Anda di halaman 1dari 25

BAB II

GAMBARAN UMUM

ANALISA SITUASI
1. DATA UMUM

Peta wilayah serta fasilitas pelayanan kesehatan

Dapat dilihat pada peta diatas, wilayah desa Mangunjaya


menyerupai sebuah prasasti atau tugu. Luas wilayah kerja Puskesmas
Mangunjaya adalah ± 7,16 km2.

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 5


Adapun batas-batas wilayah dari Desa Mangunjaya yaitu :
Sebelah Utara : Desa Satriajaya
Sebelah Selatan : Desa Mekarsari
Sebelah Barat : Desa Setiamekar
Sebelah Timur : Desa Sumberjaya
Puskesmas Mangunjaya beralamat di Perumahan Papanmas Jl.
Garuda XI Blok D Desa Mangunjaya Kec. Tambun Selatan. Dengan lokasi
puskesmas yang berada di dalam perumahan, sehingga memudahkan
penduduk untuk datang ke puskesmas, karena dapat ditempuh dengan
sepeda dan kendaraan bermotor seperti motor dan mobil. Adapun jarak
terjauh ke Puskesmas Mangunjaya dari rumah penduduk yaitu ± 3 km.
untuk rata-rata waktu tempuh ke puskesmas ± 15 menit dengan
menggunakan motor.

A. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Lingkungan merupakan salah satu variabel yang perlu mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat.
Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik,
lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia.
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks
yang harus diatasi bersama. Untuk menggambarkan keadaan
lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti : akses air
minum berkualitas, akses terhadap sanitasi layak, rumah tangga
kumuh dan rumah sehat.

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 6


1. Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas
Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air
baku untuk memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian
lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya
provinsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air
minum layak dan sanitasi dasar hingga 2016.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal
dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
operasi,badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok
masyarakat, dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan
penyediaan air minum. Syarat-syarat kualitas air minum sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 diantaranya adalah sebagai berikut:
 Parameter mikrobiologi Ecoli dan total Bakteri Kolifrom, kadar
maksimum yang diperbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel.
 Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
 Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3
mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5.
Dalam rangka pencapaian air minum berkualitas dengan
salah satu target prioritas adalah persentase kualitas air minum
yang memenuhi syarat kesehatan, dalam hal ini adalah air minum
yang didistribusikan oleh Penyelenggara air minum di Desa
Mangunjaya Tahun 2016 sebesar 100 %. Hal tersebut merupakan
salah satu upaya pencegahan terjadinya kemungkinan munculnya
penyakit berbasis air (waterborne disease) karena air merupakan

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 7


salah satu media lingkungan yang berperan dalam penyebaran
penyakit melalui media pertumbuhan mikrobiologi serta adanya
kemungkinan terlarutnya unsur kimia yang dapat mengganggu
kesehatan manusia. Sebagai salah satu pengawasan kualitas air
minum yang diselenggarakan oleh pihak penyelenggara BUMN
atau BUMD, dilakukan uji petik terhadap kualitas air minum secara
eksternal. Penghitungan dilakukan dengan membandingkan jumlah
sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah
seluruh sampel air minum yang di ambil pada jaringan
distribusikan.
Grafik 3
Persentase Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Minum yang Memenuhi
Syarat Mikrobiologi di Desa Mangunjaya Tahun 2014 - 2016

120.00%

100.00% 100.00%
100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
2014 2015

Sumber : Data Laporan Pemegang Program Kesehatan Lingkungan


Puskesmas Mangunjaya Tahun 2016

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 8


Pada grafik 3 menyajikan peningkatan persentase hasil
pemeriksaan kualitas air minum yang memenuhi syarat
mikrobiologi di Desa Mangunjaya tahun 2014 dan 2016 sebesar
100%. Amanat Undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang
sumberdaya Air yang selanjutnya di jabarkan dalam Peraturan
Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem
penyediaan air minum pada pasal 6 disebutkan bahwa :
1. Air minum yang dihasilkan dari Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) yang digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan
harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
kesehatan,
2. Air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas sebagaimana
dimaksud pada ayat1 dilarang didistribusikan kepada
masyarakat.

Seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin tinggi tingkat


kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terutama dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih untuk minum,sementara itu
persediaan air tanah yang selama ini menjadi sumber utama air
minum telah mengalami pencemaran, rumah tangga kini mulai
beralih kepada produk air minum dalam kemasan/isi ulang. Produk
ini merupakan salah satu solusi untuk konsumsi air minum karena
produk dapat langsung diminum karena telah melalui proses
produksi. Sementara menurut definisi MDGs air minum kemasan
dan isi ulang tidak termasuk dalam sumber air minum layak. Hal ini
dikarenakan air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya
dan sumbernya berasal dari wilayah lain.
Sumber air minum mempengaruhi kualitas air minum. Untuk
sumber air minum yang berasal dari sumber air minum layak,

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 9


konsep yang digunakan meliputi air minum yang berkualitas (layak)
adalah air minum yang terlindungi meliputi air ledeng (keran), keran
umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan(PAH)
atau mata air dan sumur telindung, sumur bor atau sumur pompa
yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran,
penampungan limbah dan pembuangan sampah.

2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar


Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu
pondasi inti dari masyarakat yang sehat. Air bersih dan sanitasi
yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan
manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya
kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek
kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup
masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat,
meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit.
Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air
besar sembarangan, diantaranya adalah anggapan membangun
jamban itu mahal, lebih enak buang air besar di sungai, tinja dapat
digunakan sebagai pakan ikan, dan lain-lain. Perilaku ini harus
dirubah karena dapat meningkatkan risiko masyarakat untuk
terkena penyakit menular.
Pada grafik 4 jumlah penduduk dengan akses terhadap
fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) terbanyak adalah pada
jamban jenis leher angsa sebanyak 86.782 penduduk yang artinya
hampir 100% penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mangunjaya
suda terpenuhi untuk akses jamban sehatnya
.

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 10


Grafik 4.
Jumlah Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi
Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban
Di Desa Mangunjaya Tahun 2016

90,000 86,782
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000 0
0 0
10,000
0
Plengsengan Komunal Cemplung Leher Angsa

Upaya meningkatkan akses air bersih dan sanitasi dasar


yang layak juga dilakukan melalui kerjasama dengan donor agency
internasional seperti WHO dan Orld Bank yang diimplementasikan
melalui kegiatan Pamsimas, ICWRMIP.
Secara umum kendala yang dihadapi dalam upaya pencapain
target, yaitu :
1. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan
secara instan, cenderung membutuhkan waktu yang relative
lama agar masyarakat dapat mengadopsi perilaku yang lebih
sehat dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, kondisi
sosial budaya yang sangat bervariasi dapat mempengaruhi
cepat lambatnya perubahan perilaku.
2. Belum meratanya ketersediaan sarana air minum dan sanitasi
yang mudah, murah dan terjangkau oleh masyarakat.

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 11


3. Kondisi geografis yang sangat bervariasi mengakibatkan
sulitnya menentukan pilihan teknologi sanitasi yang dapat
diterapkan di daerah tersebut.
3. Rumah yang Dibina
Rumah yang di bina adalah rumah yang tidak memenuhi
syarat kesehatan, yang dibina untuk menjadi rumah sehat melalui
pemantauan dan evaluasi, di Desa Mangunjaya pada tahun 2014
rumah yang dibina sebesar 23,21%, sedangkan pada tahun 2016
sebesar 52,91%, sedangkan untuk rumah yang dibina yang
memenuhi syarat tahun 2014 sebesar 66,54% dan pada tahun
2016 sebesar 82,79%.

4. Rumah Sehat
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
pasal 162 dan 163 mengamanatkan bahwa upaya kesehatan
lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.Pada pasal 163 ayat 2 mengamanatkan bahwa
lingkungan sehat antara lain mencakup lingkungan
permukiman.Untuk menjalankan amanat dari pasal tersebut, maka
untuk penyelenggaraan penyehatan permukiman difokuskan pada
peningkatan rumah sehat. Rumah sehat adalah rumah yang
memenuhi kriteria minimal: akses air minum, akses jamban sehat,
lantai, ventilasi,dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/MENKES/2011
tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah).

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 12


Pencapaian rumah sehat di Desa Mangunjaya Tahun 2016
sebesar 87,56%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 70,61 %
ada kenaikan sekitar 16,95% dari tahun sebelumnya.

B. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT


Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang
berpengaruh terhadap kesehatan, akan disajikan beberapa indikator
yang berkaitan dengan perilaku masyarakat, diantaranya Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat.

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Peningkatan akses terhadap air minum yang berkualitas
perlu diikuti dengan perilaku yang higienis untuk mencapai tujuan
kesehatan, melalui pelaksanaan STBM. Dalam kerangka
pembangunan kesehatan, sektor air minum, sanitasi dan higienis
merupakan satu kesatuan dalam prioritas pembangunan bidang
kesehatan dengan titik berat pada upaya promotif-preventif dalam
perbaikan lingkungan untuk mencapai salah satu sasaran MDGs.
STBM menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi
total berbasis masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi dan
program untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode
pemicuan dalam rangka mencapai target MDGs. Dalam
pelaksanaan STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu:
1. Stop buang air besar sembarangan.
2. Cuci tangan pakai sabun.
3. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah
tangga
4. Pengelolaan sampah dengan benar.

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 13


5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.
Pemerintah memberikan prioritas dan komitmen yang tinggi
terhadap kegiatan STBM,hal ini tercantum pada Instruksi Presiden
Nomor3 Tahun 2010 yang mempertegas Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 dan surat edaran
Menteri Kesehatan Nomor 132 Tahun 2012 terkait dengan STBM.
Tujuan dari STBM adalah untuk mencapai kondisi sanitasi total
dengan mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan 3 komponen strategi yaitu :
1. Menciptakan lingkungan yang mendukung terlaksananya
kegiatan STBM melalui :
a) Advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku
kepentingan secara berjenjang.
b) Peningkatan kapasitas institusi pelaksana di daerah.
c) Meningkatkan kemitraan multi pihak.
2. Peningkatan kebutuhan akan sarana sanitasi melalui
peningkatan kesadaran dan mayarakat tentang konsekuensi
dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dilanjutkan
pemicuan perubahan perilaku komunitas :
a) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih
teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat;
dan
b) Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural
leader) untuk
c) Memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat dan
mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat
untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan STBM
melalui deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan
(SBS).

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 14


3. Peningkatan penyediaan melalui peningkatan kapasitas
produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana sanitasi, yaitu
melalui pengembangan kemitraan dengan kelompok
masyarakat, koperasi, pengusaha lokal dalam penyediaan
sarana sanitasi.
Suatu desa/kelurahan dikatakan telah melaksanakan
STBM didasarkan pada kondisi :
1. Minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu
dusun dalam desa/kelurahan tersebut,
2. Adanya masyarakat yang bertanggung jawab untuk
melanjutkan aksi intervensi STBM baik individu atau dalam
bentuk komite dan sebagai respon dari aksiintervensi STBM.
3. Masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam
rangka mencapai komitmen-komitmen perubahan perilaku
pilar-pilar STBM yang telah disepakati bersama.
Pelaksanaan STBM dilakukan secara bertahap dengan
prioritas pada pilar ke-1 yaitu Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS) dan adopsi perilaku, Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS), dan secara bertahap mengembangkan
pilar-pilar lain dari STBM. Dalam Renstra Kemenkes 2010 –
2016 ditargetkan pelaksanaan STBM di 20.000 desa pada
tahun 2016.
Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan STBM adalah
masih belum optimalnya investasi bidang air minum dan sanitasi
khususnya di daerah perkotaan seperti investasi untuk PDAM serta
diparitas capaian antar provinsi untuk pelayanan air minum dan
sanitasi di perdesaan dan akselerasi edukasi perilaku sehat melalui
pelaksanaan STBM.Untuk mengatasi kendala tersebut, maka
dilakukan upaya peningkatan advokasi untuk meningkatkan
investasi bidang air minum dan sanitasi terutama untuk masyarakat

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 15


miskin, perluasan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat melalui program Air Bersih untuk Rakyat serta
meningkatkan edukasi perilaku sehat dengan akselerasi STBM.
Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Mangunjaya Tahun 2016
sebesar 100%, hal ini dikarenakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Mangunjaya hanya ada satu desa yaitu Desa Mangunjaya.

2. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga
beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat. Kesehatan lingkungan adalah
hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang
berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia. PHBS
kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang
menciptakan hubungan antara manusia dan lingkungannya yang
berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Indikator
kesehatan lingkungan:
1. Perumahan bersih dan sehat
2. Penyediaan air bersih
3. Penanganan air limbah
4. Penanganan sama arah
5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
PHBS Kesehatan Lingkungan diKabupaten Bekasi dirasakan
belum memenuhi kebutuhan sanitasi dasar, terlihat dari pada
cakupan status rumah tangga sehat baru mencapai 17.62%, yaitu
sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi kriteria
kesehatan pemukiman.

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 16


Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari
Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak.
Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan
lingkungan. Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang
harus dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga
kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat
berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari
kondisi fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi
kehidupan dari komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari
suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai
kemanusiaan dalam hubungan sosial, ketersediaan sumber yang
diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penaggulangan
penyakit, mengatasi gangguan kesehatan secara wajar, pekerjaan
dan pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan
toleransi terhadap perbedaan jenis, akses dari garis keturunan
serta rasa ingin berkuasa dan memiliki harapan.
Berdasarkan data cakupan tahun 2016 di Desa Mangunjaya
ada penurunan, yang semula di Tahun 2014 sebesar 63,48%
menjadi 62%. Hal tersebut, seketika menjadi pekerjaan rumah
untuk Puskesmas Mangunjaya untuk memperbaiki hal tersebut.

ANALISA SITUASI SUMBER DAYA

1. Sarana Dan Prasarana Kesehatan


Puskesmas Mangunjaya adalah puskesmas non perawatan yang
terletak di Desa Mangunjaya. Puskesmas Mangunjaya beralamat di Jln
Garuda X-XI Papanmas Desa Mangunjaya Kec Tambun Selatan,
mempunyai gedung yang pas - pasan untuk pelayanan dalam gedung,
terdiri dari pelayanan rawat jalan yaitu Pendaftaran dan Rekam Medik,
Farmasi dan Gudang Obat, ruang pelayanan umum, Ruang Gizi dan PTM,

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 17


Ruang Kesling,Promkes dan PTM, ruang Gudang dan Gudang arsip,
Ruang Kepala Puskesmas, Ruang Tata Usaha, Ruang Laboratorium,
Ruang Imunisasi dan surveilance, Ruang KIA/KB, ruang pelayanan gigi,
dan Pelayanan TB Paru Kusta yang terletak di depan gedung puskesmas.
Alat medis yang ada di puskesmas mengacu pada alat standard
pelayanan minimal menurut Lampiran Permenkes 75 tahun 2014, namun
masih belum lengkap karena keterbatasan cara pembiayaan. Bertahap
seiring dengan perkembangan, Dinas Kesehatan sebagai membuka jalan
payung hukum regulasi – regulasi yang dibutuhkan di puskesmas,
perencanaan pelengkapan saran dan prasarana sesuai Permenkes 75
tahun 2014 mulai terwujud. Puskesmas Mangunjaya mempunyai 44
Posyandu, 10 Posbindu dan 1 Posbindu PTM sebagai salah satu UKBM
(Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat) dengan berbagai strata. Namun
masih banyak posyandu di wilayah kerja Mangunjaya yang belum
mencapai strata mandiri. Sesuai dengan keadaan dan kondisi wilayah
puskesmas, UKBM lain yang dimiliki Puskesmas Mangunjaya adalah
Kader TBC , Remantik (Relawan Pemantau Jentik), dll. Semua itu saling
bersinergi memberikan pelayanan kepada masyarakat Puskesmas
Mangunjaya yaitu sesuai dengan misinya Mendorong kemandirian
masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup dalam lingkungan sehat.

2. Sumber Daya Tenaga Petugas Puskesmas


Sumber daya tenaga petugas puskesmas adalah data SDM yang
dimiliki puskesmas Mangunjaya. Berikut adalah Sumber Daya Manusia
berdasarkan Struktur Organisasi Puskesmas Mangunjaya :
Puskesmas Mangunjaya dikepalai oleh dr. Dewi Tirthasari dengan
Sumber Daya Manusia di Puskesmas Mangunjaya adalah terdiri dari :

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 18


JENIS GOL GOL GOL GOL Sukwan Jumlah
NO KETENAGAAN IV III II I PTT
1 Kepala 1 1
Puslesmas
2 1 1
Kasubbag TU
3 2 2
Dokter umum
4 1 1
Dokter gigi
5 1 1
Apoteker
6 9 2 11
Bidan
7 4 1 5
Perawat
8 1 1
Perawat gigi
9 1 1
Sanitarian
10 1 1
Analis
11 1 1
Promkes
12 1 1
Nutrisionist
13 Asisten 1 1
Apoteker
14 1 1
Pelaksana
15 Petugas 2 2
Kebersihan
16 2 2
Front office
17 Pengemudi 1 2
Ambulance
JUMLAH 2 24 1 2 5 34
Sumber : Data Puskesmas Mangunjaya 2016

3. STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI


Pada dasarnya struktur organisasi merupakan suatu hal yang sangat
menentukan kedudukan dalam Puskesmas. Sistem yang di gunakan
dalam struktur organisasi adalah sistem kerjasama (team work) yang
dijalankan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Gambaran mengenai susunan struktur organisasi pada Puskesmas
Mangunjaya dapat dilihat pada lampiran.

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 19


Adapun sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing bagian
dari struktur organisasi yang terdapat pada Puskesmas Mangunjaya yaitu
sebagai berikut:

1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas merupakan posisi tertinggi dalam struktur
organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat yang bertanggung jawab
atas seluruh kegiatan operasional Puskesmas pada wilayah kerjanya.
Kepala Puskesmas bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Bekasi.

2. Tata Usaha
Tata usaha berkoordinasi dengan koordinator program lainnya dalam
melaksanakan perencanaan, Sistem Informasi Kesehatan,
pengelolaan urusan kepegawaian dan Kerumahtanggan, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat, hubungan masyarakat, serta urusan
umum pelaporan.

3. Mutu Pelayanan
Mutu Pelayanan mempunyai tugas untuk menangani dan
mengkoordinasikan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),
Jaringan Pelayanan & Jejaring Puskesmas, dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada
Masyarakat .

4. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Upaya kesehatan masyarakat (UKM) mempunyai tugas menangani
dan mengkoordinasikan kegiatan Promkes, UKS/UKGS, Kesling,
Perkesmas, KIA/KB, Gizi, P2M Surveians, P2M TB/Kusta, P2M
ISPA/diare, P2M imunisasi, P2M Zoonosis/Arbovirosis, PTM &

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 20


Kesehatan Jiwa, Kesehatan Indera Mata & Pendengaran, Kesehatan
Lansia, Kesehatan Hatra, Kesja dan Olahraga, P2M IMS & HIV AIDS
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

5. Jaringan Pelayanan & Jejaring Puskesmas


Jaringan Kesehatan & Jejaring Puskesmas mempunyai tugas untuk
menangani dan mengkoordinasikan kegiatan Kesehatan Tradisional,
UKGMD, Bidan Desa dan SPKS bertanggung jawab kepada kepala
Puskesmas.

6. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


Upaya Kesehatan Perorangan mempunyai tugas untuk
mengkoordinasikan tugas-tugas bagian upaya kesehatan perorangan
meliputi BP umum, BP gigi & Mulut, KIA/KB, Farmasi, Laboratorium,
UGD, Rawat Inap, PONED, BP Anak & MTBS, Klinik Konseling
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

7. Bagian Bidan Desa


Bertugas melakukan pelayanan medik di dalam maupun diluar jam
kerjanya di desa/dusun yang menjadi tempatnya bertugas dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas.

4. Peralatan
Tabel Keadaan Peralatan Kesehatan di UPTD Puskesmas
Mangunjaya Tahun 2016

No Jenis Alat Jumlah Berfungsi Tidak


Berfungsi

1 sumber listrik 10600 watt baik

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 21


2 sumber air 300 baik
liter/hari

3 MOU limbah padat 6 kg baik

4 gas medik%vakum medik 2 tabung 2

5 ambulans 1 1

6 puskesmas keliling

7 puskel roda 4 1 unit 1

8 puskel roda 2 3 1

9 sistem telekomunikasi

10 jumlah ac 9 9

11 timbangan dewasa 6 4 2

12 tensimeter, Air Raksa, 3 3


dengan manset anak&
dewasa

13 reflek hammer 3 3

14 pen light 2 2

15 stetoskop 4 2 2

16 termometer digital 2 2

17 alat tes darah portable 1 1


(glukosa)

18 alat tes darah portable 1 1


(asam urat, Cholesterol)

19 vaksin carier 5 5

20 pinset bedah 1 2

21 gunting benang 2 2

22 doppler 2 1 1

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 22


23 baki logam 3 3

24 timbangan bayi 2 1 1

25 tensimeter digital 1 1

26 nebulizer 1 1

27 spekulum vagina(besar) 3 3

28 tabung oksigen 1 1

29 autoclave 1 1

30 tabung oksigen 1 1 1
meterkubik dan
regulator

31 iud kit 1 1

32 dental chair 2 1 1

33 meja instrumen 2 2

34 meja ginekolog 1 1

35 proyektor 1 1

36 kamera digital 1 1

37 wireles system 1 1

38 laptop 5 4 1

5. Sumber Biaya
Pembiayaan kegiatan Puskesmas Mangunjaya bersumber dari APBD
(BOP), APBN/DAKNon Fisik (BOK), JKN/BPJS

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Mangunjaya


Di Dalam dan Luar Gedung

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 23


KEGIATAN FASILITAS JENIS PELAYANAN
PELAYANAN
DALAM GEDUNG BP Umum (laki-laki - Pemeriksaan pasien
dan wanita) - Penetepan diagnosa
- Koordinasi lintas
program (Lab, konseling
dll)
- Rujukan
MTBS (Manajemen - Pemeriksaan pasien
Terpadu Balita Sakit) - Penetapan diagnosa
- Koordinasi lintas
program (Lab, konseling
dll)
- Rujukan
BP Gigi - Pemeriksaan pasien
- Penetapan diagnosa
- Koordinasi lintas
program (Lab,konseling
dll)
- Rujukan
KIA/ KB - Pemeriksaan Ibu Hamil
- Pemeriksaan Ibu dan
Anak
- Pelayanan KB (
Pemasangan
/Pengangkatan IUD/
Alat kontrasepsi lainnya
- Imunisasi
- Koordinasi lintas

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 24


program (Lab,konseling
dll)
- Rujukan
Ruang Gizi - Kosultasi Gizi
- Penimbangan BB
- Pengukuran TB
- Pelayanan kesehatan
balita gizi buruk
- Koordinasi lintas
program (lab)
- Rujukan
Kilinik Konseling - Gizi
- Sanitasi (PHBS)
- Kesehatan lingkungan
- Kesehatan Mata
- Kesehatan
Reproduksi/PKPR
- TB Paru , Kusta
- Harm Reduction (HIV)

Laboratorium - Pemeriksaan specimen


darah, dahak,dll
- Koordinasi lintas
program
- Rujukan
Ruang Obat - Melayani obat bagi
pasien rawat jalan ,
- Melayani PIO
(Pelayanan Informasi

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 25


Obat)
Rujukan - Pembuatan surat rujukan
- Pelayanan Ambulance
LUAR GEDUNG - Posyandu Melayani masyarakat di luar
- Posbindu gedung
- UKS
- UKK

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 26


ALUR PELAYANAN
RAWAT JALAN PUSKESMAS UTPD MANGUNJAYA

INPUT PROSES PELAYANAN OUTPUT

BP GIGI RUJUKAN RS
PASIEN

BP UMUM

R. PEMERIKSAAN
POLI
PENDAFTARAN PENUNJANG :
DOKUMEN - LAB
MTBS

KLINIK :
1. GIZI
2. KESLING
KIA/KB
3. IMUNISASI
4. KESEHATAN
IGD JIWA
5. MATA
6. KESPRO
7. TB PARU/KUSTA
8. HR/HIV
PASIEN
PULANG

APOTIK

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 27


: ALUR
Identifikasi Kebutuhan Masyarakat Akan Pelayanan Puskesmas
Identifikasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan puskesmas adalah
bagian dari kegiatan puskesmas untuk mendapatkan permasalahan
kesehatan yang ada di masyarakat baik berdasarkan data kesehatan
masyarakat yang didapat dari kegiatan puskesmas maupun berdasarkan
umpan balik masyarakat berupa IKM dan SMD. Adapun identifikasi
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan puskesmas Mangunjaya
terhadap kegiatan pelayanan/ program :

NO KEGIATAN KETERANGAN
1 Survei Mawas Diri (SMD) - SMD adalah survey yang bertujuan
untuk mengetahui keadaan
masyarakat khususnya mengenai
kesehatan sekaligus meminta
saran dan keluhan tentang
pelayanan kesehatan.
2 Musyawarah Masyarakat - MMD adalah lokakarya mini lintas
(MMD) sektor guna mendapatkan umpan
balik mengenai kegiatan pelayanan
kesehatan yang akan
dilaksanakan.
- MMD juga meliputi desiminasi
informasi sbb :
- PKP
- BPB
- PHBS
- AV
- 10 Penyakit Terbesar
- Surveillance Terpadu
- Penyakit

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 28


3. Indeks Kepuasan - Survey mengukur 12 unsur
Masyarakat (IKM) penilaian yaitu kecepatan
pelayanan, kedisiplinan petugas,
kenyamananan, kesopanan,
kejelasan petugas, kesesuaiana
persyaratan, tanggung jawab
petugas, kemampuan petugas,
keadilan, keamanan, prosedur
pelayanan, dan kepastian jadwal
pelayananan
4 Kotak Saran - Sarana menerima keluhan dan
saran tertulis dari pasien atau
keluarga yang datang ke
puskesmas Mangunjaya

PTP PUSKESMAS MANGUNJAYA TAHUN 2018 Page 29

Anda mungkin juga menyukai