Anda di halaman 1dari 3

A.

Bagaimana konsep, landasan, prinsip dalam pembelajaran Bahasa inggris

Konsep pembelajaran Bahasa Inggris


Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik belum mengurutkan tujuan-
tujuan tersebut, cukup merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih operasional dan
konkret terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap
beriktnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan
rencana pembelajaran langkah demi langkah.
1. Konsep reading (membaca)
Reading (membaca) text Bahasa inggris setidaknya menjadi Langkah awal seseorang
untuk mulai menyukai pelajaran Bahasa inggris.
2. Konsep menerjemahkan (translating) dan menggunakan kamus (dictionary)
Menambah kosa kata menggunakan kamus lebih efektif
3. Konsep menggunakan kalimat tanya (question sentences)
Greeting in the morning yang dilakukan gurunya kepada murid akan membuat sebuah
percakapan yang menarik dan mudah diingat
4. Konsep menggunakan to be, auxiliary verb (do/does) dan personal pronoun
Tujuan utama pengetahuan ini membantu dalam menerjemahkan text dan kalimat
tanya
5. Konsep adjective phrase (Frase kata sifat)
konsep adjective phrase akan menerjemahkan kalimat ‘wild animals’ apa adanya,
yaitu ‘liar binatang’. Padahal seharusnya ‘binatang liar’. Maka dengan ini harus
ditegaskan pada siswa bahwa jika hasil terjemahan kalimat mereka terlihat rancu,
maka terjemahannya harus dibalik.

Landasan Yuridis
Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Memastikan peserta didik dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam Bahasa inggris dengan berbagai
teks multimodsl (lisan, tulisan, visual, dan audiovisual).
2. Mengembanhkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai
perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing.
3. Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang
mandiri dan bertanggung jawab.
4. Mengembangkan keterampilan bernalar kritis dsn kreatif.

Prinsip dalam penyusunan alur pembelajaran

1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran
harian
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan
3. Alur tujuan pembelajarn perlu dikembangkan secara kolaboratif,, (apabila guru
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu
fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk fase A
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang
dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan
oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran
tersebut.
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali Pendidikan
khusus)
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pelajaran, pedekatan pembelajaran yang digunakan (missal:matematik, realistic)
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya
terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen
menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung
ke intinya untuk guru
8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan kemendikbudristek merupakan
contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunukkan
urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase)
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya
dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai
variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusunan, dan untuk
itu dapat diberikan nomor atau kode, dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancsila
dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
Prinsip Pembelajaran

a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembagan dan tingkat


pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam shingga pembelajaran
menjadi bermakna dan menyenangkan.
b. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat
c. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistic
d. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai koteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra
e. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan

Referensi

BSKAP. Kemendikbudristek. No 008/H/2002. Tentang Capaian Pembelajaran.

Hendrik. 1 Maret 2013. Cara Belajar Bahasa Inggris.

Kemendikbudristek. 2002. “Panduan Pembelajaran dan Asesmen”. BSKAP (Badan Standar


Kurikulum dan Asesmen Pendidikan).

Anda mungkin juga menyukai