A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum :
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
d. Peraturan Menteri Keseharan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan di Rumah Sakit
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 12 Tahun 2020 tentang penyimpanan
limbah bahan berbahaya dan beracun
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 Tahun 2002 Tentang Persyaratan
Lingkungan Kerja perkantoran dan Industri
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.942 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
j. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.715 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Jasaboga
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.288 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1204 Tahun 2004 tentang penanganan limbah medis dan zat
berbahaya
2. Gambaran Umum
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam rangka
mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan
promotif, preventif, tanpa meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dijelaskan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya dapat terwujud. Dalam pelaksanaannya pembangunan kesehatan diselenggarakan
berdasarkan azas perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian serta adil dan merta dalam
mengutamakan aspek manfaat utamanya bagi kelompok rentan seperti ibu, bayi, anak, usia lanjut dan
keluarga tidak mampu
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat keshatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluargadan masyarakat serta
pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan perseorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif untuk mencapai derajad kesehatan yang setinggi tingginyadi wilayah kerja Puskesmas.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial
tersebut harus diselenggarakan oleh puskesmas.
Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan
dan Peraturan Pemerintah RI No 66 Tahun 2104 tentang Kesehatan Lingkungan , yang pengaturannya
ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum. Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas
lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena meningkatnya penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah
menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Air merupakan bahan yang penting bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan alam tidak
berlangsung baik manusia hewan maupun tumbuhan. Seiring dengan naiknya jumlah penduduk serta
laju pertumbuhan semakin naik pula laju pemanfataan sumber-sumber air. Meningkatnya kebutuhan air
ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk yang makin bertambah juga sebagai akibat dan
peningkatan taraf hidupnya yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga,
industry, rekreasi dan pertanian.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib
dan parameter tambahan. Salah satu sumber air di wilayah kerja puskesmas ujan mas adalah sumur
gali, baik untuk kebutuhan hygiene sanitasi, air minum, dan keperluan rumah tangga lainnya. Air sumur
gali banyak digunakan oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Karena selain proses
pembuatannya mudah dan dapat dilakukan oleh masyarajat itu sendiri dengan peralatan sederhana dan
biaya yang murah, sehingga banyak masyarakat pedesaan menggunakan air sumur gali sebagai sumber
air bersih.Salah satu upaya dalam mengukur apakah air sumur gali masyarakat layak dan memenuhi
persyaratan kesehatan kualitas air atau tidak untuk digunakan adalah dengan melakukan uji petik sampel
air sumur gali, agar air minum yang dikonsumsi tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
JUMLAH 12.160.000
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
FITRI ANDRIYANI,AMd.Kep
NIP. 19860610 201001 2 025