Anda di halaman 1dari 34

PENGERTIAN EKOFISIOLOGI

HUBUNGAN EKOFISIOLOGI
DENGAN EKOLOGI

Ekofisiologi mempelajari efek ekologis dari ciri fisiologi


suatu hewan.
Ekofisiologi hewan berkaitan dengan aktivitas dan
proses dari setiap sistem dalam tubuh hewan seperti
sistem pencernaan, pernafasan, gerak, koordinasi dan
regulasi dalam melakukan fungsi hidup oleh organ yang
bersangkutan dengan penyesuaiannya terhadap
kondisi lingkungan.
Contoh

• Ikan air tawar akan menghasilkan urine lebih banyak dan encer
dibanding ikan air laut yang menghasilkan urine yang lebih sedikit
dan pekat.
• Ikan air tawar akan menyerap banyak air dari lingkungan yang
konsentrasi kadar garam rendah, kadar garam akan diserap dan
lebih banyak menyerap air sehingga air yang dikeluarkan banyak
dan encer
• Ikan air laut memiliki konsentrasi kadar garam yang tinggi di dalam
darahnya maka ikan air laut akan kehilangan air di dalam sel-sel
tubuhnya karena proses osmosi. Ikan air laut akan minum air laut
sebanyak-banyaknya yang mempunyai kadar garam yang tinggi
sehingga urine yang dihasilkan sedikit dan mengandung garam.
Pengaruh Ekofisiologi terhadap
Perilaku

• Perilaku hewan dapat dikaji melalui beberapa cara


salah satunya bisa dapat dilihat dari fisiologi yang
melatar belakangi perilaku suatu individu atau hewan
tersebut
• Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari
luar.
• Perilaku dapat juga disebabkan stimulus dari dalam
• Perilaku suatu organisme sering terjadi akibat
gabungan stimulus dari luar dan dari dalam.
Pengaruh Ekofisiologi terhadap
Perilaku

• Contoh perilaku adaptif hewan berdasarkan latar belakang


fisiologi adalah perilaku burung camar yang membuang
cangkang-cangkang telurnya setelah menetas untuk
mengurangi usaha pemangsaan (predator) sehingga
meningkatkan kelangsungan hidup keturunannya
• Satu bentuk adaptasi fungsional dan perilaku adalah strategi
reproduksi. Strategi reproduksi adalah kemampuan
meningkatkan peluang untuk pembuahan dan meningkatkan
kelangsungan hidup keturunannya
Adaptasi Fisiologi

• Adaptasi Fisiologi menekankan pada fungsi alat


tubuh yang umumnya terletak di bagian dalam
tubuh, mengalami perubahan guna
mempertahankan hidup.
• Adaptasi ini melibatkan zat-zat kimia tertentu
untuk membantu proses yang berlangsung di
dalam tubuh
Permasalahan Ekofisiologi
Hewan
• Onta yang hidup di padang pasir
memiliki kantung air di punuknya, guna
kantung air ini untuk menyimpan air
dalam jangka waktu yang lama agar
onta tahan tidak minum.
• Anjing laut untuk bertahan di daerah
dingin, ia menaham panas tubuh
dengan lapisan lemaknya yang tebal.
Permasalahan Ekofisiologi
Hewan
• Hewan Ruminansia makanannya yang rumput-
rumputan menyebabkan saluran pencernaannya
terdapat enzim selulosa.
• Teredo navalis merupakan mollusca yang
memakan kayu pada galangan kapal atau tiang-
tiang pelabuhan. Di dlm saluran pencernaanya
terdapat enzim selulosa untuk membantu
mengurai selulosa yang ada pada kayu yang
dimakan
Permasalahan Ekofisiologi
Hewan
• Hewan Berdarah Dingin pada saat
berada di daerah dengan suhu
rendah, kecepatan
metabolismenya akan turun.

• Hewan Berdarah Panas pada saat


berada di daerah dengan suhu
tinggi, kecepatan metabolisme
akan ikut naik
HOMEOSTASIS

• Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di


dalam lingkungan internal tubuh suatu organisme
hidup yang dipertahankan secara alami oleh
mekanisme adaptasi fisiologis.
• Lingkungan internal secara konstan berubah dan
mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu berfungsi
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan ini dan
untuk mempertahankan homeostasis.
Fungsi Homeostasis

• Menstabilkan cairan disekitar sel-sel organisme multi sel


atau cairan extrasel (CES).
• Memungkinkan organisme beradaptasi pada
lingkungan luar yang mempunyai jumlah dan habitat
yang lebih luas.
• Menyediakan keadaan dalam yang stabil supaya sel-
sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.
• Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya
dengan optimum
Lingkungan Organisme

Terdapat dua lingkungan organisme, yaitu :


• Lingkungan luar yaitu lingkungan yang mengelilingi
organisme secara keseluruhan. Organisme akan hidup
berkelompok dengan organisme-organisme (biotik)
dan objek-objek yang mati (abiotik).
• Lingkungan dalam yaitu lingkungan dinamis dalam
badan manusia yang terdiri dari fluida yg mengelilingi
komunitas sel-sel yang membentuk badan.
Komponen Lingkungan

• Biotik merupakan komponen hidup yg meliputi


semua organisme hidup. Contoh komponen
biosis ialah: Manusia, Tumbuhan, Hewan
• Abiotik ialah komponen mati, antara lain: Suhu,
nilai pH, cahaya, kelembaban, topografi, iklim
Faktor yang mempengaruhi
Homeostasis
• Variasi diurnal, suhu tubuh akan bervariasi pada siang dan malam
hari. Suhu terendah terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada awal
malam
• Aktivitas fisik, setelah melakukan latihan fisik atau kerja jasmani suhu
tubuh akan naik terkait dengan kerja yg dilakukan oleh otot rangka
• Jenis kelamin, sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh
pria lebih tinggi daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi
daur haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari
saat bangun meningkat 0,3 – 0,5 ºC.
• Lingkungan, suhu lingkungan yang tinggi dan udara lingkungan
yang lembab akan meningkatkan suhu tubuh, karena
menyebabkan hambatan penguapan keringat, sehingga panas
tertahan di dalam tubuh.
Mekanisme Homeostasis

• Mekanisme homeostasis yang utama adalah diatur


oleh hipotalamus.
• Mekanisme pengendalian kondisi homeostasis pada
hewan berlangsung melalui sistem umpan balik.
• Sistem umpan balik adalah perubahan suatu variable
yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung
mengembalikan perubahan tersebut dalam keadaan
semula
Mekanisme Homeostasis

Sistem umpan balik terdiri dari 2 macam, yaitu :


• Umpan balik negatif, pada mamalia yang
senantiasa mempertahankan suhu tubuh
konstan, meningkatnya suhu tubuh menghasilkan
respon yang mengembalikan suhu tubuh
sebagaimana kondisi yang semestinya. Jadi,
umpan balik negatif mengarahkan pada
stabilitas sistem fisiologis
Mekanisme Homeostasis

• Umpan balik positif, peristiwa yang terjadi pada sistem umpan


balik positif berlawan dengan peristiwa sistem umpan balik
negatif.
• Pada sistem umpan balik positif, perubahan awal suatu
variable akan menghasilkan perubahan yang semakin besar,
misalnya proses pembekuan darah.
• Proses pembekuan darah sebenarnya bekerja melalui
mekanisme sistem umpan balik positif, yang bertujuan untuk
menghentikan pendarahan. Namun, hasil dari proses tersebut
selanjutnya bermakna sangat penting untuk mempertahankan
volume darah yang bersirkulasi agar tetap konstan.
CONFORMER, OSMOCONFORMER &
OXYCONFORMER

CONFORMER
• Banyak hewan dan tumbuhan dapat dinyatakan sebagai
regulator (pengatur) yang menggunakan mekanisme perilaku
dan fisiologis untuk mencapai homeostasis dan menghadapi
fluktuasi suhu, kelembapan, intensitas cahaya dan konsentrasi
berbagai faktor kimiawi dalam lingkungan.
• Hewan yang tidak mampu mempertahankan keadaan
lingkungan internalnya, lingkungan internalnya berubah seiring
dengan perubahan lingkungan eksternal disebut konformer
(conformer)
CONFORMER, OSMOCONFORMER &
OXYCONFORMER

Contoh hewan conformer


Misalnya pada ikan. Suhu tubuh ikan akan rendah ketika
berada dalam perairan yang dingin dan akan tinggi
ketika berada dalam perairan yang hangat. Jadi, tiap
sel dalam tubuh ikan tersebut harus mengatasi pengaruh
perubahan suhu eksternal.
Batas perubahan eksternal bagi hewan conformer
dipengaruhi oleh toleransi jaringan tubuhnya terhadap
perubahan internal yang disebabkan oleh adanya
perubahan lingkungan eksternal
CONFORMER, OSMOCONFORMER &
OXYCONFORMER
OSMOCONFORMER
• Osmokonformer merupakan hewan yang tidak mampu
mempertahankan tekanan osmotik, sehingga harus
beradaptasi agar bertahan hidup dengan syarat perubahan
lingkungan tidak besar dan dalam kisaran toleransi
• Bintang laut, Asterias, adalah hewan osmokonformer
(osmoconformer) yang cairan internal tubuhnya dengan
cepat mencapai kesetimbangan dengan air laut yang
mengelilinginya. Hewan ini meningkatkan konsentrasi cairan
tubuh jika berada dalam air bersalinitas tinggi dan menurunkan
cairan tubuhnya bilamana berada dlm air bersalinitas rendah
CONFORMER, OSMOCONFORMER
& OXYCONFORMER

OXYCONFORMER
Cacing Annelida yang bersifat
oksikonformer (oxyconformer),yakni hewan
yang laju konsumsi oksigennya
menyesuaikan dengan
ketersediaan O2 terlarut di lingkungan
eksternalnya. Jika Annelida berada dalam
lingkungan perairan yang kaya akan
oksigen, maka konsumsi oksigennya
meningkat, sebaliknya jika hewan tersebut
berada dalam lingkungan yang
kandungan oksigen terlarutnya rendah,
konsumsi oksigennya menurun.
OSMOREGULATOR

• Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk


mempertahankan keseimbangan kadar zat dalam tubuh,
didalam zat yang kadar garamnya berbeda
• Osmoregulasi dibagi menjadi dua yaitu osmoregulator dan
osmokonformer. Osmoregulator adalah organisme air yang
secara osmotic stabil dalam menjaga osmolaritas tanpa
tergantung lingkungannya. Hewan osmoregulator mampu
hidup di dalam lingkungan dengan osmolaritas cukup rendah.
• Organisme air seperti salmon yang toleran terhadap kisaran
salinitas yang relatif luas sehingga dapat bertahan hidup
dengan baik di air tawar dan air laut
OXYREGULATOR

Oksiregulator adalah kemampuan organisme laut untuk mengatur


kebutuhan oksigennya terhadap konsentrasi oksigen di luar tubuhnya
• Anadara granosa memiliki pigmen darah
yang serupa dengan haema pada
vertebrata (karena itu ia disebut kerang
darah) sehingga mampu bertahan hidup
sekitar 48 jam di luar air.
• Sekitar 20 menit setelah dikeluarkan dari
air, cangkangnya membuka lebar untuk
menghirup udara.
• Selanjutnya, berangsur-angsur menutup
dan kematian mulai tercatat 48 jam
setelahnya
Mekanisme Ekofisiologi Ikan Air Laut

• Ikan yang hidup di air laut


mempunyai tekanan osmosis lebih
rendah dari tekanan osmosis air
laut.
• Agar ikan tidak mati kekeringan
karena air di dalam sel tubuh ikan
tertarik oleh air laut maka ikan yang
hidup di air laut banyak minum dan
sedikit mengeluarkan urine, dan
urine yang dikeluarkan pun pekat
Mekanisme Ekofisiologi Ikan Air Laut
• Organ dalam tubuh ikan menyerap
ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-
, serta air masuk ke dalam darah dan
selanjutnya disirkulasi.
• Kemudian insang ikan akan
mengeluarkan kembali ion-ion
tersebut dari darah ke lingkungan
luar.
• Karena ikan laut dipaksa untuk
mempertahankan kondisi osmotik
maka volume air seni lebih sedikit
dibandingkan dengan ikan air tawar.
EKOFISIOLOGI LINGKUNGAN
BERLUMPUR
• Pada umumnya, organisme pada lingkungan pantai berlumpur
melakukan adaptasi dengan menggali dan melewati substrat
yang lunak dan menempati saluran yang permanent pada
substrat, sehingga kehadiran organisme ditunjukkan dengan
adanya lubang dengan berbagai ukuran.
• Adaptasi ini sangat berkaitan dengan kondisi yang anaerobik.
Untuk beradaptasi dengan kondisi yang anaerobik. Organisme
membentuk alat pengangkut (misalnya, hemoglobin) yang
mampu mengangkut oksigen terus menerus dengan konsentrasi
lebih baik dibandingkan dengan organisme dari zonasi yang
berbeda
EKOFISIOLOGI LINGKUNGAN
BERLUMPUR
Capitella ditemukan dalam jumlah melimpah pada
daerah berlumpur karena banyaknya bahan
organik dan populasi bakteri di sedimen. Kedua
organisme ini menggali substrat, mencerna dan
menyerap bhn organik (bakteri) dan mengeluarkan
bahan yang tidak dicerna melalui anus.

Pada kerang Polymesoda cozxans, kedua


cangkangnya akan menutup rapat-rapat sehingga
metabolisme didalam menyediakan energi
dilakukan dengan kondisi anaerob, karena insang
(branchie) tidak berfungsi sehingga oksigen tidak
dapat masuk ke dalam tubuh.
Ekofisiologi Amfibi

• Fase larvanya, kecebong (berudu), bernafas menggunakan insang luar yang


kemudian mengalami metamorfosis menjadi anak katak dengan alat pernafasan
berupa paru-paru. Ada juga yang tidak mempunyai paru-paru sampai dewasa dan
bernafas melalui kulit, karenanya kulit tersebut selalu basah dan glandular
• Hewan berdarah dingin
• Memiliki telinga sederhana
• Kulit amfibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit terjaga
kelembabannya dengan adanya kelenjar mukosa, bahkan pada spesies yang
hidup di air, mukus memberikan pelumas bagi tubuh. Sebagian besar amfibi
memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Meskipun keduanya mirip dalam
beberapa hal, kelenjar granular memproduksi zat obnoxious atau racun untuk
melindungi diri dari musuh
Ekofisiologi Amfibi

• Kodok yang hidup di laut (Bufo marinus) rancunnya sangat


manjur untuk membunuh anjing. Kelenjar racun pada katak
dan kodok dapat menimbulkan iritasi pada kulit jika seseorang
menyentuh binatang ini. Studi tentang katak neotropik dari
keluarga Dendrobatide yang beracun, meunjukan bahwa
racun itu merupakan steoridal alkaloid yang berefek pada saraf
dan aktivitas otot korban
• Amfibi yang hidup di gurun (katak Sonara) menghabiskan
waktu sepanjang siang di dalam liang katak ini mengeluarkan
cairan semipermeabel yang menutupi tubuh untuk
meminimalkan kehilangan air.
Mekanisme Ekofisiologi Hewan Gurun

Menghindari Kekurangan Air


Tubuh mengambil sebagian besar air dari urin, sehingga
hewan gurun mengeluarkan asam urat yang pekat, dan
kotoran mereka hampir benar-benar kering.

Menghindari Kehilangan Air Melalui Tubuh


Hewan gurun memiliki kulit tebal. Pada mamalia gurun,
jumlah kelenjar keringat yang lebih sedikit. Terdapat
tempat khusus untuk menyimpan lemak yang mencegah
penguapan agar tidak banyak minum.
Mekanisme Ekofisiologi Hewan Gurun
Unta
• Eritrosit oval untuk mengatur tekanan hidroosmotik
tubuh.
• Punuk unta menyimpan lemak yang suatu saat dapat
diubah menjadi air.
• Feses kering dan urin sangat sedikit
• Mengurangi laju filtrasi dan meningkatkan reabsorbsi air

Rubah Gurun

Telinga lebar jalinan pembuluh darah yang banyak.


Darah yang melewati pembuluh darah di telinga akan
memindahkan panasnya ke lingkungan, sehingga
mengoptimalkan pembuangan panas tubuh.
Ekofisiologis Hewan Di Pegunungan

• Lingkungan tempat hidup hewan berpengaruh terhadap


kelangsungan hidup hewan tersebut. Salah satunya
pegunungan, pegunungan berkaitan dengan faktor
ketinggian yang berpengaruh terhadap kadar oksigen.
• Oksigen menjadi kebutuhan utama makhluk hidup untuk
bertahan hidup. Semakin tinggi lingkungan hidup MH tersebut,
kadar oksigen yang tersedia semakin sedikit, sehingga
mendorong MH untuk melakukan penyesuaian dengan
lingkungannya. Hal ini terjadi pada manusia dan mamalia.
• Selain itu, adaptasi hewan di pegunungan dapat pula
berkaitan dengan cara mencari makan
Ekofisiologis Hewan Di Pegunungan

Pada mamalia, jumlah eritrosit dalam darah berbeda-beda


tergantung dari tempat tinggalnya. Mamalia yang tinggal di daerah
pengunungan atau dataran tinggi, memiliki eritrosit dengan jumlah
yang lebih banyak bila dibandingkan dengan mamalia yang tinggal
di dataran rendah. Hal ini disebabkan karena jumlah atau kadar dari
oksigen di daerah pegunungan lebih sedikit sehingga dibutuhkan Hb
(hemoglobin) yang lebih banyak untuk mengikat oksigen. Apabila hb
yang dibutuhkan banyak, jumlah eritrosit juga akan meningkat

Anda mungkin juga menyukai