PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi sanitasi hygiene pada tingkat global yang dilansir oleh World
memiliki sanitasi dasar seperti toilet dan jamban, begitupun pada bagian
Di Indonesia Sekolah Dasar tidak memiliki akses air layak atau bahkan
tidak ada sama sekali sebanyak 31,85%, Sekolah Dasar tidak memiliki
jamban atau kalau pun kondisinya tidak layak sebanyak 12,19%, Sekolah
Dasar yang memiliki tempat cuci tangan sebanyak 65,1% (UNICEF, 2017).
(UNICEF, 2017)
umum lainnya. TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
(UNICEF, 2017)
hubungan antar aspek kesehatan, yaitu fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak sekolah tentang
kesehatan anak seperti kondisi fisik sekolah, sanitasi, air bersih, dan
keadaan bersih dan berbau, bak penampung air tidak dibersihkan 1 kali
seminggu, bak penampung air yang tidak di kosongkan pada saat libur
Hal ini sejalan dengan penelitian Ahmat Sigit Raharjo dkk, hubungan
menciptakan suatu kondisi yang bersih, aman, dan nyaman. Adapun sarana
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu hubungan fasilitas sanitasi
2019.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2019
2019
D. Manfaat
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Praktis
Sekolah Dasar Kota Palopo Tahun 2019 yang dapat digunakan dalam
3. Manfaat Institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
al., 2018)
2018)
vektor penyakit
c. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
syarat kesehatan
sebagainya
keadaan lingkungan fisik, peserta didik dan tenaga pendidikan, serta pada
pendidikan secara optimal. Berikut komponen dan kriteria nilai pada aspek
Kebersihan dan kerapian (Akumulasi dari seluruh ruang yang ada dan
2. Kontruksi bangunan
3. Pembinaan lingkungan
0,125 liter perdetik, jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak
lebih dari 500 meter, 1 (satu) kran air untuk 80-100 orang
c. Kualitas air
pendek.
meter
limbah yaitu:
tertutup
bersih
Kualitas Air menjelaskan, “air bersih adalah air yang digunakan untuk
kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990
yakni, orang mudah mengetahui kualitas air dari sifat fisiknya saja
seperti bau, keruh, rasa tidak enak, berbusa, dll (soemirat, 2014)
a. Bau
Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau
amis dapat disebabkan oleh tumbuhan algae yang berlebihan, atau air
tersebut.
c. Kekeruhan
d. Rasa
Air minum biasanya tidak member rasa atau tawar. Air yang tidak
tersebut.
e. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat
dahaga.
f. Warna
disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat di air rawa
2014)
2. Sarana jamban
adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.” (Permen 24, 2007)
menjelaskan:
sekolah/madrasah 3 unit.
dibersihkan.
a. Letak toilet harus terpisah dari kelas, ruang UKS, ruang guru,
1 wc untuk 25 siswi.
udara luar.
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dan tertutup.
lancar.
ke dalam tanah.
dengan tutup.
2009)
lain
dan sebagainya
Cuci tangan adalah salah satu komponen sanitasi dasar. Cuci tangan
Organization, 2009)
STBM menjelaskan bahwa cuci tangan pakai sabun adalah perilaku cuci
tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun. Lebih
masingmasing, misalnya:
(handuk).
D. Kerangka Konsep
Sarana pembuangan
sampah
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Table 2.2
Definisi operasional dan kriteria objektif
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur (kriteria Skala
objektif)
Variabel Dependen
1 Sanitasi Salah satu pembinaan Lembar Observasi Sehat : jika skor sekolah Nominal
Lingkungan dan penilaian pada Observasi mencapai 2.262-3.000
keadaan lingkungan Kurang sehat : jika skor
fisik sekolah, peserta sekolah mencapai 785-
didik dan tenaga 2.261
pendidikan, serta pada (Santoso, 2015)
berbagai kegiatan,
manajemen/organisasi
serta pengaruh timbal
balik antara sekolah dan
masyarakat sekitarnya
Variabel Independen
2 Sarana air air yang digunakan Lembar Wawancara Memenuhi syarat : jika Nominal
bersih untuk keperluan sehari- Observasi skor mencapai ≥3
hari yang kualitasnya Tidak memenuhi syarat:
memenuhi syarat jika skor mencapai < 3
kesehatan dan dapat (KEPMENKES, 2006)
diminum apabila telah
dimasak berdasarkan
Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.
416/Menkes/Per/IX/199
0
3 Sarana Fasilitas pembuangan Lembar Wawancara Memenuhi syarat : jika Nominal
jamban tinja yang efektif untuk Observasi skor mencapai ≥ 7
memutus mata rantai Tidak memenuhi syarat:
penularan penyakit jika skor mencapai < 7
berdasarkan Keputusan (KEPMENKES, 2006)
Menteri Kesehatan RI
Nomor
852/MENKES/SK/IX/
2008
4 Saluran Perlengkapan Lembar Wawancara Memenuhi syarat : jika Nominal
pembuangan pengelolaan air limbah Observasi skor mencapai ≥ 6
air limbah berupa saluran Tidak memenuhi syarat:
perpipaan maupun yang jika skor mencapai < 6
lainnya yang dapat di (KEPMENKES, 2006)
pergunakan untuk
membuang air buangan
dari sumbernya sampai
ke tempat pengelolaan
atau tempat buangan air
limbah
5 Sarana Salah satu bentuk Lembar Wawancara Memenuhi syarat : jika Nominal
pembuangan limbah yang terdapat di Observasi skor mencapai ≥ 3
sampah lingkungan, ada dua Tidak memenuhi syarat:
jenis sampah yaitu, jika skor mencapai < 3
sampah organik dan (KEPMENKES, 2006)
sampah anorganik
6 Tempat cuci Suatu kegiatan yang Lembar Wawancara Memenuhi syarat : jika Nominal
tangan secara fisik bertujuan Observasi skor mencapai ≥ 4
untuk menghilangkan Tidak memenuhi syarat:
kotoran, material jika skor mencapai < 4
organik atau (KEPMENKES, 2006)
mikroorganisme
F. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis null (H 0 )
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
2019.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Palopo
3. Teknik sampling
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan total
dengan populasi.
a. Kriteria Inklusi:
b. Kriteria Ekslusi
pengumpulan data
D. Instrumen Penelitian
alat pengumpul data berupa lembar observasi yang terdiri dari karakteristik
cuci tangan
dalam penelitian dengan nilai r table sebesar 0,444 dan dari hasil uji
ya (skor 1) dan tidak (skor 0), kemudian total skor yang diperoleh
dalam penelitian dengan nilai r table sebesar 0,444 dan dari hasil uji
dengan pilihan ya (skor 1) dan tidak (skor 0), kemudian total skor yang
dalam penelitian dengan nilai r table sebesar 0,444 dan dari hasil uji
dengan pilihan ya (skor 1) dan tidak (skor 0), kemudian total skor yang
dalam penelitian dengan nilai r table sebesar 0,444 dan dari hasil uji
pilihan ya (skor 1) dan tidak (skor 0), kemudian total skor yang
dalam penelitian dengan nilai r table sebesar 0,444 dan dari hasil uji
validitas statistik dengan nilai cronbach’s alpa sebesar 0,866 jadi
1. Data primer
2. Data sekunder
penelitian ini adalah data yang di peroleh dari data sanitasi lingkungan
F. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan peng
computer.
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
cleaning).
G. Analisi Data
dan bivariat.
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
signifikan (nilai p) yaitu nilai p Value ≤0,05 maka Hipotesis Null (Ho)
variabel devenden. Bila p Value > 0,05 artinya H 0 diterima yang berarti
H. Etika Penelitian
bangunan fisik sekolah, tata letak dan kebijakan prosedur yang ada
3. Bertindak adil
sekolah yang diberi perlakukan penyuluhan dan ada yang tidak diberi
penyuluhan.
A. Hasil Penelitian
berbukit.
pantai. sekitar 62,85 % dari luas Kota Palopo merupakan daerah dataran
terletak pada ketinggian 501– 1000 m dan sekitar 14,00 % yang terletak
Barat dengan luas 54,13 km2 dan yang tersempit adalah Kecamatan
Berdasarkan data BPS Kota Palopo pada akhir Tahun 2012 jumlah
Kecamatan Mungkajang.
2. Hasil penelitian
penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar yang ada di Kota Palopo.
1) Sanitasi lingkungan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Sanitasi Lingkungan Di Sekolah Dasar
Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sanitasi Lingkungan
Frekuensi (f) Persentase (%)
Sekolah
Sehat 12 16,0
Kurang Sehat 63 84,0
Total 75 100,0
Sumber :Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan dari 75 sekolah dasar,
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Sarana Air Bersih Di Sekolah Dasar Kota
Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sarana Air Bersih Frekuensi (f) Persentase (%)
3) Sarana Jamban
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Sarana Jamban Di Sekolah Dasar Kota
Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sarana Jamban Frekuensi (f) Persentase (%)
Memenuhi syarat 22 29,3
Tidak memenuhi syarat 53 70,7
Total 75 100,0
Sumber :Data Primer 2019
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Saluran Pembuangan Air Limbah Di
Sekolah Dasar Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Saluran Pembuangan
Frekuensi (f) Persentase (%)
Air Limbah
Memenuhi syarat 54 72,0
Tidak memenuhi syarat 21 28,0
Total 75 100,0
Sumber :Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan dari 75 sekolah dasar,
(28,0%).
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Sarana Pembuangan Sampah Di Sekolah
Dasar Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sarana Pembuangan
Frekuensi (f) Persentase (%)
Sampah
Memenuhi syarat 8 10,7
Tidak memenuhi syarat 67 89,3
Total 75 100,0
Sumber :Data Primer 2019
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Tempat Cuci Tangan Di Sekolah Dasar
Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Tempat Cuci Tangan Frekuensi (f) Persentase (%)
Lingkungan
palopo.
Tabel 4.7
Hubungan Sarana Air Bersih dengan kondisi Sanitasi Lingkungan di
Sekolah Dasar Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sanitasi Lingkungan
p
Kurang Total
Sarana Air Bersih Sehat Value
Sehat
n % n % N %
Value < ,05 maka H 0 diterima yang berarti bahwa tidak ada
Tahun 2019.
Kota Palopo.
Tabel 4.8
Hubungan Sarana Jamban dengan kondisi Sanitasi Lingkungan Sekolah di
Sekolah Dasar Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sanitasi Lingkungan
p
Kurang Total
Sarana Jamban Sehat Value
Sehat
n % n % N %
Memenuhi syarat 11 50,0 1152 50,0 22 100,0
Tidak memenuhi syarat 1 1,9 98,1 53 100,0 ,000
Sumber : Uji chi-square 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.8 diketahui bahwa pada
Value < ,05 maka H 0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan
Sanitasi Lingkungan
Tabel 4.9
Hubungan Saluran Pembuangan Air Limbah dengan kondisi Sanitasi
Lingkungan di Sekolah Dasar Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
SPAL Sanitasi Lingkungan Total p
Kurang
Sehat Value
Sehat
n % n % N %
Memenuhi syarat 6 11,1 48 88,9 54 100,0
Tidak memenuhi syarat 6 28,6 15 71,4 21 100,0 ,084
Sumber : Uji chi-square 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.9 diketahui bahwa pada
Value < ,05 maka H 0 diterima yang berarti bahwa tidak ada
Tahun 2019
Sanitasi Lingkungan
Berikut distribusi frekuensi hubungan sarana
Tabel 4.10
Hubungan Sarana Pembuangan Sampah dengan kondisi Sanitasi
Lingkungan di Sekolah Dasar Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sanitasi Lingkungan
p
Sarana Pembuangan Kurang Total
Sehat Value
sampah Sehat
n % n % N %
Memenuhi syarat 3 37,5 5 62,5 8 100,0 ,111
Tidak memenuhi syarat 9 13,4 58 86,6 67 100,0
Sumber : Uji chi-square 2019
Value < ,05 maka H 0 diterima yang berarti bahwa tidak ada
Tahun 2019.
Lingkungan
palopo.
Tabel 4.11
Hubungan Tempat Cuci Tangan dengan kondisi Sanitasi Lingkungan di
Dasar Kota Palopo Tahun 2019 (N=75)
Sanitasi Lingkungan
Kurang Total p
Tempat Cuci Tangan Sehat
Sehat Value
n % n % N %
Memenuhi syarat 1 50,0 1 50,0 27 100,0
Tidak memenuhi syarat 11 15,1 62 84,9 3 100,0 ,296
Sumber : Uji chi-square 2019
Value < ,29 maka H 0 diterima yang berarti bahwa tidak ada
Tahun 2019.
B. Pembahasan
secara berikut:
menggunakan sarana air bersih dari PDAM yang jaraknya jauh dari
yaitu tidak berwarna, berbau, berasa, dan kekeruhan. Hal ini tidak
Pada penelitian ini, syarat kualitas air bersih yang digunakan adalah
parameter fisik yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
memenuhi syarat dengan nilai < 375, dan 20 sekolah yang memenuhi
syarat dengan nilai ≥ 375. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
dasar memiliki sarana air bersih, bahkan ada sebanyak 11 sekolah yang
memiliki sarana air bersih lebih dari satu, sebagian besar sekolah sudah
menunjukkan bahwa nila p = ,000. < α = ,05. Karena nilai p lebih kecil
dari (α = ,05) maka H 0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan yang
memiliki sarana jamban yang terpisah dari ruang kelas, UKS, ruang
jamban guru dan siswa terpisah, kondisi jamban di setiap sekolah selalu
dalam keadaan tidak bersih, dan berbau, lantai toilet ada genangan air,
dan memiliki bak penampung air yang bisa menyebabkan adanya jentik
nyamuk. Hal ini dapat dikatakan belum memenuhi syarat dan dapat
sanitasi jamban agar lebih terjaga dan siswa yang ada disekolah merasa
sekolah
karena nilai p lebih besar (α = ,05) ini berarti tidak ada hubungan
sekolah.
air, tertutup dan berjalan lancar. Air limbah juga langsung dialirkan ke
tanah sehingga tidak mencemari lingkungan dari luar. Hal ini dapat
sekolah
Tembilahan sudah baik 91 %,. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
tempat cuci tangan tetapi lebih banyak tidak memiliki wastafel, tetapi
sekolah. Hal ini dikatakan tidak ada hubungan tempat cuci tangan
2006)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
berikut:
1. Tidak ada hubungan antara sarana air bersih dengan sanitasi lingkungan
B. Saran
meningkat.
lingkungan sekolah
sebulan sekali agar saluran air limbah lebih terjaga dan tidak dapat
sabun cuci tangan dan lap pengering setiap tempat cuci tangan agar
Andri, R. (2012). Studi deskriptif Sarana Sanitasi Dasar pada Sekolah Dasar di
Kota Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Tahun 2012.
Arisandi, D., Junaid, & Ismail, cece suriani. (2015). Gambaran Sanitasi
Sekolah Dasar Kecamatan Poli-Polia Dan Kecamatan Ladongi Di Kolaka
Timur Tahun 2015. Biomass Chem Eng, 49(23–6), 1–11.
Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (1st ed.).
Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Nugrahani Sidhi, A., Raharjo, M., Astorina Yunita Dewanti Bagian Kesehatan
Lingkungan, N., & Kesehatan Masyarakat, F. (2016). Hubungan Kualitas
Sanitasi Lingkungan Dan Bakteriologis Air Bersih Terhadap Kejadian
Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Adiwerna Kabupaten
Tegal, 4, 2356–3346. Retrieved from
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Nugraheni, H., indarjo, S., & Sofyan. (2018). Buku ajar promosi kesehatan
berbasis sekolah (1st ed.). Yogyakarta: CV BUDI UTAMA. Retrieved
fromhttps://books.google.co.id/books?
id=oJWEDwAAQBAJ&pg=PA5&dq=sanitasi+lingkungan+sekolah&hl=en
&sa=X&ved=0ahUKEwif-
q2t4PfgAhVm_XMBHYDqA8YQ6AEIPTAD#v=onepage&q=sanitasi
lingkungan sekolah&f=false
Santi, A. U. P., & Bahiij, azmi al. (2018). Kondisi Sanitasi Di Tiga Sekolah
Dasar Negeri Di Daerah Tangerang Selatan. Holistika Jurnal Ilmiah
PGSD, 2(1), 30–36.
Sigit, R., & Indarjo, S. (2014). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan
Ketersediaan Fasilitas di Sekolah dalam Penerapan PHBS Membuang
Sampah pada Tempatnya. Unnes Journal of Public Health, 3(1), 1–10.
https://doi.org/ijd823 [pii] ET - 2000/01/29