Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua
jenjang pendidikan di Indonesia. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan, menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa
yang rentan terhadap ketidaksantunan berbahasa. Seseorang yang terampil
berbicara pasti mempertimbangkan apa yang akan dikatakan sebelum dia
mengatakan sesuatu.
Sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan pernah
terlepas dari komunikasi. Komunikasi selalu menjadi kekegiatn utama kita, mulai
dari bangun tidur hingga tidur kembali, entah itu komunikasi formal maupun non
formal.
Hal tersebut memang telah menjadi kebiasaan dan menjadi kodrat kita
sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup sendiri.
Kita selalu membutuhkan bantuan orang lain atau ingin selalu hidup dengan orang
lain. Walaupun hanya sekedar berinteraksi atau obrolan basa-basi. Dalam interaksi
itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian
disebut sebagai kebudayaan.
Kemajuan teknologi yang menyebabkan memudarnya kebudayaan timur
dan lunturnya norma-norma kesantunan dalam segala hal, sehingga memberikan
pengaruh buruk bagi masyarakat, khususnya kamu pelajar. Selain itu, kemajuan
teknologi juga menyebabkan rendahnya etika dan moral masyarakat, sehingga
bukan kesantunan berbahasa yang terjalin melainkan kekerasan fisik, yaitu
tawuran.
Dalam nilai-nilai yang terbentuk tersebut terdapat beberapa kaidah yang
bertujuan mengatur tata cara kita bekomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati
dan mejunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan bicara
kita. Namun terkadang cara berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau

1
kalimat yang kita anggap sebuah etika, dapat pula berakibat pada sesuatu yang
tidak menyenangkan dan menimbulkan suatu kesalahpahaman antar sesama.
Memilih kata dalam berkomunikasi juga perlu di perhatikan agar sebuah
kegiatan atau tindakan membentuk dan menyelaraskan kata dalam kalimat dengan
tujuan untuk mendapatkan kata yang paling tepat dan sanggup mengungkapkan
konsep atau gagasan yang dimaksudkan oleh pembicara ataupun penulis. Akibat
kesalahan dalam memilih kata, informasi yang ingin disampaikan pembicara bisa
kurang efektif, bahkan bisa tidak jelas.
Kesalahan-kesalahan dalam memilih kata merupakan bagian dari
kesalahan berbahasa yang wajar terjadi pada masyarakat atau para pembelajar
bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bahasa Indonesia?
2. Apa fungsi dari Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana etika berbahasa yang baik?
4. Bagaimana etika berbahasa yang tidak baik?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Indonesia


Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
Proses ini memerlukan sebuah interaksi agar terjadi kesepahaman. Alat yang
digunakan untuk berkomunikasi inilah yang dinamakan dengan bahasa. Indonesia
kaya akan ragam budaya yang masing-masing memiliki ciri khas. Inilah fungsi
bahasa indonesia untuk mempersatukan perbedaan yang menjadi kekayaan tak
ternilai bagi bangsa ini.
Ada banyak pengertian bahasa menurut para ahli. Salah satunya pengertian
bahasa adalah sistem bunyi yang memiliki makna dan digunakan oleh kelompok
manusia untuk berkomunikasi Harimurti Kridalaksana (1985). Kemudian,
pengertian bahasa lainnya juga dijelaskan oleh Carol (1961) yakni bahas adalah
urutan bunyi atau sistem bunyi vokal yang diolah secara struktur sehingga bisa
digunakan oleh kelompok manusia untuk berkomunikasi dalam komunikasi
internasional secara lengkap. Sistem bunyi ini juga bisa dipakai untuk
mengungkapkan suatu proses dan peristiwa yang terjadi di sekitar manusia.
Finoechiaro (1964) juga mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian bahasa indonesia yaitu sistem dari simbol vokal yang memungkinkan
semua orang yang ada di dalam suatu kebudayaan mempelajari kebudayaan
tersebut sekaligus berinteraksi dan berkomunikasi. Sementara H.G. Brown (1987)
menyatakan bahwa pengertian bahasa adalah sistem komunikasi dengan
memanfaatkan bunyi yang dikeluarkan atau diucapkan melalui alat pengucap
kemudian didengar oleh anggota-anggota dalam masyarakat. Sistem komunikasi
ini memakai pemrosesan simbol-simbol vokal yang memiliki makna konvensional
arbitrer.
Hakikat dari pengertian bahasa pada dasarnya memiliki sifat yang hakiki
yakni merupakan sebuah sistem, berwujud lambang, berupa bunyi, bermakna, dan
bersifat arbitrer. Hakikat bahasa juga harus bersifat konvensional, unik, produktif,
universal, dinamis, bervariasi dan tentunya manusiawi.
Jika dilihat secara umum, Bahasa memiliki beberapa fungsi. Salah satu
fungsinya adalah sebagai alat komunikasi yang dapat melahirkan sebuah perasaan

3
sehingga sesama manusia bisa melakukan kerjasama. Seperti yang diketahui
bahwa komunikasi adalah akibat dari ekspresi diri manusia. Saat komunikasi
tersebut dikemukakan dengan kata-kata yang sistematis dan mudah dimengerti,
maka pendengar dapat memahami maksud dari tujuan pembicaraan tersebut.
Fungsi lainnya adalah untuk mengungkapkan perasaan. Kumpulan kata
yang diucapkan dapat menunjukkan maksud, gambaran, perasaan dan gagasan
pembicaranya. Fungsi selanjutnya adalah sebagai alat kontrol Sosial. Rangkaian
kata dalam bahasa seringkali diterapkan pada kegiatan sosial manusia mulai dari
ceramah agama, buku-buku pelajaran, diskusi, orasi ilmiah, dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri, masyarakatnya menggunakan bahasa Indonesia.
Kedudukan bahasa Indonesia ini tertera dalam Sumpah Pemuda yang
dikemukakan pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi dari Sumpah Pemuda
menjelaskan dan menegaskan bahwa Bahasa Indonesia merupakan Bahasa
Persatuan Bangsa. Pada dasarnya, fungsi bahasa indonesia adalah sebagai bahasa
nasional yang menjadi kebanggaan dan identitas nasional.
Pengertian bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi yang
berupa bunyi dan ujaran. Alat ini memiliki kedudukan yang sangat penting.
Tanpanya, informasi tidak akan tersampaikan dengan mudah. Bisa dibayangkan
jika pada zaman dahulu manusia hanya menggunakan gerakan untuk interaksi.
Akan banyak keterbatasan yang terjadi. Ketidakbakuan akan menimbulkan makna
yang berbeda dari sumbernya.
Beberapa pengertian bahasa menurut para ahli salah satunya yang
dinyatakan oleh Santoso. Ia berpendapat bahwa ujaran inilah yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya. Sementara Wibowo mengartikannya lebih
khusus dimana bahasa adalah suatu sistem yang berupa simbol bunyi hasil dari
indera ucap dan memiliki makna. Alat ini digunakan untuk berinteraksi antar
manusia untuk menghasilkan gagasan dan pikiran.

B. Fungsi Bahasa Indonesia


Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi
bahasa secara umum dan secara khusus.

4
1. Fungsi bahasa secara umum:
a. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk
mengekspresikan diri, yaitu:
1) Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
2) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
b. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan
perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau
pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan
komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan
orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara
berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas/ sirene setelah itu
diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
c. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih
bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.
Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara
dengan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara
dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu
bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan
bangsa.

5
d. Sebagai alat kontrol sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.
Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya
buku-buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta
iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa
sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat
peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif
untuk meredakan rasa marah kita.
2. Fungsi bahasa secara khusus:
a. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan
komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat
menggunakan bahasa formal dan non formal.
b. Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui
media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan
yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini,
diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang
ingin disampaikan.
c. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa
atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin
atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar
memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya
untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah
kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
d. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal
dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan
selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan

6
supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya
demi kebaikan manusia itu sendiri.

C. Etika Dan Etiket Yang Baik Dalam Komunikasi


Secara umum tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik disebut
sebagai etika.
Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani
disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah
dan ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia.
Jadi, etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik
dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat.
Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam
berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku yang baik
Teknik Komunikasi Yang Baik
1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan
lingkungan.
2. Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara.
3. Menatap mata lawan bicara dengan lembut.
4. Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum.
5. Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar.
6. Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara.

7
7. Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon.
8. Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara.
9. Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi.
10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai
dengan karakteristik lawan bicara.
11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang
baik.
12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang
berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium
pipi kanan - cium pipi kiri).

D. Etika Berbahasa/Berbicara Yang Tidak Baik


Komunikasi merupakan aktivitas interaksi antara dua pihak atau lebih
dalam rangka bertukar informasi dan menciptakan hubungan. Dalam keseharian,
kita sering melakukannya dengan orangtua, saudara kandung, teman, kerabat dan
orang yang belum dikenal. Dalam berkomunikasi, terdapat etika yang seharusnya
kita perhatikan agar komunikasi yang nyaman dapat tercipta.
Hanya saja, banyak etika yang sering kita abaikan tanpa sadar melukai
atau sedikit meninggung lawan bicara. Berikut beberapa etika yang kurang baik
saat berkomunikasi
1. Merespon obrolan tanpa kontak mata
Dalam komunikasi kontak mata merupakan satu di antara etika dasar
dalam berinteraksi dengan orang lain. Saat kamu menggunakan kontak mata
dalam berbicara, secara tidak langsung lawan bicaramu merasa dihargai.
Kontak mata adalah bentuk respek yang paling sederhana. Jika kamu hendak
menjaga pandangan, tidak perlu terlalu lama memandang mata lawan bicara.
Tataplah bagian lain dari wajahnya.
2. Berbicara sambil memainkan ponsel atau gadget
Ketika berbicara, jauhkanlah gadget dari tanganmu kecuali dalam
rangka keperluan tertentu seperti menunjukkan sesuatu kepada lawan bicara.
Ketika bicara dan tangan kita bermian ponsel akan menciptakan kesan
menganggap pembicaraan orang lain tidak penting. Tentu, ini tidak baik bagi
hasil interaksi kedua belah pihak.

8
3. Menyahut dengan teriakan dari kejauhan
Berbicara dari jarak jauh dan ditambah dengan nada suara tinggi
menimbulkan kesan kasar. Lakukanlah komunikasi sehalus mungkin terutama
dengan keluarga. Jika kamu terbiasa berkomunikasi dengan baik di kalangan
keluarga, maka akan terbiasa dengan orang lain juga.
Jika berada di jarak jauh, dekatilah lawan bicaramu meski harus
bersusah payah. Sebab, kesan baik lebih penting dibiasakan.
4. Berwajah datar
Wajah datar menunjukkan keangkuhan dan rasa tidak berkenan. Hal
itu bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada orang yang mengajak bicara
atau memulai komunikasi. Oleh sebab itu, pasanglah ekspresi yang tepat
ketika berbicara, meski hanya tipis. Ekspresi menunjukkan respek terhadap
lawan bicara.
5. Saat berkonflik, tidak ada konfirmasi di akhir
Kebiasaan buruk lainnya dalam komunikasi adalah tidak ada
penyelesaian konflik ketika ada perseteruan antara dua belah pihak. Hal ini
bisa jadi disebabkan ego, gengsi dan tidak berani mengakui kesalahan.
Idealnya, sebesar apapun konflik yang timbul, selesaikanlah persoalan hingga
tuntas. Dalam hal ini, memang membutuhkan gaya bicara yang bijaksana dan
rasa lapang dada yang besar. Maka dari itu, rasa marah harus dikalahkan
dengan pikiran dingin. Belajarlah mengatur pembicaraan agar masalah tidak
bertambah runyam.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan pernah
terlepas dari komunikasi. Komunikasi selalu menjadi kekegiatn utama kita, mulai
dari bangun tidur hingga tidur kembali, entah itu komunikasi formal maupun non
formal.
Cara berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau kalimat yang kita
anggap sebuah etika, dapat pula berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan
dan menimbulkan suatu kesalahpahaman antar sesama. Oleh sebab itu, adanya
etika dalam berkomunikasi.
Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani disebut
ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia. Jadi, etika komunikasi
adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi di
suatu masyarakat.
Macam-macam etika ada tiga, yaitu: (1) etika deskriptif, (2) estika
normatif, (3) metaetika.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal; Tasai, S. Amran (2012). Bahasa Indonesia sebagai Mata


Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri.

Finoza, Lamuddin. (2008). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

11

Anda mungkin juga menyukai