Anda di halaman 1dari 7

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk

Procedure Melalui Model Pembelajaran Make A Match Pada Siswa


Kelas IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru

SRI WAHYUNI
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru SMP Negeri 18 Pekanbaru
Jl. Lili 1 No. 95 Telp. (0761) 26442
Sri_wahyuni1161@yahoo.com

Abstract: This study aims to determine the effort to improve students' writing capability in
the form of Procedure through Make A Match learning model in class IX.6 in SMP Negeri 18
Pekanbaru. This form of research is a classroom action research with as many as two rounds
(Cycle). Each round is done with four stages of planning, implementation, observation and
reflection. The subjects of this study are the students of class IX.6 in SMP Negeri 18
Pekanbaru with a total of 40 students consisting of 19 male students and 21 female students.
The data obtained in the form of English learning result obtained from the test and
observation sheet of teaching and learning activities. Data collection methods used include
test, observation and documentation. From the results in the first cycle of student learning
outcomes to 30% with inactive classification. While in cycle II result of student in learning
experience increase to become 70% with very active classification. This situation shows that
improvements in English learning process with Make A Match learning model in English
subjects in grade IX.6 students at SMP Negeri 18 Pekanbaru can be said to be fully
successful.

Keywords: English, Procedure Text, Make A Match

Bahasa Inggris merupakan alat atau media Writing (menulis) merupakan salah
untuk berkomunikasi, baik secara lisan dan satu keterampilan berbahasa yang dirasa
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan sering menjadi masalah bagi siswa dalam
mengungkapkan informasi, pikiran, proses pembelajaran Bahasa Inggris.
perasaan, dan mengembangkan ilmu Kegiatan menulis dalam pengajaran
pengetahuan, teknologi, dan budaya. bahasa kedua (Bahasa Inggris) biasanya
Kemampuan berkomunikasi dalam dianggap sebagai keterampilan sekunder
pengertian yang utuh adalah kemampuan yang nilai pentingnya terletak di bawah
berwacana, yakni kemampuan memahami kemampuan menyimak, berbicara, dan
dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau membaca.
tulis yang direalisasikan dalam empat Dengan demikian, keterampilan
keterampilan bahasa, yaitu: mendengarkan menulis (writing skill) cenderung
(listening), berbicara (speaking), membaca dipengaruhi oleh penguasaan kosakata,
(reading) dan menulis (writing). Keempat struktur bahasa dan kemampuan siswa
keterampilan inilah yang digunakan untuk dalam merangkai kata menjadi sebuah
menanggapi atau menciptakan wacana teks yang berterima. Selama ketiga faktor
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh tersebut belum dikuasai, siswa akan
karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris mengalami kesulitan dalam mengasah
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan menulis dalam pembelajaran
keterampilan-keterampilan tersebut agar Bahasa Inggris. Beban siswa akan
lulusan mampu berkomunikasi dan semakin bertambah karena terdapat
berwacana dalam bahasa Inggris pada perbedaan secara gramatikal antara
tingkat literasi tertentu (Badan Standar Bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan
Nasional Pendidikan, 2006). Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model 9
Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru (Sri Wahyuni)

Salah satu Kompetensi Dasar (KD) Pada istilah belajar dalam


yang harus dikuasai oleh siswa Kelas IX kepustakaan asing (Inggris) adalah
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah learning. Menurut Fontana (dalam
kemampuan mengungkapkan makna dalam Winataputra dan Ardiwinata, 1992:2)
langkah retorika dalam esai pendek learning yaitu proses perubahan yang
sederhana dengan menggunakan ragam relatif tetap dalam perilaku individu
bahasa tulis secara akurat, lancar dan sebagai hasil pengalaman. Higard (dalam
berterima untuk berinteraksi dalam konteks Usman dan Setiawati, 1993:4)
kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk mendefinisikan belajar
procedure dan report. Berdasarkan seperti yang termaktub dalam
pengalaman peneliti saat mengajar mata bukunya Introduction to Psychology
pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 18 sebagai suatu proses dimana ditimbulkan
Pekanbaru, pembelajaran mengenai KD suatu kegiatan karena mereaksi suatu
tersebut pada periode sebelumnya telah keadaan. Perubahan ini tidak disebabkan
dilakukan secara klasikal. oleh proses pertumbuhan tetapi oleh
Berdasarkan pengamatan peneliti, pengalaman.
selama pembelajaran tersebut dilakukan Istilah belajar yang cukup
secara klasikal / konvensional, komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler
keterampilan menulis (writing skill) siswa (dalam Winataputra, 2007:5) yang
Kelas IX di SMP Negeri 18 Pekanbaru menyatakan belajar adalah “proses yang
cenderung mengalami stagnansi. Kondisi dilakukan oleh manusia untuk
tersebut lebih disebabkan adanya beberapa mendapatkan aneka ragam kompetensi,
masalah / kendala, antara lain: 1) kurang keterampilan dan sikap yang diperoleh
bervariasinya metode atau teknik yang secara bertahap dan berkelanjutan”. Dari
digunakan atau diterapkan oleh guru; 2) definisi tersebut penulis mengartikan
kurangnya media pembelajaran yang sesuai belajar sebagai proses perubahan tingkah
dan menarik bagi siswa; 3) kurangnya laku yang ditimbulkan karena individu itu
kompetensi guru dalam melaksanakan mengalami interaksi dengan individu lain
pembelajaran interaktif – inovatif dan lingkungannya. Seorang yang belajar
khususnya yang menyangkut skill tersebut; akan mengalami perubahan tingkah laku
4) rendahnya motivasi siswa dalam dalam aspek pengetahuan, keterampilan
mengikuti pembelajaran yang kurang maupun sikapnya.
menarik menurut mereka, 5) lemahnya Usman dan Setiawati (1993:7)
keterampilan siswa dalam menulis. menyatakan “suatu pengajaran berhasil
Make a match adalah jenis model apabila tujuan instruksional khusus
pembelajaran dimana siswa dituntut untuk tercapai”. Hasil belajar seorang siswa
aktif dalam mencari jawaban yang telah ada dalam mengikuti proses pembelajaran
dan tersusun secara acak untuk dapat dilihat dalam suatu indikator
dipasangkan pada pertanyaan yang telah keberhasilan. Indikator keberhasilan itu
diberikan oleh guru. Model Pembelajaran adalah sebagai berikut: Daya serap
Make a Match dapat memberikan manfaat terhadap bahan pelajaran yang diajarkan
bagi siswa, di antaranya: a) mampu mencapai prestasi yang tinggi, baik
menciptakan suasana belajar aktif dan individu maupun kelompok; Perilaku
menyenangkan; b) materi pembelajaran yang digariskan dalam tujuan pengajaran
yang disampaikan lebih menarik perhatian atau dalam indikator kompetensi dicapai
siswa; c) mampu meningkatkan motivasi oleh siswa, baik individu maupun
belajar siswa; serta d) mampu klasikal.
meningkatkan hasil belajar siswa dalam Penerapan model ini dimulai
mencapai taraf ketuntasan belajar yang dengan teknik, yaitu siswa disuruh
telah ditentukan. mencari pasangan kartu yang merupakan
Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111
Vol. 2, No. 1, April 2018
10 Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model
Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru (Sri Wahyuni)

jawaban atau soal sebelum batas waktunya, Setiap siawa yang dapat mencocokkan
siswa yang dapat mencocokkan kartunya kartunya sebelum batas waktu diberi poin;
diberi poin.15 Hal-hal yang perlu Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar
dipersiapkan jika pembelajaran tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dikembangkan dengan model Make a dari sebelumnya; Demikian seterusnya
Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu Kesimpulan.
tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-
pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi METODE
jawaban dari pertanyaan tersebut. Penelitian ini bertujuan
Model pembelajaran Make a Match meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris
adalah sistem pembelajaran yang khususnya dalam Kompetensi Dasar 2.2.
mengutamakan penanaman kemampuan Merespon makna yang terdapat dalam
sosial terutama kemampuan bekerja sama monolog pendek sederhana secara akurat,
melalui permainan mencari pasangan lancar, dan berterima untuk berinteraksi
dibantu kartu.. Make a Match melatih siswa dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam
untuk memiliki sikap sosial yang baik dan teks berbentuk procedure di SMP Negeri
melatih keterampilan siswa dengan bekerja 18 Pekanbaru, melalui model pembelajaran
sama disamping melatih kecepatan berpikir Make a Match.
siswa. Siswa dilatih berpikir cepat dan Penelitian ini dilakukan di kelas
menghafal cepat sambil menganalisis dan IX.6 pada SMP Negeri 18 Pekanbaru
berinteraksi sosial. beralamat di Jalan Lili Gg. Lili 1 No. 95,
Dalam pembelajaran model Make a Kota Pekanbaru. Sedangkan waktu
Match guru harus mempertimbangkan: penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus
indikator yang ingin dicapai, kondisi kelas sampai Oktober 2017.
yang meliputi jumlah siswa dan efektifitas Subjeknya adalah siswa kelas IX.6
ruangan, dan alokasi waktu yang akan pada SMP Negeri 18 Pekanbaru dengan
digunakan dan waktu persiapan. jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang
Langkah berikutnya adalah guru terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 21 siswa
membagi komunitas kelas menjadi 3 perempuan.
kelompok. Kelompok pertama merupakan Penelitian ini dilakukan bersama-
kelompok pembawa kartu-kartu berisi sama antara peneliti dan kolaborator yaitu
pertanyaan-petrtanyaan. Kelompok kedua guru Bahasa Inggris. Dalam penelitian
adalah berisi kelompok pembawa kartu- tindakan peneliti menggunakan Desain
kartu berisi jawaban–jawaban. Kelompok Model Kurt Levi, dimana konsep pokok
ketiga adalah kelompok penilai. Aturlah dari penelitian terdiri dari empat siklus
posisi kelompok-kelompok tersebut yaitu : Perencanaan (Plain); Tindakan
berbentuk huruf U. Upayakan kelompok (Action); Pengamatan (Obesevation);
pertama dan kedua berjajar saling Refleksi (Reflection).
berhadapan.
Langkah-langkah penerapan model
make a match adalah: Guru menyiapkan
beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review.
Sebaliknya satu bagian/kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban; Setiap siswa
mendapat satu buah kartu; Tiap siswa
memikirkan jawaban atau soal dari kartu
yang dipegang; Setiap siswa mencari
pasangan yang mempunyai kertas yang Gambar 1: Model PTK
cocok dengan kartunya (soal jawaban);
Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111
Vol. 2, No. 1, April 2018
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model 11
Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru (Sri Wahyuni)

HASIL Match dalam siklus I belum baik, guru


Penelitian ini dilakukan dalam kurang maksimal dalam penerapan model
beberapa siklus. Data hasil siklus I pembelajaran Make a Match. Penguasaan
disimpulkan belum mencapai kriteria kelas masih kurang sehingga banyak siswa
keberhasilan tindakan yang ditetapkan, yang berbuat keributan di kelas dan
sedangkan pada siklus II sudah mencapai dibiarkan saja. Pada awal sampai
kriteria keberhasilan tindakan yang pertengahan proses pembelajaran, perhatian
ditetapkan. Berikut ini jabaran data-data siswa belum sepenuhnya terfokus.
yang diperoleh pada masing-masing siklus. Siswa masih belum paham dengan
pembelajaran tipe yang diterapkan.
Siklus I Antusiasme siswa masih kurang. Penerapan
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali dengan model pembelajaran Make a Match
pertemuan. Selama pelaksanaan tindakan, siklus I belum sepenuhnya dapat
Guru mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai dilaksanakan secara maksimal. Siswa tidak
pengajar sekaligus sebagai peneliti berpartisipasi aktif menyimpulkan materi
sedangkan Observer mengamati serta pelajaran bersama dengan guru.
mencatat pelaksanaan tindakan pada proses
pembelajaran melalui lembar observasi. Siklus II
Guru belum dapat mengontrol kelas dengan Pembelajaran mata pelajaran
baik Penguasaan kelas masih kurang Bahasa Inggris pada siklus II ini
sehingga banyak siswa yang berbuat merupakan perbaikan dari pelaksanaan
keributan di kelas dan dibiarkan saja. Pada pembelajaran pada siklus sebelumnya.
awal sampai pertengahan proses Pengamatan terhadap kegiatan guru
pembelajaran, perhatian siswa belum pada siklus II menunjukkan bahwa guru
sepenuhnya terpusat. Siswa masih belum sudah dapat melakukan kegiatan
paham dengan model pembelajaran yang pembelajaran dengan baik dalam penerapan
diterapkan. Pada awal pembelajaran guru model pembelajaran Match a Match.
lupa melakukan apersepi dan diakhir Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru
pembelajaran guru tidak menyimpulkan dalam siklus II ini sudah lebih baik
materi pelajaran. Pengamatan terhadap siswa dibandingkan siklus I. Guru mampu
yang dilakukan oleh observer pada saat menjelaskan pembelajaran aktif dengan
proses pembelajaran berlangsung. Pada model pembelajaran Make a Match secara
saat menjawab soal yang sudah di lebih baik. Selain itu guru juga memberikan
aplikasikan dengan kartu soal masih banyak dorongan, kepada siswa untuk
siswa yang ramai dengan kelompoknya. menumbuhkan hasil belajar Bahasa Inggris
Antusiasme siswa belum terlihat pada siklus di dalam kelas.
I ini. Pengamatan terhadap hasil belajar Siswa terlihat lebih termotivasi
siswa dilakukan dari awal sampai dengan dalam proses pembelajaran didalam kelas.
akhir pembelajaran. Siswa terlihat sangat bersemangat dalam
Hasil pengamatan terhadap hasil mencari jawaban dan menjawab
belajar siswa pada siklus I menunjukkan pertanyaan. Siswa yang pada siklus
belum meningkatnya hasil belajar siswa sebelumnya terlihat pasif juga sudah mulai
dalam pembelajaran Bahasa Inggris model aktif. Pada kegiatan akhir, siswa
pembelajaran Make a Match. berpartisipasi aktif dengan cara
Berdasarkan hasil obsevasi kegiatan menyimpulkan materi pelajaran bersama
pembelajaran dan catatan lapangan setelah dengan guru hal ini menunjukan bahwa
pelaksanaan pembelajaran siklus I, dapat hasil belajar sisiwa sudah baik sesuai
diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan dengan indikator hasil belajar yang diukur.
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Secara umum pengamatan terhadap
menerapkan model pembelajaran Make a motivasi belajar siswa dalam mengikuti
Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111
Vol. 2, No. 1, April 2018
12 Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model
Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru (Sri Wahyuni)

kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran 30%. Berdasarkan hasil pengamatan dan
Bahasa Inggris pada siklus II terlihat diskusi yang dilakukan antara guru dengan
mengalami peningkatan dari siklus I. peneliti pada siklus II, maka secara umum
Peningkatan dari siklus II tersebut upaya perbaikan yang dilakukan dapat
mengakibatkan hasil belajar siswa pada dikatakan berhasil dan meningkat dari tiap
siklus II mencapai kriteria keberhasilan siklus.
tindakan yang telah ditetapkan
Pengelolaan kelas yang dilakukan PEMBAHASAN
dalam siklus II ini jauh lebih baik Hasil analisis pada siklus I sampai
dibandingkan siklus I. Guru mampu dengan siklus II menunjukkan bahwa
menjelaskan dan mengorganisasikan dengan model pembelajaran Make a Match
pembelajaran aktif dengan model dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pembelajaran Make a Match secara lebih dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas
baik. Selain itu juga sudah memberikan IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru. Hal ini
motivasi kepada siswa agar lebih berperan didukung dengan meningkatnya rata-rata
aktif di dalam kelas. Respon siswa juga persentase indikator hasil belajar siswa
sangat baik. Siswa terlihat senang dan sangat yang telah ditetapkan pada siklus II. Pada
bersemangat. Suasana kelas menjadi siklus I guru kurang dapat melakukan
menyenangkan dan kondusif. Hasil siswa kegiatan pembelajaran dengan baik. Guru
dalam mengikuti proses pembelajaran sudah kurang mampu menjelaskan dan
terlihat dalam setiap tahap pembelajaran serta mengorganisasikan penggunaan model
banyak dari siswa yang sudah fokus dengan pembelajaran Make a Match belum dapat
pembelajaran yang dilakukan. Proses mengontrol kelas dengan baik. Pada awal
pembelajaran di kelas berlangsung dinamis. pembelajaran guru tidak melakukan
Hal tersebut ditandai dengan hasil belajar apersepsi. Siswa tidak berpartisipasi aktif
siswa dalam berdiskusi menjawab pertanyaan menyimpulkan materi pelajaran bersama
dan mengumpulkan jawaban ke depan kelas dengan guru.
sehingga suasana menjadi lebih hidup. Upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dengan meggunakan pembelajaran
80% model Make a Match di kelas XI.6 SMP
Negeri 18 Pekanbaru pada siklus I belum
60% 70% berhasil dengan baik. Hal tersebut
40% dibuktikan dengan rata-rata persentase
indikator hasil belajar siswa pada lembar
20% 30% observasi baru mencapai 30%, sedangkan
0% kriteria keberhasilan tindakan yang telah
SIKLUS I SIKLUS II ditetapkan dalam siklus II adalah 70%.
Beberapa kelemahan atau kendala yang
Gambar 2: mengakibatkan kegagalan tersebut adalah
Hasil belajar siswa tentang Procedure Text sebagai berikut: 1) Guru kurang mampu
dari siklus I sampai siklus II untuk menjelaskan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
Siswa berpartisipasi aktif dengan cara Make a Match dengan baik. 2) Guru kurang
menyimpulkan materi pelajaran bersama memotivasi siswa agar berperan aktif
dengan guru. Pada siklus II rata-rata mengikuti kegiatan pembelajaran; 3) Guru
persentase indikator hasil belajar siswa sudah belum dapat memanfaatkan waktu secara
optimal atau sudah mencapai kriteria optimal dan efektif pada saat pembelajaran
keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70% di kelas berlangsung; 4) Guru kurang tegas
karena rata-rata persentase indikator hasil menegur siswa yang membuat keributan di
belajar siswa melebihi dari siklus I yaitu kelas; 5) Tidak meratanya pendampingan
Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111
Vol. 2, No. 1, April 2018
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model 13
Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru (Sri Wahyuni)

guru saat kegiatan berlangsung; 6) Rata-rata Efektif, dan Menyenangkan).


persentase indikator hasil belajar belum Genesindo: Bandung.
mencapai kriteria keberhasilan tindakan
karena baru mencapai 30%. Berdasarkan Dimyati, Mudjiono, 1999. Belajar dan
permasalahan atau kelemahan yang muncul Pembelajaran. Rineka Cipta:
pada siklus I, maka peneliti dan observer Jakarta.
membuat tambahan perencanaan pada
pembelajaran siklus II yaitu peningkatan Djuanda, D (2006). Belajar Bahasa
kemampuan dalam menjelaskan kegiatan Indonesia Sambil Belajar. Tersedia
pembelajaran kepada siswa. di:
https://www.scribd.com/document/
SIMPULAN 78117426/Belajar-Bahasa-
Berdasarkan hasil penelitian tindakan Indonesia-Sambil-Bermain
kelas yang telah dilaksanakan melalui
beberapa tindakan dari siklus I dan II serta Fajar, Arni. 2005. Portofolio dalam
berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis Pembelajaran IPS. Bandung:
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Rosda Karya.
penggunaan model pembelajaran Make a
Match dapat meningkatkan hasil belajar Hamalik, Oemar. (2008)
siswa. Kurikulum&Pembelajaran.
Mengingat model pembelajaran Make Jakarta: Sinar Grafika.
a Match ternyata telah terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan Hasan, Muhammad Iqbal. 2002. Pokok-
guru lain mau mencoba model pembelajaran pokok Materi Metodologi
ini. Selain itu, guru selalu mempersiapkan Penelitian dan
dengan baik sebelum melakukan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indah.
pembelajaran, seperti model pendekatan
dalam memotivasi siswa, trik ketika siswa Majid, Abdul. 2008. Perencanaan
mulai jenuh atau gaduh dan strategi Pembelajaran; Mengembangkan
pengelolaan waktu mengingat model Standar Kompetensi Guru.
pembelajaran ini memerlukan waktu yang Bandung: Remaja Rosda Karya.ci
cukup banyak dan persiapan-persiapan
lainnya. Nurdin, Syarifudin. 2005. Model
Pembelajaran yang
DAFTAR RUJUKAN Memperhatikan Keragaman
Siswa Dalam KBK. Jakarta: Quantum
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Teaching.
Kelas. Klaten: Yrama Widya.
Panitia Sertifikasi Guru Rayon XII, 2012.
Arikunto Suharsimi, Suharjono dan Supari. Materi PLPG. Bahasa Inggris.
2008. Penelitian Tindakan Kelas. UNNES Semarang.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ratna Hikmawati, 2015. Peningkatan
Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar Kemampuan Siswa Menulis Teks
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Ikrar Procedure Melalui Model
Mandiri Abadi. Pembelajaran Make A Match
Kelas IX B SMP Negeri 2 Ulujami
Dasim Budimansyah, Suparlan, Danny Tahun Pelajaran 2014/2015.
Meirawan. 2010. PAKEM Laporan PTK SMP Negeri 2
(Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111
Vol. 2, No. 1, April 2018
14 Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model
Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas IX.6 SMP Negeri 18 Pekanbaru (Sri Wahyuni)

Ulujami: Pemalang (Tidak Udin Saripudin, Winataputra dan Rustana


Dipublikasikan). Ardiwinata. 1992. Materi Pokok
Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Shirley Burridge, 1990. Oxford Basic English Direktorat Jendral Pembinaan
Dictionary. of Ford University Kelembagaan Agama Islam.
Press: Walton Street.
Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati.
Wawan, Junaidi, 2011. Pengertian Menulis. 1993. Upaya Optimalisasi Belajar
http://pengertianmenulis.blogspot.co Mengajar. Bandung: Remaja
m Rosda Karya.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative
Learning; Teori, Riset dan Praktik. Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar
Terjemahan Nurulita. Bandung: dan Pembelajaran. Jakarta:
Nusa Media. Universitas Terbuka.

Sudarlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yamin, Martinis. 2005. Strategi Berbasis
Yogyakarta: Hikayah. Komptensi. Ciputat: Gaung
Persada Press.
Sudjana, Djuju. 2006. Evaluasi Program
Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Yusuf, Syamsu dan Nur Ikhsan. 2008.
Rosda Karya. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Remaja
Tatat, H dan Cuhariah, Y (2010). Pendidikan Rosda Karya.
Bahasa.

Tukiran. (2011) Model-model Pembelajaran


Inovatif. Bandung: ALFABETA.

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111
Vol. 2, No. 1, April 2018

Anda mungkin juga menyukai