Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Aliran Genetic: Asam Nukleat dan Protein, Aliran


Informasi Genetic”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi
Dosen pengampu : Dr. Siti Hamidatul Aliyah, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5:


Alfa Fadhilah (2048201068)
Athayyah Shabirah (2048201075)
Tiara Asmarani Handoko (2048201079)
Suci Indah Febryanti (2048201080)
Gusti Novrianti (2048201081)
Wita Rosita (2048201082)
Rts. Reni Nurhidayanti (2048201084)

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI
Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim 
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Kami dapat selesai menyusun
makalah  kami dengan judul “Aliran Genetic” dengan tepat waktu.  Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran Bioteknologi Farmasi semester 6 Program
Studi Farmasi di Stikes Harapan Ibu Jambi. Makalah ini ditujukan untuk rekan-rekan
mahasiswa Semester 6 sebagai bentuk materi pembelajaran dalam mengikuti perkuliahan.
Makalah ini merupakan hasil yang kami pelajari, baik dari buku  referensi dan lain
sebagainya. Diharapkan dengan disusunnya makalah ini akan membantu kami  dan rekan-
rekan mahasiswa lainnya untuk dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran serta 
dapat lebih memahami tentang Aliran genetic meliputi asam niukleat dan protein, serta aliran
infromasi genetic

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bioteknologi adalah bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut
penerapan praktis organisme hidup atau komponen subsellulernya pada industri jasa dan
manufaktur serta pengelolaan lingkungan. Atau dapat pula di definisikan sebagai
teknologi yang menggunakan sistem hayati (proses-proses biologi) untuk mendapatkan
barang dan jasa yang berguna bagi kesejahteraan manusia. Bioteknologi memanfaatkan:
bakteri, ragi, kapang, alga, sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai
konstituen berbagai proses industry (Sutarno, 2016).
Bioteknologi juga memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan dewasa ini,
bioteknologi sendiri mengalami berbagai pembaruan dari bioteknologi yang bersifat
tradisional kearah bioteknologi yang modern. Manfaat bioteknologi bagi kehidupan
manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidup telah terbukti, antara
lain penerapannya untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya
energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi (Sutarno, 2016).
Salah satu ciri dari bioteknologi adalah digunakannya agen biologi dalam proses
tersebut. Agen biologi tersebut dapat berupa mikro organisme, hewan, tumbuhan, atau
bagian dari makhluk hidup tersebut. Perkembangan bioteknologi sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu-ilmu dasar, seperti perkembangan mikrobiologi, genetika, dan
biokimia. Mikrobiologi mempunyai peranan sangat penting karena studi awal mengenai
manipulasi genetika dilakukan terhadap kelompok mikroorganisme (Darmayani et al.,
2021).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Gen?
2. Apakah yang dimaksud dengan aliran genetic dari Asam Nukleat dan protein?
3. Apakah yang dimaksud dengan aliran informasi genetic?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Gen.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang aliran genetic dari asam nukleat dan
protein.
3. Untuk mengetahui dan memahami aliran informasi genetic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi GEN


Gen adalah segmen DNA yang mengkode rantai polipeptida dan RNA. Secara
klasik, sebuah gen didefinisikan sebagai bagian dari kromosom yang menentukan atau
memengaruhi satu karakter atau fenotip, seperti warna mata, mata sipit, rambut lurus,
wajah bulat. George Beadle dan Edward Tatum bahwa gen adalah segmen materi genetik
yang menentukan, atau untuk, satu enzim: hipotesis satu gen-satu enzim. Gen adalah
semua DNA yang mengkode urutan utama dari beberapa produk gen dalam hal ini
adalah polipeptida atau yang dikenal sebagai protein atau RNA dengan struktur atau
fungsi katalitik Beberapa gen mampu diekspresikan dengan cara yang berbeda untuk
menghasilkan beberapa produk gen dari satu segmen DNA. setiap asam amino dari rantai
peptida dikodekan oleh urutan tiga nukleotida berurutan dalam satu antai DNA. Dikenal
istilah "kodon" ini diatur dalam urutan yang sesuai dengan urutan asam amino dalam
polipeptida yang dikode dalam gen. (Nelson and Cox 2008).
Telomer (bahasa Yunani telos, "akhir ") adalah urutan di ujung kromosom
eukariotik yang membantu menstabilkan kromosom. Banyak gen dalam sel eukariotik
(tetapi sedikit pada bakteri) dan archaea) terganggu oleh urutan non coding .atau intron.
Segmen pengkodean dipisahkan oleh intron disebut ekson. (Nelson and Cox, 2008).

Gen untuk ovalbumin memiliki tujuh intron (A ke C), membagi urutan pengkodean
menjadi delapan ekson (1 hingga 7) Gen untuk subunit p hemoglobin memiliki dua
intron dan tiga ekson, termasuk satu intron yang mengandung lebih banyak dari setengah
pasangan basa gen. (Nelson and Cox, 2008).
Komponen Gen (Baron and Lee, 201 )
1. Promotor: Situs tempat RNAP II mengikat untai pengkode untuk memulai transkripsi.
Promotor terletak di hulu ekson/intron dan dicirikan oleh urutan promotor tertentu
(misalnya, kotak TATA; kotak CAAT).
2. Ekson: Situs kode genetik untuk protein. Beberapa ekson dapa disambung bersama-
sama dengan cara yang berbeda untuk menghasilkan produk yang berbeda,
3. Intron: Urutan nukleotida yang tidak mengkode protein.
4. Daerah pengatur: Daerah DNA yang mengubah ekspresi gen ketika terikat oleh
protein tertentu.
5. Di dalam nukleus, RNAP II berikatan dengan urutan promotor DNA.
6. RNAP II bergerak di sepanjang satu untai DNA (untai "sense"), menambahkan
ribonukleotida ke untai mRNA yang sedang tumbuh dalam arah 5' hingga 3'.
7. Ketika RNAP II mencapai akhir gen, proses dihentikan melalu mekanisme yang
kurang dipahami dan mRNA dilepaskan.
8. Transkripsi dapat ditingkatkan atau dihambat melalui pengikatan transkripsi faktor ke
daerah regulasi

2.2 Aliran Genetik


a. Pengertian Aliran
Aliran gen (juga disebut campuran gen atau migrasi gen) adalah pertukaran dari
variasi genetik antar populasi, ketika faktor geografi dan habitat bukan rintangan.
Ernst Mayr berpendapat bahwa aliran gen seperti homogenizing (penyamaan gen),
dapat menetralkan adaptasi selektip. Pendapat ini didukung oleh Campbell (2003)
yang menyatakan bahwa aliran gen cenderung mengurangi perbedaan antara populasi
yang telah terakumulasi akibat seleksi alam atau hanjutan/pergeseran genetik. Jika hal
ini terjadi cukup luas, aliran gen akhirnya dapat menyatukan populasi yang berdekatan
menjadi sebuah populasi tunggal dengan struktur genetik yang sama. Dengan
demikian, aliran gen dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi alel suatu
populasi, kita tahu jika frekuensi alel suatu populasi berubah maka disana telah terjadi
proses mikroevolusi (Nur Khoiriyah, 2014).
Kesetimbangan Hardy-Weinberg mensyaratkan kumpulan gen berada dalam
suatu sistem tertutup, namun sebagian besar populasi tidak terisolasi secara sempurna.
Suatu populaso bisa mendapatkan atau kehilangan suatu alel dari peristiwa aliran gen
(gene flow), yaitu pertukaran genetik akibat migrasi individiu yang subur atau
perpindahan gamet antar populasi (Campbell, 2003)

b. Faktor yang Mempengaruhi Aliran Gen


Faktor-faktor yang mempengaruhi laju aliran gen (Kurniawan and M. Rondhi, 2020) :
1. Jarak antara dua populasi
2. hambatan fisik tertentu
3. Pada tumbuhan laju aliran gen tergantung pada efektivitas mekanisme penyebaran
serbuk sari dan biji yang digunakan.
4. Potensi migrasi dari individu-individu suatu populasi
c. Metoda dalam Aliran Gen
1. Transfer gen vertikal
Transfer gen dari orang tua kepada keturunanya.
2. Transfer gen horizontal
Transfer gen antara organisme melalui metode selain reproduksi aseksual atau
seksual. Transfer gen dalam hal ini tidak dari orang tua kepada keturunannya,
namun terjadi oleh sejumlah proses seperti transformasi, transduksi, konjugasi dan
bertanggung jawab untuk pengembangan resistansi antibiotik pada bakteri.

d. Contoh Aliran Gen

Contoh aliran Gen pada Manusia


 Dalam beberapa tahun terakhir, aliran gen telah diamati antara populasi Kaukasia
dan penduduk Afrika-Amerika. Afrika-Amerika adalah keturunan dari penduduk
asli Afrika Barat, sedangkan bule adalah keturunan dari penduduk asli Eropa.
Penduduk Afrika-Amerika secara inheren tahan terhadap malaria sedangkan,
penduduk Eropa tidak. Keturunan yang dihasilkan oleh perkawinan individu dari
populasi tersebut dipandang tahan terhadap penyakit.
 Contoh lain dari aliran gen selama Perang Vietnam, ketika tentara Amerika
dikawinkan dengan sukses dengan wanita Vietnam, pada 1960-an dan 1970-an,
dan mengubah frekuensi alel populasi Vietnam.
Contoh lain dari aliran Gen
 Sebutir serbuk sari dari tanaman yang diserbuki angin berhasil membuahi beberapa
tanaman lain untuk menghasilkan benih yang menimbulkan keturunan layak, maka
dapat membawa perubahan frekuensi alel.
 Sebuah populasi ngengat yang berwarna putih bermigrasi ke populasi ngengat
berwarna coklat dan berhasil kawin menimbulkan keturunan layak. Di sini, kita
dapat mengatakan bahwa ada perubahan dalam frekuensi alel. Seiring waktu,
jumlah ini ngengat putih akan meningkat.
 Ketika pasangan serigala abu-abu dengan coyote, ini dapat menimbulkan serigala
merah yang layak, dan oleh karena itu, perubahan jumlah individu yang membawa
alel tertentu telah diamati.
 Dalam populasi ikan kod Atlantik, aliran gen tinggi telah diamati di wilayah
geografis yang luas. Dengan demikian, variasi genetik antara populasi ikan kod
tersebut rendah.

1. Asam Nukleat
a. Pengetian Asam Nukleat
Asam nukleat adalah molekul polimer yang terbentuk dari tiga komponen dasar,
yaitu pentosa (gula dengan lima atom karbon), fosfat, dan senyawa organik basa
nitrogen. Jenis basa nitrogennya adalah purin atau pirimidin, sedangkan komponen
gulanya dapat mengalami dehidrasi dan kehilangan gugus oksigen (deoksi), sehingga
asam nukleat terdapat dalam bentuk RNA dan DNA.
Kombinasi antara basa nitrogen adenin (adenine, A), timin (thymine, T), guanin
(guanine, G), dan sitosin (cytocine, C) dengan gugus gula dan fosfat menghasilkan
struktur asam nukleat. Keempat huruf (A-T-G-C) ini merupakan alfabet dasar
penyusun untai RNA dan DNA, yang kemudian diturunkan menjadi protein dalam
proses translasi.

Sedangkan menurut Alberts et al., (2014) Asam nukleat adalah makromolekul


kompleks yang tersusun atas rantai nukleotida yang menyimpan informasi genetik
dari suatu makhluk hidup. Untuk menentukan fungsi organ tubuh, memperbaiki sel,
pencernaan makanan, dan pernapasan. Metabolisme adalah proses kecepatan tubuh
dalam mencerna, menyerap, dan mengasimilasi makanan untuk diubah menjadi
energi. Semakin cepat metabolisme, semakin cepat proses pembakaran kalori.
Sehingga berat badan ideal yang sehat tetap terjaga. Dampak metabolisme secara
biokimia ialah terjadinya pembentukan maupun penguraian makro molekul organik
seperti protein, lemak, karbohidrat hingga asam nukleat.
Asam nukleat memegang peranan kunci dalam aktivitas selular, terutama berkaitan
dengan karakter sel dan sifat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bertonggak
pada riset Avery (1944), penemuan asam nukleat membuka cabang ilmu baru, yaitu
biologi molekuler yang pada hakikatnya adalah biokimia materi genetik.
b. Fungsi Asam Nukleat
Fungsi khusus asam nukleat yaitu, menyimpan informasi genetik dan
menerunkannya kepada keturunanya. Susunan asam nukleat yang menentukan apakah
mahluk itu menjadi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Begitu pula susunan dalam
sel, apakah sel itu menjadi sel otot maupun sel darah.

c. Jenis Asam Nukleat


Terdapat dua jenis asam nukleat didalam sel, yaitu:
1) DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA (Deoxyribonucleic Acid) berasal dari dari tiga kata, yaitu deocyribosa
yang berarti gula pentosa, nukleic atau nukleat yang berarti init, dan acid yang
berarti zat asam. DNA (Deoxrybonucleic Acid) merupakan asam nukleat yang
menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan
jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA ini akan
menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada
generasi selanjutnya, sehingga dalam tubuh seseorang anak komposisi DNA nya
sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya.
2) RNA (Ribonukleat Acid)
Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekul
molekul ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya
ikatan antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa
dengan perantaraan gugus fosfat.
Meskipun banyak persamaan antara dengan DNA, RNA mempunyai
beberapa perbedaan dengan DNA yaitu:
a) Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa.
b) Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan
heliks ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai
rantai ganda.
c) RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA, tetapi
tidak mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil.
Dengan demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa
pirimidin DNA.
d) Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin,
demikian pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil
Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger
RNA), dan rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi
yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan
penting dalam sintesis protein.

2. Protein
a. Pengertian Protein
Protein merupakan suatu molekul raksasa atau makromolekul. Molekul ini
merupakan gabungan berbagai asam amino yang diikat oleh peptida. Jadi dengan kata
lain, polimerisasi asam amino yang membentuk protein Peptide merupakan gabungan
atau polimer banyak asam amino menjadi satu. Selain ikatan tersebut, ada ikatan lain
yang turut membentuk protein. Misalnya saja ikatan hidrogen yang terbentuk pada
gugus -OH dan gugus -NH. Ada juga ikatan disulfida -S-S- yang mendukung ikatan
kompleks protein. Protein memegang peranan penting dalam hampir semua proses
biologi.

a).Struktur Protein
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama
dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Untuk dapat melakukan fungsi biologis,
protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi spasial yang spesifik, didorong
oleh sejumlah interaksi non-kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik, gaya van
der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik. Struktur tiga dimensi perotein sangat
diperlukan untuk memahami fungsi protein pada tingkat molekul. Protein juga
digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan
lemak. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai
berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0,3%, dan
fosfor 0,3%.
Menariknya, asam amino yang yang menjadi komponen utama dalam protein
memiliki urutan berbeda dan spesifik pada setiap protein. Perbedaan urutan asam amino
tersebut disebabkan karena urutan basa nitrogen yang menyusun DNA (informasi genetik)
juga berbeda. That’s means, informasi genetik yang dibawa oleh DNA dengan urutan basa
nitrogen yang spesifik disampaikan dalam bentuk protein. Protein ini yang kemudian
digunakan oleh makhluk hidup untuk keberlangsungan hidup.
Ekspresi gen memiliki keterkaitan dengan biosintesis protein. Dimana pada proses ekspresi
genetic maupun biosintesis protein sama-sama melibatkan transkipsi dan translasi.

a). Ekspresi Genetik

2.3 Aliran Informasi Genetik


Istilah dogma sentral mulai diperkenalkan oleh Francis Crick pada tahun 1958 sejalan
dengan berkembangnya pengetahuan mengenai DNA dan RNA. Dalam dogma sentral,
informasi genetik mengalir satu arah dari DNA (sebagai penyimpan informasi) ke RNA
(sebagai pembawa informasi), dan akhirnya menjadi protein (sebagai biomolekul aktif
yang berfungsi dalam sistem biologi). Dogma sentral ini menjadi teori mendasar bagi
penurunan sifat dan karakteristik makhluk hidup dalam proses perkembangbiakan.
Informasi genetik dipahami sebagai sekuen spesifik basa nukleotida yang dapat
diturunkan menjadi sekuen spesifik protein yang menentukan karakter dan fungsi
protein. Pada organisme eukariot, molekul DNA di inti sel pertama-tama ditranskripsikan
menjadi tiga jenis RNA, yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA, yang kemudian ditranspor ke
sitoplasma. Ketiga molekul RNA tersebut lalu dibawa ke ribosom, tempat proses sintesis
protein terjadi. Proses aliran genetik dari DNA menjadi protein melalui tahap transkripsi
dan translasi ini disebut ekspresi genetik (Gambar 3) (Suhartono, M. T., et al. 2022).
Aliran informasi genetik pada Gambar 2.2 merupakan jalur umum yang ditemukan
pada seluruh sel kehidupan, sesuai dengan postulat dogma sentral. Pada virus terdapat
aliran informasi genetik dengan pola berbeda yang bersifat spesial. Misal virus tertentu
mensintesis RNA dengan menggunakan molekul RNA sebagai cetakan, yang pada
Gambar 2.3 ditunjukkan dengan anak panah merah dari RNA ke RNA. Contoh lain, ada
pula virus yang memiliki enzim untuk mensintesis DNA menggunakan cetakan RNA,
yang tampak pada Gambar 2.3 sebagai anak panah berwarna merah dari RNA ke DNA.
Jadi ditemui pula aliran informasi genetik spesial pada virus tertentu, yang menyimpang
dari dogma sentral (Baktir, A, 2017).
b. Mekanisme
Dogma sentral biologi terbagi atas 3 tahapan, yaitu replikasi, transkripsi, dan
translasi. Ketiga tahap ini memungkinkan penyalinan materi genetik menjadi protein.

1. Replikasi
Secara umum, replikasi bahan genetik merupakan proses pengkopian rangkaian
molekul bahan genetik (DNA atau RNA) sehingga dihasilkan molekul anakan yang
sangat identik. Meskipun konsep dasar replikasi antara struktur bahan genetik yang satu
dengan yang lainnya adalah serupa, namun diketahui ada banyak perbedaan dalam hal
mekanisme rincinya. Sebagai contoh, bahan genetik yang berupa molekul RNA
mempunyai mekanisme replikasi rinci yang berbeda dengan replikasi molekul DNA.
Pada kelompok virus, misalnya, replikasi bahan genetiknya terjadi di dalam sel inang
yang sebenarnya merupakan jasad hidup yang lain dari jasad virus itu sendiri. Hal ini
dapat terjadi karena virus merupakan jasad parasit obligat. Di lain pihak, replikasi DNA
pada prokaryot dan eukaryot terjadi di dalam sel jasad hidup yang bersangkutan. Selain
itu perbedaan struktural molekul bahan genetik, misalnya antara DNA lingkar (Circular
DNA) dengan DNA linear juga berimplikasi pada perbedaan mekanisme replikasi.

Replikasi DNA dimulai pada tempat-tempat khusus yang disebut pangkal replikasi
(origin of replication). Pangkal replikasi yaitu satu bagian DNA yang mempunyai urutan
nukleotida yang spesifik . Protein yang memulai replikasi DNA mengenali urutan ini dan
menempel pada DNA, memisahkan kedua untaian dan membuka sebuah “gelembung‟
replikasi. Tahap pembukaan DNA untai ganda dikatalis oleh 3 macam enzim yaitu :
1. Helikase adalah sejenis enzim yang berfungsi membuka untai ganda di cabang
replikasi, dan memisahkan kedua untai lama.
2. Enzim untai destabilizing protein , atau single stranded DNA binding protein (SSB),
molekul dari protein pengikat untai tunggal kemudian berjajar disepanjang untai-untai
lama yang tidak berpasangan menjaga agar untai-untai ini tetap terpisah selama
mereka bertindak sebagai cetakan untuk sintesis untai-untai komplementer yang baru.
3. DNA girase, enzim ini mengkatalis pembukaan untai ganda sebelum proses replikasi
dimulai.
Enzim utama yang berperan dalam replikasi adalah DNA polymerase. DNA
polymerase mensintesa DNA baru dengan arah 5’→3’. DNA polymerase tidak dapat
memulai pembuatan untaian DNA baru, enzim ini hanya dapat menambahkan nukleotida
pada 3’-OH yang sudah ada. Oleh karena itu, untuk memulai untai yang baru harus ada
primer (biasanya berupa RNA) di mana DNA polymerase dapat menempelkan
nukleotida yang pertama. Karena untaian DNA berpasangan secara anti-paralel, maka
pada untai dimana pembentukan untai DNA barunya itu dari 5’ ke 3’ akan terjadi sintesa
DNA secara bersinambungan dan disebut leading strand, sedangkan pada untai yang
lainnya akan terjadi sintesa DNA dengan terputus-putus dan disebut lagging strand.
Replikasi dimulai pada tempat yang disebut ori (origin of replication) dan berakhirpada
terminator.
Replikasi DNA berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
(1) Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk
(2) Pengawalan (initiation, inisiasi) sintesis DNA
(3) Pemanjangan untaian DNA
(4) Ligase fragmen fragmen DNA, dan
(5) Pengakhiran (termination, terminasi) sintesis DNA.
Sintesis untaian DNA baru akan dimulai setelah kedua DNA induk terpisah
membentuk garpu replikasi, pemisahan dilakukan oleh enzim DNA helikase. Sintesis
DNA berlangsung dengan orientasi 5’-P→3’-OH. Oleh karena ada dua untaian DNA
cetakan yang orientasinya berlawanan, maka sintesis kedua untaian DNA baru juga
berlangsung dengan arah geometris yang berlawanan namun semuanya teteap dengan
orientasi 5’→3’. Keadaan semacam ini menimbulkan
perbedaan dalam hal meanisme sintesis antara keua untaian DNA yang baru.

2. Transkripsi
Transkripsi adalah proses yang terjadi di dalam inti sel untuk sintesis
RNA secara langsung dari salah satu rantai DNA. Informasi dari rantai DNA
langsung dikopi, nukleotida per nukleotida, dari setiap molekulnya menjadi
RNA. Salah satu rantai DNA dengan sekuen unik menjadi templet (cetakan)
untuk membuat rantai RNA yang juga menjadi sekuen unik. Proses ini mirip
dengan pencetakan rantai DNA komplementer dalam replikasi DNA. Urutan
molekul RNA yang dihasilkan sesuai dengan urutan templet DNA, yang
merupakan transkrip perintah dan arahan pembuatan protein. Produk molekul
RNA ini dikenal dengan mRNA (messenger RNA atau RNA duta), yang
berfungsi sebagai duta genetika dari DNA di dalam mesin sel pembuat
protein.
Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap, yaitu inisiasi (permulaan), pemanjangan dan
terminasi (penghentian) rantai mRNA.
Proses Transkripsi

a. Inisiasi transkripsi
Sekuen spesifik pada untai DNA tempat melekatnya RNA polymerase disebut
promoter. Daerah promoter mencakup titik awal (start point) transkripsi suatu gen
beserta puluhan nukleotida yang membentang di bagian hulunya (upstream). Titik
awal transkripsi adalah lokasi di mana sintesis RNA sebenarnya dimulai. Selain
menentukan di mana transkripsi dimulai, promoter juga menentukan yang mana dari
kedua untai ganda DNA yang digunakan sebagai templet. Area tertentu di dalam
daerah promoter mempunyai peranan penting agar dikenali oleh RNA polimerase.
Sebagai contoh, area yang dikenal dengan kotak TATA. Disebut demikian karena
sekuennya didominasi oleh basa timin (T) dan adenin (A).
Pada eukariot, kotak TATA terletak sekitar 25 nukleotida ke arah hulu dari titik
awal transkripsi. Ada protein lain yang juga terlibat dan memandu RNA polimerase
untuk mengenali dan mengikat sekuen promoter di sepanjang molekul DNA. Protein
itu adalah faktor transkripsi. Protein faktor transkripsi harus menempel terlebih dahulu
pada molekul promoter, sebelum molekul RNA polimerase II dapat mengenali dan
mengikat molekul perpaduan antara factor transkripsi dan DNA. Begitu RNA
polimerase mengikat daerah promoter di titik awal, proses transkripsi pun dimulai.

b. Pemanjangan molekul mRNA


Pada saat RNA polimerase II bergerak di sepanjang DNA dengan arah 5’→3’,
enzim tersebut membuka pilinan kedua untai ganda DNA. Dalam proses transkripsi
ini, hanya sebagian kecil saja pilinan yang terbuka, kira- kira 10 basa, dari DNA utas
ganda. Enzim ini selanjutnya menambahkan nukleotida pada ujung 3’ dari molekul
mRNA, yang sesuai dengan pasangan nukleotida DNAnya, dan terus tumbuh selama
proses pemanjangan.
Pada saat sintesis RNA selesai melewati sekuennya, untai ganda DNA akan
kembali memilin dan molekul mRNA yang baru lepas dari cetakan DNA-nya.
Transkripsi berlangsung dengan kecepatan kira-kira 60 nukleotida perdetik. Pada
kondisi tertentu, gen dapat ditranskripsi secara serentak oleh beberapa molekul RNA
polimerase II sehingga beberapa molekul mRNA akan terbentuk berjajar di belakang
molekul yang lainnya. Dengan demikian, sel mampu memproduksi protein tertentu
dalam jumlah yang lebih besar.

c. Terminasi
Transkripsi berlangsung hingga RNA polimerase ketemu dan melewati
kodon tanda berhenti yang ada pada untai DNA. Sekuen tanda berhenti ini merupakan
isyarat bagi RNA polimerase untuk menghentikan transkripsi dan melepaskan mRNA
dari untai DNA. Pada sel eukariot, sekuen tanda berhenti yang umum adalah
AATAAA. Menjelang proses terminasi, RNA polymerase melewati tanda berhenti ini
hingga kira-kira 10–35 nukleotida ke hilir, dan akhirnya mRNA dipotong hingga
terlepas dari enzimnya. Sebaliknya, pada sel prokariot, transkripsi biasanya berhenti
tepat pada akhir tanda ini dan melepas mRNA.
RNA polimerase mentranskripsi intron maupun ekson dari DNA, yang
menghasilkan molekul pra-mRNA yang sangat panjang. Melalui proses pemotongan
dan penyambungan, intron dipotong dari pra-mRNA dan ekson bergabung menjadi
satu membentuk molekul mRNA dengan sekuen pengode protein yang akhirnya
berkesinambungan. Setelah transkripsi dan pemrosesan, mRNA siap meninggalkan
nucleus melalui pori-pori membran nukleus menuju ke sitoplasma, di mana proses
selanjutnya, yaitu translasi, berlangsung.

3. Translasi
Translasi adalah proses sintesis polipeptida dengan panduan dari mRNA. Pada tahap
ini bahasa yang digunakan selama transkripsi berubah menjadi bahasa translasi. Sel
menterjemahkan pesan genetika berupa sekuen basa dari molekul RNA untuk
membangun polipeptida yang sesuai dengan urutan sekuen asam amino (Tabel 1.3).
Penerjemah yang berperan di sini adalah jenis RNA yang lain, yaitu tRNA (RNA
transfer). RNA transfer membawa asam amino dari sitoplasma satu per satu ke ribosom.
Sel selalu menjaga stok ke-20 jenis asam amino di dalam sitoplasma dengan cara
menyintesisnya atau mengambilnya dari larutan di sekitar sel. Asam amino yang dibawa
oleh tRNA ditambahkan ke ujung rantai polipeptida yang terus memanjang.

Proses Translasi
Molekul-molekul tRNA tidak seluruhnya identik. Kunci suksesnya proses
penerjemahan pesan genetika menjadi sekuen asam amino spesifik adalah tiap molekul
tRNA berasosiasi dengan asam amino tertentu dan berkorelasi dengan mRNA yang
memiliki kodon tertentu pula. Ketika tiba di ribosom, molekul tRNA membawa asam
amino spesifik di salah satu ujungnya. Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida
yang disebut antikodon. Sesuai dengan aturan pasangan basa, antikodon menempelkan
diri ke kodon komplementer pada molekul mRNA.
Sebagai contoh, kodon UUU pada mRNA yang diterjemahkan sebagai asam amino
fenilalanin (lihat Tabel 1.3). Molekul tRNA yang menempel pada kodon ini memiliki
antikodon AAA yang komplementer terhadap UUU, dan selalu membawa fenilalanin di
ujungnya apabila mRNA dilalui oleh ribosom dengan kodon UUU dipaparkan pada
mesin translasi maka fenilalanin akan ditambahkan ke rantai polipeptida. Proses
penerjemahan pesan genetika ini dilakukan kodon demi kodon.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Asam nukleat adalah senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua informasi
genetika, yaitu seperangkat “cetak biru” tentang karakteristik aktual dan potensial yang
diterima oleh suatu organism dari generasi sebelumnya, untuk kemudian diwariskan ke
generasi berikutnya.
2. DNA memiliki struktur, yaitu gula pentosa (deosiribosa), fosfat dan basa nitrogen yang
meliputi basa purin (guanin dan adenin) dan basa pirimidin (timin dansitosin) dan RNA
tersusun atas molekul-molekul, yaitu gula ribosa, fosfat, dan basa nitrogen yang terdiri
atas purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (urasil dan sitosin).
3. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode genetic yang melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.
Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
4. Sintesis protein terdiri dari 2 tahap yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.
5. Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA
menjadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat
genetik yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu
untaian molekul RNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesismolekul RNA
yang komptementer.
6. Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein.
Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.
Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen
dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalah
salah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis
protein, tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi
rantai polipeptida.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami telah berusaha semaksimal yang kami bisa. Namun,
kami mengakui pasti masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA

Baktir, A. (2017). DNA Struktur dan Fungsi. Airlangga University Press.


Campbell, N.A. (2003) BIOLOGI. edisi 5. Edited by A. Safitri, L. Simarmata, and H.W.
Hardani. Jakarta: Erlangga.
Darmayani, S. et al. (2021) Bioteknologi Teori dan Aplikasi, Widina Bhakti Persada
Bandung.
Katili, A.S. (2009) ‘Struktur Dan Fungsi Protein Dan Enzim’, Jurnal Pelangi Ilmu, 2(5), pp.
19–29.
Kurniawan, M.A. and M. Rondhi (2020) ‘Preferensi Risiko Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Ilmiah Dalam Mengonsumsi Produk Rekayasa
Genetika’, Jurnal Agribisnis Indonesia, 8(1), pp. 43–57. Available at:
https://doi.org/10.29244/jai.2020.8.1.43-57.
Nur Khoiriyah, Y. (2014) ‘Karakter Genetik Populasi Bedeng 61B Desa Wonokarto
Kabupaten Lampung Timur Pasca Program Kolonisasi Pemerintah Belanda’,
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 2(2), pp. 132–137. Available at:
https://doi.org/10.24252/bio.v2i2.480.
Suhartono, M. T., Ismaya, W. T., & Retnoningrum, D. S. (2022) Biokimia Asam Nukleat. PT
Kanisius.
Sutarno, S. (2016) ‘Rekayasa Genetik dan Perkembangan Bioteknologi di Bidang
Peternakan’, Proceeding Biology Education Conference, 13(1), pp. 23–27.
Wardani, A. K., Wijayanti, S. D., & Widyastuti, E. (2017). Pengantar Bioteknologi.
Universitas Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai