tidak berfungsi
BAB sembarangan
selokan tersumbat
Jamban asal-asalan
TUJUAN UMUM
Terwujudnya kualitas lingkungan yg lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko
kejadian yg dapat menimbulkan gangguan & atau bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga &
masyarakat yang lebih baik
TUJUAN KHUSUS
– Meningkatkan mutu lingkungan
– Terwujudnya pemberdayaan masyarakat
– Terlaksananya peraturan perundangan penyehatan ling-
kungan dan pemukiman
– Terselenggaranya pendidikan kesehatan
– Terlaksananya pengawasan lingkungan scr teratur
Program Kesehatan Lingkungan (2)
KEGIATAN
A. Penyehatan Air
B. Penyehatan Makanan & Minuman
C. Pengawasan Pembuangan Kotoran Manusia
D. Pengawasan & Pembuangan Sampah & Limbah
E. Penyehatan Pemukiman
F. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
G. Pengamanan Lingkungan akibat Pencemaran
Industri
H. Pengamanan Pestisida
I. Klinik Sanitasi
Program Kesehatan Lingkungan (3)
SASARAN
Keluarga & masyarakat di daerah yg angka kepadatan
penduduknya tinggi serta produksi sampahnya cukup
banyak; masyarakat dgn penyakit yg berhubungan dgn
penyakit lingkungan
Daerah yg mempunyai resiko thd penularan penyakit
diare, TBC Paru, ISPA, DBD, & Filariasis
Daerah pemukiman baru; resiko tinggi thd pencemaran;
tempat pengelolaan pestisida; daerah industri; pertanian
Daerah terpencil & daerah perbatasan; masyarakat
terasing & rawan bencana; rawan air bersih
PENGOLAHAN AIR BERSIH
• DASAR HUKUM
– PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416 /
MENKES / PER / IV /1990 tentang Persyaratan Kualitas
Air Bersih
influen
......
........ ...........
...........
....... ........... Effluen (dapat digunakan sebagai
------
------
------
------
-----
-----
-----
------
----- air bersih)
----------
-----
------
Air Permukaan dengan Pengolahan Lengkap
Dilakukan terhadap air yang kotor/air limbah, melalui tahap:
Screening
Pengendapan lumpur 1
Mixing
Sedimentasi ( Pengendapan 2)
Filtrasi
Desinfeksi
Storage
Distribusi
(Pemeriksaan Laboratorium)
Pada air dg kadar besi tinggi dilakukan proses tambahan yaitu
aerasi setelah filtrasi untuk:
o Menghilangkan bau dan rasa
o Menghilangkan gas
o Menghilangkan besi dan logam lain
o Memberikan rasa segar
Metode activated sludge
• Pada metode ini, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan
lumpur yang kaya akan bakteri aerob, proses
degradasi berlangsung didalam tangki tersebut
selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian
gelembung udara untuk aerasi (pemberian
oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri
dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah
disalurkan ke tangki pengendapan untuk
pengendapan, sementara lumpur yang
mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki
aerasi untuk mengalami proses degradasi kembali.
16
•Metodologi Ujicoba Penentuan BPC
Untuk kaporit (Ca (OCl)2 60%
1.Pengambilan contoh air
2.Siapkan botol plastik polietilen dan 0,01192 gram kaporit.
3.Buat larutan induk 100 ppm kaporit dengan memasukkan kaporit ke
dalam labu takar 500 ml dan ditambahkan aquabides sampai tanda tera.
4.Diambil dari larutan induk 2.5 ml, 5 ml, 6.25 ml, 6.875 ml, 7.5 ml, 8.75
ml dan 10 ml dan dicampurkan ke dalam masing-masing 250 ml sampel
air bersih yang berada di botol polietilen sehingga diperoleh konsentrasi
awal campuran 1 mg/l, 2 mg/l, 2.5 mg/l, 2.75 mg/l, 3 mg/l, 3.5 mg/l
dan 4 mg/l dan diamkan selama 30 menit.
5.Setelah 30 menit tentukan konsentrasi sisa klorin
6.Plotkan sisa klor dengan kaporit yang ditambahkan ke dalam botol
plastik polietilen tersebut dan tentukan breakpoint.
Volume larutan induk Konsentrasi awal
kaporit 60% yang campuran Kaporit Sisa Klor
ditambahkan (ml) (mg/l)
2,5 1,0 0,43
5 2,0 0,60
6,25 2,5 0,39
6,875 2,75 0.29
7,5 3,0 0,09
8,75 3.5 0,22
10 4,0 0,51
a b
Perhitungan berat kaporit (kemurnian 60%) berdasarkan ujicoba
2m
Peningkatan kualitas air dengan cara filtrasi
LANGKAH-LANGKAH
1. Pembuatan casing /tabung
2. Pembuatan lubang pada casing/ tabung
3. Pembuatan saringan dasar dan atas media
4. Pemasangan media filter ke dalam casing/ tabung
5. Pemasangan end cap pada bagian atas casing/ tabung
Berikut adalah ilustrasi filter air yang telah selesai dibuat:
Posisi valve/keran ketika melakukan filtrasi:
......
........ ...........
...........
....... ...........
------
------
------
------
-----
-----
-----
------
----- .......
.......
----------
----- .......
......
------ ........
........
........
...... Effluen (dapat
digunakan
sebagai air bersih)
~~~~~~
~~~~~~
~~~~~~
~~~~~~
~~~~~
~~~~~
Arang aktif
(tempurung kelapa) kulit kerang
Gambar : Diagram proses pengolahan air dengan
teknologi saringan pasir lambat “Up Flow” ganda.
TEKNOLOGI TEPAT GUNA YANG DIHASILKAN(1)
IPAL
Jamban darurat
TIMBULAN
REDUCE DI RUMAH TANGGA
Diolah / di-
Layak Buang / manfaatkan
Layak Bakar Pemulung
TRANSFORMASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGELOLAAN SAMPAH
Mencegah/Mengurangi
Mencegah/Mengurangi (Reduce)
(Reduce)
Gas
Tanur pembakaran
3. Pembuatan Kompos
• Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah
organik, seperti sayuran, daun dan ranting, serta
kotoran hewan, melalui proses degradasi/
penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos
berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan
menyediakan zat makanan yang diperlukan
tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam
kompos dapat membantu penyerapan zat makanan
yang dibutuhkan tanaman.
• Pembuatan kompos relatif mudah dan murah serta
memberi pemasukan tambahan atau alternatif mata
pencaharian.
65
Diagram Alir Proses Dasar Pengkomposan
• Kompos juga dapat dibuat dengan bantuan cacing
tanah, karena cacing tanah mampu mengurai
bahan organik. Kompos yang dibuat dengan
bantuan cacing tanah disebut kascing. Cacing
tanah yang dapat digunakan adalah cacing dari
spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus,
Pheretima defingens, dan Eisenia foetida.
Cacing tanah akan mengurai bahan-bahan kompos
yang sebelumnya sudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Keterlibatan cacing tanah dan
mikroorganisme dalam pembuatan kompos
menyebabkan pembentukan kompos lebih efektif
dan lebih cepat. 69
4. Daur Ulang
• Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami
proses daur ulang menjadi produk baru. Proses
daur ulang sangat berguna untuk mengurangi
timbunan sampah karena bahan buangan diolah
menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.
Contoh : kertas, kaca, logam, plastik dan karet.
• Meskipun daur ulang sangat bermanfaat untuk
menangani limbah padat, solusi ini masih
memiliki kelemahan. Seperti halnya proses
produksi lain, proses daur ulang masih
menghasilkan polutan sebagai hasil sampingan/
sisa proses daur ulang tersebut.
70
• Pada sebagian negara maju, penduduknya telah
menerapkan pemisahan jenis sampah yang akan
dibuang. Sampah sisa makanan yang mudah
busuk, plastik, kertas dan logam, sehingga
memudahkan proses daur ulang. Namun, ada juga
produk tertentu yang memiliki kandungan
berbagai bahan berbeda sehingga hampir tidak
mungkin dipisahkan untuk didaur ulang.
Misalnya, kemasan produk makanan yang
tersusun atas lapisan kertas, plastik dan
alumunium. Bahan yang seperti ini tidak
dapat didaur ulang.
71