“ MUTASI GEN ”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum II
Dosen Pengampu :
Rusdianto, S.Pd., M.Kes.
Ulin Nuha S.Pd., M.Pd.
Firdha Yusmar, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Erly Hakimah Iftikhariyah 220210104002
Zaafirah 220210104021
Desi Ummi Rusdiana 220210104055
2023
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “mutasi” berarti perubahan. Mutasi
dalam bidang genetika mengacu pada perubahan materi genetik berupa DNA atau RNA, yang
terjadi baik pada urutan gen, pada jenis basa nukleotida maupun sebagai perubahan pada
segmen yang lebih besar, yaitu kromosom. Mutasi muncul secara tiba-tiba dan acak pada suatu
makhluk. Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan materi genetik suatu sel yang
membentuk organisme hidup yang bersifat permanen dan dapat diwariskan dan tidak kepada
keturunannya (Arumingtyas, 2019).
Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya
menimbulkan perubahan yang sedikit dan sering kali tidak membawa perubahan fenotipe yang
jelas, jadi hanya semacam variasi. Sedangkan Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada
fenotipe, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Perubahan lingkungan yang luar biasa,
biasanya menjadi penyebab terjadinya mutasi. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh adanya sifat
yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun
buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan
diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian perubahan mutasi sangat jarang terlihat, hal
ini disebabkan karena:
a. Mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena
jumlah gen yang terdapat dalam satu individu terdapat banyak sekali.
b. Gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab
individu segera mati sebelum dewasa
c. Gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif (Zuyasna, 2021).
Mutagenesis merupakan peristiwa terjadinya proses mutasi, hasil dari mutasi di sebut
dengan mutan serta penyebab terjadinya mutasi daat disebut mutagen. Peristiwa mutasi
tidaklah mudah terjadi walaupun mutasi disebut sebagai penyebab adanya variasi baru. Mutasi
pada manusia memiliki frekuensi yang kecil, 1 dari 10.000 individu, mutasi yang terjadi di
alam atau secara alami frekuensinya juga sangatlah rendah (Arumingtyas, 2019)
Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada pada bahan-bahan materi genetik
seperti DNA atau RNA baik pada tingkat gen maupun kromosom, dimana mutasi memiliki
syarat yaitu terjadi perubahan materi genetik yang bersifat bisa atau tidak bisa diperbaharui
atau diperbaiki dan hasil perubahannya dapat di wariskan atau tidak pada keturunannya
(Masruri, 2020).
b. Mutasi Buatan/induksi
Mutasi buatan adalah mutasi yang terjadi secara artifisial, yaitu mutasi yang
sengaja di berikan mutagen (penyebab mutasi). mutasi buatan terjadi atas campur
tangan manusia, mutasi buatan dapat dapat dikatakan sebagai mutasi tiruan dari
mutasi spontan (alami). Mutasi buatan biasanya dilakukan dalam suatu percobaan
atau penelitian untuk menghasilkan sebuah varietes dengan sifat baru, contohnya
seperti penggunaan bahan radioaktif (Irawan, 2018).
b. Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom ialah mutasi yang terjadi pada ruang lingkup yang lebih
besar. Mutasi kromosom sering kali disebut mutasi besar/gross mutation atau
aberasi kromosom. Jenis-jenis mutasi, kromosom meliputi perubahan jumlah set
kromosom, jumlah masing-masing kromosom, perubahan susunan kromosom dan
urutan gen-gen dalam kromosom. Mutasi yang terjadi karena kerusakan kromosom
disebut aberasi, sedangkan mutasi yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom
disebut ploidi.Sering kali mutasi kromosom terjadi akibat kesalahan meiosis
sedangkan sedikit yang terjadi karena kesalahn dalam mitosis (Arumingtyas, 2019).
Adanya subtitusi “mutasi insersi” pada kodon ke-3 menyebabkan salah makna dan
pergeseran basa nitrogen dapat mempengaruhi pada asam amino yang tersisipi dan
setelahnya. Karena adanya penyisipan Adenin (A) yang mulanya kodon ke-3 Serin menjadi
Isoleusin dan setelahnya Prolin menjadi Serin.
b. Mutasi tanpa arti (non sense mutation)
Mutasi tanpa arti adalah mutasi yang di sebabkan karena adanya adisi, insersi maupun
delesi yang menggeser satu atau lebih basa nitrogen dan membentuk stop kodon
(UAA, UAG, UGA) berhentinya pengkodean asam amino. Misalnya:
CUA ACA AGG UGC
Leu Thr Ser Lys
Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada pada bahan-bahan materi genetik seperti
DNA atau RNA baik pada tingkat gen maupun kromosom, dimana mutasi memiliki syarat yaitu
terjadi perubahan materi genetik yang bersifat bisa atau tidak bisa diperbaharui atau diperbaiki
dan hasil perubahannya dapat di wariskan atau tidak pada keturunannya Berdasarkan pada letak
terjadinya mutasi di bedakan menjadi dua yaitu mutasi somatik (sel tubuh) dan mutasi germinal
(sel gamet)
Mutasi gen atau bisa disebut juga dengan mutasi titik merupakan jenis perubahan yang
paling sederhana dari pasangan basa tunggal, dan di sebut substitusi pasangan basa. Jenis-jenis
mutasi gen dapat dikelompokkan berdasarkan penyebabnya dan pengaruh mutasi terhadap jenis
protein yang dihasilkan atau adanya perubahan kode genetik.
DAFTAR PUSTAKA
Arumingtyas, E. L. (2019). Mutasi, Prinsip Dasar, dan Konsekuensi. Malang: UB Press
Asadi. (2013). Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan terhadap Umur dan Produktivitas pada Kedelai.
AgroBiogen, 9(3), 135–142.
A'yun, Q., A.R Asmarany, D. Fitriyah, A.I.A. Rini, Mahyarudin, N.B.A.J Sinaga, E. Suryanti,
Y.K.M Asril, dan F. Hamida. (2022) Mikrobiologi Dasar. Medan: Yayasan Kita Menulis
Broer, S. dan A. Broer. (2017) Amino acid homeostasis and signalling in mammalian cells and
organisms. Biochem J. 474(12), 1936-1963. https://doi.org/10.1042/BCJ20160822
Chu, D., & Wei, L. (2019). Nonsynonymous, synonymous and nonsense mutations in human
cancer-related genes undergo stronger purifying selections than expectation. BMC Cancer,
19(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s12885-019-5572-x
Irawan, B. (2018). GENETIKA MOLEKULER. Surabaya. Tim e-Book Airlangga University Press
Muhammad H.F.L, D.C. Sulistyoningrum, R.J. Kusuma, A.L. Dewi, I. Karina. (2021) BUKU
AJAR NUTRIGENOMIK DAN NUTRIGENETIK BAGI MAHASISWA GIZI. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Nusantari, E. (2015). Genetik Belajar Genetika dengan Mudah & Komprehensif. In A. Abdul
(Ed.), deepublish (Vol. 156, Issue 4). deepubish. https://doi.org/10.1007/s00112-008-1736-5
Warmadewi, D.A. (2017) Buku Ajar Mutasi Gen. Denpasar: Udayana University Perss
Wu, Q., Medina, S. G., Kushawah, G., Devore, M. L., Castellano, L. A., Hand, J. M., Wright, M.,
& Bazzini, A. A. (2019). Translation affects mRNA stability in a codon-dependent manner
in human cells. ELife, 8, 1–22. https://doi.org/10.7554/eLife.45396
Yusuf, Y., Hartono, & Syafruddin. (2013). Analisis Mutasi Gen Pfmdr1 1246 pada Penderita
Malaria di Mamuju Sulawesi Barat Analysis of mutation of Pfmdr1 1246 in Malaria Patients
in Mamuju District, West Sulawesi. Jurnal Sainsmat, II(2), 185–190.
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat
Zuyasna. (2021). Kultur In Vitro dan Mutagenesis Tanaman Nilam. Aceh: Syiah Kuala University
Press
Nama: Erly Hakimah Iftikhariyah, Zafirah, Desi Ummi Rusdiana
Nim: 220210104002, 220210104021, 220210104055
Kelas: A
ANALISIS ARTIKEL DETEKSI MUTASI GEN Emb SEBAGAI SIFAT RESISTENSI PRIMER FIRST LINE ORAL AGENTS
ETHAMBUTOL PADA PASIEN TB PARU BTA + DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Penulis, Tahun,
Judul, Sumber Scientific
(Nama Jurnal, Tujuan Landasan Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian
Level
Text)
Dewi Utary, Laporan o Untuk o Terdapat tiga jenis resistensi terhadap o Penelitian ini o Sampel sputum
Fachrudin Penelitian mendeteksi obat anti tuberkulosis (OAT) yaitu dilaksanakan di dari penderita TB
Hanafi, dan adanya mutasi mutan yang resisten, resistensi wilayah kerja Paru BTA (+) di
Sugijiati. sekunder dan resistensi primer. puskesmas kabupaten wilayah kerja
gen Emb
2020. DETEKSI
MUTASI GEN Mycobacterium O Faktor-faktor yang dapat Lombok timur Puskesmas
tuberculosis menyebabkan resistensi OAT antara o Pengambilan sampel Kabupaten
Emb SEBAGAI sputum penderita TB
SIFAT sebagai sifat lain pemberian terapi TB yang tidak Lombok
RESISTENSI resistensi primer adekuat akan berdampak pada mutan Paru baru dengan BTA diperoleh
resisten. (+) dan melakukan sebanyak 50
PRIMER FIRST first line oral tindak lanjut dengan
LINE ORAL agents o Keterlambatan diagnosis pada masa pemeriksaan biologi sampel dan
AGENTS Ethambutol pada infaksius yang terlalu panjang akan molekuler PCR yang semuanya (100%)
ETHAMBUTOL pengidap TB menyebabkan penyebaran jalur dilaksanakan di dinyatakan positif
PADA PASIEN Paru dengan resisten obat yang tidak hanya tersebar Laboratorium dengan
TB PARU BTA BTA + yang ada pada pasien di rumah sakit, namun Molekuler Instalasi menerapkan
+ DI WILAYAH di wilayah kerja juga pada petugas, asrama dan Litbang–tekkes Unit pemeriksaan PCR
KERJA Puskesmas keluarga pasien. Riset Biomedik RSUD diagnostik Tb1
PUSKESMAS Kabupaten O Tuberkulosis yang mendapat Provinsi NTB dan Tb2. Hasil ini
KABUPATEN Lombok Timur pengubatan jangka pendek dengan o Pengambilan sampel membuktikan
LOMBOK monoterapi akan mempengaruhi menggunakan metode bahwa semua
TIMUR. Jurnal bertambahnya OAT yang resisten non random accidental sampel sputum
Kedokteran. dimana hal tersebut mengakibatkan sampling yaitu tersebut terdapat
6(1): 1-11 penderita TB Paru baru DNA
seleksi mutase resisten karena
Page 1
Penulis, Tahun,
Judul, Sumber Scientific
(Nama Jurnal, Tujuan Landasan Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian
Level
Text)
penambahan obat yang tidak multiple Yang tidak sengaja Mycobacterium
dan tidak efektif (Priyanti, 2008; datang tuberculosis.
Crofton dkk, 2002). memeriksakan diri o Analisis nested
o Penyebab pengobatan yang tidak ke Puskesmas PCR
adekuat bisa dikarenakan resistensi dengan hasil memferivikasi
obat primer yang obatnya subtandar pemeriksaan terjadinya mutasi
dan tidak sesuai atau "mono terapy" mikroskopis sputum dalam daerah
(terapi satu obat) BTA (+) dan belum komplementer
o Gen Emb yang menyandi enzim mendapat primer yang
transferase di temukan oleh Zhang pengobatan menjadi target
yang berhubungan dengan sifat program. gen Emb
resistensi M. tuberculosis terhadap Mycobacterium
resistensi tuberculosis dan
o Obat pertama pengobatan TB , yaitu ditemukan
Ethambul yang spesifik berkhasiat sebanyak 5
terhadap mikrobakteri dan tidak sampel (10%)
terhadap bakteri – bakteri lain. yang ditandakan
o Cara bekerja Ethambutol yaitu dengan resisten atau
menghambat arabinosyl transferase terjadi mutasi dan
yang melibatkan biosintesis dinding sel 45 (90%)
(Takayama and Kilburn, 1989 cit. ditandakan
Rabia Johnson). sensitif atau tidak
o Penyebab kekebalab Ethambutol terjadi mutasi.
merupakan bukti genetik menyatakan Hasil ini
bahwa mutasi gen Emb dengan membuktikan
persentase sebesar 60%-70%. sudah terjadi
o Akibat dari sifat fenotipe dan genotipe resistensi primer
dari Mycobacterium yang berbeda first – line oral
Page 2
Penulis, Tahun,
Judul, Sumber Scientific
(Nama Jurnal, Tujuan Landasan Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian
Level
Text)
secara geografis di sebabkan oleh agents Ethambutol
perbedaan angka rersistensi. pada penderita TB
o Perbedaan geografis yang Paru BTA(+)
mengakibatkan Frekuensi dan jenis
mutasi pada gen Emb perlu dilakukan
pemeriksaan sifat resistensi gen Emb
pada setiap daerah, terutama kasus
suspek dan BTA (+) nya besar
(Syaifudin dkk, 2005).
o Melalui penelitian ini diperoleh informasi melalui pola resistensi primer pada first – line oral agents Ethambutol yang terjadi karena mutasi gen Emb
M. tuberculosis penderita TB paru
o Model DNAzol digunakan untuk membuktikan bahwa sempel sputum terdapat DNA Mycobacterium tuberculosis
o Metode nested PCR digumnakan untuk mengetahui adanya mutase gen Emb. M. tuberculosis terhadap resistensiprimer first – line oral agents
Ethambutol pada penderita TB paru BTA (+).
HAL YANG DIHARAPKAN NAMUN TIDAK DIJUMPAI PADA JURNAL:
o Penelitian ini menunjukkan jika tidak dilaksanakan cross check secara klinis serta pemeriksaan sputum BTA pasca 6bulan pengobatan, sehingga
tidak dapat dikonfirmasi keberhasilan dari terapi OAT.
Page 3
Penulis, Tahun,
Judul, Sumber Scientific
(Nama Jurnal, Tujuan Landasan Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian
Level
Text)
Jika ditemukan pada sumber lain, sebutkan: -
CATATAN: -
O Penelitian selanjutnya akan dilaksanakan pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis sesudah pengobatan terapi OAT, meskipun bentuk basil
Mycrobacterium tuberculosisnya telah berbentuk fragmented
o Penelitian selanjutnya akan memastikan ada tidaknya mutase yang menggunakan metode sequencing DNA atau HFD (heterodutlx formation)
Page 4