Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003

menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan

secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi

yang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan, dan

keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan dapat

membuat manusia percaya diri karena manusia merupakan makhluk ciptaan

tuhan yang tercipta dengan sebaik-baiknya bentuk yang diberi kemampuan

berfikir untuk melakukan sikap yang baik. Dalam kehidupan bersosial,

manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari untuk

memudahkan dalam penyampaian informasi.

Bahasa merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan

manusia dan merupakan alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara

satu dengan yang lainnya. Komunikasi adalah bagian yang penting dalam

kehidupan sosial manusia, karena merupakan suatu sarana untuk

menyampaikan pemikiran ataupun perasaan mereka. Di dalam kegiatan

berkomunikasi, bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, ide,

gagasan, dan perintah secara efektif dan efisien. Dalam penyampaiannya,

1
2

dapat melalui berbagai media baik secara oral (verbal), visual (non verbal),

maupun dalam bentuk tulisan. Dalam perkembangannya, bahasa yang

menguntungkan untuk dipelajari sekarang ini adalah bahasa Inggris.

Bahasa Inggris adalah bahasa yang harus dikuasai, sebab pada era

globalisasi seperti saat ini dimana terdapat proses integrasi internasional yang

membuat banyak negara – negara di dunia saling terhubung dalam segala

aspek, dan Indonesia menjadi salah satu bagian dari globalisasi itu sendiri.

Dengan terlibatnya Indonesia dalam era globalisasi maka bahasa Inggris

menjadi hal yang perlu dikuasai oleh para sumber daya manusia yang ada di

Indonesia, karena dalam era globalisasi banyak kegiatan yang melibatkan

pihak negara asing seperti perdagangan Internasional dan kerjasama bilateral,

sehingga pihak – pihak yang terlibat oleh kegiatan tersebut perlu menguasai

bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi yang universal.

Demi menghadapi era global, maka para siswa dan siswi di Indonesia

sudah diperkenalkan dengan bahasa Inggris oleh pihak sekolah, bahkan ada

beberapa sekolah yang menerapkan sistem dwibahasa atau bilingual dengan

menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini dilakukan guna

membiasakan para siswa dan siswi berbahasa Inggris sehingga mereka bisa

beradaptasi dengan perkembangan zaman dan globalisasi. Terlebih lagi, pada

saat ini banyak lapangan pekerjaan yang memerlukan bahasa Inggris sebagai

kemampuan dasarnya. Maka dari itu, penerapan bahasa Inggris kepada siswa

dan siswi di sekolah perlu dilakukan guna mempersiapkan mereka

menghadapi tantangan dunia kerja dalam era globalisasi.


3

Dalam pembelajaran bahasa Inggris, salah satu keterampilan yang

diberlakukan pada siswa menengah atas berdasarkan silabus adalah

keterampilan menulis, dan dalam keterampilan menulis tersebut salah satunya

yang dipelajari adalah teks recount. Namun demikian, pada umumnya siswa

diduga mengalami kesulitan-kesulitan sehingga ditemukan kesalahan-

kesalahan dalam penulisan teks recount tersebut.

Didalam pembelajaran membuat sebuah karangan bahasa Inggris,

permasalahan yang sering ditemukan adalah kurang memadainya

kemampuan keterampilan menulis peserta didik yang disebabkan oleh

kurangnya pembinaan kemampuan menulis. Menulis merupakan suatu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung, dan menulis merupakan kegiatan yang paling sulit dilakukan

pembelajar dan paling sulit diajarkan oleh guru. Dalam menulis, seseorang

harus terampil dalam membangun ide dan gagasan di setiap paragraf dengan

baik serta terampil memanfaatkan dan menggunakan grafologi, struktur

bahasa dan kosakata. Seseorang harus dapat membentuk gagasan,

menyusunnya dalam wacana yang terorganisasi dengan efektif dan

menggungkapkanya dengan baik sesuai dengan tata bahasa, diksi, dan

sintaksis yang berterima. Oleh karena itu, aspek gramatika dalam penulisan

tidak dapat dihilangkan. Berdasarkan tujuan penulisan, terdapat enam jenis

karangan yaitu: deskriptif, narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi dan

recount.
4

Pengajaran keterampilan berbahasa sering ditekankan pada

pengetahuan kebahasaan dan kurang dilatih dalam menerapkan pengetahuan

tersebut sehingga peserta didik kurang mampu dalam pemilihan kata yang

tepat, kalimat yang efektif, sukar mengungkapkan gagasan karena kesulitan

memilih kata atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan

ide secara teratur dan sistematis. Padahal semuanya itu merupakan unsur

yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah karangan yang baik dan

benar serta kemampuan menulis hanya dapat dicapai melalui latihan yang

intensif dan bimbingan yang sistematis.

Prinsip menulis dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia tidak

jauh berbeda, akan tetapi, kaidah stuktur gramatika yang digunakan dalam

bahasa Inggris berbeda dengan kaidah struktur gramatika pada bahasa

Indonesia. Sebagai contoh bahasa Inggris memiliki tenses untuk menandakan

waktu sedangkan bahasa Indonesia tidak memiliki bentuk gramatika yang

spesifik untuk menyatakan waktu, contohnya: I made a cake yesterday (saya

membuat kue kemarin). Pada contoh tersebut, tata bahasa dalam bahasa

Inggris mengubah bentuk kata kerja sebagai penanda kalimat lampau

sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata kerja tidak diubah ke dalam bentuk

lampau, yang kedua bahasa Indonesia hanya memiliki time signals yang

ditunjukkan oleh keterangan waktu. Bila keterangan waktu tidak ditulis, para

pembaca/pendengar dari kalimat tersebut tidak dapat mengetahui waktu

terjadinya peristiwa atau kegiatan yang dinyatakan dalam kalimat tersebut,

contohnya: Fani membeli sebuah mobil. Dari kalimat tersebut pembaca atau
5

pendengar tidak mengetahui kapan subjek kalimat (Fani) membeli mobil. Hal

ini dikarenakan bahasa Indonesia tidak memiliki tenses atau pola waktu

terjadinya suatu kegiatan atau peristiwa yang ditunjukkan dalam bentuk kata

kerjanya.

Dalam proses pembelajaran bahasa kedua, seorang pembelajar bahasa

tidak lepas dari kesalahan – kesalahan berbahasa. Hal itu merupakan hal yang

mendasar karena pembelajar bahasa kedua bukan merupakan penutur asli dari

bahasa tersebut, salah satunya kesalahan penggunaan tata bahasa di dalam

membuat karangan teks recount bahasa Inggris yaitu simple past tense. Tata

bahasa memberikan aturan tentang bagaimana mengkombinasikan kata-kata

menjadi kalimat. Banyak peserta didik yang menulis karangan teks recount

dengan menghilangkan verb be pada nominal sentence yang mana seharusnya

nominal sentece perlu menggunakan verb be didalamnya, contohnya: My girl

friend and I happy two weeks ago. Dari kalimat tersebut terlihat kesalahan

peserta didik menghilangkan verb be “were” pada nominal sentence dan

kalimat yang seharusnya ditulis oleh peserta didik adalah My girl friend and I

were happy at that time.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kesalahan Penggunaan Struktur Simple Past Tense

pada Karangan Teks Recount Bahasa Inggris Siswa Kelas X SMA Sandikta

Bekasi”.
6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kesalahan penggunaan Simple Past Tense dalam karangan

teks recount bahasa Inggris siswa kelas X SMA Sandikta Bekasi?

2. Bagaimanakah penguasaan pemahaman siswa kelas X SMA Sandikta

Bekasi dalam membuat karangan teks recount bahasa Inggris?

3. Jenis kesalahan apa sajakah yang dilakukan siswa kelas X SMA Sandikta

Bekasi dalam menulis karangan teks recount?

4. Faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan

dalam penggunaan Simple Past Tense?

5. Berapa persentase siswa kelas X SMA Sandikta Bekasi yang mampu dan

siswa yang tidak mampu menggunakan Simple Past Tense dengan tepat

pada karangan teks recount bahasa Inggris ?

6. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh siswa pada penggunaan struktur

Simple Past Tense dalam karangan teks recount bahasa Inggris kelas X

SMA Sandikta Bekasi?

7. Seberapa sering siswa melakukan kesalahan pada penggunaan struktur

Simple Past Tense pada karangan teks recount bahasa Inggris kelas X

SMA Sandikta Bekasi ?


7

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan pada penggunaan Simple Past Tense

pada karangan teks recount bahasa Inggris siswa kelas X SMA Sandikta Bekasi

dengan meneliti, mengumpulkan dan menganalisa kesalahan-kesalahan yang

sering terjadi.

D. Rumusan Masalah

Mengacu pada identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka perumusan masalah yang diajukan adalah: “Apakah terdapat

kesalahan penggunaan Simple Past Tense dengan tepat pada karangan teks

recount bahasa Inggris siswa kelas X SMA Sandikta Bekasi?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan simple past tense apa

saja yang sering dilakukan siswa kelas X SMA Sandikta Bekasi dalam

membuat karangan teks recount.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian secara umum adalah untuk menambah

wawasan keilmuan penulis tentang pendidikan, khususnya pengajaran bahasa

Inggris di sekolah. Penulis membagi dalam 2 (dua) kegunaan, yaitu

1. Kegunaan Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi

wahana perkembangan kemampuan berbahasa dan bagi yang berhubungan

dengan pembiasaan menulis bahasa Inggris di sekolah serta pengaruhnya

terhadap nilai akademik siswa.


8

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada

siswa agar dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan memberikan

latihan membuat karangan berbahasa Inggris, terutama pada

penggunaan struktur Simple Past Tense dalam karangan recount dan

juga umtuk mengetahui kesalahan dalam penulisan karangan recount

bahasa Inggris

b. Bagi Guru

Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat menambah pengetahuan

tentang analisis kesalahan pada karangan siswa, serta analisis ini dapat

dijadikan referensi sebagai metode pembelajaran di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Bagi Sekolah Menengah Atas Sandikta Bekasi, hasil penelitian ini dapat

dijadikan salah satu referensi agar dapat mengembangkan kualitas

pendidikan khususnya dalam pelajaran bahasa Inggris.

d. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

referensiuntuk melaksanakan penelitian dan mengimplementasikan di

lapangan secara nyata dan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

dijadikan landasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang

penelitian analisis kesalahan penggunaan Simple Past Tense didalam

jenis karangan bahasa Inggris lainnya.


9

G. Sistematika Penulisan

Sebagai upaya untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi

dari skripsi ini, maka penulisan membuat sistematika penulisan sebagai

berikut :

Bab pertama ini terdiri dari penjelasan tentang latar belakang

masalah, identifikasi Masalah, batasan masalah, rumusan masalah

penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika yang akan

dilakukan dalam skripsi yang berguna untuk mensistematiskan penulisan

dalam skripsi ini akan lebih tersusun rapi yang sesuai dengan kaidah-

kaidah penulisan skripsi.

Bab kedua membahas teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan, penjabaran mengenai hakikat kesalahan, simple past tense,

teks recount, penelitian yang relevan dengan skripsi ini, serta kerangka

berfikir penulis.

Bab ketiga menyajikan pendekatan penelitian, teknik penelitian,

fokus dan subfokus, instrumen penelitian, teknik pencatatan data, serta

teknik pemeriksaan keabsahan data.

Bab keempat terdiri atas deskripsi informasi penelitian, deskripsi

temuan penelitian, penafsiran dan uraian penelitian.

Bab kelima ini akan menyajikan hasil pembahasan meliputi

penjelasan tentang kesimpulan dan saran, simpulan ini diperoleh dari

uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang tertera pada bab analisis,

dan pada bagian saran berisikan jawaban alternatif pemecahan masalah


10

yang diteliti, penerapan hasil penelitian dan beberapa saran yang

mempunyai relevansinya dengan hambatan yang dialami selama

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai