PENGERTIAN SANITASI
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan
dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan,
menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan ( Depkes RI 2004 )
Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan lingkungan,
sebagai suatu usaha pengendalian semua factor yang ada pada lingkungan fisik manusia
yang diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal yang mengganggu perkembangan fisik,
kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya (Adisasmito, 2006).
Sedangkan menurut WHO sanitasi lingkungan adalah pengawasan terhadap lingkungan
fisik manusia yang dapat memberikan akibat yang merugikan kesehatan jasmani dan
kelangsungan hidup.
Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan sumber penyediaan yang
menarik, dan akan dipakai baik resmi disetujui atau tidak. Karena itu peningkatan
penyediaan air cenderung mengakibatkan peningkataan penggunaan air limbah, diolah
atau tidak dengan memperhatikan sumber-sumber daya tersebut supaya penggunaan
ulang ini tidak merusak kesehatan masyarakat.
3. Syarat Bakteriologis :
Tidak mengandung kuman parasit, kuman patogen, bakteri E. coli.
Ketentuan :
Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli
maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
4. Syarat Radio aktif :
Tidak mengandung sinar alfa, sinar gamma
Sumber sumber air
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber sumber air ini
dapat digunakan adalah :
1. Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak
mengandung kalsium oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu
ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan Danau ( Air Permukaan)
Menurut asalnya sebagia dari air sungan dan air danau ini juga dari air hujan yang
mengalir melalui saluran saluran kedalam sungai atau danau ini. Oleh karena air
sungan dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam
kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata Air
Air yang keluar dari mata air biasanya keluar dari air tanah yang muncul secara alamiah.
Oleh karena itu air dari mata air ini, bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat
dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum
tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah, maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air di
dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat
yang satu ke yang lain berbeda beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15
meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus
dahulu sebelum diminum.
5. Air Sumur Dalam
Air ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dal;amnya dari permukaan tanah
biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam ini sudah
cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung ( tanpa melalui pengolahan ).
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga
per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan
hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk
memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air
juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat
rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit- penyakit yang menyerang manusia dapat
juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat
menimbulkan wabah penyakit dimana-mana (Chandra,2007). Pemenuhan kebutuhan
akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI,
2005).
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana
sanitasi berhubungan langsung dengan
I.
Kesehatan. Semua penyakit yang berhubungan dengan air
sebenarnya berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang
tidak benar. Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak
efektif.
II.
Penggunaan air. Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air
dan bisa memakan hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga.
Dengan jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan
unit baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari
penggunaan air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan.
Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah
tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan
di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa
menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.
2.
Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit
karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama
penyakit perut (Slamet, 2002). Sementara itu, penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya.
Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat, yaitu (Chandra, 2007)
1. Waterborne mechanism
Dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan.
Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid,
hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomielitis.
2. Waterwashed mechanism
Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan
perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu :
a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.
b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trachoma.
c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospiros
3.
Water-based Mechanism
Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agent penyebab yang
menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate
host yang hidup di dalam air. Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus
medinensis
4.
Water-related Insect Vector Mechanism
Agent penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air.
Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalahfilariasis, dengue,
malaria, dan yellow fever.
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
4. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
5. Pencemaran air oleh sampah.
Ada dua masalah pokok yang menyebabkan buruknya kualitas air di Indonesia :
1.Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
Masih banyak penduduk Indonesia yang buang air besar sembarangan tentu
menyebabkan buruknya kualitas air di Indonesia terutama pada sumber-sumber air yang
seharusnya menjadi sumber penghidupan warga. Dengan tingkat populasi yang tinggi,
namun kesadaran akan lingkungan yang rendah semakin memperparah kondisi tersebut.
Masyarakat Indonesia masih sering membuang limbah rumah tangga, sampah, dst.
Padahal sungai-sungai itulah yang menjadi sumber penghidupan mereka. Belum juga
eksploitasi air tanah untuk kepentingan fasilitas hotel, apartemen, dan perkantoran yang
menyebabkan semakin berkurangnya debit air bersih.
2. Rendahnya alokasi APBD tiap daerah yang digunakan untuk memperbaiki layanan air
bersih dan sanitasi.
Berdasarkan data dari Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri, pada
tahun 2010 yang lalu, rata-rata alokasi belanja sanitasi seluruh kota dan kabupaten di
Indonesia masih di angka 1,5% dari total belanja APBD. Dibandingkan pada saat tahun
2006 yang alokasi rata-ratanya hanya 0.5%, hal itu tentu mengalami kenaikan yang
signifikan. Namun, berkaca dari kondisi Indonesia saat ini, hal itu tentu jauh dari kata
layak, karena kondisi sanitasi dan air bersih di Indonesia telah mencapai taraf yang
sangat memprihatinkan.
penanaman perilaku hidup sehat dapat teraplikasikan sejak anak didik berada di
pendidikan dasar.
PHBS seharusnya juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak. Orang tua pun juga
perlu diberi pengetahuan tentang ini. Sebab, orang tua-lah yang membentuk pribadi dan
perilaku anak tersebut. Secara tidak langsung, orang tua juga menjadi pengawas bagi
anak saat di rumah, apakah anak tersebut mampu melaksanakan perilaku hidup sehat
ataukah tidak.
2. Menaikkan anggaran untuk meningkatkan fasilitas untuk mengakses air bersih serta
sanitasi yang layak.
3. Pemerintah dapat menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional yang
berkaitan dengan hal ini. Misalnya lembaga PBB, seperti WHO atau World Health
Organization.
Upaya upaya untuk meningkatkan sanitasi air
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu
dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Melakukan penanaman pohon.
6. Tidak melakukan kegiatan rumah tangga seperti MCK di sungai atau di dekat sumber
air lainnya.
7. Membuat sumur resapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke
dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam
tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di
permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.unicef.org/indonesia/id/A8_-_B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf.
Diakses pada tanggal 24 Agustus 2016 pukul 01.09 WIB