakan tumbuhan secara alami dalam
suatu ekosistem. 2. METODE PENELITIAN.
Kupu-kupu merupakan metamorfosis Metode yang digunakan adalah metode
yang sempurna, yang mana terdiri dari: telur, observasi, yang mana kupu-kupu Eurema
larva (ulat), pupa (kepompong), imago (kupu- hecabe dimasukkan ke dalam kandang
kupu dewasa). Untuk melihat metamorfosis penangkaran, untuk melakukan perkawinan
kupu-kupu ini, maka dibuatlah suatu yang terdiri dari kupu-kupu jantan dan kupu-
penangkaran yang mana penangkaran tersebut kupu betina. Penelitian ini telah dilaksanakan
akan menjadi tempat hidupnya dan juga pada bulan Januari sampai Februari 2021, di
menjadi tempat kupu-kupu untuk berkembang Universitas Pasir Pengaraian.
biak, dan terdapat di dalam penangkaran
tersebut tanaman-tanaman pakan bagi larva Alat-alat yang digunakan dalam
maupun bagi imago (kupu-kupu dewasa). penelitian ini adalah: caliper meter (jangka
Fase larva merupakan fase dimana sorong), thermometer, lux meter, hygrometer,
kupu-kupu sangat intensif untuk makan dan kalibrasi mikrometer objektif, mikroskop
akan mengalami fase pergantian kulit (Ghindi, stereo, insect net, insect pin, jarum petul,
2016: 7). Perubahan setiap instar pada larva papan perentang, oven, kuas, cawan petri,
merupakan tahap pertumbuhan kupu-kupu gunting, tali rafia, benang, penangkaran kupu-
yang paling penting. Larva dapat di katakan kupu yang berukuran 2 m x 2 m, kandang
sebagai mesin pencari makan. Setelah menetas kupu-kupuyang berukaran 25 cm x 25
dari telurnya larva akan memakan daun cm,toples plastik (kotak dan bulat), alat tulis,
tumbuhan inangnya, akan tatapi sebagai larva kamera dan kertas minyak. Bahan yang
mengumsumsi cangkang telur yang kosong digunakan dalam penelitian ini adalah: telur
sebagai makanan tertamanya (Aristoteles, kupu-kupu Leptosia ninasebanyak 10 butir,
2018: 1). tanaman inang larva, pakan kupu-kupu, dan
Sebagian besar dari tubuhnya kapur barus.
merupakan saluran pencernaan untuk
mencerna makanan yang diasupi dari bagian a. Di Lapangan
rahang. Dalam masa pertumbuhanya larva Penelitian ini menggunakan metode
mengalami pergantian kulit secara berkala atau observasi, yang mana kupu-kupu Leptosia
di kenal dengan istilah molting, Larva instar 1 nina dimasukkan kedalam kandang
dihitung setelah larva keluar dari telursampai penangkaran, yang terdiri dari kupu-kupu
mengalami pergantian kulit pertama.Larva jantan dan kupu-kupu betina, kupu-kupu
instar 2 dihitung mulai dari tersebut akan dibiarkan untuk melakukan
terjadinyapergantian kulit pertama sampai perkawinan. Setelah kawin, kupu-kupu betina
mengalamipergantian kulit kedua demikian meletakkan telurnya pada pakan larva yang
seterusnyahingga larva instar terakhir selesai. sudah disiapkan pada penangkaran.
Setelahlarva instar terakhir selesai maka Setelah induk meletakkan telur,
larvamemasuki stadium prepupa yang kemudian dilakukan pengamatan tempat
dihitungmulai dari menggantungnya tubuh peletakan telur seperti di permukaan atas atau
larvapada substrat (ranting atau daun) bawah daun muda, di permukaan atas atau
tanamansampaiterjadi pergantian kulit bawah daun tua, di permukaan atas atau bawah
menjadipupa, sedangkan stadium pupa ranting. Setelah itu dilakukan pengukuran
dihitung darisaat terbentuknya pupa hingga kelembaban udara menggunakan hygrometer
munculnya kupu-kupu dewasa (Helmiyetti, yang diletekkan diatas permukaan tanah,
dkk, 2012: 43). intensitas cahaya menggunakan lux meter
Mengingat pentingnya peranan kupu- yang diarahkan ke sumber cahaya, suhu
kupu perlu diketahui siklus hidupnya sebagai menggunakan thermometer.
analisa dalam pengembangan dan pelestarian
kupu-kupu khususnya jenis Leptosia nina, b. Di Laboratorium
sehingga perlu dilakukannya penelitian ini Telur yang telah diambil dari
yang bertujuan untuk mengetahui siklus hidup penangkaran akan dibawa ke laboratorium
Leptosia nina, agar memperoleh hasil data biologi Universitas Pasir Pengaraian, untuk di
identivikasi lebih lanjut dengan cara 1. Kupu-kupu akan dimatikan dengan
pengukuran dia meter telur, bentuk telur, menekan bagian thorax.
warna telur, dan tangal pengambilan telur. 2. Kupu-kupu dimasukkan ke dalam kertas
papilot, yaitu kertas minyak yang
Kemudian dilakukan pendataan lama telur dipotong dan dilipat berbetuk segitiga.
menetas menjadi larva, pada kegiatan ini 3. Lakukan pencatatan data yaitu nama
dilakukan pemberian pakan pada larva berupa lokasi, tanggal koleksi, dan nama orang
daun maman ungu, yang akan dilakukan setiap yang melakukan pengoleksian.
pagi dan dihentikan saat larva memasuki tahap 4. Spesimen dikeluarkan dari dalam kertas
pupasi, dan dilakukan juga pencatatan lama papilot, lalu ditusuk pada bagian thorax
stadia perkembangan larva yang meliputi: menggunakan jarum serangga (insect pin)
larva instar 1, larva instar 2, larva instar 3 dan dengan posisi spesimen tegak lurus pada
larva instar 4. Amati bentuk dan warna larva, jarum, lalu diatur letak ketinggiannya
pengukuran panjang tubuh larva, diameter pada jarum tersebut menggunakan balok
larva, dan panjang kepala larva. penusuk (pinning block).
Pada stadia prapupa dilakukan 5. Spesimen kemudian ditusukkan ke celah
pengamatan letak (posisi) prapupa saat papan perentang dan diatur posisi sayap
menggantung,kemudian di lanjutkan kiri dan kanan, dan juga posisi antenna,
pengukuran panjang prapupa, diameter dan ditutup dengan kertas minyak dengan
prapupa. Pada saat stadia pupa, akan dilakukan jarum pentul.
pengamatan perubahan warna pupa, diameter 6. Spesimen yang telah direntang / diofset
pupa, panjang pupa, lama waktu pupa. Setelah pada papan perentang lalu dikeringkan
itu dilakukan pencatatan tanggal kupu-kupu dalam oven 40 °C selama 2 hari.
keluar dari cangkang pembungkus (pupa), dan 7. Selanjutnya spesimen dimasukkan ke
tunggu hingga 1 jam sampai kupu-kupu dapat dalam kotak yang telah diberi kapur
melebarkan sayapnya dengan sempurna. barus, ditutup dengan rapat sehingga
Selama pengamatan dilakukan juga terhindar dari semut dan serangga
pencatatan faktor fisik ruangan yang meliputi lainnya.
kelembaban udara menggunakan 8. Spesimen diidentifikasi meliputi panjang
hygrometeryang diletakkan di atas permukaan sayap depan dan panjang sayap belakang,
lantai, intensitas cahaya menggunakan lux lebar sayap depan dan sayap belakang,
meter yang diarahkan ke sumber cahaya, suhu panjang thorax, panjang abdomen,
menggunakan thermometer.Pengamatan ini panjang badan dan panjang kepala.
dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu
pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 Data dianalisis secara deskriptif
WIB. kuantitatif dan disajikan dalam bentuk foto
Setelah melewati stadia pupa, kupu- dengan pengamatan morfologi mulai dari fase
kupu akan dibuat spesimen berupa telur, larva (setiap tahapan instar), prapupa,
insectarium. pupa, imago (kupu-kupu dewasa).

3. HASIL DAN MEMBAHASAN dingin yang tidak bisa menyeimbangi suhu


a. Aktifitas Leptosia nina. pada tubuhnya sendiri.
Kupu-kupu Leptosia nina salah satu Menurut Maulida (2011: 73-38) dalam
jenis kupu-kupu dari suku pieridae yang penelitiannya mengatakan bahwa, menurutnya
memiliki ukuran tubuh kecil, sayapnya intensitas cahaya, menyebabkan kelembaban
berwarna putih dan terdapat titik hitam pada yang meningkat. Oleh karena itu, kupu-kupu
sayap atasnya. Pada saat pagi hari pukul 07.00 memelukan banyak energi untuk bergerak.
WIB mulai aktif beraktifitas untuk terbang Meskipun kupu-kupu memerlukan
dan mencari pakan, karena kelembaban pada kelembaban agar tidak terkena dehiderasi.
pagi hari masih tinggi dan suhu pada pagi hari kelmbaban yang terlalu tinggi (lebih dari 60%)
juga masih rendah. Kupu-kupu Leptosia nina juga akan mempengaruhi G. agamemnon
ini menyukai tempat sejuk dan lembab dan dalam mencari pakan, karena tubuhnya tidak
akan aktif pada siang hari tidak terlalu panas, memiliki mantel untuk melindungi dirinya dari
karena kupu-kupu bersifat hewan berdarah hujan, maka G. agamemnon akan mencari
tempat untuk berlindung.
merupahan telur yang telah diseran parasitoid
(Helmitati,dkk, 2010: 14)
Hasil penelitian mengenai siklus hidup
kupu-kupu Leptosia nina dengan
A. Di Penangkaran. menggunakan tanaman inang daun mamam
Dari hasil penelitian di penangkaran ungu (Cleome rutidosperma)diperoleh data
mengenai siklus hidup kupu-kupu Leptosia faktor fisik ruangan selama perkembangan
ninapada saat pengambilan telur dipagi telur sampai menjadi imago (kupu-kupu
hari pada pukul 08.00 WIB dengan suhu dewasa), dapat dilihat dari tabel 1. Faktor fisik
32,3 °C, intensitas cahaya 1532 Cd, dan ruangan pemeliharaan kupu-kupu.
kelembaban udara 62 %. Dilanjutkan
C. Peletakan Telur Kupu-kupu Leptosia
pengukuran siang hari pada pukul 12.00 nina Pada Tanaman Daun Maman
WIB dengan suhu 31,3°C, intensitas ungu.
cahaya 1233 Cd, dan kelembaban udara Telur kupu-kupu tidak memiliki
43% dan dilanjutkan kembali sore hari perubahan terhadap warna daun inang karena
pada pukul 16.00 WIB dengan suhu telur yang baru dikeluarkan berwarna hijau
33,3°C, intensitas cahaya 1346 Cd, dan dan putih kekuningan setelah di letakkan
kelembaban udara 52 %. Kupu kupu yang didaun tua maupun daun muda warna telur
akan kawin dapat dilihat dari cara terbang kupu-kupu Cacaputi (Leptosia nina) tetap
secara berpasangan, yaitu kupu-kupu berwarna hijau dan putih kekuningan.
jantan dan betina terbang secara Kupu-kupu Leptosianina meletakkan
telurnya pada permukan bawah daun untuk
berpasangan, ketika terjadi perkawinan memudahkan larva ketika menetas, makanan
maka kupu-kupu akan hinggap di daun- pertama larva yaitu cangkang telur untuk
daun dan di jaring penangkaran nutrisi awal dari larva, setelah larva memakan
cangkang telur barulah larva memakan daun.
B. Di Laboratorium. Bukan hanya di daun kupu-kupu Leptosia nina
Salah satu yang perlu dia perhatikan meletakkan telurnya, akan tetapi bunga
dalam di laboratorium saat penelitian yaitu maman ungu juga. Ketika kupu-kupu
faktor lingkungan, faktor ruangan dan suhu meletakkan telur pada tangkai bunga maman
ruangan, karena hal ini sangat penting dalam ungu, larva akan berpindah ke daun untuk
perkembangan telur hinga menetas, apat mendapatkan makanannya. Telur kupu-kupu
mengakibatkan telur kupu-kupu yang tidak diletakkan oleh induknya di berbagai tempat,
menetas diduga terkena parasit karena telur seperti di tepi daun atas, di tepi daun bawah, di
berubah warna menjadi kehitaman. bawah daun , di atas daun, di bawah daun, di
Berdasarkan penelitian Harahap (2009) pangkal daun, dan di tangkai bunga.
diketahui bahwa telur yang berwarna hitam
Berdasarkan gambar 9. Diketahui bahwa telur sebagai peneliti membuat sedikit air di bawah
indukan 1,2,3,5,6,7,8 dan 10 memiliki ukuran toples bulat hinga terkena pangkal batang
0,12 lebih panjang dari pada telur indukan 4 maman ungu supaya tumbuhan maman ungu
dan 9 memiliki ukuran 0,11, dan diameter telur tetap segar untuk dimakan oleh larva, setiap
semua indukan sama berukuran 0,04. Dari harinya yang saya lakukan memantau larva,
pengukuran rata-rata panjang telur 0,11 mm membersihkan kotoran yang ada didalam
dan rata-rata diameter telur 0,04 mm. toples dengan mengunakan kuas kecil pada
daun-daun maman ungu dan menambahkan
b. Siklus Hidup Kupu-kupu Cacaputi pakan larva.Pada toples kotak yang berisi air
(Leptosia nina). dibersihkan lalu air diganti dengan air yang
Dari hasil penelitian mengenai siklus baru supaya tumbuhan agar tetap segar. Pada
hidup kupu-kupu pada tanaman inang daun toples bulat tutup dengan rapat hinga larva
maman ungu (Cleome rutidosperma) diperoleh tidak bisa keluar dari dalam toples tersebut,
spesies Leptosia nina dengan siklus hidup pada tutup toples diberikan ronga supaya larva
selama 21-22 hari. bisa bernapas dari toples tersebut.
Dalam memberi pakan larva (Ulat) kupu-kupu
(Leptosia nina) yang baik dan benar, saya.
memakan sisa cangkang telurnya. Menurut
penelitian Kusumaningrum (2018: 40) bahwa
cangkang yang dimakan oleh larva tersebut
memiliki kandungan protein yang dibutuhkan
Tabel 1. Berikut tabel lama siklus hidup untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
larva instar awal.
setiap stadia. Larva instar 1 rata-rata diameter tubuh
Lama Stadia
berukuran 0,02 mm sedangkan rata-rata
NO Stadia panjang larva instar 1 berukuran 0,16 mm dan
(hari)
1 Telur 3 rata-rata panjang kepala berukuran 0,02 mm,
2 Larva 11-12
berwarna putih kekuningan pada badan larva
adanya sedikit rambut halus dan badan larva
3 Prapupa 1 berbuku-buku, Pada saat larva instar 1
4 Pupa 5-6 merupakan fase yang sangat rentan mati, oleh
sebab itu tangan sipeneliti harus dalam
keadaan steril (bersih). Larva instar 2 rata-rata
diameter tubuh 0,09 mm sedangkan rata-rata
1. Stadia telur.
panjang tubuh larva instar 2 berukuran 0,57
Telur kupu-kupu Leptosia nina yang
mm, dan rata-rata panjang kepala 0,06 mm,
digunakan untuk pengamatan diambil pada
berwarna hijau kekuningan pada tubuh larva
tumbuhan inang yang ada dipenangkaran,
berbuku dan juga adanya berambut.Pada larva
setelah berlangsungnya proses peletakan telur.
instar 3 rata-rata diameter tubuh larva 1,33
Telur Leptosia nina akan langsung diamati
mm sedangkan rata-rata panjang larva instar 3
tempat peletakan telur pada tumbuhan inang.
berukuran 11,68 mm, dan rata-rata panjang
Telur akan menetas menjadi larva setelah telur
kepala 1,06 mm, berwarna hijau pada tubuh
matang perlahan akan berubah warna menjadi
larva berbuku dan juga adanya berambut.Pada
putih kekuningan dan telur akan menetas
larva instar 4 rata-rata diameter tubuh larva
dalam waktu 3 hari. Menurut Maulidia (2011:
2,55 mm sedangkan rata-rata panjang larva
42) telur menetas menjadi larva dalam durasi
instar 4 berukuran 18,34 mm, dan rata-rata
waktu 2-3 hari, sedangkan telur yang lebih
panjang kepala 1,03 mm, berwarna hijau pada
dari 3 hari tidak menetas. Hal ini mungking
tubuh larva berbuku dan juga adanya
dikarenakan kualitas telur yang buruk seperti
berambut.
telur tidak mengalami proses pembuahan, atau
karena sperma tidak tersalurkan ke dalam sel
3. Stadia prapupa.
telur yang berada di dalam mikrophile, atau
telur talah terkena parasitoid, atau
Stadia prepupa ditandai dengan larva
usiaGraphium agamemnon yang sudah tidak
sudah memasuki masa istirahat dan berhenti
terdapat spermateka (spermateka sudah
memakan daun. Larva akan mencari ranting,
kosong) tetapi telur tetap dihasilkan oleh
cabang atau daun sebagai tempat mengantung
betina.
dan membentuk pupa nantinya (Handayani,
dkk, 2019: 302). Dan larva akan mencari
2. Stadia larva.
tempat yang nyaman untuk larva berubah
Setelah telur matang telur akan menetas,
menjadi pupa. Kupu-kupu Leptosia
lalu larva memakan cangkang telurnya sehinga
ninakebanyakan saat mulai mau menggantung
larva bisa keluar dari telur dan ketika larva
tangkai daun dan di batang maman ungu
sudah keluar dari cangkang telurnya larva
(Cleome rutidosperma).
akan berdiam diri sejenak, setelah itu larva
langsung membalik kebelakang untuk
Tabel 2. Perbandingan morfologi setiap stadia

1 Telur Berbentuk bulat lonjong bergerigi,


berwarna hijau dan putih
kekuningan.
2 Larva Pada setiap instar larva akan
berubah warna tubuhnya, instar 1
berwarna putih kekuningan, instar 2
berwarna hijau kekuningan, instar 3
berwarna hijau, instar 4 berwarna
hijau pekat dan instar 5 hijau muda
mengkilap.
3 Prapupa Pada saat pupasi berwarna hijau Gambar 3. Leptosia nina.
muda, pada tahap prapupa larva
akan berdiam dengan cara
menggantung dan tidak akan Kupu-kupu Leptosia nina dilihat dari
bergerak sampai larva berubah ukuran besar tubuh jantan dibandingkan tubuh
menjadi pupa. betina, setelah 5-6 hari didalam cangkang
4 Pupa Pada tahap pupa hari 1 berwarna pembungkus pupa (kepompong) kupu-kupu
hijau muda mengkilap, hari ke 2 akan keluar dari kepompong, Tubuh Leptosia
berwarna hijau kepitihan, hari ke 3 nina jantan dan betina memiliki perbedaan
berwarna putih ke hijauan, hari ke 4
tersebut tersaji pada tabel di bawah ini.
berwarna putih kekuningan dan hari
ke 5 berwarna putih kehijauan.
5 Imago Betina bagian bintik hitam 4. KESIMPULAN
berwarna putih pucat tidak terlalu Berdasarkan dari hasil penelitian yang
terang, sedangkan yang jantan diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :
bintik hitam berwarna hitam terang. 1. Siklus hidup kupu-kupu cacaputi
4. Stadia pupa pada awal menjadi pupa (Leptosia nina) berawal dari telur
berwarna hijau muda. menetas menjadi larva instar 1, larva
Pada stadia pupa yang masih muda atau yang instar 2, larva instar 3, larva instar 4 di
baru berubah menjadi pupa akan rentan untuk lanjutkan dengan stadia prapupa, pupa
di sentuh karena tubuh pupa yang muda masih muda, pupa yang akan menetas atau calon
lembut mudah terluka, pupa tidak akan imago. Setelah pupa yang telah matang
bergerak, kecuali adanya gangguan pada pupa. menetas menjadi kupu- kupu dewasa,
Apabila pupa terganggu atau tersuntuh dengan sudah siap untuk melakukan perkawinan,
mengeluarkan kotorannya sebelum menjadi begitulah siklus hidup seterusnya.
prapupa.benda apapun pupa akan melentikkan 2. Lama siklus hidup kupu-kupu Cacaputih
tubuhnya kekanan dan kekiri karena pupa (Leptosia nina) pada tanaman inang daun
merasa terancam. Warna pupasi yang baru maman ungu (Cleome rutidosperma), dari
berubah menjadi pupa berwarna hijau muda, telur sampai kupu-kupu dewasa selama
sedangkan pupa yang sudah berumur 2 hari 21-22 hari. Stadia telur berlangsung
warna akan menjadi hijau pekat. Lama selama 3 hari, stadia larva berlangsung
stadiapupa Leptosia nina menjadi imago selama 11-12 hari, stadia prapupa 1 hari,
(kupu-kupu dewasa) berlangsung selama 5-6 stadia pupa 5-6 hari.
hari.

5. Stadia imago (kupu-kupu dewasa)


Setelah pupa (kepompong) menjadi
imago (kupu-kupu dewasa) dari 10 telur yang
dia amati dari telur hinga imago dapat di
peroleh 9 jantan dan 1 betina kupu-kupu
(Leptosia nina), pada imago jantan berwarna
putih dan berbintik hitam yang pekat
sedangkan pada kupu-kupu betina berwarna
putih dan berbintik hitam pudar (tidak terlalu
terang).
5. REFERENSI
Helmiyetti, H., Praja, R. D. M., dan Manaf, S.
2012. Siklus Hidup Jenis Kupu-kupu
Aristoteles, A., Martinus, M., dan Widangga, G. I. Papilionidae yang dipelihara pada
2018.Panduan Lapangan Jenis Kupu- Tanaman Inang Jeruk purut
kupu di LingkunganUniversitas (Citrushystrix).Jurnal. Konservasi
Lampung Berbasis Android. Jurnal Hayati 8(2): 41-55.
Komputasi 6(1): 46-89.
Maulidia, N, A. 2011. Media Peletakkan Telur Dan
Siklus Hidup Graphium agamemnon L.
Ghindi, E, O. 2016. Perbandingan Pola Peletakkan (Lepidoptera: Papilionidae) Pada
Telur Dan Perkembangan Larva Kupu- Tanaman Glodokan Di Kampus I
Kupu (Lepidotera: Pieridae) Pada Dua Universitas Islam Negeri Syarif
Spesies Tanaman Pakan Larva Di Taman Hidayatullah Jakarta.Skripsi.Jurusan
Kupu-Kupu Gita Persada. Skripsi. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Universitas Islam Negeri Syarif
Pengetahuan Alam, Universitas Hidayatullah, Jakarta.
Lampung Bandar Lampung.
Rizal, S. 2007. Populasi Kupu-kupu di Kawasan
Handayani ,V., Dahelmi dan Henny, H. 2019. Cagar Alam Rimbo Panti dan Kawasan
Siklus hidup kupu-kupu doleschallia Wisata Lubuk Minturun Sumatera
bisaltide (lepidoptera:nympalidae). Barat. Jurnal. 9(3), 177-237.
Fkultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam, universitas andalas. Sulistyani, T, H. 2013. Keanekaragaman Jenis
Jurnal. 3 (7): 301-303. Kupu-kupu(Lepidoptera: Rhopalocera)
Di KawasanCagar Alam Ulolanang
Harrison, S.1991. Kepunahan lokal dalam konteks KecubungKabupaten Batang.
metapopulasi: evaluasi Skripsi.Jurusan Biologi, Fakultas
empiris. Jurnal.biologi Matematika dan Ilmu Pengetahuan
LinneanSociety. 42 (2): 73-88. Alam, Universitas Negeri Semarang.

Helmiyati, Dahelmi, Sri, Y, D (2010) Lama stadia Tsao, W.C, dan Yeh, W, B 2008. Diskriminasi
pradewasa beberapa jenis kupu-kupu berbasis DNA pada subspesies kupu-
Papilionidae pada tanaman inang jeruk kupu swallowtail (Lepidoptera:
bali (Citrus maxima merr). Jurnal. Papilioninae) dari Taiwan. Studi zoologi.
Jurusan Biologi FMIPA Universitas 47 (5): 633-643.
bengkulu 2 (6) : 9-19.

Anda mungkin juga menyukai