Anda di halaman 1dari 12

Disusun Oleh

Maya Fitriani - 856334259


Nisrina Ayu Lestari - 856333669
Olga Lourenza - 856333762
Peronica Alicia Cenora - 856333415
Prisca Ayudia - 856333368
Rendi Irawan - 856334391
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan selesai.Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun: Kelompok 5
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara
KEGIATAN BELAJAR 1

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara di Kelas


Rendah

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KELAS RENDAH


Ketika belajar bahasa Indonesia di kelas rendah, kelas tematik biasanya digunakan.
Supratiningsih (2010: 816) menjelaskan pembelajaran mata pelajaran sebagai strategi
pembelajaran yang mencakup banyak mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang
bermakna bagi peserta didik. Integrasi pembelajaran ini dapat dilihat dari segi proses atau waktu,
dari segi kurikulum dan dari segi belajar mengajar.
Pendidikan tematik hanya diajarkan kepada siswa sekolah dasar (1-3). Hal ini karena
pada umumnya siswa melihat segala sesuatu secara utuh (holistik) dan perkembangan fisiknya
tidak lepas dari perkembangan mental, sosial, dan emosionalnya.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik, antara lain:
a. pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik usia sekolah dasar.
b. kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari
minat dan kebutuhan peserta didik.
c. kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil
belajar dapat bertahan lebih lama.
d. membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.
e. menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
f. mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
1. Strategi Pembelajaran Tematik

Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar peserta didik,


misalnya:

 Bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi peserta didik;

 Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan, peserta didik


tidak harus di-drill, tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk
pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran terpadu dan pembelajarannya
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

 Berpusat pada peserta didik.


 Memberikan pengalaman langsung pada peserta didik.
 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran.
 Bersifat fleksibel.
 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta
didik.

3. Keunggulan Pembelajaran Tematik


 Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan peserta didik
 Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.

4. Peran Tema
 Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu.
 Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
 Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
 Kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi peserta didik.
 Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
 Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi
dalam situasi yang nyata, misalnya, bertanya, bercerita, menulis deskripsi,
menulis surat, dan sebagainya untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain.
 Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali
pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan.

5. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Tematik


 Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih bermakna dan utuh.
 Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu dipertimbangkan antara
lain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya
bahan yang ada di lingkungan.
 Pilih tema yang terdekat dengan peserta didik.
 Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema.

6. Langkah-langkah menyusun Pembelajaran Tematik


 Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap
mata pelajaran.
 Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut
untuk setiap kelas dan semester.
 Pilihan tema: diri sendiri, keluarga, lingkungan, tempat umum,
pengalaman, budi pekerti, kegemaran, tumbuhan, hiburan, binatang,
transportasi, kesehatan, K3, makanan, pendidikan, pekerjaan, peristiwa,
pariwisata, kejadian sehari-hari, pertanian, negara, komunikasi, dsb.
 Buatlah “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam
langkah ini penyusun memperkirakan dan menentukan kompetensi-
kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran yang cocok dikembangkan
dengan sebuah tema. Langkah ini dilakukan untuk semua mata pelajaran.

B. SKKD BERBICARA KELAS RENDAH

1. Kelas 1, Semester 1

 Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun.
 Menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang
santun.
 Mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat
sederhana.
 Mendeklamasikan puisi peserta didik dengan lafal dan intonasi yang sesuai.
2. Kelas 1, Semester 2

 Menjelaskan gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah
dimengerti.
 Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosakata yang
sudah dikuasai.
 Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alasan
sederhana.
 Memerankan tokoh dengan atau cerita rakyat yang dikuasai dengan ekspresi yang
sesuai.

3. Kelas 2, Semester 1

 Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan santun
berbahasa.
 Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain.
 Mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat.

4. Kelas 2, Semester 2

 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri- cirinya dengan


menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain.
 Menceritakan kembali cerita peserta didik yang didengarkan dengan menggunakan
kata-kata sendiri.

5. Kelas 3, Semester 1

 Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang


runtut dan mudah dipahami.
 Menjelaskan urutan membuat atau melakukan sesuatu dengan kalimat yang runtut dan
mudah dipahami.
 Memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu masalah dengan
menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat

6. Kelas 3, Semester 2

 Melakukan percakapan melalui telepon/alat komunikasi sederhana dengan


menggunakan kalimat ringkas.
 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau didengar.
Materi pembelajaran berdasarkan SKKD di antaranya:

1. Memperkenalkan diri,
2. Menyapa orang lain,
3. Mendeskripsikan,
4. Membaca puisi,
5. Menjelaskan gambar,
6. Percakapan,
7. Menyampaikan rasa suka,
8. Memerankan,

C. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN BERBICARA


KELAS RENDAH

1. Perencanaan

Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),


dimulai dari mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran,
Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan
Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun
semua merupakan suatu kesatuan.

2. Pelaksanaan

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah- langkah kegiatan
setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pendahuluan

1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan,
dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca berita di
surat kabar, menampilkan slide animasi, dan sebagainya.

3. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan persentase pemenuhan indikator.

D. PERENCANAAN PEMBELAJARAN: FOKUS MEMBACA DI


KELAS RENDAH

Seorang guru yang profesional dalam menangani bidang garapannya sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran di kelas. Salah satu ciri guru yang profesional adalah selalu
merencanakan pembelajaran yang akan dilakukannya dengan baik.

1. Memilih Bahan Ajar


Memilih bahan ajar merupakan kegiatan penting dalam perencanaan pembelajaran
membaca. Materi yang akan dipilih hendaknya menunjang dalam pencapaian hasil
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Memilih Metode
Setelah memilih bahan ajar, langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang akan
digunakan. Pemilihan metode pembelajaran ini hendaknya dipilih sesuai dengan
karakteristik siswa dan kondisi kelas. Metode apapun yang digunakan, keberhasilannya
bergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan metode yang sesuai dengan
tingkat kecocokan guru dan siswanya. Artinya, guru yang membawakan metode itu
menunjukkan penguasaan dan strategi yang tepat dan siswa yang belajar dengan metode
tersebut juga merasa cocok dan lebih memudahkan dalam menangkap materi
pembelajaran yang diberikan guru.

E. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN: FOKUS MEMBACA

Setelah semua persiapan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca di kelas
rendah selesai, Anda siap untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada hakikatnya,
pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan wujud nyata dari penjabaran persiapan
yang telah Anda lakukan. Dalam pelaksanaannya, guru hendaknya bertindak sebagai
pembimbing, fasilitator, dan narasumber bagi siswa.

F. PENILAIAN MEMBACA DI KELAS RENDAH

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, penilaian dapat diartikan sebagai proses
untuk menghimpun informasi secara menyeluruh berkaitan dengan proses pembelajaran
dan hasil belajar yang telah dilaksanakan. Penilaian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan penilaian, guru dapat
mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan
atau tidak.
Pada bagian sebelumnya telah disinggung hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran membaca di kelas rendah. Pada bagian ini, Anda akan diajak untuk
memahami bentuk-bentuk penilaian membaca di kelas rendah. Anda dapat
mempertimbangkan bentuk-bentuk tes yang disarankan Madsen (1983).
Bentuk-bentuk tes membaca untuk kelas rendah itu, antara lain:
(1) Tes respon terbatas.
(2) Tes pemahaman kalimat.
(3) Tes pemahaman wacana sederhana.

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara


KEGIATAN BELAJAR 2

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara di Kelas


Tinggi

 Konkret

Konkret memili arti bahwa proses belajar dimulai dari hal-hal yang konkret, yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai. Sebab, peserta
didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami,
sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.

 Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar, siswa mempertimbangkan apa yang mereka pelajari
secara keseluruhan dan tidak mampu mengklasifikasikan konsep dari disiplin ilmu yang
berbeda. Ini mewakili pemikiran deduktif siswa, pemikiran umum dari bagian ke bagian.
 Hierarkis

Pada tingkat dasar, cara belajar siswa berangsur-angsur berkembang dari yang
sederhana ke yang kompleks. Dalam hal ini, perlu memperhatikan urutan logis,
hubungan antara bahan, lebar dan kedalaman bahan. Dari uraian di atas, kita dapat
membedakan beberapa poin yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar
dapat lulus secara optimal dengan perkembangan siswa muda.

1. Menyimak dan Berbicara

Contoh:
Guru menceritakan sebuah peristiwa, peserta didik menyimak cerita tersebut. Setelah
selesai, peserta didik diberi waktu sejenak, kemudian guru meminta salah seorang peserta
didik menceritakan kembali isi cerita itu dengan bahasa (kalimat-kalimat) peserta didik
sendiri secara ringkas.

2. Menyimak dan Menulis

Guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah drama atau sebuah cerpen.
Peserta didik menyimak berapa kali drama/cerpen itu dibaca/diperdengarkan, bergantung
pada tingkat kesukaran drama/cerpen tersebut. Setelah selesai, peserta didik diberi waktu
untuk menanyakan hal- hal yang tidak mereka mengerti. Sesudah itu, mereka diminta
menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang drama/cerpen itu, atau peserta didik

3. Membaca dan Menyimak

Memadukan pembelajaran membaca dan menyimak tidak sukar.

Contoh:
Peserta didik diberi tugas membacakan suatu wacana. Dalam hal ini ketentuan- ketentuan
membaca untuk orang lain harus dipahami oleh peserta didik. Peserta didik yang lain
menyimak. Setelah itu, peserta didik diberikan waktu untuk berpikir, kemudian tugas
selanjutnya, mungkin peserta didik diminta untuk menceritakan isi yang disimak secara
lisan atau mungkin tertulis.

4. Membaca dan Menulis

Contoh:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca cerita atau tulisan-tulisan
yang lain di luar kelas, dan meminta kepada mereka untuk menuliskan ringkasan hasil
bacaan masing-masing. Setelah mereka menuliskan ringkasan tersebut, guru dapat
meminta kepada peserta didik untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka, atau dapat
juga sebelum mereka mengumpulkan, beberapa peserta didik diberi giliran untuk
membacakan atau mengemukakan hasil pekerjaan masing- masing. Dengan cara-cara
itu, terjadi pemaduan antara membaca, menulis, dan bercerita.

5. Menulis dan Bercerita

Contoh:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat karangan di luar kelas.
Pada jam yang telah ditentukan, peserta didik menceritakan isi karangannya, sebelum
karangan itu dikumpulkan.

A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS


TINGGI

Rencana pembelajaran adalah pemikiran awal yang dibuat oleh seorang guru sebelum
proses belajar mengajar (Rahim, 2008: 70). Mencapai tujuan keseluruhan kelas
membutuhkan perencanaan yang matang. Perencanaan yang matang memudahkan guru
untuk mengajar di kelas dan mempermudah pencapaian tujuan.

1. Memilih Bahan Ajar


Satu hal yang perlu diingat saat mempersiapkan pelatihan adalah memilih materi yang
tepat. Saat memilih bahan bacaan, guru harus bisa memilih dan membongkarnya. Materi
yang menarik dan mudah dipahami akan memotivasi siswa untuk membaca teks dengan
serius, yang akan berkontribusi pada pemahaman membaca ulang (Harris & Smith dalam
Rahmi, 2008: 85).

2. Memilih Metode
Langkah selanjutnya dalam mempersiapkan pembelajaran adalah memilih metode
pengajaran. Seperti disebutkan sebelumnya, pilihan metode ini harus disesuaikan dengan
situasi kelas dan kemampuan guru untuk menggunakan metode tersebut. Berikut adalah
beberapa teknik yang dapat Anda gunakan untuk mengajar membaca di kelas tinggi.

3. Merancang Kegiatan Pembelajaran


Langkah berikutnya yang tak kalah penting dalam rencana pelatihan adalah
pengembangan kegiatan pelatihan. Sebagaimana disebutkan dalam Kegiatan Belajar 1,
garis besar ini juga dikenal sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ada
beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan RPP, antara lain:
(1) Standar kompetensi,
(2) Kompetensi dasar,
(3) Indikator,
(4) Materi pokok,
(5) Alokasi waktu
(6) Kegiatan belajar mengajar
(7) Sumber
(8) Penilaian.

4. Menyusun Penilaian
Hal lain yang perlu disiapkan guru sebelum mengajar adalah penilaian. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan penilaian (Rahmi, 2008: 75). Diantaranya:

 Tujuan penilaian adalah memberikan umpan balik kepada siswa, memberikan


informasi kepada siswa tentang tingkat kemajuan belajarnya, dan memberikan
laporan kepada orang tua.
 Alat penilaian harus mendorong siswa untuk menggunakan penalaran dan
membangkitkan kreativitas siswa.
 Penilaian dapat menggunakan berbagai cara seperti tes, portofolio, wawancara,
observasi, mengajukan pertanyaan, dan sebagainya.
 Penilaian harus bersifat adil, artinya setiap siswa mendapat peluang untuk
meningkatkan kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai