Anda di halaman 1dari 4

3.

6 Unjuk Karya
Nama : Nuning Sapta Rahayu
Instansi : SLB Negeri Tasikmalaya
Praktik Baik mengembangkan kurikulum fungsional pembelajaran Bahasa Inggris di SLBN Tasikmalaya melalui kegiatan pembelajaran berbasis
proyek dengan Teknik Free Up dan Optimalisasi media SEA-V (Sustainable English Audio Vocabulary) secara berkelanjutan

1. Menggali kebutuhan dengan melakukan asesmen, berbagi harapan dan membuat komitmen dengan peserta didik & orang tua
2. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
Setelah melaksanakan asesmen, mengetahui kelebihan dan kebutuhan belajar peserta didik, mengetahui karakteristik belajar mereka secara
personal dan berdasarkan hambatan yang dimiliki serta mengetahui potensi dan minatnya. Guru melakukan identifikasi tujuan pembelajaran
dan menyesuaikan kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran dengan lebih fungsional dan kontekstual sesuai dengan harapan peserta didik dan
kebutuhan belajarnya.

CP Bahasa Inggris Fase F


Menyimak – Berbicara
Pada akhir Fase F, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam situasi
dan tujuan. Mereka menggunakan dan merespon pertanyaan terbuka dan menggunakan strategi untuk memulai, mempertahankan dan menyimpulkan
percakapan dan diskusi. Mereka memahami dan mengidentifikasi ide utama dan detail relevan dari diskusi atau presentasi mengenai berbagai macam topik.
Mereka menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu sosial dan untuk membahas minat, perilaku dan nilai-nilai lintas konteks
budaya yang dekat dengan kehidupan pemuda. Mereka memberikan dan mempertahankan pendapatnya, membuat perbandingan dan mengevaluasi
perspektifnya. Mereka menggunakan strategi koreksi dan perbaikan diri, dan menggunakan elemen non-verbal seperti bahasa tubuh, kecepatan bicara dan
nada suara untuk dapat dipahami dalam sebagian besar konteks.
Menulis - Mempresentasikan
Pada akhir Fase F, peserta didik menulis berbagai jenis teks fiksi dan faktual secara mandiri, menunjukkan kesadaran peserta didik terhadap tujuan dan target
pembaca. Mereka membuat perencanaan, menulis, mengulas dan menulis ulang berbagai jenis tipe teks dengan menunjukkan strategi koreksi diri, termasuk
tanda baca, huruf besar, dan tata bahasa. Mereka menyampaikan ide kompleks dan menggunakan berbagai kosakata dan tata bahasa yang beragam dalam
tulisannya. Mereka menuliskan kalimat utama dalam paragraf- paragraf mereka dan menggunakan penunjuk waktu untuk urutan, juga konjungsi, kata
penghubung dan kata ganti orang ketiga untuk menghubungkan atau membedakan ide antar dan di dalam paragraf. Mereka menyajikan informasi
menggunakan berbagai mode presentasi untuk menyesuaikan dengan pemirsa dan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda, dalam bentuk cetak dan
digital.

TP : Menulis berbagai jenis teks dan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam
situasi.
KKTP:
Menulis teks puisi/lirik lagu/cerita/pidato sederhana berbahasa Inggris
Membaca teks puisi/lirik lagu/cerita/pidato sederhana berbahasa Inggris
Menceritakan isi teks puisi/lirik lagu/cerita/pidato sederhana berbahasa Inggris
Membuat projek berupa pembacaan puisi/cerita/pidato atau menyanyikan lagu berbahasa Inggris
Mengunggah projek ke kanal youtube

3. Menentukan kompentesi inti.


Kompetensi Inti yang ditentukan adalah
1. Peserta didik mampu menulis teks puisi/lirik lagu/cerita/pidato sederhana berbahasa Inggris
2. Peserta didik mampu membaca teks puisi/lirik lagu/cerita/pidato sederhana berbahasa Inggris
3. Peserta didik mampu menceritakan isi teks puisi/lirik lagu/cerita/pidato sederhana berbahasa Inggris
4. Peserta didik mampu membuat projek berupa pembacaan puisi/cerita/pidato atau menyanyikan lagu berbahasa Inggris
5. Peserta didik mampu mengunggah projek ke kanal youtube

4. Mengembangkan materi Pelajaran


Berdasarkan hasil asesmen dan sharing harapan yang dilakukan, pembelajaran perlu dikembangkan ke arah yang lenih fungsional, yakni terkait
keterampilan mereka dalam menggunakan Bahasa Inggris sesuai dengan bakat minatnya. Guru mengkonversi kegiatan pembelajaran akademik
konvensional ke dalam projek pembelajaran Bahasa Inggris yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik belajar, kebutuhan dan minat
mereka. Sebagian peserta didik senang dengan puisi dan telah menjadi juara pembaca puisi Tingkat nasional, Sebagian senang bernyanyi, ada
yang senang bercerita dan berpidato sehingga guru membagi peserta didik berdasarkan minatnya untuk membuat projek membuat dan
membaca puisi berahasa Inggris, bernyanyi lagu berbahasa Inggris, telling story dan juga membawakan speech atau pisato singkat sederhana.

5. Penentuan metode pengajaran


Sebagai Solusi dari berbagai hambatan, permasalahan (kebutuhan beleker) yang diketahui berdasarkan hasil asesmen, guru melakukan
modifikasi metode yakni dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis projek dengan Teknik free up.
• Free Up memiliki arti “membebaskan/melepaskan ruang sehingga dapat digunakan kembali secara optimal”. Filosofi inilah yang digunakan untuk
menyiapkan siswa secara psikologis sebelum pembelajaran dilaksanakan. Dalam teknik ini kegiatan pembelajaran diawali dengan pembiasaan siswa untuk
melepaskan segala masalah, beban disertai penanaman mindset bahwa Bahasa Inggris itu mudah dan menyenangkan sehingga mereka menjadi lebih siap
dan fokus dalam mengikuti pembelajaran. Sebuah hal sederhana tetapi ternyata terbukti memberikan dampak psikologis yang luar biasa setelah
dilaksanakan secara konsisten.
• Free Up disini juga merupakan akronim dari FREE English Everyday Everywhere UP to students’ condition and interest, dimana disini guru memberi
kesempatan pada siswa untuk memilih sendiri jenis projek yang akan dibuat sesuai minat dan karakteristik belajarnya. Kata “condition” merujuk pada
bagaimanapun kondisinya, siswa tetap harus difasilitasi agar dapat belajar secara optimal. Begitupun ketika didapati ada siswa terkendala secara ekonomi
dengan jarak tempuh rumah-sekolah yang cukup jauh dan karena tugas internal keluarga terkadang membuatnya terkendala untuk dapat pergi ke
sekolah, guru tetap memfasilitasinya agar tetap belajar optimal dengan memberikan materi secara daring dan mengganti pembelajaran di hari lainnya
sesuai kesepakatan.
• Pelaksanaan Proyeknya terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari penyusunan desain proyek, jadwal, pelaksanaan, memantau siswa dalam proyek sampai
pada evaluasi dan refleksi. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan mengenai desain proyek, tujuan pembelajaran beserta jadwalnya. Guru memberi
kesempatan siswa memilih tugas/proyek sesuai dengan minat dan karakteristik belajarnya. Selama seminggu, guru membimbing dan memantau siswa
menemukan inspirasi terkait proyeknya. Pada tatap muka ke-2, siswa telah siap dengan jenis proyeknya, guru kemudian membimbing siswa dalam
pengucapan, kosakata serta berlatih untuk proyeknya dan kegiatan pembelajaran selalu diakhiri dengan refleksi. Pada tatap muka ke-3 siswa
mengidentifikasi makna dan sharing mengenai isi teks puisi/cerita/lirik lagu dan pesan yang terkandung di dalamnya serta melanjutkan berlatih. Tatap
muka ke-4 siswa saling membantu dalam proses perekaman dan editing, dan di tatapmuka ke-5 siswa belajar cara mengunggah videonya ke kanal
youtube. Tak ada kendala berarti selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran, karena sejak awal telah dibuat kesepakatan dan komitmen yang kuat
dengan siswa, apalagi siswa yang terkendala hadir tetap dapat belajar secara optimal di waktu lain yang telah disepakati bersama.
Sebagai pendukung, guru juga membuat sebuah media penunjang kegiatan pembelajaran yang dinamakan SEA-V (Sustainable English Audio
Vocabulary)
• SEA-V (Sustainable English Audio Vocabulary). SEA-V merupakan media kosakata audio bahasa inggris yang terdiri dari pronunciation (pengucapan yang
tepat), spelling (cara pengejaannya), meaning (arti) dan example (contoh cara penggunaannya dalam kalimat) sehingga tidak hanya mampu menambah
penguasaan kosakata peserta didik, tetapi juga membuat peserta didik memahami cara pengucapan, penulisan, arti dan penggunaannya (tata bahasa)
dalam kalimat.
• SEA-V dibuat berdasarkan hasil asesmen dengan menerapkan prinsip-prinsip kurikulum merdeka yakni dibuat dengan mempertimbangkan kondisi
peserta didik, mendukung perkembangan kompetensi dan karakter meraka serta menerapkan pembelajaran yang relevan dan berkelanjutan (berorientasi
pada masa depan). SEA-V berisi 12 kosakata inti yang diberikan pada peserta didik di setiap akhir pembelajaran, agar dapat didengarkan secara berulang,
dituliskan dan dibuat kalimat sederhana. Kosakata tersebut selanjutnya akan digunakan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran pertemuan selanjutnya,
sehingga peserta didik lebih siap untuk dapat berinteraktif.
• Melalui SEA-V, diharapkan peserta didik mengalami proses dimana mereka dilatih untuk mengoptimalkan indera pendengarannya untuk meningkatkan
penguasaan kosakata, memahami tata cara pengucapan, penulisan, arti dan membiasakan mereka dalam membuat kalimat sederhana sebagai modal awal
pembentuk kompetensi bahasa Inggris (listening, speaking, writing, reading). Penggunaan SEA-V diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar, rasa
percaya diri, penguasaan kosakata dan pemahaman peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi Bahasa Inggris mereka sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan lebih optimal. Selain itu penggunaanya secara berkelanjutan diharapkan dapat membuat peserta didik
berkebutuhan khusus percaya diri dan terbiasa berbicara bahasa Inggris secara aktif, sehingga dapat menunjang mereka untuk berkarir atau melanjutkan
pendidikannya kelak.

6. Penilaian dan evaluasi


Walaupun proyek siswa berbeda, tetapi dalam tahap evaluasi guru menyiapkan rubrik penilaian yang sama yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan selama proses pembuatan proyek berlangsung sampai dengan selesai dilaksanakan. Selain evaluasi, ada refleksi diri, refleksi siswa, rekan
sejawat dan atasan, termasuk Pengawas pembina yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai