A. DRINKING WATER
Badai katrina berdampak pada sebagian besar Water Treatment Plants (WTP) di
600 km petak di teluk pantai . Seperti yang ditunjukkan dalam tabel, lebih dari 4.000 Water
Treatment Plants (WTP) di 4 negara dinyatakan mengalami kerusakan. Secara kolektif, WTP
tersebut melayani lebih dari 13 juta orang.
Dapat diperhatikan pada tabel diatas bahwa jumlah pesanan air minum meningkat menjadi
sekitar 500 setelah Badai Katrina terjadi . Beberapa fasilitas air minum daftar tidak beroperasi
kembali sebagai akibat dari kerusakan akibat badai besar. Di tanggal 9 Desember 2005, DHH
menaikkan kebutuhan air minum untuk semua bagian timur New Orleans kecuali Ninth Ward.
i.
pribadi tersebut. Sekitar 1.200 hasil tes dipublikasikan dari September 11, 2005
sampai dengan 15 Desember tahun 2005.
Komunikasi. Ada masalah berat dalam pemesanan air minum untuk masyarakat.
Tidak adanya layanan ponsel dan siaran televisi. Komunikasi melalui radio masih
memungkinkan, meskipun siaran radio oleh Broadcaster Inggris difokuskan pada
berita tentang New Orleans. Selain itu, perjalanan darat pun tidak memungkinkan
karena pohon tumbang dan warga harus menghemat bahan bakar. Sehingga, media
untuk berkomunikasi hanyalah papan-papan tanda yang ditempatkan di persimpangan
utama.
Air botol. Banyak orang mengandalkan air kemasan selama periode waktu pasca
bencana terjadi. Kepercayaan publik terhadap pasokan air publik sangat rendah
bahkan setelah pemasokan air minum dijalankan kembali. Hal ini ditunjukkan dengan
habisnya pasokan air kemasan di palang merah New Orleans.
Gambar 1. (Kiri) Cara berkomunikasi pasca bencana (kanan) Tingginya kebutuhan air botol di Lousiana
(Sumber: https://mceer.buffalo.edu/publications/Katrina/07-SP02web.pdf)
B. WASTEWATER MANAGEMENT
i.
Tabel 2. Fasilitas
yang rusak di berbagai
(Sumber:
ii.
(Sumber:http://www.nola.com/katrina/index.ssf/2011/03/hurricane_katrina_pushed_landf.html)
i.
Proses Pengolahan sampah setelah badai katrina melanda kota New Orleans
Gambar 3. (kiri) Portable Shower di shelter Lousiana (kanan) Portable toilet di shelter
(Sumber : https://mceer.buffalo.edu/education/webcast/Hurricane_Katrina_Seminar/07Ram.pdf)
Excreta Disposal merupakan salah satu faktor penting dalam penanganan suatu
bencana. Rusaknya sistem sanitasi akibat badai mengakibatkan tidak dapat digunakannya
toilet-toilet yang telah tersedia. Sistem pembuangan limbah ekskresi yang diterapkan
merupakan portable toilets. Portable toilet tersedia dengan cepat di shelter-shelter
penampungan korban bencana. Di shelter yang terletak di Lousiana portable toilet yang
digunakan sudah terpisah antara wanita dan pria, ratio 20 orang per toilet juga sudah
terpenuhi dan fasilitas untuk mencuci tangan dan kamar mandi portable juga telah tersedia.
Hal ini berbanding terbalik dengan shelter yang terletak di superdome. Hal ini diakibatkan
karena membludaknya korban bencana yang ditampung tetapi portable toilet yang tersedia
tidak mencukupi. Toilet yang berada di superdome juga tidak memiliki penerangan yang
memadai sehingga para pengungsi takut untuk memakainya dan bau yang timbul dari toilet
tersebut menciutkan niat pengungsi untuk memakainya.
III. DAFTAR PUSTAKA
Jensen, James. Hurricane Katrina Health & Environmental Issues.17 Mei 2007.
https://mceer.buffalo.edu/publications/Katrina/07-SP02web.pdf
Pavani K.Ram. Public Helath Issues in the wake of Katrina. 2 November 2005.
https://mceer.buffalo.edu/education/webcast/Hurricane_Katrina_Seminar/07Ram.pdf
Oleh :
VIRGIA RINANDA
NIM. 15714006
SANITASI PASCA BENCANA (IL-4105)
Dosen: Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D
2016