Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip merupakan panduan hasil kajian teorik dan telaah lapang yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksud. Prinsip berasal dari kata
“prinsipra”yang artinya permulaan dengan cara tertentu yang melahirkan hal-hal lain, yang
keberadaannya tergantung pada pemula itu. Prinsip ini merupakan hasil prpaduan antara
kajian teoritis dan teori lapangan yang terarah digunakan sebagai pedoman dalam pelaksaan
sesuatu yang dimaksud (Halaen, 2002 : 63).

Prinsip bimbingan dan konseling mmenguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang


dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat
landasan praktis atau aturan mainn yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan
bimbingan dan konseling disekolah.

Prayitno mengatakan, “prinsip merupakan hasil kajian teoritis, dan talaah lapangan
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudan.” Dari pendapat ini
dinyatakan bahwa prinsip-prinsip bimbinga dan konseling merupakan pemaduan hasil hasil
teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman, sekaligus dasar bagi
penyelenggaraan pelayanan.

Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan


sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.

Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prisip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik secara


perseorangan ataupun kelompok. Pada umumnya, sasaran pelayanan ini adalah
perkembangan dan perikehidupan individu, namun asaran yang lebih nyata dana
langsung adalah sikap dan tingaah lakunya yang dopengaruhioleh aspek-aspek
kepribadian dan kondisi diri sendiri, serta kondisi lingkungannya. Sikap dan tingkahlaku
dalam perkembangan dan kehidupan tersebut mendorong dirumuskan nya prinsip-
prinsip bimingan dan konseling sebagai berikut:
a) BK melayaani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama,
dan sstatus social ekonomi.

b) BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.

c) BK memperhatikan sepenuhnya tahan-tahanp dan berbagai aspek perkembngan


individu.

d) BK memberikan perhatian utama pada perbedaan individual yang menjadi orientasi


pokok pelayanannya.

2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah inddividu

Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan individu tidaklah


selalu positif, tapi ada pula factor-faktor negative yang berpengaruh dan dapat
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan
kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani
masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :

a) BK berurusan dengan haal-hal yang menyangkut pengaruh kondisimental atau fisik


individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, sekolah, serta dalam kaitan nya
dengan kontak social dan pekerjan dan sebaliknya pengaruh lingkungan dan kondisi
mental dan fisik individu.

b) Kesenjangan social, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah


pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan

a) BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan. Oleh


karena itu, BK harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan siswa.

b) Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan


kondisi lembaga.

c) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang


pendidikan terendah sampai tertinggi.

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan

Pelaksanaan pelayanan BK, baik yang bersifat incidental maupun terprogram, dimulai dengan
pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksakan
oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor professional.

Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan tersebut adalah:


a) BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannnya.

b) Keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan
individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.

c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.

d) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua peserta didik
sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.

e) Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang


maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri. (Hallen, 2002)

5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan
konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik karena sekolah merupakan lahan yang potensial dan memiliki kondisi dasar ynag menurut
adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi memeng ada di sekolah,
tetapi keberadaannya belum maksimal. Dalam kaitan ini, Belkin (dalam Prayitno, 1994) menegaskan
enam prinsip menumbuhkembangkan pelayanan BK di sekolah.

Ringkasnya prinsip-prinsip dalam bimbingan konseling, antara lain sebagai berikut:

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan

a) Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama, dan
status social.

b) Memperhatikan tahap perkembangan.

c) Memperhatikan perbedaan individu dalam layanan.

2. Prinsip-prinsip ynag berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu

a) Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu dan masyarakat


sekitar

b) Timbulnya masalah pada individu kerena adanya kesenjangan social,ekonomi,


dan budaya.

3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan bimbingan dan konseling


a) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan
pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan
dengan program pendidikan dan pengembangan diri siswa.

b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan


kebutuhan siswa maupun lingkungan.

c) Program bimbingan dan konseling disussun dengan mempertimbangkan adanya


tahap perkembangan indivivdu.

d) Program layanan bimbingan dan konseling perlu memberikan penilaian hasil


layanan.

4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan

a) Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri


membimbing diri sendiri.

b) Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas kemauan diri
sendiri.

c) Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/ professional yang relevan


dengan permasalahan individu.

d) Perlu adanya kerja sama dengan personal sekolah dan orang tua dan bila perlu
dengn pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu.

e) Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah


memperoleh hasil pengujkuran dan penilaian layanan (Wawan Junaid, 2009)

B. Fungsi Bimbingan Konseling

Dimana fungsi BK adalah sebagai berikut:

1. Fungsi pemahaman: bimbingan dan konseling yang membantu konseli (dalam hal ini
peserta didik ) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya.

2. Fungsi fasilitasi: fungsi bimbingan dan konseling bertujuan memberikan kemudahan


kepada konseli dalam mencapai perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan
seimbang seluruh aspek pada diri konseli.

3. Fungsi penyesuaian: fungsi bimbingan dan konseling yang membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan dirinya dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4. Fungsi adaptasi: fungsi bimbingan dan konseling yang membantu para pelaksana
pendidikan menyesuaikan program pendidikan dengan minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli.

5. Funsi penyaluran: fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan eksra kulikuler,jurusan atau program studi.

6. Fungsi pencegahan: fungsi bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan upaya
konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya mencegahnya supaya tidak dialami konseli.

7. Fungsi perbaikan: fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli hingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak.

8. Fungsi pemeliharaan: fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya.

9. Fungsi pengembangan: fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih pro-aktif dari
fungsi-fungsi lainnya, konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif.

C. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Menurut Fredy Pantar (2009) penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling , selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan prinsip-prinsip tertentu, juga harus
memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar
pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya dapat
menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau megaburkan hasil
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.

Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa
dan napas dari keseluruhan kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas
ini tidak dijalankan dengan baik, penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan
tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

Para pengkaji mata kuliah bimbingan dan konseling mengungkapkan beberapa asas
dalam bimbingan dan konseling. Diantaranya adalah Fredy Pantar dan Wawan Junaedi yang
dalam blognya menguraikan secara panjang lebar tentang asas-aas tersebut.

1. Asas kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan siswa yang menjadi
sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain. Dalam hal ini, guru guru pembingbing berkewajiban memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

2. Asas kesukarelaan

Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa mengikuti/ menjalani
layanan/ kegiatan yang diperuntukan baginya. Guru pembimbing berkewajiban membina
dan megembangkan kesukarelaan seperti itu.

3. Asas keterbukaan

Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan/ kegiatan
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memerikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban
megembangkan keterbukaan siswa (klien). Agar siswa mau terbuka, guru pembingbing
terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian
erat dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.

4. Asas kegiatan

Asas yang menghendaki agar siswa yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi
aktif dalam penyelenggaraan/ kegiatan bimbingan. Guru pembimbing harus mendorong
dan memotovasi siswa untuk aktif dalam setiap layanan/ kegiatan yang diberikan
kepadanya.

5. Asas kemandirian

Asas yang menunjukan pada tujuan pembimbingan dan konselig yaitu siswa sebagai
sasaran layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu
yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkunagnnya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi
berkembangnya kemandirian siswa.

6. Asas kekinian

Asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling, yakni
permasalah yang dihadapi siswa atau klien adalah dalam kondisi sekarang. Adapun kondisi
masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan
apa yang ada dan diperbuat siswa pada saat sekarang.
7. Asas kedinamisan

Asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (siswa atau klien)
hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuia dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.

8. Asas keterpaduan

Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis, dan terpadu. Dalam hal ini kerjasama dan kordinasi dengan berbagai pihak yang
terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan
sebaik-baiknya.

9. Asas kenormatifan

Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan, lebih jauh lagi, layanan/
kegiatan bimbingan dan konselig ini harus dapat ,meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.

10. Asas keahlian

Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, parra pelaksana
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya merupakan tenaga
yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing
harus terwujud, baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konselin maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konselig.

11. Asas ahli tangan kasus

Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu meyelenggarakan layanan
bimingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalah siswa dapat
megalihtangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima ahli
tangan kasus dari orangtua, guru-guru lain, atau ahli lain. demikian pula, sebalaiknya guru
pembimbing, dapat mengalihtangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik
yang berada di dalam lembaga sekolah mauppun diluar sekolah.

12. Asas Tut Wuri Handayani

Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-
luasnya kepada siswa untuk maju.

Keduabelas asas bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan


bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing
kliennya, baik secara ikhlas maupun professional sehingga mereka mampu meningkatkan
taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas klien,
baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada disekelilingnya.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Pada Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
tujua pendidikan adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan
bertaqwa pada tuhan Yang Maha Esa yang berbudi pekertiluhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Maka dari itu, tujuan dari pada bimbingan dan konseling itu yaitu terbagi kepada dua tujuan
yakni:

1. Tujuan Umum yaitu: untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal
sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (misalnya
kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (misalnya
keluarga, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya.
Dalam kaitan ini tujuan nya yaitu membantukan individu itu menjadi insan yang berguna
dalam kehidupannya. Karena insan seperti inilah adalah insan yang mandiri yang memiliki
kemampua untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya, dan ia juga menjadi insan
yang mempunyai intelektual yang tinggi.

2. Tujuan Khusus yaitu: merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkn
langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai
dengan kompleksitas permasalahnya itu. Karena masalah individual itu mempunyai
macam ragam jenis, intensitas, dan sangkutpautnya, dan masing-masing bersifat unik.

Namun menurut H.M. Umar, dkk (1989: 20-21) menguraikan bahwa Tujuan khusus Bimbingan
dan Konseling yaitu sebagai berikut:

1. Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai kecakapan, minat,


pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.

2. Membantu siswa mengembangkan motif-motif dalam belajar sehingga tercapai


kemajuan pengajaran yang berarti.
3. Memberikan dorongan didalam pegarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan

4. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri


secara maksimum terhadap masyarakat.

5. Membantu siswa-siswa untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai
aspek fisik, mental dan sosial.

Tujuan bimbingan bagi guru:

1. Membantu guru dalam berhubungan dalam siswa-siswa.

2. Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan dalam individual, dengan tuntutan umum
sekolah dan masyarakat.

3. Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan


program pendidikan.

4. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk memnemukan kebutuhan-kebutuhan


seluruh siswa.

Adapun tujuan bimbingan bagi sekolah:

1. Menyususn dan menyesuaikan data tentang siswa yang bermacam-macam

2. Mengadakan penelitian tentang siswa dari latar belakangnya

3. Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan personil lainnya,
yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan

4. Mengadakan penelitian lanjutan terhadap siswa-siswa yang telah meninggalkan sekolah

Demikian tujuan bimbingan dan konseling disekolah. Berhasil atau tidaknya bergantung
pada pelaksanaan bimbingan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai