Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL

ANALISIS KEBUTUHAN VOLUME SEPTIC TANK PADA


PEMBANGUNAN GEDUNG KEBIDANAN RUMAH SAKIT BUTON
SELATAN

Disusun Oleh :

L.M. DENI SETIAWAN


111 801 1019

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2023

i
KATAPENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................i

KATAPENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3

1.3 Tujuana Penelitan.................................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitan................................................................................................3

1.5 Batasan Masalah..................................................................................................4

BAB II STUDI PUSTAKA..................................................................................................4

2.1 Penelitan Terdahulu.............................................................................................4

2.2 Pengertian Sanitasi...............................................................................................7

2.3 Sanitasi Berbasis Masyarakat...............................................................................7

2.4 Definisi Saptic Tank.............................................................................................9

2.5 Mafaat Saptic Tank............................................................................................13

2.6 Sistem Distribusi Air Bersih Dan Kebutuhan Air kotor....................................14

2.7 Definisi Limbah.................................................................................................15

2.8 Dampak yang Terjadi Jika Ada Sistem Pengelolahan Air Limbah...................20

2.9 Contoh Perhitungan Kapasitas Saptic Tank.......................................................26

iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................31

3.2 Pengumpulan Data.............................................................................................32

3.3 Metode Analisis Data.........................................................................................32

3.4 Bagan Alir Penilitan...........................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................34

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fasilitas Sanitasi di Indonesia..........................................................................8

Gambar 2.2 Sanimas............................................................................................................9

Gambar 2.3 Septic Tank Moderen.....................................................................................10

Gambar 2.4 Septic Tank Konvensional.............................................................................11

Gambar 2.5 sapteic tank.....................................................................................................27

Gambar 3.1 Site plan Rumah Sakit Buton Selatan............................................................31

Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap-Tahap Penelitian...........................................................33

v
BAB I

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

kehidupan bagi mahluk hidup khususnya manusia, pembangunan kesehatan

dalam lingkungan hidup menuju Indonesia sehat adalah meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Berapa faktor dapat

mempengaruhi derajat tingkat kesehatan masyarakat diantara tingkat seperti

ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, kesehatan dan budaya sosial.

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi 4 faktor yaitu lingkungan,

perilaku, pelayanan, kesehatan dan keturunan. Faktor yang peling besar dari

keempat faktor tersebut yaitu faktor lingkungan dan perilaku dalam

mempengaruhi derajat kesehatan masyarkat. Faktor sanitasi gedung yang

kurang baik dapat menyebabkan munculnya beberapa penyakit yang basis

lingkungan separti keadaan gedung yang tak terurus dan kepemilikan jamban

yang tak layak pakai pembangunan kesehatan bertujuan untuk menigkatkan

kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

Faktor yang mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok, dan

masyarakat dapat dikelompokan menjadi 4 berdasarkan besarnya pangaruh,

yaiut lingkungan (environment), mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, perilaku (behavior), pelayanan kesehatan (health services),

1
keturunan (hereditiy). Diantara keempat faktor tersbut, faktor lingkungan

murupakan faktor yang memberikan pengaruh terbesar. Lingkungan

merupakan akses utam yang langsung berhubungan dengan manusia yaitu

sebagai contoh akses terhadap air bersih, jamban atau tempat buang air besar,

sampah, lantai rumah, polusi, sanitasi tempat umum, bahan beracun

berbahaya, (b3) kebersihan TPU (Tempat Pelayanan Umum) dan lain-lain.

Berdasarkan masalah sanitasi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia,

pemerintah melakukan upaya untuk menaggulangi kebutuhan masyarakat.

Peran pemeritah dalam mengajak masyarkat untuk berpartisipasi untuk

mengatasi permasalahan sanitasi yang di selenggarakan oleh Dinas

Pendidikan Kota Baubau yang dimana mengadakan pembangunan sanitasi di

SMK Negeri 6 Baubau, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Dengan adanya

sanitasi di SMK Negeri 6 Baubau dapat menjaga kelestarian lingkungan dan

kesehatan sekitar terutama dilingkungan pendidikan sekolah. Sehingga

terdapat beberapa manfaat dari implementasi sanitasi sekolah, meningkatnya

kesehatan, pendidikan, lahirnya kesehatan jender, gen perubahan dan hak

asasi dilingkungan pendidikan.

Dalam perencanaan sanitasi, diperlukan penkajian volume yang

tepat agar dapat menghasilkan sanitasi yang berkualitas, sehingga dalam

pemakaian nantinya tidak menimbulkan gangguan atau dapat memperkecil

resiko gangguan sanitasi. Terlebih sanitasi sekolah digunakan oleh orang

banyak. Maka perlu kiranya melakukan pengkajian yang tepat untuk

menghitung volume kebutuhan pemakai. Untuk itu peneliti mencoba

2
mengganalisa kebutahan volume septic tank yang dilakukan di SMK Negeri 6

Baubau.

Penulisan melakukan penelitian agar dapat menyelesaikan studi S1

Teknk Sipil dengan judul, “Analisis Kebutuhan Volume Septic Tank Pada

Pembanggunan Gedung Kebidanan Rumah Sakit Buton Selatans’’

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa kebutuhan volume sanitasi dengan ketentuan saptic tank yang

sudah direncanakan ?

2. Berapa tahun kapasitas septic tank akan penuh ?

3. Berapa jangka waktu sanitsi dilakukan pembersihan ulang?

1.3 Tujuana Penelitan

1. Untuk mengetahui berapa jumlah kebutuhan volume sanitasi dengan

saptic tank yang telah direncanakan.

2. Untuk megetahui kapasitas septic tank akan penuh

3. Untuk mengatahui jangka waktu sanitasi dilakukan pembersihan

(penyedotan) ulang.

1.4 Manfaat Penelitan

Manfaat penelitan ini adalah pentingnya kesehatan dilingkuang pendidikan

serta mengetahui jumlah volume kebutuhan sanitasi dan jangka waktu yang

diperlukan untuk melakukan pembersihan ulang sanitasi yang ada di ruangan

Kebidanan, Rumah Sakit Buton Selatan

3
1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitan ini agar tidak melebar dan menjauh maka penulis akan

menetapkan batasan – batasan pembahasan yaitu :

1. Proyek yang diteliti adalah sanitasi

2. Lokasih penelitian ini di Rumah Sakit Buton Selatan

3. Tidak memebahas perhitungan biaya kontruksi pekerjaan septic tank

4
BAB II

2 STUDI PUSTAKA

2.1 Penelitan Terdahulu

Penelitia sebelumnya ini merupakan salah satu rujukan penulis

dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut ini adalah

studi – studi sebelumnya dalam beberapa jurnal yang terkait dengan penelitan

yang dilakukan penulis:

1. Hendrikus Umbu Kondi (2017)

Penelitain terdahulu pertama yang dilakukan Hendrikus Umbu

Kondi pada tahun 2017 dengan mengambil judul “ faktor -faktor yang

mempengaruhi perilaku masyarkat terhadap pembuatan jamban tanpa

saptic tank di RT 03 RW 04 Kelurahan Polehan Kecmatan Blimbing Kota

Malang”. Kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut :

a) Faktor internal pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku pembuatan

jamban tanpa saptic di Rt 03 RW 04 Kelurahan Polehan Kecamatan

Blimbing Kota Malang dengan nilai T=5,329

b) Faktor internal tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perilaku

pembautan jamban tanpa septic tank di Rt 03 Rw 04 Kelurahan

Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang dengan nilai T= 2,443

c) Faktor internal perilaku berpengaruh terhadap pembuatan jamban

tanpa septic tank di Rt 03 Rw 04 Kelurahan Polehan Kecamatan

Blimbing Kota Malang dengan nilai T= 2,279

4
d) Faktor eksternal pendapatan berpengaruh terhadap perilaku

pembuatan jamban tanpa saptic tank Kelurahan Polehan Kecamatan

Blimbing Kota Malang dengan nilai T=1,177

e) Faktor internal pengetahuan tingkat pendidikan, perilaku dan eksternal

pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap pembuatan jamban

tanpa saptic tank Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota

Malang dengan nilai F = 100, 563.

2. Putri Arawitha Wanggay (2013)

Penelitain terdahulu pertama yang dilakukan Putri Arwitha Wanggai

dengan mengambil judul “Analisis Perhitungan Kebutuhan Air Bersih dan

Air Kotor 2013”. Kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan Air Bersih

Jumlah penghuni Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta sebesar 173

orang, dan jumlah penggunjung sebesar 50 orang/hari. Dari jumlah

seluruh pemakai dapat diketahui jumlah kebutuhan air bersih dari Deep

Well sebesar 21,06 m3/jam. Diameter pipa air bersih sebersar 50

mm,tebal 4,2 mm. Volume bak penampung air bersih yang perlukan

sebesar 15,314 m3/hari dan membutuhkan satu pompa dan 1 cadangan

dengan kapasitas pompa 14,375 m3/jam.

2. Air Buangan

Setelah diketahui kebutuhan air bersih , dapat diketahai pula volume air

kotor keseluruh yang d hasilkan sebesar 16,848 m3/hari dan volume

septictank msebesar 20,351 m3. Pada Gedung PUSDIKLAT UNS

5
Surakarta enggunakan 1 sistem ven yaituh ven tegak (system pipa tegak

tunggal).

3. Perencana Anggaran Biaya

Dari hasil penelitian air bersih dan air kotor dapat dihitung perkiraan anggaran

biaya yang akan dikeluarkan yaitu sebesar Rp1,061,300,000.00. Berdasarkan

hasil penelitian plumbing yang telah dihitung dengan konsep perencanaan

yang ada di gedung PUSDIKLAT USN Surakarta memiliki prosedur yang

sama dengan prosedur yang dilakukan kontraktor yang ada di Gedung

PUSDIKLAT USN Surakarta.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan dalam penelitian ini adalah

metode deskroptif evaluatif, yaitu pencarian dengan interpretasi yang tepat.

3. Ari Apriyana (2019)

Penelitain terdahulu pertama yang dilakukan Ari Apriyana pada

tahun 2019 dengan mengambil judul “ Analisis Daya Tampung Saptic

Tank Type Komunal Di Kelurahan Tegal Gundil Kota Bogor”.

Kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan kapasitas penampung untuk lumpur (A) = 28. 4000 liter =

28.5 m3

2. Keperluan waktu penahan minimum dalam satu hari ( T h) = 1.434

liter/orang/hari.

3. Kebutuhan kapasitas penampung air (B) =33.6 m3

6
2.2 Pengertian Sanitasi

Sanitasi (sanitation) adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan

hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan

kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan

menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Secara umum, pengertian

sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan

dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air,

dan udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Sanitasi merupakan suatu

kondisi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, terutama penyediaan air

minum bersih dan pembuangan limbah yang memadai. Sanitasi bisa membantu

mencegah timbulnya penyakit dengan cara pengendalian faktor lingkungan

fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit atau bisa dikatakan

bahwa sanitasi merupakan perilaku manusia yang disengaja untuk

membudayakan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk mencegah manusia

terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya dengan

harapan bisa menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia.

2.3 Sanitasi Berbasis Masyarakat

Sanitasi Berbasis Masyarakat adalah program untuk menyediakan

prasarana air limbah bagi masyarakat di daerah kumuh Menyusul kesuksesan

pilar program di enam kota di tahun 2003-2004, mulai tahun 2005. Pemerintah

Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan sumber daya dalam

mendukung replikasi dan scaling-up pendekatan fasilitas sanitasi

7
terdesentralisasi berbasis. Dalam pembangunan fasilitas Sanimas, digunakan
konsep pemberdayaan masyarakat untuk menjadikan masyarakat aktor utama dalam
proses perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan fasilitas sanitasi
komunal, dengan tujuan agar fasilitas yang terbangun dapat memberikan manfaat
yang berkelanjutan. Konsep tersebut menggunakan prinsip-prinsip pembangunan
air minum dan penyehatan lingkungan berbasis-masyarakat seperti: Pilihan yang
diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan tanggap kebutuhan, air merupakan
benda social dan ekonomi, pembangunan berwawasan lingkungan, peran aktif
masyarakat, serta penerapan prinsip pemulihan biaya.

Sejak tahun 2010, pembangunan fasilitas sanimas ini didukung penuh

Gambar 2.1 Fasilitas Sanitasi di Indonesia

oleh Dana Alokasi Khusus bidang Sanitasi yang sudah terpisah

dengan DAK bidang Air Minum. Selain didukung pula oleh pendanaan APBN

Direkotrat Jenderal Cipta Karya – Kementerian PU, pemerintah pusat juga

mendorong pembangunan fasilitas sanimas melalui dukungan dana luar negeri

dan dana APBD melalui berbagai kerangka program.

Saat ini dukungan dana yang besar tersedia dari Asian Development

Bank untuk membangun fasilitas sanimas di 1350 kelurahan di lebih dari 30

kota/kabupaten di 5 provinsi. Selain itu, Islamic Development Bank rencananya

akan berkomitmen untuk mendukung pembangunan sebanyak lebih dari 2000

fasilitas sanimas di 48 kota/kabupaten di 14 provinsi. Sampai tahun 2011 telah

terbangun sebanyak 551 fasilitas Sanimas di 131 kabupaten/kota di 30 provinsi

di Indonesia. Pembangunan fasilitas sanimas merupakan komponen utama

8
dalam mencapai target RPJMN 2010-2014 bidang sanitasi, yaitu menyediakan

akses terhadap layanan pengelolaan air limbah terpusat skala komunal untuk 5

% penduduk Indonesia di tahun 2014. Ada pun gamabar sanimas proram

pemerintah tahun 2014 sebagai berikut :

Gambar 2.2 Sanimas


2.4 Definisi Saptic Tank

Saptic tank adalah bangunan pengolahan dan pengurai kontoran tinja

manusia secara setempat. Tangki ini dibuat dengan bahan kedap air sehingga

air dalam tangki saptic tank tidak dapat meresap ketanah serta akan mengalir

keluar melalui saluran yang disediakan. Dalam tangki saptic tank, air

pembuangan banhan padat yang ikut beri kesempatan membusuk hingga

musna secara alamiah.

2.4.1 septic tank moderen

Septic tank moderen adalah septic tank moderen yang dibekali dengan

tekonologi muktahir yang mempu menguraikan tinja. Sehingga, ketika limbah

tinjah masuk, akan diurai dan diubah dari yang semula berbentuk padat,

menjadi berbetuk cair.

9
Gambar 2.3 Septic Tank Moderen
Tabel 2.1 dimensi septic tank moderan
VOLUME
UKURAN (mm)
KAPASITAS AIR
TYPE
(ORANG) TINGG
PANJANG LEBAR (LITER)
I
RC -
8 - 10 1700 1100 1100 2000
02
RC -
10 - 15 2000 1160 1270 3000
03
RC -
15 - 20 2500 1200 1380 4000
04
RC -
20 - 25 3000 1200 1380 5000
05
Sumber : PT. Asahi Fibreglass Jl. Ateri Kamal Muara KBC
Blok B No. 23 Jakarta Utara 14470

2.4.2 septic tank konvensional

Merupakan jenis septic tank yang telah digunakan sejak lama oleh

banyak orang. Septic tank ini biasa merupakan sekat – sekat dibawah tanah

yang setiap sisi atau dindingnya terbuat dari bahan semen dan batu bata.

10
Gambar 2.4 Septic Tank Konvensional
Perbedaan antara septic tank moderen dan septic tank konvensional

sebagai berikut :

a. Saptic tank Moderen

1. Terbuat dari fiber yang memiliki koevisien kerapatan jenis yang

tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme.

2. Didalamnya telah tedapat sistem filter limbah yang berbentuk

mikroorganisme yang akan membunuh bakteri berbahanya dari

limbah. Mikroorganisme ini akan mengubah tinja menjadi cairan

yang aman sehingga tidak merusak lingkungan.

3. Harga tempat penampungan tinja biogreen yang lebih murah dari

pada membuat saptic tank konvensional yang tebuat dari beton.

4. Saptic tank biogreen memiliki ukuran yang kecil yang dapat anda

letakan didalam tanah atau diatas permukaan tanah (lantai) tanpa

perlu ruangan khusus yang berukuran besar.

5. Tanpa membutukan jasa kuras jamban. Anda cukup membuat kerang

yang dilirkan ketempat pembuangan saat cairan didalamnya penuh.

Hal ini dapat dilakukan sendiri tampa mengeluarkan biaya

11
6. Dapat dipakai selamanya. Bahan fiber ini bersifat lifetime tanpa

tejadi perubahan bentuk.

b. Saptic tank konvesional

1. Pada umumnya berbentuk seperti bak tertutup yang terbuat dari

beton yang memiliki ukuran besar.

2. Pada beberapa rumah sederhana bagian dasar tangki penampungan

ini hanya lah berupa tanah. Jadi tidak tertutup rapat keseluruhan

dengan beton.

3. Biaya pembuatan tempat penampungan cukup mahal.

4. Saptic tank beton ini memiliki kerpatan yang masih mampu

ditembus oleh mikroorganisme dari kotoran manusia.

5. Tempat penampungan tidak disertai sistem filterisasi

mikroorganisme.

6. Membutuhkan lahan yang khusus, sehingga pada umumnya berada

didalam tanah.

7. Jika penampungan ini penuh, maka memerlukan biaya yang besar

untuk menguras dan membongkar saptic tank. Dan hal ini tidak

dapat dilakukan sendiri oleh pemilik rumah.

8. Memiliki umur pakai karena kadang beton yang berada didalam

tanah bisa retak.

12
2.5 Mafaat Saptic Tank

Secara umum saptic tank memiliki 8 mafaat yang perlu diketahui yaitu:

1. Septic tank rama lingkungan karena limbah yang diolah dengan media

biological technologi atau media cell microorganisme colony. Cara ini

membuat limbah mejadi cair dengan bio fertilisasi.

2. Melalui tahapan tersebut membuat lingkungan tetap sehat karena tidak

membaut anda menciptakan bau sehingga layak buang tanpa mencemari

lingkungan.

3. Tidak mencemari air bawah tanah sehingga tetap aman dan nyaman saat

menkomsumsi air tanah

4. Septic tank dibuat dengan bahan fiber glass yang kuat, tahan lama, anti

pecah, anti kerosi, dan ringan.

5. Bahan aman, nyaman dan ringan kuat membaut proses pemasangan

septic tank ini lebih cepat

6. Jika dibandingan dengan septic tank biasa yang berat seperti septic tank

biotech ini lebih mudah, hemat waktu dan cepat digunakan

7. Septic tank tidak ada resapan, tidak mengedap dan bisa dipasang

berdekatan tanpa takut pecah.

8. Tidak perlu menggunakan peralatan khusus, tidak mampet tidak macet

tidak mudah penuh dan dapat digunakan dengan baik sesuai dengan

kapasitas septic tank

13
2.6 Sistem Distribusi Air Bersih Dan Kebutuhan Air kotor

2.5.1 Sistem distribusi air bersih

Sistem distribusi adalah sistem yang berlangsung berhubungan

dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air

yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanana. Sistem ini

meliputi unsur system perpipaan dan perlengkapannya, hindari kebakaran,

dan tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir

distribusi (Enri Damanhuri, 1989).

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup

dan pompa. Yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolaan

menuju pemukiman, perkantoran, dan industri yang mengkonsumsi air.

Juga termasuk dalam sistem ini adalah pasilitas penampung air yang telah

diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar

dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyaknya air yang

digunakan.

Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam sistem distribusi

adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi

(kontinuitas pelayanaan ), serta menjaga keamanan kualitas air yang

berasal dari instalasi pengelahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air

bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani dengan tetap

memperhatikan faktor kualitas, kuantitas, dan tekanan air yang sesuai

14
dengan perencanaan awal. Faktor yang di dambakan para pelanggan

adalah ketersediaan air setiap waktu.

2.7 Definisi Limbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan

tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai

ekonomis. Limbah merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan

yang membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Limbah

digolongkan kedalam dua kelompok yaitu limbah rumah tangga dan limbah

industri.

Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang meng

andung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan

jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat

membahayakan lin gkungan, kesehatan,kelangsungan hidup manusia

danmakhluk hidup lainnya. Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara

lain senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang

mudah menguap, senyawa organik yang sulit terurai (Rekalsitran), logam berat

yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia pathogen, dan

parasitberdasarkan wujud limbah yang dihasilkan,limbah terbagi 3 adalah

sebagai berikut:

a. Limbah Padat

Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang

bersifat kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah

15
padat ini biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu,

ampas hasilindustri, dan lain

b. Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa

dilihat dalam bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas.

Contoh dari limbah gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan

gas dari hasil industry.

c. Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair

ini selalu larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada

wadah/bak). Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan

piring, limbah cair dari industri, dan lain-lain. Limbah cair merupakan

gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahanpencemar yang terbawa

oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari

sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber

industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan,

ataupun air hujan. Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah Adapun

sampah.

(Waste) adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai

lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.

16
2.7.1 Pengertian Limbah Cair

Limbah Cair atau buangan merupakan air yang tidak dapat

dimanfaatkan lagi serta dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap

manusia dan lingkungan, keberadaan limbah cair tidak diharapkan di

lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Pengolahan yang tepat

bagi limbah cair sangat diutamakan agar tidak mencemari lingkungan

(Mardana, 2007).

2.7.2 Karakteristik Limbah Cair

Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai

beberapa karakteristik sesuai dengan sumbernya, dimana karakteristik limbah

cair dapat digolongkan pada karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai

berikut (Eddy, 2008).

1. Karakteristik Fisik Karakteristik fisik air limbah yang perlu diketahui

adalah total solid, bau, temperatur, densitas, warna, konduktivitas, dan

turbidity

a. Total Solid

Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses

evaporasi pada suhu 103–105oC. Karakteristik yang bersumber dari

saluran air domestik, industri, erosi tanah, dan infiltrasi ini dapat

menyebabkan bangunan pengolahan penuh dengan sludge dan kondisi

anaerob dapat tercipta sehingga mengganggu proses pengolahan

b. Bau

17
Karakteristik ini bersumber dari gas-gas yang dihasilkan selama

dekomposisi bahan organik dari air limbah atau karena penambahan

suatu substrat ke air limbah.

c. Temperetur

Temperatur ini mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut di

dalam air. Air yang baik mempunyai temperatur normal 8oC dari suhu

kamar 27oC. Semakin tinggi temperatur air (>27oC) maka kandungan

oksigen dalam air berkurang atau sebaliknya.

d. Density

Density adalah perbandingan antara massa dengan volume yang

dinyatakan sebagai slug/ft3 (kg/m3 ).

e. Warna

Air limbah yang berwarna banyak menyerap oksigen dalam air

sehingga dalam waktu lama akan membuat air berwarna hitam dan

berbau.

2. Karakteristik Kimia Pada air limbah ada tiga karakteristik kimia yang perlu

a. Bahan OrganikPada air limbah bahan organik bersumber dari hewan,

tumbuhan, danaktivitas manusia. Bahan organik itu sendiri terdiri dari

C,H,O, N, yang menjadi karakteristik kimia adalah protein, karbohidrat,

lemak dan minyak, surfaktan, pestisida dan fenol, dimana sumbernya

adalah limbah domestik, komersil, industri kecuali pestisida yang

bersumber dari pertanian.

b. Bahan Anorganik

18
Jumlah bahan anorganik meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh asal

air limbah. Pada umumnya berupa senyawa-senyawa yang mengandung

logam berat (Fe, Cu, Pb, dan Mn), asam kuat dan basa kuat, senyawa

fosfat senyawa-senyawa nitrogen (amoniak, nitrit, dan nitrat), dan juga

senyawasenyawa belerang (sulfat dan hidrogen sulfida)

4. Karakteristik Biologi Pada air limbah, karakteristik biologi menjadi dasar

untuk mengontrol timbulnya penyakit yang dikarenakan organisme

pathogen. Karakteristik biologi tersebut seperti bakteri dan mikroorganisme

lainnya yang terdapat dalam dekomposisi dan stabilisasi senyawa organik

(Eddy, 2008)

Tabel : 2.2 perencanaan air bersih dan standar kebutuhan air domestik
KATEGORI KOTA BERDASARKAN
100.00
500000 20.000
0 s/d
URAIAN >1.000.000 s/d s/d <20.000
No 500.00
/KRITERIA 1.000.000 100.000
0
kota Kota Kota Kota
Desa
Metropolitan Besar Sedang Kecil
konsumsi unit 90 - 80 -
1 >150 150-120 60 - 80
sambungan 120 120
Konsumsi
unit hidran
2 20-40 20-40 20-40 20-40 20-40
umum (HU)
(ltr/org/hari)
1.15- 1.15- 1.15-
faktor hari 1.15-1.25 1.15-1.25
3 1.25 1.25 1.25
maksimum *harian *harian
*harian *harian *harian
1.75- 1.75-
1.75-2.0 1.75-2.0
faktor jam 1.75-2.0 2.0 2.0
4 *hari *hari
puncak *hari maks *hari *hari
maks maks
maks maks
Jumlah Jiwa
5 5 5 5 5 5
Per SR (jiwa)
Jumlah Jiwa 100-
6 100 100 100 200
Per HU (jiwa) 200
7 Sisa Tekan Di 10 10 10 10 10

19
Penyediaan
distribusi
(meter)
Jam Operasi
8 24 24 24 24 24
(jam)
Volume
Reservoir (%
9 15-25 15-25 15-25 15-25 15-25
max day
demand)
50 :50 s/d 50 :50 s/d
10 SR : HU 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20

Sumber : kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996


Tabel 2.3 kriteria dan standar kebutuhan air non domestik

Pemakaia
No Pembangunan Gedung Satuan
n air
1. Rumah Tinggal 120 Liter/penghuni/hari
2. Rumah Susun 1 Liter/penghuni/hari
100
3. Asrama 120 Liter/penghuni/hari
4. Rumah Sakit 500 Liter/tempat tidur pasien/hari
5. Sekolah Dasar 40 Liter/siswa/hari
6. SLTP 50 Liter/siswa/hari
7. SMU/SMK dan Lebih
80 Liter/siswa/hari
Tinggi
8. Ruko/Rukan 100 Liter/penghuni dan pegawai/hari
9. Kantor/Pabrik 50 Liter/pegawai/hari
10. Toserba, Toko Pengecer 5 Liter/m2
11. Restoran 15 Liter/kursi
12. Hotel Berbintsng 250 Liter/tempat tidur/hari
13. Hotel Melati/ Penginapan 150 Liter/tempat tidur/hari
14. Gd. Pertunjukan, Bioskop 10 Liter/ kursi
15. Gd. Serba Guna 25 Liter/ kursi
16. Liter/penumpang tiba dan
Stasiun, Terminal 3
pergi/liter/orang
17. Liter/orang, (belum dengan air
Peribadatan 5
wudhu)

Sumber : 1. hasil pengkajian pemungkiman Dep. Kipraswil tahun 200


2. Permen Kesehatan RI No: 986/Mankes/Per/XI/1992

20
2.8 Dampak yang Terjadi Jika Ada Sistem Pengelolahan Air Limbah

1. Dampak Dari Segi Kesehatan, Air limbah yang berasal WC mengandung

bakteri E.Colli yang menyebabkan penyakit perut seperti typhus, diare,

kolera. Bila tidak diolah secara memadai, limbah WC bisa merembes ke

dalam sumur (apalagi bila jarak sumur dan septik tank dekat, seperti yang

terjadi di daerah padat). Bila air sumur tersebut dimasak, bakteri akan mati

– tetapi bakteri tetap dapat menyebar melalui proses cuci piring, mandi,

gosok gigi, wudhu yang menggunakan air sumur tanpa dimasak.

2. Bila limbah dibuang langsung kesungai, air sungai yang mengandung

bakteri dan mikroorganisme akan menyebar lebih luas lagi. Limbah cucian

atau limbah industri yang dibuang begitu saja dapat menjadi sarang

nyamuk DB, lalat dan lainnya.

3. Dampak Dari Segi Lingkungan, Jenis limbah tertentu, seperti limbah cuci

mengandung bahan kimia deterjen yang dapat mempengaruhi

keasaman/pH tanah. Limbah dengan kandungan bahan kimia. Dalam

jangka waktu Panjang dapat merusak ekologi sungai secara keseluruhan.

4. Dampak Dari Segi Estetika, Seperti hal-nya limbah padat, air limbah yang

tidak diolah dapat menimbulkan masalah bau dan pemandangan tidak

sedap

2.7.1 Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutan


Dalam peraturan Menteri yang dimaksud dengan:

1. Pengolahan Air Limbah adalah proses untuk mengurangi dan/atau

menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun pada Air Limbah.

21
2. Standar Teknologi Pengolahan Air Limbah adalah teknologi atau

serangkaian teknologi Pengolahan Air Limbah dengan batasan tertentu yang

ditetapkan oleh pemerintah.

3. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,

pengolahan dan/atau pemurnian atau pengembangan dan/atau pemanfaatan,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

4. Lahan Basah Buatan adalah ekosistem yang didesain khusus untuk

memurnikan air tercemar dengan mengoptimalkan proses fisika dan

biokimia yang melibatkan tanaman, mikroba, dan tanah yang tergenang air.

5. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat

menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta

menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup.

6. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia yang selanjutnya disingkat

KBLI adalah kode klasifikasi yang diatur oleh lembaga pemerintah

nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

statistik.

7. Air Limbah adalah air yang berasal dari suatu proses dalam suatu kegiatan.

8. Air Limbah Domestik adalah Air Limbah yang berasal dari aktivitas hidup

sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air.

9. Badan Air adalah air yang terkumpul dalam suatu ersetujuan Lingkungan

adalah keputusan kelayakan lingkungan hidup atau pernyataan kesanggupan

22
pengelolaan lingkungan hidup yang telah mendapatkan persetujuan dari

pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

11. Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar

dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam Air

Limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dan tanah dari

suatu Usaha dan/atau Kegiatan.

12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. wadah baik alami

maupun buatan yang mempunyai tabiat hidrologikal, wujud fisik, kimiawi,

dan hayati.

2.8.1 Peraturan Pembutan Septic Tank

Pemerintah juga sudah membuat peraturan tentang septic tank.

Ketentuannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor

3 Tahun 2014 tentan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Berdasarkan

lampiran dalam Permenkes tersebut, setiap jamban perlu dilengkapi dengan

fasilitas septic tank. Adapun septic tank adalah suatu bak kedap air yang

berfungsi sebagai tempat penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan

urine). Bagian padat kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik.

Sedangkan bagian cairnya keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui

bidang atau sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka

dibuat suatu filter untuk mengelola cairan itu.

Sedangkan menurut ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI)

2398:2017, septic tank harus kedap air. Septic tank juga perlu memiliki

23
lubang kontrol, ventilasi, pipa masuk keluar serta harus dikuras isinya, untuk

dibuang dengan truk tinja secara reguler. Limbah dari septic tank itu dikirim

ke Instalasi Pengoalhan Lumpur Tinja (IPLT). Ketentuan SNI 2398:2017

lainnya mengharuskan septic tank memiliki bagian penampungan dan

pengolah air limbah dengan kecepatan aliran lambat. Tujuannya memberia

kesempatan pengendapan benda padat agar terjadi penguraian menjadi bahan

larut air dan gas. Air yang keluar dari septic tank harus dialirkan ke tempat

pengolahan lanjutan yang bisa berupa tiga macam bentuk, sesuai dengan

kondisi lokasi:

a. Bidang resapan, sumur resapan pada daerah air tanah rendah

b. Sistem penyaringan dengan up flow filter pada daerah air tanah tinggi

c. Taman sanita pada daerah air tanah rendah dan air tanah tinggi

2.8.2 Jarak Jamban dan Sumber Air Bersih

SNI 2398:2017 pun mengatur jarak minimal yang aman antara lokasi

tempat pengolahan septic tanc dengan sumur dan bangunan. Detail

ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Jarak minimal sumur resapan septic tank dengan sumur air bersih adalah 10

meter, dengan bangunan atau rumah 1,5 meter, dan dengan sumur resapan

air hujan 5 meter.

b. Jarak minimal up flow filter septic tank dengan sumur air bersih,

bangunan/rumah, dan sumur resapan air hujan, masing-masing adalah 1,5

meter.

24
c. Jarak minimal Taman Sanita septic tank dengan sumur air bersih,

bangunan/rumah, dan sumur resapan air hujan, masing-masing adalah 1,5

meter.

25
2.8.3 Bentuk dan Ukuran Tangki Septic Tank

Sedangkan bentuk dan ukuran tangki septik berdasarkan ketentuan

SNI 2398:2017 adalah sebagaimana perincian di bawah ini:

1. Septic tank berbentuk segi empat dengan perbandingan panjang dan lebar

2:1 sampai 3:1. Minimal, lebar Septic tank 0,75 meter, panjang 1,5 meter,

dan tingginya 1,5 meter, termasuk ambang batas 0,3 meter.

2. Volume atau ukuran septic tank harus sesuai dengan jumlah pemakai.

3. Ketentuan ukuran septic tank jenis tercampur (tinja bercampur dengan

limbah rumah tangga), berdasarkan jumlah pemakai:

a. Jumlah pemakai 5 orang: volume 2,1 meter kubik (panjang 1,6 m, lebar

0,8 m dan tinggi 1,6 m)

b. Jumlah pemakai 10 orang: volume 3,9 meter kubik (panjang 2,1 m,

lebar 1,0 m dan tinggi 1,8 m)

c. Jumlah pemakai 15 orang: volume 5,8 meter kubik (panjang 2,5 m,

lebar 1,3 m dan tinggi 1,8 m)

d. Jumlah pemakai 20 orang: volume 7,8 meter kubik (panjang 2,8 m,

lebar 1,4 m dan tinggi 2 m)

e. Jumlah pemakai 50 orang: volume 19,4 meter kubik (panjang 4,4 m,

lebar 2,2 m dan tinggi 2 m)

4. Ketentuan ukuran septic tank jenis terpisah (khusus tinja dan urin),

berdasarkan jumlah pemakai:

26
a. Jumlah pemakai 10 orang: volume 1,66 meter kubik (panjang 1,6 m,

lebar 0,8 m dan tinggi 1,3 m)

b. Jumlah pemakai 15 orang: volume 2,5 meter kubik (panjang 1,8 m,

lebar 1,0 m dan tinggi 1,4 m)

c. Jumlah pemakai 20 orang: volume 2,9 meter kubik (panjang 2,1 m,

lebar 1,0 m dan tinggi 1,4 m)

d. Jumlah pemakai 50 orang: volume 5,2 meter kubik (panjang 3,2 m,

lebar 1,6 m dan tinggi 1,7 m)

2.9 Contoh Perhitungan Kapasitas Saptic Tank

Sebagai seorang engineer, anda harus mempersiapkan kapasitas

septictank yang sesuai dengan penghuni rumah. Jangan sampai septictank tidak

mampu menampung tinja penghuni rumah. Salah satu cara mencegah hal itu

terjadi adalah dengan menghitung kapasitas septictank dengan benar. Pada

artikel ini akan diberikan contoh perhitungan yang sangat mudah dilakukan.

Soal: Suatu rumah dengan jumlah penghuni rumah atau anggota keluarga 6

orang. Berapa dimensi septictank yang harus dibuat? .

a. Menghitung volume septictank

Volume air yang masuk septictank = 16x25x3 = 1200 liter = 1,2 m3

Asumsikan tinggi rencana septictank = 2,5 m

Tinggi muka air = 2/3 x 2,5 = 1,7 m

27
( Standar septictank harus mempunyai tinggi air 2/3 dari tinggi septictank

sehingga ada ruang udara di atas muka air sekitar 1/3 nya.)

Tinggi ruang udara = 2,5-1,7 = 0,8 m

b. Menghitung Luas Alas septictank

Luas = Volume/tinggi muka air = 1,2/1,7 = 0,7 m2

c. Menghitung ukuran panjang dan lebar alas septictank

Setelah mendapatkan luas alas maka anda bisa menentukan ukuran panjang

dan lebar. Agar lebih mudah sebaiknya panjang diasumsikan 1 m sehingga

lebarnya 0,7 m.

P=1Tm

L = 0,7 m

T= 2,5 m

pipa inlet dan outlet seaiknya tidak sejajar. Sebaiknya Pipa outlet lebih

untuk proses pemasangan rendah dibanding dengan pipa inlet.

Gambarannya seperti di bawah ini.

Gambar 2.5 sapteic tank

28
2.9.1 Contoh Menghitung Waktu Kapan Saptic Tank Dibersihkan/Full

Mengacu Peraturan Pemerintah tentang pengolahan limbah, masing-

masing mempunyai standar asumsi hitunganya baik limbah berasal dari rumah

tangga, kantor, pabrik, resto maupun tempat ibadah. Acuann tersebut

didasarkan pada kebutuhan air per-hari per-orang pada setiap

penghuni/pemakai bangunan, misalkan; untuk resto (5L per-kursi), tempat

berkumpul sosial/peribadatan (10L per-orang), rumah tinggal mewah (250L

per-orang), rumah sederhana (120L per-orang), kantor (60L per-karyawan) dan

seterusnya. Pada Peraturan Pemerintah tentang pengolahan limbah domestik

rumah tangga dengan ketentuan, misalkan untuk rumah sederhana adalah 120L

setiap penghuni setiap harinya, sedangkan jumlah limbah pada limbah

domestik rumah tangga untuk toilet kamar mandi 40gram per penghuni per

hari, sedang lama waktu penguraian adalah 3 hari. Gimana menghitung

kebutuhan kapasitasnya? yaa tentu disesuaikan dengan jumlah penghuninya.

a. Septictank mempunyai penampang volume sebagai berikut, 2/3 (0,7)

adalah isi kandungan air dan kotoran dan 1/3 (0,3) adalah isi ruang udara.

Jika misalkan kita ambil contoh septictank mempunyai besaran volume

3Meter kubik maka 0,7 dikalikan 3Meter kubik hasilnya sama dengan

2,1Meter kubik untuk limbah kandungan air dan kotoran, sedangkan

29
untuk ruang udara adalah 0,3 dikalikan 3Meter kubik maka hasilnya

0,9Meter kubik.

b. Menghitung daya tampung limbah air dan kotoran 2,1Meter kubik untuk

menampung berapa penghuni? Yuk kita hitung, Misalkan jumlah penghuni

tetap 4 orang dan tamu diasumsikan 2 orang tamu yang dimaksud adalah

saudara/family yang kadang singgah ataupun menginap dirumah kita rata-

rata per hari dalam setiap tahunnya, sehingga jumlah penghuni asumsi

adalah 6 orang penghuni. 2/3 Kapasitas septictank = (120L x 6 orang) x 3

hari masa penguraian, hasilnya adalah 2.160L atau dalam hitungan

konversi 2,16Meter kubik. Sehingga untuk uraian contoh diatas dengan

pendekatan septictank ukuran 3meter kubik cocok dengan kapasitas untuk

6 orang penghuni dan tamu.

c. Nah berapakah lama kapasitas kotoran septictank penuh alias masa waktu

sedot/kuras? setelah kotoran padat terurai maka kandungan padat dan air

terpisah yang mana untuk setiap orang perhari adalah mempunyai

kandungan kotoran padat 40gram. Pada kasus diatas volume limbah adalah

2.160L akan sama dengan 2.160.000gram, maka 2.160.000gram / (40gram

x 6orang) x 3hari masa waktu penguraian = 3.000hari septictank akan

penuh, jika diasumsikan dalam tahun maka kurang lebih selama 8,2 tahun

30
BAB III

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi penelitian

Dalam pengerjaan proposal ini, tujuan penelitan yang akan dibahas

adalah proyek pembangunan Toilet (Jamban) Rumah Sakit Buton Selatan, kel.

Laompo, Kec. Batauga, Kab. Buton Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara.

Gambar 3.6 Site plan SMK Negeri 6 Baubau


(sumber : Google Maps)

31
3.1.2 Waktu penelitian

Waktu penlitian ini dilakukan selama 4 bulan, terhitung dari

pembuatan proposal sampai dengan skripsi, mulai bulan Januari sampai bulan

April 2023.

3.2 Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer data yang dihasilkan dari observasi dan wawancara yg

di tinjau secara langsung oleh peneliti dengan mengajukan beberapa

pertanyaan secara langsung ke informasi agar mendapatkan data dan

mencocokan beberapa data yang ditemukan.

c. Data sekunder

Data sekunder data yg didapat dari pihak rumah sakit, yang berupa

data jumlah Dokter kandungan keseluruhan dan Bidan. Sedangkan data dari

pihak konsultan perencana, data mengenai denah dan detail keseluruhan septic

tank.

3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan kuantatif yang dimana adalah

suatu cara yang penulis lakukan dalam mengolah data mulai dari perumusan

masalah hingga pelaksanaan survei ke lapangan dan menwawancara, lalu

menganalisis data tersebut hingga dilakukan pengujian terhadap hasil olahan

data tersebut dan terakhir didapatkan kesimpulan.

32
3.4 Bagan Alir Penilitan

Adapun bagan alir penelitian yaitu mengenai penjelasan tahapan

yang dilakukan dalam penulisan ini sebagai berikut :

Mulai

Studi Pustaka Rumusan Masalah Studi Lapangan

Pengumpulan
Data
Data Primer Data Sekunder
1. Observasi
1. Data Siswa Keseluran
2. Wawancra 2. Apsen Kelas
3. Data Dena dan Detail gambar

Pengolahan Data

Analisi Data

Kesimpulan

Saran

Selesai

Gambar 3.7 Diagram Alir Tahap-Tahap Penelitian

33
BAB 4

HASIL ANALISA DAN


PEMBAHASAN

Ruang kebidanan mempunyai tugas Ruang yang disediakan untuk


menyelenggarakan kegiatan prapersalinan, persalinan, dan pasca
persalinan.

4.1 Deskripsi Ruang Instalasi Kebidanan

Ruang Instalasi Kebidanan mempunyai tugas Ruang yang disediakan


untuk menyelenggarakan kegiatan prapersalinan, persalinan, dan pasca
persalinan dan jumlah bidan di Gedung ini ada 26. Dari 26 bidan itu dibagi
lagi menjadi 5 tim menjadi 5,2 sehari yang berada di dalam gedung.

Letak Ruang Instalasi Kebidanan adalah sebagai berikut :

- Di sebelah utara berbatasan dengan Ruang Londri.

- Di sebelah selatan berbatasan dengan Ruang Rawat Anak.

- Di sebelah timur berbatasan dengan Ruang ponik.

- Di sebelah barat berbatasan dengan Ruang Produksi.

4.2 kebutuhan volume sanitasi dengan ketentuan saptic tank yang

sudah direncanakan

0,4 0,925 0,925

II III
0,4 1,35

34
I

0,4

VI=
0,3 L. Samping

= 0,4x0,4x0,3
= 0,048m3

0,925
Vq =

IIa 2

0,5 IIb

0,5

L. IIa = 0.925x2
= 1,85m2
0,5 x0,5
L . IIb=
2
0 ,25
¿
2
¿ 0,125m2

VII = (LIIa-LIIb) x 1,35


= (1,85-0,125) x 1,35
= 1,725 x 1,35
= 2,329 m3

VIII = 0,925

35
= 0,925 x 2 x 1,35
= 2,498m3

V. Septitank = VI + VII + VIII


= 0,048 + 2,329 + 2,498
= 4,875 m3 / 4,9m3
Jadi volume pada septitank adalah 4,9m3

4.3 kapasitas septic tank akan penuh

Mengacu Peraturan Pemerintah tentang pengolahan limbah, masing-

masing mempunyai standar asumsi hitunganya baik limbah berasal dari rumah

tangga, kantor, pabrik, resto maupun tempat ibadah. Acuann tersebut

didasarkan pada kebutuhan air per-hari per-orang pada setiap

penghuni/pemakai bangunan, misalkan; untuk resto (5L per-kursi), tempat

berkumpul sosial/peribadatan (10L per-orang), rumah tinggal mewah

(250L per-orang), rumah sederhana (120L per-orang), kantor (60L per-

karyawan) dan seterusnya. Pada Peraturan Pemerintah tentang pengolahan

limbah domestik rumah tangga dengan ketentuan, misalkan untuk kantor

adalah 60L per-karyawan setiap harinya, sedangkan jumlah limbah pada

limbah domestik kantor untuk toilet kamar mandi 40gram per perorang per

hari, sedang lama waktu penguraian adalah 3 hari. Jumlah penghuni tetap

terdiri dari jumlah pegawai ada 5 orang dan kita ambil dari jumlah rata-rata

pasien yang 5 orang jadi total keseluruhan 5 di tambah 5 adalah 10 orang

36
1. Septic tank mempunyai penampang volume sebagai berikur:

a. Isi kandungan air kotor adalah 0,7

b. isi ruang udara adalah 0,3

c. Besar volume septitank adalah 4,9

2. limbah air dan kotoran


0,7 x Besar Volume (m3)
= 0,7 X 4,9m3
= 3,4m3
3. Ruang Udara
0,3 x Besar Volume (m3)
= 0,3 x 4,9m3
= 1,47m3
4. Daya tampung limbah air dan kotoran

Menghitung daya tampung limbah air dan kotoran 3,4 Meter kubik untuk
menampung berapa penghuni? Kita jumlah penghuni tetap 5 orang dan tamu
diasumsikan 5 orang tamu yang dimaksud adalah pasien dan keluarga pasien
yang numpang buang air kecil ataupun air besar yang kadang singgah kita
rata-rata per hari dalam setiap tahunnya, sehingga jumlah penghuni asumsi
adalah 5 orang penghuni. 2/3 Kapasitas septictank = (60L x 10 orang) x 3
hari masa penguraian, hasilnya adalah 1.800L atau dalam hitungan konversi
1,8 Meter kubik. Sehingga untuk uraian diatas dengan pendekatan septictank
ukuran 4,9 meter kubik cocok dengan kapasitas untuk 10 orang penghuni dan
tamu.

Nah berapakah lama kapasitas kotoran septictank penuh alias masa waktu
sedot/kuras? setelah kotoran padat terurai maka kandungan padat dan air
terpisah yang mana untuk setiap orang perhari adalah mempunyai kandungan

37
kotoran padat 40gram. Pada kasus diatas volume limbah adalah 1.800L akan
sama dengan 1.800.000gram, maka 1.800.000gram / (40gram x 10orang) x
3hari masa waktu penguraian = 1.500 hari septictank akan penuh, jika
diasumsikan dalam tahun maka kurang lebih selama 4,11 tahun.

a. jangka waktu sanitsi dilakukan pembersihan ulang

Dari perhitungan di atas maka dapat di Tarik kesimpulan


bahwa waktu sanitasi di lakukan pembersihan ulang dilakukan
setiap 4,11 tahun.

38
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

1. Kebutuhan volume sanitasi dengan ketentuan saptic tank yang sudah

direncanakan adalah 4,9m3

2. Setelah di lakukan perhitungan dengan jumlah penghuni tetap gedung atau

pegawai dan jumlah rata pasien perhari sehingga di ketahui kapasitas septic

tank akan penuh pada 4,11 tahun

3. jangka waktu sanitsi dilakukan pembersihan ulang adalah 4,11 tahun

5.2 Saran

Saran dari penelitian ini adalah fasilitas plambing yang digunakan harus
memenuhi standard guna memberikan keamanan, kenyamanan serta kepuasan bagi
pengguna Gedung dan pasien.

39
DAFTAR PUSTAKA

Asep S, M Yanuar JP, dan Allen K. 2011. Desain Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) WC
Komunal Untuk Masyarakat Pinggir Sungai Desa Lingkar Kampus. Jurnal Ilmu
Pertanian ndonesia 16:91-99.

Barclay GW. 1970. Techniques of Population Analysis.New York (US): John Wiley and
Son. Ismadi R. 2015. Pola Rencana Penanganan Air Limbah Domestik
Pemukiman Kumuh Perkotaan di Kabupaten Lampung Utara. 7 (2): 77-144.

Mei A. 2018. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Desa Muara Putih Kecamatan Natar

Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sakai Sambayan 2.2: 76-80.

Praditya RK. 2016. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal di Kampung
Seni Nitiprayan, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta (Doctoral dissertation, UII).

Umar MA, Baiquni M, & Ritohardoyo S. 2011. Peran Masyarakat dan Pemerintah dalam
Pengelolaan Air Limbah Domestik di Wilayah Ternate Tengah. Majalah
Geografi Indonesia. 25 (1): 42-54.

Putri Arwitha Wanggay. 2013. Analisis Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Dan Air
Kotor.

Hendri Umbu. 2017. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Terhadap


Pembuatan Jamban Tanpa Septic Tank di RT 03 RW 04 Kelurahan Polehan
Kecamatan Blimbing Kota Malang

Ari Apriyani . 2019. Analisis Daya Tampung Saptic Tank Tipe Komunal Dikelurahan
Tegal Gundil Kota Bogor.

Ba’diatul Azizah. 2020. Perencanaan Air Limbah Komunal Dengan Model Pengelolaan
AN-Aerobic Sistem di Desa Mereje Timur Kabupaten Lombok Barat.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No Tahun 2022. Pengelolaan


Air Limbah Bagi Usaha Dan Kegiatan Pertambangan Dengan Menggunakan
Metode Lahan Basah Buatan.

40
41

Anda mungkin juga menyukai