Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM LINGKUNGAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. RIO SEPTIANTORO (1931100001)


2. DANANG SAKTIYO K (1931100005)
3. MARTINA INDRIASTUTI (1931100012)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

KLATEN

2022
MATERI V

______

A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN PRAKTIKUM
C. DASAR TEORI
D. ALAT DAN BAHAN
E. PROSEDUR PRAKTIKUM
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendahuluan

Air adalah komponen penting penunjang kehidupan manusia. Namun, tidak

semua daerah di Indonesia memiliki air bersih yang memadai sehingga diperlukan

inovasi dalam pemenuhan air bersih. Biasanya mnasyarakat dipedesaan

menggunakan air sumur, air sungai, air hujan, dan sumber mata air untuk

mendapatkan air bersih. Namun saat musim kemarau kualitas air sumur maupun

air sungai menjadi buruk karena keruh bercampur lumpur. Hal ini dapat

menimbulkan penyakit akibat air yang tak layak digunakan. Air kotor merupakan

sarang penyakit seperti: Typus abdominalis, Cholera, Diare dan Dysentri baciller.

Proses perebusan dapat membunuh bakteri namun tidak dapat menghilangkan

kandungan logam maupun partikel-partikel tertentu yang memiliki titik didih

lebih dari 100°C. Untuk mengatasi permasalahan residu dalam air proses

pemfilteran air diperlukan.

Filter Yang Digunakan Arang (karbon) biasanya diproduksi dari pemanasan

kayu tanpa adanya oksigen sehingga kayu tersebut tidak akan hangus menjadi

abu. Karbon bukanlah sebuah senyawa namun sebuah unsur. Sehingga didalam

karbon hanya terdapat unsur C saja. Banyak sekali pemanfaatan karbon dalam

kehidupan kita misalnya sebagai filter air, pengganti besi pada beton dengan serat

karbon, dan penggantian alumunium dengan serat karbon pada mobil. Karbon

merupakan adsorben alami yang dapat mengikat logam Fe pada air. Dengan

begitu ketika terdapat logam yang melewati atau bersinggungan dengan


permukaan karbon, maka logam tersebut akan menempel pada permukaan atau

pori-pori dari karbon. Batu bata berasal dari tanah liat yang dibakar sampai

berwarna kemerahan. Batu bata memiliki daya serap air cukup tinggi bila butiran

penyusunnya kasar, dengan begitu batu bata dapat menyerap air yang

mengandung koloid. Zeolit merupakan batu mineral yang banyak digunakan

untuk berbagai kebutuhan. Salah satu penggunaan zeolit adalah untuk filter air.
B. Tujuan Praktikum

1. sederhana pengolahan limbah cair sendiri diketahui yakni untuk

menetralkan limbah cair dari sejumlah material zat-zat, baik yang bersifat

kontaminan, organic biodegradable maupun material tersuspensi.

2. Keharusan pengolahan limbah cair yang wajib dilakukan oleh siapapun dan

aktivitas apapun yang menghasilkannya, membuat beragam inovasi pun

bermunculan dari sektor pengolahan limbah cair. Meskipun terdapat beragam

inovasi, secara umum pengolahan limbah cair menggunakan instalasi

pengolahan air limbah (IPAL) yang terdiri dari tiga proses pengolahan Adapun

proses-proses tersebut,  yakni proses pengolahan limbah cair primer, sekunder,

dan tersier atau lanjutan.


C. Dasar Teori

Manajemen air limbah harus mempertimbangkan pengelolaan air limbah

yang berkelanjutan dari sumber untuk masuk kembali ke lingkungan (digunakan

kembali / dibuang) dan tidak hanya berkonsentrasi pada area atau segmen tunggal

atau terpilih dari proses penyediaan layanan. Banyak system pengolahan saat ini

yang tidak dipikirkan secara matang, namun proses pengolahan limbah alami yang

memurnikan air dan mempertahankan struktur tanah menjadi salah satu pilihan.

Tentu penting untuk merancang sistem pengelolaan air limbah yang “bekerja

dengan proses ekosistem alami" (Laugesen et al., 2010) dengan demikian,

memahami proses-proses ini sebelum merancang infrastruktur / sistem buatan

adalah hal mendasar untuk memilih pendekatan pengelolaan air limbah yang

berkelanjutan.

Diperlukan pendekatan manajemen yang berbeda tergantung pada apakah

daerah tersebut perkotaan atau pedesaan. Dilihat dari ukuran dan kepadatan

populasi, tingkat ekonomi pengembangan, kapasitas teknis dan sistem tata kelola

yang ada. Pendekatan juga dapat bervariasi sesuai dengan kualitas yang

diperlukan untuk pengguna akhir atau yang diperlukan untuk keamanan

pembuangan dan dengan demikian “pengelolaan air limbah harus mencerminkan

kebutuhan masyarakat dan ekologis dari setiap ekosistem dan pengguna hilir”

(Corcoran et al., 2010). Waste Water Management dapat diartikan sebagai usaha

dalam menangani air limbah untuk melindungi lingkungan untuk memastikan

kesehatan masyarakat, ekonomi, sosial dan politik (Metcalf dan Eddy, 1991).

Dalam me-manage pengelolaan air limbah, tentu kita perlu memahami bagaimana
konsep dari pengelolaan air limbah tersebut. Penulis akan menggambarkan skema

dari manajemen pengelolaan air limbah yang akan kita bahas.


D. Alat Dan Bahan

1. Botol minum ukuran besar

2. Cutter

3. Wadah penampung

4. Pasir halus

5. Kapas penyaring

6. Arang aktif

7. Krikil kecil/pecahan genteng

8. Zeolite

9. Air limbah
E. Prosedur Penelitian

Pada tahapan pertama yaitu input dapat diartikan bahwa air limbah yang

berasal dari suatu kawasan akan dimasukan kedalam satu penampungan. Sistem

penampungan air limbah ini bertujuan agar air limbah yang akan dikelola dapat

dikumpulkan menjadi satu, sehingga tidak mencemari air bersih yang akan

digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Tahap kedua merupakan tahap pengolahan

dari air limbah yang telah dikumpulkan.

Proses pengolahan air limbah sendiri ada banyak metodenya, penulis akan

menguraikannya didalam Landasan Teori. Yang ketiga, setelah air limbah

mengalami proses penyaringan dan proses yang lainnya, akan dihasilkan air yang

dapat digunakan kembali, dimana air tersebut dapat dijadikan sebagai penyiram

tanaman bahkan sebagai hiasan seperti air pancuran yang dapat memperindah

kawasan tersebut. Setelah melalui tahap-tahap tersebut, tentu air limbah yang

telah dikelola perlu diawasi dan dicek oleh pihak yang bertugas khusus dibidang

ini. Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan manfaat

yang didapatkan dari penggunaan air limbah yang telah dikelola ini.
F. Hasil dan pembahasan

Nama Sampel :

Kontrol Penyaringan Penyaringan Penyaringan

1 2 3

Warna / Putih Keruh Putih keruh Putih agak Putih sedikit

Kekeruhan Kekuningan keruh keruh

aroma Bau tanah Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau

pH 6,95 7,05 7,37 7,39

(7 menit) (4 Menit) (3 Menit) (3 menit)

Ada tidaknya Ada sedikit Tidak ada Tidak ada Tidak ada

endapan endapan endapan endapan endapan

kotoran

Metode pengolahan dengan Proses ini terdiri dari bak pengendap awal, bak

aerasi, bak pengendap akhir. Metode ini berfungsi untuk mengetahui warna,

aroma, pH, ada tidaknya endapan.

Untuk nama sampel Kontrol yaitu Putih Keruh Kekuningan, aroma : bau Tanah,

pH: 6,95 (7 Menit), ada sedikit endapan Kotoran.

Nama sample Penyaringan 1 yaitu Putih Keruh Kekuningan, aroma : tidak berbau,

pH: 7,05 (4 Menit), tidak ada endapan.

Nama sample Penyaringan 2 yaitu Putih Keruh Kekuningan, aroma : tidak berbau,

pH: 7,37 (3 menit), tidak ada endapan.


Nama sample penyaringan 3 yaitu Putih Keruh Kekuningan, aroma : tidak berbau,

pH: 7,39 (3 menit), tidak ada endapan..

Proses pengolahan air limbah secara kimia merupakan cara untuk mengubah

larutan air limbah dengan menggunakan bahan kimia, dari Beberapa Penyaringan

Memiliki banyak perbedaan yang signifikan Dari warna, aroma, pH, dan ada

tidaknya Endapan. Untuk warna dari semua penyaringan mengalami kekeruhan

lalu untuk aroma untuk control berbda yaitu bau tanah lebih terasa dibandingkan

penyaringan yang lain yang tidak berbau, untuk pH cukup naik dari Kontrol

(6,95), penyarinan 1 ( 7,05), penyaringan 2 ( 7,37), penyaringan 3 (7,39).

Untuk waktunya dari segi pengukuran lebih lama yaitu kontro yaitu 7 menit

lebih lama dibandingkan yang lain. Untuk kontro memiliki sedikit endapan

kotoran dibandingakan yang lain yang tidak memiliki endapan.


Daftar Lampiran

Anda mungkin juga menyukai