Anda di halaman 1dari 3

Nama : La Ode Bastenuddin

NIM : 121811133145

UTS : AGAMA ISLAM II

1. Al-Quran sebagai penutup kitab suci semua agama dan penyempurna dari kitab-kitab
sebelumnya. Karena didalam Al-Qur’an sudah mencakup dari keseluruhan isi dari kitab-
kitab terdahulu. menyempurnakannya melalui kitab suci Quran, sebagaimana yang
tersirat dalam teks Qs. al-Baqarah 2:106. Pesan yang hadir dalam Al-Qur’an mengandung
wahyu yang melintasi tradisi bangsa Arya dan Semit beserta problematika yang mengira
tradisi dan kehidupan dalam bangsa tersebut.

Misalnya, Mazmur 37:29, see Harav Yosef Yitzhaq. Sefer Tehilim: Ohel Yosef Yitzhaq
(Brooklyn: Kehot Publication Society, 1992), p. 46, tertulis demikian:
37:29 ‫ תהלים‬.‫צדיקים יירשו ארץ וישכנו לעד עליה‬
"Orang-orang benar mewarisi bumi dan mereka akan tinggal selama-lamanya di bumi"
(Tehilim 37:29).

Kitab suci Quran juga menyebutkan ayat yang sejajar, yang meneguhkan pernyataan
kitab Mazmur dan sekaligus mengkonfirmasinya, yakni berkaitan dengan keberadaan
orang-orang benar, atau pun orang-orang saleh. Qs. Al-Anbiya 21:105 menyebutkan
demikian:
‫ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر ان االرض يرثها عبادى الصلحون‬

Ayat ini sekaligus menegaskan bahwa hanya orang-orang saleh saja yang disebut "as-
Shalikhun" (‫لحون‬hh‫ )الص‬yang memiliki karakter kenabian. Itulah sebabnya ayat yang
berkaitan dengan "orang-orang saleh" ternyata terletak pada Qs. Al-Anbiya' (lit. "para
Nabi").

2. Adanya kesinambungan sejarah keagamaan dari tradisi Brahmanic (Arya) ke tradisi


Abrahamic (Semit). Bila teks keagamaan Hindu bertradisi Arya ini migrasi ke wilayah
Nusantara, maka muncullah kosakata “Geni” (api) dalam bahasa Jawa, yang berasal dari
kata “Agni” (api) dalam bahasa Sanskrit. Begitupun dengan istilah “santri” yakni orang
yang belajar kitab-kitab islam di pesantren. Dalam bahasa jawa merupakan bentuk
islamisasi dari terminology keagamaan Hindu (Islamized Brahmanic term) yang asalnya
diadopsi dari kosakata bahasa Tamil, yakni “santri” (orang yang belajar kitab veda dan
Vedanta) dan istilah ini pun ternyata berasal dari kata “Sastri” yaitu orang yang belajar
kitab Veda dan Vedanta. Dalam bahasa sanskrit, kitab Veda dan Vedanta itu sendiri
disebut “Sastra” dalam bahasa Sanskrit.
3. Pengkajian teologis adalah ilmu ketuhanan atau tauhid yang membahas tentang sifat-
sifat Allah dan keesaan Allah itu semua merupakan eksistensi Tuhan. Berkaitan dengan
pengkajian ayat-ayat, literatur, dan informasi dari manuskrip-manuskrip yang kemudian
dikomparasikan dengan pendekatan filosofis dan arkeologis
Pendekatan arkeologi berkenaan dengan pencarian bukti fisik peninggalan dan
peninggalan arkeologis yang diturunkan atau diwahyukan dalam kitab-kitab suci
Pendekatan filosofis adalah upaya ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk
mendalami atau membahas lebih dalam lagi seluk beluk yang berhubungan dengan
agama.
Berkenaan dengan perenungan terhadap keberadaan alam semesta dan segala keteraturan
sistemnya. Hal ini dihubungkan dengan keberadaan sebuah causa prima, yang mana
sebab-sebab itu menjadi sebab-sebab yang lain.
4. Al-Qur’an merupakan kitab yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad SAW.
Relasi Al-Qur'an dengan kitab-kitab sebelumnya ialah:
o Al-Qur’an sebagai penyempurna dari kita terdahulu (Taurut , Zabur dan Injil)
o Bahwasanya Al-Qur'an diposisikan sebagai penggenapan dan batu ujian
(verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya.
o Bahwasanya Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan
pendapat antara umat-umat rasul yang berbeda.
o Bahwasanya Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat riwayat-
riwayat mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa
bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut serta meluruskan beberapa aspek
penting pada teks-teks lain di kalangan Bani Israil, Ahli Kitab,Yahudi dan
Kristen.
o Bahwasanya Taurat, Injil beserta Al-Qur'an merupakan kesatuan utuh yang
saling berkaitan dalam keimanan terhadap Kitab-Kitab Allah.

Anda mungkin juga menyukai