Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa sangat penting bagi kita. Karena salah satu dari cara kita

berkomunikasi. Banyak jenis bahasa di dunia ini. Salah satunya adalah bahasa

Inggris, seperti yang kita tahu bahasa Inggris telah diakui sebagai bahasa

internasional. Sehingga menguasai bahasa Inggris adalah kewajiban setiap

siswa di beberapa negara terutama di Indonesia. Bahasa Inggris adalah bahasa

asing. Itulah sebabnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk

bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah. Bahasa Inggris

telah dipelajari dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat universitas. Bahkan

banyak taman kanak-kanak belajar bahasa Inggris. Hal itu dilakukan untuk

menciptakan para siswa yang bisa berkompetisi dengan siswa dari negara lain.

Para siswa harus menguasai empat keterampilan bahasa Inggris. Mereka

harus mampu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu

kemampuan berbahasanya adalah menulis. Penting bagi seseorang untuk

memiliki kemampuan dalam menulis. Menulis adalah kemampuan untuk

memahami bagaimana menciptakan atau membuat cerita. Para siswa

diharapkankan mampu menguasai kemampuan menulis. Menguasai

keterampilan menulis akan membantu siswa memahami bagaimana membuat

cerita. Menulis menjadi kebutuhan penting bagi siswa, terutama di SMA

dimana mereka cenderung memahami genre.

Genre adalah jenis teks. Ada banyak jenis teks dalam bahasa Inggris,

seperti teks deskriptif, teks naratif, teks recount, teks prosedure, teks

ekspositori, teks hartatori, teks eksposisi analitik, teks laporan dan lain-lain.
2

Teks recount adalah sejenis teks yang menceritakan ulang kejadian atau

aktivitas yang terjadi di masa lalu.

Kenyataannya, tidak semua siswa SMA Negeri 4 Sibolga sukses dalam

belajar bahasa Inggris, terutama dalam menulis teks recount. Hal ini dapat

diketahui dari pengamatan penulis yang menemukan rata-rata nilai siswa

rendah dalam bahasa Inggris pada semester terakhir tahun 2016/2017 tahun

akademik. Para siswa hanya mendapat nilai rata-rata 65. Sementara itu, standar

skor minimal adalah 75.

Kemampuan siswa dalam menulis teks recount masih rendah. Hal ini

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor

internal terkait dengan pengetahuan siswa seperti: tata bahasa / struktur, kosa

kata, penguasaan struktur generik, motivasi. Sedangkan faktor eksternal berasal

dari luar siswa seperti: metode pengajaran, latar belakang siswa, materi,

lingkungan, kekurangan fasilitas, dan sebagainya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus bisa memilih metode

yang sesuai untuk mengajar bahasa Inggris. Jika metode proses belajar

mengajar didasarkan pada kemampuan, hasil belajar akan lebih baik.

Penggunaan metode ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis. Guru juga harus memberi motivasi kepada siswa dan

menyiapkan fasilitas pengajaran agar siswa memiliki semangat untuk belajar.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam pengajaran bahasa

Inggris seperti Cooperative Script, Picture and Picture, Contoh Non Exmple,

Demonstration, GTM, SCROOL dan sebagainya. Dalam hal ini penulis tertarik

untuk memilih Cooperative Script Method, karena metode ini sesuai dalam
3

penulisan yang fokus pada pengaktifan pengetahuan, kosakata, tata bahasa, dan

membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar khususnya dalam

memahami teks dan dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis teks

recount.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis melakukan penelitian: "Pengaruh

Metode Skrip Koperasi terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Teks

Recount (Studi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Sibolga)".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan sudut pandang di latar belakang penelitian ini, siswa SMA

Negeri 4 Sibolga masih mendapatkan beberapa kesulitan dalam menguasai

bahasa Inggris terutama pada kemampuan siswa dalam penulisan teks recount.

Ada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal terkait dengan kowledge siswa seperti: rendahnya motivasi,

rendahnya penguasaan tata bahasa / struktur, kosa kata, kurang minat belajar.

Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar siswa seperti: minimnya fasilitas,

penggunaan metode pengajaran, latar belakang siswa dan sebagainya.

Dalam hal ini, penulis harus mengetahui faktor-faktor penyebab

masalah, dan metode pengajaran merupakan penyebab permasalahan dimana

guru tidak menggunakan metode yang sesuai berdasarkan kebutuhan siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, ada banyak faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis teks recount. Namun dalam

penelitian ini, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi kemampuan


4

siswa dalam menulis teks recount yaitu dari faktor eksternal dan menggunakan

metode pengajaran, yaitu metode penulisan cooperative script.

Selanjutnya, dalam membahas tentang metode cooperatif script, penulis

membahas tentang: 1) Definisi Metode cooperative Script, 2) langkah-langkah

untuk melakukan metode cooperative script, 3) kelebihan dan kekurangan

metode cooperative script. Sedangkan pada penulisan teks recount siswa,

penulis membahas tentang: 1) definisi teks recount, 2) fungsi sosial dari teks

recount, 3) struktur generik dari teks recount, 4) ciri leksikogramatik dari teks

recount.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan keterbatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian

dirumuskan sebagai berikut:

1. BagaimaNA kemampuan menulis recount text siswa kelas XI SMA

Negeri 4 Sibolga sebelum diajarkan dengan metode Cooperative Script?

2. Bagaimana kemampuan penulisan teks recount yang ada pada siswa

kelas XI SMA Negeri 4 Sibolga setelah diajarkan dengan metode

Cooperative Script?

3. Adakah pengaruh yang signifikan dari metode Cooperative Script dalam

penulisan kemampuan menulis teks putus sekolah kelas XI SMA Negeri

4 Sibolga?
5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk melihat kemampuan siswa menulisteks recount kelas sepuluh

SMA Negeri 4 Sibolga sebelum diajarkan dengan menggunakan metode

Cooperative Script.

2. Untuk melihat kemampuan siswa menulisteks recount kelas sepuluh

SMA Negeri 4 Sibolga setelah diajar dengan menggunakan metode

Cooperative Script.

3. Adakah pengaruh signifikan dari Metode Cooperative Script dalam

menulis teks recount siswa kelas XI SMA Negeri 4 Sibolga.

2. Manfaat Penelitian

Temuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kontribusi untuk:

a. Kepala sekolah untuk berkomunikasi dengan semua guru bahwa teknik

ini cocok untuk pengajaran kemampuan bahasa Inggris khususnya

pengajaran menulis penghitungan ulang.

b. Guru sebagai teknik tambahan mereka dalam mengajar bahasa terutama

dalam penulisan teks recount.

c. Para siswa sebagai pendekatan baru mereka untuk mempelajari teks

recount.
6

CHAPTER II

LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Teori Menulis Recount Teks

Menulis adalah proses menggunakan simbol (huruf alfabet, tanda baca

dan spasi) untuk mengkomunikasikan pemikiran dan gagasan dalam bentuk

yang mudah dibaca. Menurut Tarigan (1986: 21) mengatakan, "Menulis adalah

simbol grafis bahasa yang dipahami oleh penulis dan juga orang lain yang

menggunakan bahasa yang sama dengan penulisnya". Artinya menulis adalah

kata-kata yang ditulis oleh penulis dan bisa dimengerti orang lain yang

menggunakan bahasa yang sama.

Menurut Suyitno (1993: 150) mengatakan, "Menulis adalah

kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pemikiran, pengetahuan, sains

dan pengalaman hidup dalam bahasa tertulis yang jelas, koheren, ekspresif,

mudah dibaca dan dipahami oleh orang lain". Artinya menulis itu merupakan

hasil gagasan, pemikiran yang ditulis jelas, koheren, ekspresif, mudah dibaca

dan dapat dipahami oleh orang lain.

Soemarmo Markam (1989: 224) mengatakan, "Menulis adalah

mengekspresikan bahasa dalam bentuk simbol dan citra". Artinya menulis

adalah proses untuk mengekspresikan bahasa meski simbol dan gambar. Selain

itu, menurut Lerner (1985: 413), mengatakan, "Menulis adalah menuangkan

gagasan ke dalam bentuk". Artinya menulis itu mengekspresikan pemikiran ke

dalam bentuk tulisan.

6
7

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah proses untuk mengekspresikan gagasan, pemikiran, knowladge,

pengalaman hidup di atas kertas yang jelas, koheren dan mudah dipahami yang

lain.

Berdasarkan silabus SMA Negeri 4 Sibolga, tujuan penulisannya

adalah: a) mengucapkan himaan dalam teks fungsi pendek dan esai sederhana

dalam bentuk teks recoun, teks prosedure dan teks naratif dalam konteks

kehidupan sehari-hari, b) menggunakan artinya teks fungsional pendek dan esai

sederhana berupa teks recount, teks prosedur dan naratif teks. Dalam penelitian

ini, penulis memfokuskan pada teks recount sebagai subjek karena merupakan

salah satu materi yang diajarkan di SMA. Indikator penulisan teks recount

mengidentifikasi fungsi sosial, struktur generik dan fitur

leksikogrammamatikal.

Menulis selalu berhubungan dengan teks. Ada beberapa jenis teks

dalam bahasa Inggris, salah satunya adalah teks recount. Teks recount adalah

teks yang menceritakan kembali kejadian atau pengalaman di masa lalu.

Menurut Sanggam (2008: 35) mengatakan, "teks recount ditulis untuk

membuat laporan tentang pengalaman serangkaian acara terkait". Artinya teks

recount adalah teks yang menceritakan kembali pengalamannya.

Menurut Djuhari (2008: 44) mengatakan, "teks recount adalah sejenis

teks yang dibentuk untuk melaporkan kejadian, kejadian, aktivitas, atau

pengalaman seseorang". Artinya teks recount bertujuan untuk melaporkan

beberapa kejadian atau fenomena seseorang. Sebagai tambahan, menurut John

(2001: 21) mengatakan, "Teks recount adalah menceritakan kembali kejadian


8

untuk tujuan menginformasikan atau menghibur". Ini berarti bahwa teks

recount adalah teks yang menceritakan kembali kejadian yang memiliki fungsi

untuk diinformasikan atau menghibur.

Menurut Kurniawan dan Yuniati (2010: 40) katakan, "teks recount

adalah teks yang menjelaskan atau melaporkan kejadian kejadian atau kejadian

yang terjadi dimasa lampau dengan tujuan untuk menginformasikan atau

menghibur". Itu berarti bahwa teks recount adalah teks yang menceritakan

kejadian atau fenomena di masa lalu yang bertujuan untuk menghibur dan

memberi informasi.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa teks recount

adalah teks yang menceritakan kembali kejadian, fenomena, pengalaman hidup

di masa lalu yang bertujuan untuk menginformasikan atau menghibur. Untuk

dapat menulis teks penghitungan ulang, penulis menentukan tiga aspek yang

harus dikuasai oleh siswa sebagai berikut: a) fungsi sosial, b) struktur generik,

c) dan leksikogramatik.

a. Fungsi Sosial

Yang penting dari teks itu adalah fungsi sosial. Fungsi sosial adalah

tujuan atau tujuan teks. Fungsi sosial teks recount sama dengan tujuan atau

tujuan penghitungan teks.

Menurut Derewianka (2004: 18) mengatakan, "tujuan penghitungan

ulang adalah mencantumkan dan menggambarkan pengalaman masa lalu

dengan menceritakan kembali kejadian dalam urutan kejadian (urutan

kronologis)". Ini berarti bahwa tujuan teks penghitungan ulang

menggambarkan atau menceritakan kembali kejadian di masa lalu. Maharani di


9

Melinda (2015: 9) mengatakan, "Fungsi sosial teks penghitungan ulang adalah

untuk menghibur atau menceritakan kejadian di masa lalu". Artinya fungsi

sosial teks recount adalah untuk menghibur pembaca peristiwa teks.

Menurut Pardiyono (2007: 63) mengatakan, "teks recount adalah

semacam teks yang dibuat dengan kebiasaan untuk memberi informasi tentang

aktivitas di masa lalu". Artinya, maksud dari teks recount adalah memberi

informasi tentang aktivitas atau fenomena di masa lalu. Sanggam di Siregar

(2015: 9) mengatakan, "fungsi sosial teks penghitungan ulang adalah

menceritakan kembali kejadian untuk tujuan menginformasikan atau

menghibur". Artinya fungsi sosial teks recount adalah menginformasikan atau

menghibur.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa fungsi

sosial dari teks recount adalah untuk menggambarkan atau menceritakan ulang

kejadian atau pengalaman di masa lalu untuk tujuan menginformasikan atau

menghibur.

b. Generic Structure

Setiap teks memiliki struktur generik. Struktur generik teks recount

adalah orientasi, kejadian dan orientasi ulang. Menurut Pardiyono (2007: 64)

mengatakan, "struktur generik dari teks recount adalah: orientasi berisi topik

aktivitas atau peristiwa yang akan diceritakan. Rekaman peristiwa berisi

catatan aktivitas atau kejadian di masa lalu yang akan diceritakan secara

kronologis. Dan reorientasi berisi kesimpulan dari acara rekaman ". Artinya

tiga struktur generik dari teks recount, yaitu orientasi, kejadian dan reorientasi.
10

Menurut Maharani dalam Siregar (2015: 10) mengatakan, "Teks

recount menggunakan struktur generik, yaitu: a) orientasi mengandung

karakter, waktu, dan tempat dalam cerita, b) kejadian terdiri dari kejadian

sebagai kronologis dan c) orientasi ulang berisi tentang komentar individu atau

ungkapan estimasi ". Artinya, struktur generik dari teks recount adalah:

orintation yang mengenalkan cerita, kejadian yang menceritakan kronologis

ceritanya, dan reorientasi yang menggambarkan komentar atau reaksi individu.

Selain itu, Johns (2002: 21) mengatakan, "struktur skematik teks

penghitungan ulang: a) orientasi: memberikan informasi tentang situasinya, b)

mencatat kejadian: menyajikan kejadian dalam urutan temporal, c) orientasi

ulang: panggung opsional yang membawa kejadian sampai sekarang ". Ini

berarti bahwa struktur generik dari teks recount adalah: a) orientasi yang

mengenalkan informasi, b) kejadian yang menceritakan kronologis kejadian c)

orientasi ulang.

Kurniawan di Siregar (2015: 9) mengatakan, "teks penghubung

memiliki struktur generik, yaitu: 1) orentasi: ia menyediakan setting dan

mengenalkan peserta, 2) kejadian: katakan apa yang terjadi dalam urutan apa,

3) reorientasi: itu sebuah pilihan atau penutupan acara ". Artinya, struktur

generik dari teks recount adalah: orientasi yang mengatur peserta, kejadian

menceritakan tentang apa yang terjadi dan reorientasi adalah sebuah pilihan.

Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa struktur generik

teks recount adalah: a) orientasi: yang mengenalkan dan menetapkan peserta,

b) kejadian: ceritakan tentang kronologis yang terjadi dan c) orientasi ulang:

adalah pilihan atau penutupan dari kejadian


11

c. Lexicogrammatical Features

Teks recount memiliki beberapa fitur lexicogrammatical. Menurut

Sanggam di Siregar (2016: 11) mengatakan, "Aspek tata bahasa dari teks

penghafalan adalah: a) fokus pada peserta yang spesifik, b) menggunakan

proses materi, c) keadaan waktu dan waktu, d) menggunakan bentuk lampau, e)

fokus pada urutan temporal ".

Djuhari (2008: 44) mengatakan, "fitur leksikogramatis yang signifikan dari

teks penghitungan ulang adalah:

1) menggunakan simple past tense

2) menggunakan kata benda spesifik

3) Fokus pada peserta individual

4) menggunakan waktu penghubung dan konjungsi

5) menggunakan kata kerja tindakan

6) menggunakan kata keterangan dan frasa adverbia

Menurut Pardiyono (2007: 67) mengatakan, "pola tata bahasa dari teks

penghafalan adalah: a) menggunakan predikat dengan kata kerja memiliki

bentuk bentuk lampau, melewati tegang sempurna, melewati ketegangan terus-

menerus, b) menggunakan kata kerja melakukan dalam predikat, misalnya :

apa, ambil, diam, dll yang menggambarkan aktivitas, c) menggunakan kata

sifat yang berfungsi untuk menunjukkan sikap pribadi, misalnya: sungguh luar

biasa, kami sangat menikmatinya, dll. "

Menurut Kurniawan dalam Melinda (2015: 11) mengatakan,

"Gambaran leksikogramatik dari teks penghafalan adalah: a) menggunakan

bentuk lampau, b) fokus pada urutan temporal dengan konjungsi yang


12

menunjukkan waktu, misalnya, kapan, setelah, kemudian, dan Jadi, c)

menggunakan kata benda dan frase kata benda, d) fokus pada peserta tertentu.

2. Pengertian dari Metode Cooperative Script

Metode cooperative script merupakan salah satu jenis metode

pembelajaran. Metode cooperative script adalah metode dimana siswa

diminta berpasangan dalam penyampaian materi yang diajarkan.

Suprijono(2009:126), “ metode coooperative merupakan metode belajar

dimana siswa bekerja berpasanagan dan bergantian secara lisan

mengiktisarkan baguan-bagian dari materi yang dipelajari”. Ini berarti

metode cooperative script adalah metode dimana dalam penyampaian

inktisar dari materi tang diajarkan dilakukan berpasangan.

Dansereau dalam slavin (1994) mengatakan bahwa metode

cooperative script merupakan skenario kooperatif yang berati setiap siswa

mempunyai peran dalam saat diskusi sedang berlangsung. Ini berarti metode

cooperative script adalah metode dimana siswa ikut aktif dalam kegiatan

pembelajarannya. Menurut Schank and Abelson dalam Hadi(2007:18), “

Metode cooperative adalah metode pembelajaran yang menggambarkan

interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan

lingkungannya sebagai individu dalam keluarga, kelompok dan masyarakat

yang lebih luas”. Ini berarti metode cooperative adalam metode yang

menggambarkan interaksi siswa dengan orang lain tentang kehidupan sosial

siswa itu.
13

Menurut Brousseau dalam Hadi(2007:18) mengatakan bahwa

metode cooperative script adalah metode belajar dimana secara tidak

langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa

dengan siswa mengenai cara berkolaborasi. Ini berarti metode cooperative

adalah metode belajar yang dimana terjadi hubungan antara guru dengan

siswa dan siswa dengan siswa dalam berkolaborasi.

Dari penjelasan beberapa ahli diatas, penulis menyimulkan bahwa

metode cooperative script adalah metode belajar yang dilakukan dengan

cara membagi siswa berpasangan dalam mendiskusikan materi pelajaran

yang diajarkan.

Setiap metode belajar pasti mempunyai langkah- langkah dalam

penggunaannya, termasuk juga metode cooperative script. Metode

cooperative scrip mempunyai beberapa langkah- langkah. Menurut

Suprijono(2009:126), “ langkah- langkah dalam pembelajaran cooperative

script yaitu: 1) guru membagi siswa untuk berpasangan,2) selanjutnya guru

membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan, 3) guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan

sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar, 4)sementara

pembicara membacakan script, pendengar menyimak/ mengoreksi/

menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap, 5)langkah selanjutnya

bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya, 6) setelah pembacaan script selesai, guru dan siswa melakukan

diskusi kelas untuk membaha materi yang telah mereka pelajari. Siswa
14

saling beriteraksi bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat,

menyanggah, dan sebagainya sementara guru memimpin diskusi”.

Menurut Ngalimun pada Melinda(2015:14) menjelaskan bahwa

langkah- langkah dalam metode cooperative script yaitu: a) membuat

kelompok dengan berpasangan, b) membagikan teks/ materi, c)siswa mulai

membahas teks atau materi yang diberikan oleh guru dan membuat

kesimpulan, d) hasil dari diskusi di presentasikan oleh salah satu siswa

sebagai pembicara dan siwa lainnya sebagai pendengar, e) tukar posisi dari

pembicara menjadi pendengar, f) kesimpulan dan evaluasi.

Selanjutnya Danserau dalam Hadi(2007) menjelaskan bahwa langkah-

langkah dalam pembelajaran cooperative script sebagai berkut:

1. Guru membagi siwa berpasangan

2. Guru membagikan wacana/ materi tiap siswa untuk dibaca dan

membuat ringkasannya

3. Gur dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dan

memasukkan ide- ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar

menyimak dan mengoreksi yang kurang lengkap dan membantu

mengingatkan ide- ide pokok yng berhubungan materi sebelumnya dengan

materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula menjadi pembicara ditukar menjadi

pendengar dan sebaliknya


15

6. Guru membantu siswa menyusun kesimpulan

Dari penjelasan para ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa

langkah- langkah dalam pengajaran cooperative script yaitu: a) guru

membagi siswa berpasangan, b) guru membagikan materi, c) setiap

pasangan mendiskusikan materi ada sebagai pembicara dan ada sebagai

pendengar dan sebaliknya d) membuat kesimpulan dan evaluasi.

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekuramgan.

A’la(2011:98), “ kelebihan metode cooperative script diantaranya adalah:

a)melatih pendengaran, ketelitian/ kecermatan, b) setiap siswamendapatkan

peran, c) melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan,

sedangkan untuk kekurangannya yaitu hanya dilakukan dua orang ( tidak

melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang

tersebut)”.

Menurut Istarani(2012:17) mengatakan bahwa kelebihan dari

motode cooperative scrip adalah 1) interaksi yang terjadi dalam pengajaran

cooperative script dapat memotivasi siwa dan memotivasi pemikirannya, 2)

memberi kesempatan kepada siswa dalam bertanya dan mengomentari

masalah tertentu, 3) memfasilitasi sisa dalam melakukan interaksi soasial.

Sedangkan kekurangan dari metode cooperative script yaitu: 1) penggunaan

metode cooperative script harus secara rinci dijelaskan kepada dalam

presentasi dan pembagian tugas.

Selanjutnya Hamdani(2011: 89) mengatakan bahwa kelebihan

dari metode cooperative script yaitu:


16

a. Melatih pendengaran, ketelitian siswa

b. Setiap siswa mendapatkan aturan main

c. Melatih untuk memperbaiki kesalahan dari orang lain secara lisan.

Adapun kekurangan dari metode cooperative script yaitu metode ini

hanya dilakukan oleh dua orang dan pengoreksian hanya berlaku pada dua

orang tersebut.

Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyipulkan bahwa

kelebihan dari metode cooperative script method yaitu: a) siswa dapat

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif, b) melatih siswa dalam

mendengar, memahami materi, c)memberi kesempatan siswa dalam

mengeluarkan pendapatnya. Sedangkan kekurangan dari metode cooperative

script yaitu: a) metode ini hanya dapat dilakukan oleh dua orang tidak

seluruh siswa, b) sulit menentukan kelompok yang solid dan bertanggung

jawab, c) menghabiskan waktu yang banyak.

Dengan ini, penulis menyimpulkn bahwa pengajaran menggunakan

metode cooperative script memiliki kelebihan dan kekurangan kepada siswa

dan guru. Untuk melihat keuntungan dari metode ini, guru harus

menyiapkan materi yang akan diajarkan berdasarkan situasii yang ada dan

guru harus mampu menentukan materi yang cocok untuk digunakan

berdasarkan bahasa target.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian dibutuhkan untuk menjadi relevan dengan penelitian

sebelumnya untuk membuat penelitian menjadi relevan dengan situasi yang


17

dihadapi. Pada masalah ini, masalah dari penelitian ini yaitu kemampuan

menulis teks recount dan penyebab dari masalah yaitu Metode Cooperative

Script.

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang metode

cooperative script. Jadi, penulis ingin membuat hubungan yang relevan antara

variabel independent dan variabel dependen sebagai berikut :

a. Tusino (2013) : “ The Efectiveness of Cooperative Script Method to

Enhance The Students’ Speaking Skill at English Education Department of

Muhammadiyah University of Purworejo in 2012/ 2013 Academic year”.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tusino 2013 menyimpulkan bahwa

penggunaan metode cooperative script dapat meningkatkan kemampuan

berbicara siswa.

b. Febriani (2014) : “ The Effect of Problem Based Learning (PBL) Model in

Teaching Writing Recount Text ( A study AT THE Eight Grade Students

of SMP Negeri 1 Batang Toru in 2014/205 Academic Year ). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Febriani 2014 menyimpulkan bahwa

penggunaan metode PBL dalam kemampuan menulis teks recount siswa

meningkat.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara Metode Cooperative Script pada kemampuan menulis teks

recount siswa. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

penelitian ini tidak sama dengan penelitian sebelumnya terhadap independent

variabel dan dependent variabel.


18

C. Kerangka Berfikir

Siswa sulit dalam menulis teks


Kemampuan menulis
Recount
teks Recount

Faktor Internal : Faktor Eksternal :

 Kurang motivasi  Lack of facilities


 Lemah dalam tata  Penggunaan
bahasa dan
metode
susunan bahasa
pengaajaran
 Kurang tertarik
 Latar belakang
terhadap
sisa
pelajaran
 Dan sebagainya

Penggunaan metode Metode Kooperative Script


pengajaran

Improve kemampuan menulis teks recount


siswa melaui metode Cooperative Script

Dari penjelasan diatas , penulis mengasumsikan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan Metode Cooperative Script

dalam kemampuan menulis teks recount siswa pada kelas sepuluh siswa SMA

Negeri 4 Sibolga.
19

D. Hipotesis

Hipotesis adalah aspek yang paling penting dalam sebuah penelitian.

Hipotesis adalah dugaan sementara. Menurut Arikunto (2010:45), “ Hipotesis

adalah sebuah jawaban sementara dari masalah penelitian sampai pengumpulan

data”. Ini berarti hipotesis adalah jawaban sementara sebelum data terkumpul.

Sugitono (2012:96) mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban tentaif

dari perumusan masalah yang dimana peumusan masalah dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Ini berarti hipotesis yaitu jawaban sementara dari perumusan

masalah yang telah dibuat sebelumnya. Sementara menurut Nazir (2010: 219)

mengatakan bahwa hipotesis tidak lain jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Ini berarti hipotesis

adalah dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya

masih belum valid.

Gay (2009:71) mengatakan bahwa hipotesis adalah predoksi dari

penemuan penelitian, pernyataan harapan peneliti tentang hubungan diantara

variabel dari penelitian.

Dari pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah

prediksi yang dibuat oleh si penelitu dalam membuat sebuah penelitian. Dari

penjelaan diatas, penulis menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan menulis recount teks siswa melalui Metode Coopertive

Script.
20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Sibolga, yang

beralamatdi Jl. Sudirman, Aek Parombunan, Sibolga Selatan, Kota Sibolga.

Sekolah tersebut dipimpin oleh Bapak Saragih, S.Pd dan guru bahasa

inggrisnya yaitu Ibu Santi, S.Pd. penulis memilih sekolah ini sebagai tempat

penelitan karena sekolah ini belum pernah diteliti tentang pengaruh

penggunaan metode cooperative script terhadap kemamuan menulis teks

recount.

Penelitian ini kuarang lebih dilakukan kurang lebih selama dua bulan

dimulai pada bulan November sampai dengan Desember 2017. Waktu yang

ditetapkan ini digunakan dalam rangka pengambilan data, pengolahan data,

hasil penelitian dan menyusun laporan penelitian.

B. Metode Penelitian

metode adalah cara yang dipilih untuk memecahkan masalah dari

penelitian. Arikunto dalam Ernita (2014:23) menyatakan, “ Metode adalah

suatu cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data”. Ini berarti

metode digunakan untuk memperoleh data”. Sugiyono dalam Nurholija

(2015:32) menyatakan, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Ini

brarti metode adalah suatu cara yang digunakan dalam memperoleh data.

Mahsun dalam Rahmat (2014:32) menyatakan, “Metode adalah suatu

cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan materi penelitian”.

20
21

Itu berarti metode digunakan untuk mengumpulkan materi yang telah

disiapkan peneliti sebagai data penelitian. Suryabrata dalam Nurholija

(2015:32) menyatakan, “metode penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu

rangkaian langkah- langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis

guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap

pertanyaan- pertanyaan tertentu”. Ini berarti metode penelitian adalah suatu

rangkaian yang disusun sistematis untuk memperoleh jawaban dari

pertanyaan.

Ada banyak jenis dari metode penelitian, seperti penelitian

eksperimen dan penelitian korelasi. Penulis memilih penelitian eksperimen.

Arikuto dalam Rahmat (2014:33) menyatakan, “Metode Penelitian

eksperimen adalahsebuah metode penelitianyang digunakan untuk

mendeskripsikan tentang dua variabel”. Itu berarti metode penelitian

eksperimen adalah metode yang menjelaskan tentang kedua variabel.

Menurut Bongin dalam Rahmat (2014:33) menyatakan, “ metode deskriptif

mempunyai tujuan untuk menjelaskan, menyimpulkan bebeapa kondisi,

situasi, atau beberapa variabel yang menjadi objek dari penelitian berdasarkan

pada apa yang terjadi”. Ini berarti metode deskriptive mempunyai tujuan

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang akan diteliti.

Pada masalah kali ini, penulis melihat pengaruh penggunaan metode

pembelajaran cooperative script dalam kemampuan menulis teks writing

siswa. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :


22

E 𝑂1 x 𝑂2

E : Grup Eksperimen
𝑂1 : Pre- test grup eksperimen
𝑂2 : Post- test grup eksperimen

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada setiap kegiatan penelitian, keberadaan populasi sangat

diperlukan sebab dengan mengetahui populasi maka dapat

diteapkanpengambilan data yang diperlukan sehingga pemecahan masalah

dan tujuan penilaian dapat tercapai. Populasi adalah keseluruhan objek dalam

penelitian. Populasi juga merupakan keseluruhan dari siswa dalam objek

penelitian.

Hasan dalam Nurholija (2015:25) menyatakan,: “ Populasi adalah

total seluruh objek atau indivu yang mempunyai karakteristik tertentu yang

akan diteliti”. Ini berarti populasi adalah jumlah atau total seluruh objek yang

akan diteliti. Menurut Arikunto (2006:3) menyatakan, “ Populasi adalah

keseluruhan subjek dalam penelitian”.

Selanjtnya menurut Sugiyono (2010:61) menyatakan, “Populasi

adalah wilayah generalisasiyang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Ini berarti populasi adalah

jumlah seluruh objek yang mempunyai kualitas tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti.

Anggoro dalam Nurholija (2015:34) menyatakan, “ Populasi adalah

himpunan yang lengkap dari satuan- satuan atau individu- individu yang
23

karakteristiknya ingin kita ketahui”. Ini berarti populasi adalah himpunan dari

seluruh individu yang dimana kita ingin mengetahu karakteristiknya.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa

populasi adalah jumlah seluruh objek atau individu yang ingin diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas sepuluh SMA Negeri

4 Sibolga tahun ajaran 2017/2018. Jumlah populasi dari penelitian ini terdiri

dari 5 kelas dan total keseluruhan populasi adalah 158 siswa. Data dari siswa

kelas X SMA Negeri 4 Sibolga dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1
Jumlah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Sibolga
Tahun ajaran 2017/2018

No Kelas Laki- laki Perempuan Jumlah

1 𝑋1 10 17 27
𝑋2
2 12 16 28
3
𝑋
3 10 15 25
𝑋4
4 8 15 23
𝑋5
5 11 17 28

Total 131

2. Sampel

Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

cara tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi. Menurut

Sugiyono (2010:91) menyatakan, “ Sampel adalahbagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Ini berarti sampel adalah

sebagian dari jumlah populasi. Arikunto (2009:86) menyatakan, “ Sampel

adalah sebagian dari jumlah populasi”.


24

Selain itu, menurut Anas dalam Rahmat (2014:34) menyatakan, “

sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang harus dipilih peneliti atau

ditentukan untuk keperluan analisis”. Ini berarti sampel adalah bagian dari

populasi. Anggoro dalam Nurholija (2015:35) menyatakan, “ sampel adalah

sebagian anggota populasi memberikan keterangan data yang diperlukan

dalamsuatu penelitian”.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, penulis menyimpulkan bhwa

sampel merupakan sebagian kecil dari populasi yang akan diteliti. Mengingat

banyaknya jumlah populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari jumlah populasi tersebut.

Arikunto (2010:95) menyatakan,

“ Beberapa teknik pengambilan sampel (sampling technique)


yang biasa dikenal antara lain: sampling acak (random
sampling), sampling kelompok (cluster sampling), sampling
berstrata (stratified sampling), sampling bertujuan (purposive
sampling), sampling daerah atau sampling wilayah (area
sampling), samling kembar (double sampling), dan sampling
berimbang ( proportional sampling)

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk mendapatkan sampel penulis

menggunakan tehnik pengambilan sampel berkelompok. Pengambilan

tehnik sampel berkelompok cocok digunakan untuk mendapatkan sampel

pada penelitian ini. Penulis mengambil dua kelas yang menjadi sampel

kelompok, yaitu : kelas 𝑋 3 dan kelas 𝑋 4 yang terdiri dari 48 siswa.


25

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan bagian penting dalam penelitian karena

instrumen digunakan dalam mengumpulkan data. Membuat instrumen

penelitian merupakan salah satu hal penting dalam penelitian. Biasanya,

instrumen disusun untuk mendapatkan jawaban dari responden yang akan

digunakan sebagai data penelitian.

Arikunto (2010:203) menyatakan, “instrumen pengumpulan data

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya mudah dn hasilnya lebih baik , dalam arti lebih cepat

, lengakap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Menurut Hasan

dalam Ernita (2014:28) menyatakan, “ Instrumen adalah alat yang

digunakan untuk mengukur kejadian atau masyarakat yang diamati”. Ini

berarti instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur.

Next Bungin dalam Ernita (2014:28) menyatakan, “ Instrumen

memiliki tempat penting dalam memperoleh data di lapangan” . menurut

Hasan dalam Rahmat (2014:36) menyatakan, “ Instrumen adalah suatu alat

bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Ini berarti

instrumen adalah suatu alat yang digunakan peneliti dalam rangka

mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan

memberikan test untuk mengukur kemampuan menulis recount teks

(Variabel Y). Ini sangat penting dilakukan dalam penelitian. Ada dua
26

variabel dalam penelitian ini, yaitu Metode Cooperative Scipt (Variabel X)

dan Kemampuan menulis teks recount (Variabel Y).

Metode cooperative Script , siswa harus mampu menjawab

berdasarkan teks yang ditulis. Siswa harus mengidentifikasi unsur teks

berdasarkan jenis teks yang ada. Indikator dari Metode Cooperative Script

yaitu: a. Langkah- langkah dari metode cooperative script, b. Kelebihan dari

metode cooperative script, c. Kekurangan dari metode cooperative script.

Berdasarkan penjelasan diatas , penulis memberi test kepada siswa

sebanyak 20 soal untuk variabel X. Ini dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2
Indikator dari Metode Cooperative Script

No Indikator
1 proses/ tahap- tahap penggunaan metode Cooperative Script

a. Membagi kelompok menjadi berpasangan


b. Menjawab pertanyaan secara bergantian
c. Memberikan Kesimpulaan
2 kelebihan dari Metode Cooperatie Script
3 kekurangan dari penggunaan Metode Cooperative Script

Teks recount terdiri dari beberapa indikator, seperti fungsi sosial,

struktur umum, dan fitur kebahasaan. Dari beberapa indikator tersebut,

penulis memberikan test kepada siswa yang berjumlah 20 soal pilihan ganda

pada variabel Y. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut:
27

Tabel 3
Indikator dari Kemampuan Menulis Recount Teks

No Indikator Jumlah
1 mengidentifikkasi fungsi sosial dari teks recount 6
2 mengidentifikasi susunan kebahasaan dari sebuah teks recount 7
3 menentukan fitur kebahasaan dari sebuah teks recount 7
Total 20

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara- cara yang dapat

dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data.Pengumpulan data dapat

dilakukan melalui instrumen. Ada beberapa jenis teknik pengumpulan data,

diantaranya interview, test, daftar pertanyaan dan observasi. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah test.

Arikunto (2009:223)menyatakan, “ Test adalah alat untuk mengukur

ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti. Fungsinya

untuk manusia digunakan untuk mengukur kemampuan dasar antara lain: test

IQ, tes minat, test bakat khusus. Untuk test prestasi belajar digunakan di

sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a)tes buatan guru dan b) test

terstandar”. Ini berarti, test adalah lat yang digunakan untuk mengukur

kemampuan objek penelitian.

Riduwan dalam Nurholija (2015:40) menyatakan, “ tes sebagai

instrumen adalahserangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegens, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Ini berarti test merupakan instrumen

yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan objek penelitian yang

berbentuk pertanyaan. Majid dalam Nurholija (2015:41) menyatakan, “ tes


28

bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh”. Ini

berarti melalui test seorang guru manmpu melihat keberhasilan seorang

peserta didik. Selanjutnya, Anggoro dalam Nurholija (2015:41) menyatakan,

“ Tes ini dapat digunakan jika kita ingin mengetahui pendapat siswa tenang

kegagalan berulang dalam ujian akhir”.

Selanjutnya Anggoro dalam Nurholijah (2015:41) menyatakan,

“Kelebihan test yaitu sudah teruji validitas dan reliabilitasnya, hemat dan

hasil studi kita dapat dibandingkan dengan hasil dari studi lain yang

menggunakan instrumen yang sama. Karena test sudah baku maka

pengembangan tes yang baru umumnya mengacu pada tes yang lama.

Biasanya diadakan sedikit modifikasi dalam instrumensesuai dengan karakter

kelompok menjadi objek studi”.

Anggoro dalam Nurholijah (2015:41) menyatakan, “ Kelemahan test

yaitu umumnya pengamat harus mengamati atau mencatat sejumlah subjek.

Walaupun pengamat sudah dilatih untuk mencatan 20 atau lebih perilaku

yang berbeda , pelatihan yangtepat sangat dibutuhkan jika jumlah

perilakuyang diamati lebih dari itu”.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa tes

mampu melihat keberhasilan atau gagal nya seorang siswa. Test yang

digunakan berbentuk multiple choice (pilihan ganda) dengan option a, b, c

dan d. Tiap variabelny berjumlah masing- masing 20 butir soal. Sehingga

total soal dari kedua variabel 40 butir soal. Apabila responden menjawab

benar diberi skor 5 dan apabila menjawab salah diberi skor 0. Seingga untuk

skor maksimal diberi nilai 100.


29

Setelah itu, penulis membuat kriteria pemberian skor pada setiap

variabel.

Tabel 4
Kreiteria dari Pemberian Skor pada Cooperative Script dan
Kemampuan menulis Recount Teks

No Indikator Kriteria penilaian


1 80-100 Sangat Baik
2 70-79 Baik
3 60-69 Cukup
4 50-59 Kurang
5 0-49 Gagal

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah aktivitas untuk mengumpulkan

penelitian berdasarkan pada pengaturan statistik. Setelah data sudah

terkumpul selanjutnya dianalisin dalam dua tahap, yaitu :

a. Analisis deskriptif adalah untuk m€enggambarkantentang variabel X dan

Y berupa mean, median, modus, distribusi frekuensi dan histogram.

Tabel 5
Kriteria Penilaian Cooperative Script dan Kemampuan Menulis
Recount Teks

No Interval Interpretasi
1 80-100 Sangat Baik
2 70-79 Baik
3 60-69 Cukup
4 50-59 Kurang
5 0-49 Gagal
b. Analisis statistik, digunakan untuk mengikuti hipotesis ada atau tidaknya

hubungan Metode pembelajaran Coopera€tive Script terhadap

kemampuan menulis recount teks.


30

̅
𝐷
𝑡 =
2
2 (∑ 𝐷)
√∑ 𝐷 − 𝑁
𝑁(𝑁 − 1)

Keterangan :

t = Test
̅ = Selisih antara nilai Pre-test dengan post-test setiap siswa
𝐷
D = Rata rata

𝐷2 = Square of D
N = Jumlah sampel
31

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

, . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Djuhari, Otong Setiawan. 2007. Genre Dilengkapi 700 Soal Ujian Pemahahaman.
Bandung: Yrama Widya.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Johna, Ann M. 2002. Genre In The Classroom Multiple Perspective. London:


Lawrance Erlbaum Associates.

Kurniawan, Arief. 2010. Mengeksplorasi Jenis- Jenis Teks Bahasa Inggris.


Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Pardiyono. 2007. Pasti Bisa! Let’s Write ! Ayo Mengarang! ( Integrated Learning
Text and Type, Genre, Retorical Structure). Yogyakarta: Andi Offset.

Sitompul, Ernita Anggraini. 2014. The Effect of Problem Solving Method On


Ability Students Writing Complex Text. Padang Sidimpuan: STKIP
Tapanuli Selatan.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Taufik, Rahmat. 2014. The Influence Of Parts Of Speech Mastery In Writing


Narrative Text. Padang Sidimpuan: STKIP Tapanuli Selatan.
32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRIPT


TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEKS
SISWA KELAS X DI SMAN 4 SIBOLGA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam


Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada (STKIP) Tapanuli Selatan
Padangsidimpuan

Oleh :

ASTRI YUNITA CANIAGO

NPM : 14080006

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni


Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) TAPANULI SELATAN
2017
33

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................1


B. Identifikasi Masalah ..................................................................2
C. Batasan Masalah ........................................................................3
D. Rumusan Masalah .....................................................................4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................4
1. Tujuan Penelitian ................................................................5
2. Manfaat Penelitian ..............................................................5

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori
1. Teori Menulis Recount Teks ...............................................6
2. Pengertian Metode Cooperative Script .............................13
B. Penelitian Yang Relevan .........................................................16
C. Kerangka Berfikir ....................................................................18
D. Hipotesis ..................................................................................19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................20


B. Metode Penelitian ...................................................................20
C. Populasi dan Sampel ...............................................................22
1. Popuasi ..............................................................................22
2. Sampel ...............................................................................24
D. Instrumen Penelitian ................................................................25
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................27
F. Teknik Analisis Data ...............................................................29

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................32

Anda mungkin juga menyukai