Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan selesai.Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun: Kelompok 5
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara
KEGIATAN BELAJAR 1
4. Peran Tema
Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu.
Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
Kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi peserta didik.
Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi
dalam situasi yang nyata, misalnya, bertanya, bercerita, menulis deskripsi,
menulis surat, dan sebagainya untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain.
Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali
pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan.
1. Kelas 1, Semester 1
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun.
Menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang
santun.
Mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat
sederhana.
Mendeklamasikan puisi peserta didik dengan lafal dan intonasi yang sesuai.
2. Kelas 1, Semester 2
Menjelaskan gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah
dimengerti.
Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosakata yang
sudah dikuasai.
Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alasan
sederhana.
Memerankan tokoh dengan atau cerita rakyat yang dikuasai dengan ekspresi yang
sesuai.
3. Kelas 2, Semester 1
Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan santun
berbahasa.
Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain.
Mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat.
4. Kelas 2, Semester 2
5. Kelas 3, Semester 1
6. Kelas 3, Semester 2
1. Memperkenalkan diri,
2. Menyapa orang lain,
3. Mendeskripsikan,
4. Membaca puisi,
5. Menjelaskan gambar,
6. Percakapan,
7. Menyampaikan rasa suka,
8. Memerankan,
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah- langkah kegiatan
setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pendahuluan
1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan,
dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca berita di
surat kabar, menampilkan slide animasi, dan sebagainya.
3. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan persentase pemenuhan indikator.
Seorang guru yang profesional dalam menangani bidang garapannya sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran di kelas. Salah satu ciri guru yang profesional adalah selalu
merencanakan pembelajaran yang akan dilakukannya dengan baik.
2. Memilih Metode
Setelah memilih bahan ajar, langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang akan
digunakan. Pemilihan metode pembelajaran ini hendaknya dipilih sesuai dengan
karakteristik siswa dan kondisi kelas. Metode apapun yang digunakan, keberhasilannya
bergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan metode yang sesuai dengan
tingkat kecocokan guru dan siswanya. Artinya, guru yang membawakan metode itu
menunjukkan penguasaan dan strategi yang tepat dan siswa yang belajar dengan metode
tersebut juga merasa cocok dan lebih memudahkan dalam menangkap materi
pembelajaran yang diberikan guru.
Setelah semua persiapan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca di kelas
rendah selesai, Anda siap untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada hakikatnya,
pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan wujud nyata dari penjabaran persiapan
yang telah Anda lakukan. Dalam pelaksanaannya, guru hendaknya bertindak sebagai
pembimbing, fasilitator, dan narasumber bagi siswa.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, penilaian dapat diartikan sebagai proses
untuk menghimpun informasi secara menyeluruh berkaitan dengan proses pembelajaran
dan hasil belajar yang telah dilaksanakan. Penilaian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan penilaian, guru dapat
mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan
atau tidak.
Pada bagian sebelumnya telah disinggung hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran membaca di kelas rendah. Pada bagian ini, Anda akan diajak untuk
memahami bentuk-bentuk penilaian membaca di kelas rendah. Anda dapat
mempertimbangkan bentuk-bentuk tes yang disarankan Madsen (1983).
Bentuk-bentuk tes membaca untuk kelas rendah itu, antara lain:
(1) Tes respon terbatas.
(2) Tes pemahaman kalimat.
(3) Tes pemahaman wacana sederhana.
Konkret
Konkret memili arti bahwa proses belajar dimulai dari hal-hal yang konkret, yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai. Sebab, peserta
didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami,
sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar, siswa mempertimbangkan apa yang mereka pelajari
secara keseluruhan dan tidak mampu mengklasifikasikan konsep dari disiplin ilmu yang
berbeda. Ini mewakili pemikiran deduktif siswa, pemikiran umum dari bagian ke bagian.
Hierarkis
Pada tingkat dasar, cara belajar siswa berangsur-angsur berkembang dari yang
sederhana ke yang kompleks. Dalam hal ini, perlu memperhatikan urutan logis,
hubungan antara bahan, lebar dan kedalaman bahan. Dari uraian di atas, kita dapat
membedakan beberapa poin yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar
dapat lulus secara optimal dengan perkembangan siswa muda.
Contoh:
Guru menceritakan sebuah peristiwa, peserta didik menyimak cerita tersebut. Setelah
selesai, peserta didik diberi waktu sejenak, kemudian guru meminta salah seorang peserta
didik menceritakan kembali isi cerita itu dengan bahasa (kalimat-kalimat) peserta didik
sendiri secara ringkas.
Guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah drama atau sebuah cerpen.
Peserta didik menyimak berapa kali drama/cerpen itu dibaca/diperdengarkan, bergantung
pada tingkat kesukaran drama/cerpen tersebut. Setelah selesai, peserta didik diberi waktu
untuk menanyakan hal- hal yang tidak mereka mengerti. Sesudah itu, mereka diminta
menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang drama/cerpen itu, atau peserta didik
Contoh:
Peserta didik diberi tugas membacakan suatu wacana. Dalam hal ini ketentuan- ketentuan
membaca untuk orang lain harus dipahami oleh peserta didik. Peserta didik yang lain
menyimak. Setelah itu, peserta didik diberikan waktu untuk berpikir, kemudian tugas
selanjutnya, mungkin peserta didik diminta untuk menceritakan isi yang disimak secara
lisan atau mungkin tertulis.
Contoh:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca cerita atau tulisan-tulisan
yang lain di luar kelas, dan meminta kepada mereka untuk menuliskan ringkasan hasil
bacaan masing-masing. Setelah mereka menuliskan ringkasan tersebut, guru dapat
meminta kepada peserta didik untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka, atau dapat
juga sebelum mereka mengumpulkan, beberapa peserta didik diberi giliran untuk
membacakan atau mengemukakan hasil pekerjaan masing- masing. Dengan cara-cara
itu, terjadi pemaduan antara membaca, menulis, dan bercerita.
Contoh:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat karangan di luar kelas.
Pada jam yang telah ditentukan, peserta didik menceritakan isi karangannya, sebelum
karangan itu dikumpulkan.
Rencana pembelajaran adalah pemikiran awal yang dibuat oleh seorang guru sebelum
proses belajar mengajar (Rahim, 2008: 70). Mencapai tujuan keseluruhan kelas
membutuhkan perencanaan yang matang. Perencanaan yang matang memudahkan guru
untuk mengajar di kelas dan mempermudah pencapaian tujuan.
2. Memilih Metode
Langkah selanjutnya dalam mempersiapkan pembelajaran adalah memilih metode
pengajaran. Seperti disebutkan sebelumnya, pilihan metode ini harus disesuaikan dengan
situasi kelas dan kemampuan guru untuk menggunakan metode tersebut. Berikut adalah
beberapa teknik yang dapat Anda gunakan untuk mengajar membaca di kelas tinggi.
4. Menyusun Penilaian
Hal lain yang perlu disiapkan guru sebelum mengajar adalah penilaian. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan penilaian (Rahmi, 2008: 75). Diantaranya: