Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SANITASI LINGKUNGAN

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN

SMP NEGERI 31 SURABAYA

WILAYAH KERJA WAHANA VISI INDONESIA

Oleh:

ANGGI PRABAWA PASARIBU


102011133172

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2023
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................................5
1.3 Manfaat...................................................................................................................5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
2.1 Sanitasi Lingkungan..............................................................................................6
2.1.1 Inspeksi Kesehatan Lingkungan....................................................................6
2.1.2 Sanitasi Sekolah...............................................................................................6
2.2 Peraturan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sekolah.........................................8
2.3 Kejadian Penyakit/Kecelakaan di Sekolah..........................................................8
BAB III
METODE.......................................................................................................................10
3.1 Rancangan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (Observasi dan Wawancara). .10
3.2 Lokasi dan Waktu Inspeksi Sanitasi..................................................................10
3.3 Teknik Pengambilan Data...................................................................................11
3.3.1 Prosedur Inspeksi Sanitasi...........................................................................11
3.3.2 Variabel dan Pembobotan Variabel............................................................11
3.3.3 Instrumen Inspeksi Sanitasi Lingkungan...................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
LAMPIRAN 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi, secara umum, merujuk pada penyediaan fasilitas dan layanan yang
aman untuk pembuangan urin dan feses manusia. Keberadaan sanitasi yang tidak
memadai menjadi faktor utama penyakit secara global, dan peningkatan sanitasi telah
terbukti memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan, baik di tingkat
rumah tangga maupun masyarakat secara keseluruhan. Konsep 'sanitasi' juga mencakup
pemeliharaan keadaan higienis, melibatkan layanan seperti pengumpulan sampah dan
pengelolaan air limbah. Sarana sanitasi dasar di masyarakat harus tetap terpenuhi, dan
upaya sanitasi dasar melibatkan penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia
(jamban), pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air limbah (Andi et al., 2018).

Kekurangan dalam sanitasi, termasuk penanganan sampah padat, air limbah,


pembuangan kotoran, drainase, dan kebersihan masyarakat secara signifikan
berkontribusi pada tingginya angka kematian anak akibat penyakit diare yang terus
berlanjut, juga berperan dalam penyakit yang ditularkan melalui vektor. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa kurangnya sanitasi meningkatkan risiko terkena
penyakit diare lebih daripada kurangnya pasokan air bersih. Lebih dari dua juta anak
meninggal setiap tahun akibat penyakit yang disebabkan oleh kualitas air minum yang
buruk dan fasilitas sanitasi yang tidak memadai (Indonesian Public Health, 2022).

Sebagian besar penyakit yang terkait dengan kualitas air minum yang buruk,
praktik kebersihan yang tidak memadai, atau sanitasi yang kurang baik. Oleh karena itu,
program sanitasi dan kebersihan yang efektif harus menggabungkan intervensi untuk
mengubah perilaku dengan pemilihan teknologi yang sesuai. Saat seseorang terinfeksi
penyakit seperti kolera, tifus, dan hepatitis A, kotoran mereka dapat mengandung
jumlah besar kuman penyebab penyakit. Kurangnya sanitasi yang aman dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif, termasuk penyakit seperti diare, infeksi cacing,
dan stunting, terutama pada anak-anak. Dampak buruk dari sanitasi yang kurang
memadai lebih terasa oleh mereka yang paling rentan dan kurang beruntung, seperti
perempuan dan penyandang disabilitas. Para pekerja sanitasi, yang berperan penting
dalam menjaga layanan sanitasi, sering kali menghadapi risiko kesehatan.

Komponen lingkungan yang tidak sesuai dengan konsentrasi pada masing-


masing area akan mempengaruhi kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan yang buruk
akan mempengaruhi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan upaya penyehatan
lingkungan yang biasa dikenal dengan sanitasi lingkungan (Nur Afifah &
Candraning Diyanah, 2021). Sanitasi lingkungan merupakan Upaya dalam pemenuhan
persyaratan kualitas lingkungan agar menjadi sehat dan nyaman (Hijrawati et al., 2021)

Inspeksi Kesehatan Lingkungan di SMP Negeri 31 Surabaya Wilayah Kerja


Wahana Visi Indonesia merupakan langkah yang sangat penting dalam menjaga dan
meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan seluruh komunitas sekolah. Sekolah,
sebagai lingkungan tempat pembelajaran, tidak hanya berperan dalam aspek pendidikan,
tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan perkembangan siswa.
Kondisi lingkungan yang baik dapat mendukung proses belajar-mengajar yang optimal,
meningkatkan kesehatan siswa, guru, dan staf sekolah, serta menciptakan atmosfer
positif untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa. Inspeksi Kesehatan Lingkungan di
SMP Negeri 31 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi risiko penularan penyakit di
antara siswa dan anggota staf. Kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pengelolaan limbah
yang baik dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit menular. SMP Negeri 31
Surabaya, sebagai institusi pendidikan, diharapkan menjadi contoh dalam menerapkan
prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan lingkungan. Inspeksi ini mencerminkan
komitmen sekolah untuk menjadi lembaga yang tidak hanya unggul dalam bidang
pendidikan tetapi juga peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan seluruh komunitas
sekolah. Dengan memahami latar belakang ini, Inspeksi Kesehatan Lingkungan di SMP
Negeri 31 Surabaya di Wilayah Kerja Wahana Visi Indonesia diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat, aman,
dan mendukung perkembangan holistik siswa.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Identifikasi kondisi sanitasi lingkungan di SMP Negeri 31 Surabaya Wilayah
Kerja Wahana Visi Indonesia.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan ruangan, toilet, kantin, mushola, tempat


parkir di lokasi SMP Negeri 31 Surabaya, Wilayah Kerja Wahana Visi Indonesia.

b. Mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi tidak terpenuhinya suatu


kriteria/komponen

c. Memberikan saran perbaikan pada kriteria/komponen yang tidak terpenuhi analisis

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa

a. Dapat menerapkan teori yang didapat dalam mata kuliah Sanitasi Lingkungan;

b. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan di area


perkantoran;

c. Memberikan pengalaman dalam melakukan inspeksi kesehatan lingkungan


terutama di area perkantoran;

d. Mengembangkan kemampuan dalam menganalisis suatu permasalahan


dengan berpedoman pada teori yang didapat selama perkuliahan.

1.3.2 Bagi Sekolah

a. Dapat membantu dalam mengevaluasi kelengkapan dan kondisi sarana-


prasarana di SMP Negeri 31 Surabaya,

b. Dapat memberikan rekomendasi terkait pengadaan dan perbaikan sarana-


prasarana yang dibutuhkan di SMP Negeri 31 Surabaya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi Lingkungan


Lingkungan yang sehat dan bersih adalah hal yang mempengaruhi pembangunan
atas seluruh aspek kelangsungan hidup makhluk hidup di dunia. Segala sesuatu yang
ada di dalam lingkungan seperti halnya udara, air, tanah dengan beberapa hal di atasnya
seperti tumbuhan, hewan dan mikroorganisme berjalan dengan saling memanfaatkan
dan bertanggung jawab untuk melindungi dan melestarikannya (Sa'ban, Sadat, & Nazar,
2021). Manusia diberi hak dan kewajiban untuk menjaga lingkungan agar tetap sehat
dan baik, namun tidak sedikit kerusakan lingkungan terjadi oleh manusia itu sendiri
karena kurang penanaman karakter peduli pada lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah
usaha mengendalikan semua faktor fisik lingkungan manusia yang mungkin bisa
menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi daya tahan hidup manusia, dalam hal ini
sanitasi lingkungan area perkantoran. Dengan melakukan sanitasi lingkungan maka
kondisi lingkungan akan terkontrol dan dapat mengurangi risiko penyakit akibat faktor
lingkungan (Tofan, 2021).

2.1.1 Inspeksi Kesehatan Lingkungan


Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
observasi secara langsung terhadap media lingkungan untuk mengawasi kondisi
lingkungan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku (Zaman,
2021).

2.1.2 Sanitasi Sekolah


Sanitasi TTU atau Sanitasi Tempat-Tempat Umum adalah bentuk usaha
untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat adanya kerusakan terhadap
beberapa tempat umum yang membuat penularan berbagai jenis penyakit. Selain
itu, pemahaman terhadap sanitasi TTU adalah upaya yang dilakukan untuk
menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan
aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan
kesehatan (Suparlan, 2012).

Sanitasi untuk ruang publik atau TTU memiliki spesifikasi untuk ruang
lingkup yang mencakup upaya penjagaan kesehatan lingkungan publik.
Beberapa hal penting dalam ruang lingkup sanitasi TTU adalah berikut:

1. Penyediaan Air (Water Supply)

Penyediaan air pada ruang publik dilakukan dengan pengawasan kualitas


air sesuai dengan persyaratan seperti jumlah kuantitas air yang cukup.

2. Pengelolaan Sampah

Pengelolan sampah pada ruang publik dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu sampah padat (waste disposal sewage), air kotor (refuse) dan kotoran
manusia (excreta). Tempat penampungan sampah sesuai dengan persyaratan,
jumlah yang cukup dan mudah terjangkau seperti terdapat Saluran Pengolahan
Air Limbah (SPAL)

3. Higienitas dan Sanitasi Makanan (Food Hygiene and Sanitation)

Sanitasi makanan dilakukan dengan upaya untuk pencegahan terjadinya


kontaminasidan keracunan makanan akibat zat berbahaya atau kotoran,
kebersihan makanan, penyimpanan makanan dan kebiasaan penjual makanan.

4. Perumahan dan Konstruksi Bangunan (Housing Construction)

Sanitasi yang dilakukan spesifik terhadap lokasi dan konstruksi


bangunan, ventilasi udara dan pencahayaan ruang.

5. Pengawasan Vektor (Vector Control)

Sanitasi yang dilakukan spesifik terhadap pembersihan lingkungan yang


bebas dari serangga pembawa penyakit dan binatang pengerat (rodentia) seperti
tikus.

6. Pengawasan Pencemaran Fisik (Physical Pollution)


Sanitasi yang dilakukan spesifik terhadap pengamanan sumber
pencemaran dan jangkauan cemaran.

2.2 Peraturan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sekolah


Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 penyelenggaraan
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lalu Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan
Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah(SMP/MTS), Dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasahaliyah (SMA/MAa), Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidupnno.
48 Tahun 1996 Tentang: Baku Tingkat Kebisingan, serta dicabut digantikan Permenkes
No 2 Tahun 2023.
2.3 Kejadian Penyakit/Kecelakaan di Sekolah
Kondisi lingkungan sekolah yang tidak baik dapat menimbulkan risiko penyakit.
Oleh karena itu, diperlukan inspeksi kesehatan lingkungan sekolah untuk menjaga agar
lingkungan sekolah tetap sehat dan mendorong siswa untuk menjalani perilaku hidup
bersih dan sehat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
sanitasi sekolah dasar yang terletak di wilayah kerja Puskesmas Mojopanggung
Banyuwangi (Azizah, et al. 2018). Selain itu berikut beberapa penyakit yang dapat
terjadi di lingkungan sekolah akibat sanitasi yang buruk, yaitu:

A. Diare

Diare merupakan penyakit yang berhubungan langsung dengan lingkungan.


Menurut Iryanto et al., (2022), kasus diare memiliki hubungan dengan jenis fasilitas air
bersih, kualitas air (keberadaan Escherichia coli), pengolahan akhir sampah dan
penyimpanan sampah, kualitas kondisi saluran pembuangan, dan kepadatan lalat di
rumah sampah. Upaya pencegahan diare yang dapat dilakukan masyarakat antara lain
perbaikan sanitasi lingkungan rumah tangga, peningkatan kebersihan, dan peningkatan
akses air bersih.

B. Cacingan
Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit usus dan
dilaporkan jarang menyebabkan kematian namun mampu mempengaruhi kesehatan dan
produktivitas penderita melalui penurunan status gizi. Dampak yang cenderung tanpa
gejala menyebabkan penyakit ini tidak terlihat di antara penyakit lainnya. Kerugian
yang ditimbulkan akibat kecacingan sangat besar dengan mempengaruhi pemasukan
(intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan.
Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta
kehilangan darah (Annida et al., 2019).

C. Tifus

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella
tifoid dan Salmonella paratifoid. Demam tifoid merupakan infeksi akut, biasanya terjadi
pada saluran cerna, dengan gejala demam yang berlangsung lebih dari seminggu dan
dapat mengurangi kesadaran penderitanya. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan
higiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti higiene perorangan yang rendah,
lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum (rumah makan, restoran)
yang kurang, serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
(Purnama, 2016).

D. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang diadaptasi
dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory Infection (ARI). Penyakit infeksi
akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang
sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Secara
umum, efek polusi udara pada saluran pernapasan dapat memperlambat, mengeraskan,
bahkan menghentikan bulu hidung, dan iritasi akibat polutan mencegah bulu hidung
untuk membersihkan saluran udara (Purnama, 2016).
BAB III

METODE

3.1 Rancangan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (Observasi dan Wawancara)


Pendekatan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan dalam instrumen
sanitasi lingkungan di area kerja SMP Negeri 31 Surabaya dilakukan dengan dua
metode, yaitu wawancara dan observasi terhadap para pekerja di setiap unit SMP Negeri
31 Surabaya. Data yang diperoleh dari inspeksi sanitasi bersifat data primer.

1. Pendekatan Melalui Wawancara

Wawancara diimplementasikan guna mendapatkan informasi lebih mendalam


terkait kondisi sanitasi lingkungan di area SMP Negeri 31 Surabaya yang tidak dapat
diketahui melalui observasi saja. Hasil wawancara digunakan sebagai pendukung dari
hasil observasi.

2. Pendekatan Melalui Observasi

Proses pengumpulan data inspeksi sanitasi lingkungan di area kerja SMP Negeri
31 Surabaya dilakukan dengan mengumpulkan data primer. Metode ini mencakup
pengamatan langsung di lokasi tersebut. Observasi dilakukan menggunakan instrumen
inspeksi sanitasi SMP Negeri 31 Surabaya sebagai pedoman dalam menilai kondisi
sanitasi lingkungan di area kerja SMP Negeri 31 Surabaya.

3.2 Lokasi dan Waktu Inspeksi Sanitasi


Kegiatan inspeksi dilakukan pada

Tempat : SMPN 31 Surabaya, Jl. Dukuh Bulak Banteng Sekolahan, Bulak


Banteng, Kec. Kenjeran, Surabaya.

Tanggal : November-Desember 2023


Waktu : 09.00 WIB - Selesai

Inspektor : Anggi Prabawa Pasaribu

3.3 Teknik Pengambilan Data


3.3.1 Prosedur Inspeksi Sanitasi
1. Mencari dan mengumpulkan kebijakan yang terkait dengan sanitasi area kerja
industri SMP Negeri 31 Surabaya dan peraturan terkait syarat-syarat sanitasi
umum
2. Menyusun instrumen inspeksi sanitasi area kerja SMP Negeri 31 Surabaya
3. Membuat proposal kegiatan inspeksi sanitasi yang akan dilakukan SMP
Negeri 31 Surabaya
4. Pengajuan izin observasi sanitasi lingkungan area kerja SMP Negeri 31
Surabaya
5. Melakukan inspeksi sanitasi di SMP Negeri 31 Surabaya
6. Hasil observasi dicatat dalam lembar observasi kemudian dihitung sesuai
ketentuan penilaian pada instrumen penilaian untuk mengetahui nilai rata-rata
tiap komponen dan nilai total dari seluruh komponen yang dinilai.
7. Melakukan analisis penilaian sesuai kriteria hasil penilaian pada instrument
untuk mengetahui kondisi komponen yang dinilai telah memenuhi persyaratan
atau belum
8. Penyusunan laporan inspeksi sanitasi SMP Negeri 31 Surabaya berdasarkan
penilaian yang diberikan sesuai instrumen yang telah disusun
9. Pengumpulan laporan hasil inspeksi sanitasi SMP Negeri 31 Surabaya.
3.3.2 Variabel dan Pembobotan Variabel
Skor Maksimal : 642
Kriteria Penilaian :
Baik : ≥75% - 100%
Cukup : 50% - <75%
Buruk : <50%
3.3.3 Instrumen Inspeksi Sanitasi Lingkungan
Dalam melakukan inspeksi sanitasi lingkungan di SMP Negeri 31 Surabaya
digunakan beberapa alat sebagai berikut:

1. Alat tulis dan kertas

Digunakan untuk mencatat hasil wawancara dan penilaian sanitasi


lingkungan di SMP Negeri 31 Surabaya

2. Kalkulator

Digunakan untuk menghitung hasil penilaian sanitasi lingkungan di SMP


Negeri 31 Surabaya

3. Handphone

Digunakan untuk mendokumentasikan pada saat dilakukan inspeksi


sanitasi lingkungan di SMP Negeri 31 Surabaya.

4. Aplikasi thermohygrometer & luxmeter

Digunakan untuk mengukur suhu, kelembaban, dan pencahayaan di SMP


Negeri 31 Surabaya
DAFTAR PUSTAKA

Andi, S., Nurdiyanah, & Andi, A. P. (2018). Identifikasi Aset Sarana Sanitasi
Dasar Dengan Pendekatan Asset Based Community Development (Abcd) Di Desa
Barugaia Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Al-Sihah: Public
Health Science Journal.
Azizah, N. R., Puspikawati, S. I., & Oktanova, M. A. (2018). Inspeksi kesehatan
lingkungan sekolah dasar di kabupaten banyuwangi. JPH RECODE, 2(1), 11-21.
Hijrawati, Tosepu, R., Zainuddin, A., Yasnani, Jumakil, &amp; Nurmaladewi.
(2021). Gambaran Sanitasi Lingkungan dan Penerapan Protokol Kesehatan Masa New
Normal Pada Tenaga Kerja di PT Pelindo IV Cabang Kendari Tahun 2021. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Celebes, 2(3).
Indonesian Public Health. (2022, June 30). Basic of Environmental Sanitation.
http://www.indonesian-publichealth.com/environmental-sanitation/
Nur Afifah, A., &amp; Candraning Diyanah, K. (2021). DESCRIPTION OF
WORKING ENVIRONMENT SANITATION IN THE OFFICE BUILDING OF THE
WARSHIP DIVISION PT PAL INDONESIA (PERSERO). The Indonesian Journal of
Public Health, 16(3). https://doi.org/10.20473/ijph.vl16il.2021.386-396.
Sa'ban, L., Sadat, A., & Nazar, A. (2021). Meningkatkan Pengetahuan
Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 10-16. Retrieved from
http://journal.unilak.ac.id/index.php/dinamisia/article/view/4365/2603.
Suparlan. (2012). Pengantar Pengawasan Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat
Umum Wisata dan Usaha-Usaha Untuk Umum. Surabaya: Perc Duatujuh.
Tofan, R. F. E. (2022). Sanitasi Lingkungan Perkantoran PT. Kimia Farma Tbk
Kantor Pusat Office Environment Sanitation at PT. Kimia Farma Tbk Head Office
(Doctoral dissertation, Universitas Sahid Jakarta).
Zaman, M. K. (2021). TATALAKSANA KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS SUNGAI RAYA KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. Al-Tamimi
Kesmas: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences), 10(1),
46-49.

Anda mungkin juga menyukai