DESEMBER 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
menimbulkan kerusakan. Cara-cara yang digunakan hendaknya dapat memelihara
dan mengembangkan potensi sumberdaya alam tersebut, sehingga dapat
memberikan manfaat yang lebih besar dalam menunjang pembangunan.
3
Kesejahteraan masyarakat dalam satu wilayah dapat terlihat dari
terpenuhinya kebutuhan hidup mereka. Kebutuhan hidup antara masyarakat yang
satu dengan masyarakat lainnya sangatlah beragam. Ada sebagian masyarakat yang
merasa cukup hanya dengan hidup sebagai petani, ada pula masyarakat yang cukup
hidup sebagai pedagang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat
sangatlah kompleks. Dari keberagaman profesi tersebut diatas pasti masing-masing
individu memerlukan sumberdaya alam yang ketersediaanya semakin terbatas.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, ada beberapa daerah di Indonesia
yang sangat kaya sumberdaya alam. Salah satunya adalah kabupaten di propinsi
Jawa Tengah yaitu Kabupaten Tegal. Potensi yang dimiliki Kabupaten Tegal
diantaranya adalah air. Air merupakan sumberdaya alam yang strategis karena
menyangkut kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak dalam berbagai aktivitas
masyarakat. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa
ketergantungan terhadap pasokan air baku dari sumberdaya air tanah mencapai
70%. Kabupaten Tegal adalah daerah yang cukup kaya sumber daya air. Sehingga
sudah seharusnya wilayah Kabupaten Tegal memanfaatkannya dengan seefesien
mungkin.
Pemanfaatan sumberdaya air telah dituangkan dalam peraturan daerah
(perda) tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Tegal tahun 2012-2032.
Dimana disebutkan pada Bab III paragraph 4 pasal 13 ayat 1 disebutkan rencana
pengembangan sistem jaringan sumber daya air yang antara lain terdiri atas :
1. Wilayah sungai;
2. Jaringan irigasi;
3. Pengembangan jaringan air baku untuk air minum; dan
4. Pengembangan sistem pengendalian banjir.
Untuk memperkuat peraturan daerah (perda) tentang pengembangan sistem
jaringan sumberdaya air, pemerintah Kabupaten Tegal juga mengeluarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup Di Kabupaten Tegal (Lembaran Daerah Kabupaten Tegal
Tahun 2002 Nomor 23). Peraturan dibuat setidaknya untuk meminimalisir
4
kesalahan dan kelemahan. Sehingga pemanfaatan sumberdaya alam tanpa
memperhatikan kerusakan lingkungan tidaklah bijaksana.
1. Banyumudal Bumijawa
2. Bumijawa Bumijawa
3. Serang Bojong
4. Suren Bumijawa
5. Suci Bojong
6. Gombong Bojong
7. Wangon Bojong
8. Cawitali Bumijawa
5
Keberadaan sumber mata air baku untuk air minum di Kabupaten Tegal
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Privatisasi dan korporasi lokal sudah
mencengkram sumber-sumber mata air baku untuk air minum yang ada di wilayah
Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Sehingga keberadaan sumber mata air baku
terancam tidak lestari dan tereksploitasi. Indikasi tereksploitasinya sumber mata air
baku untuk air minum di kedua wilayah kecamatan tersebut adalah debit air yang
setempat ke lokasi sumber mata air baku untuk air minum, kian menambah tidak
Penulis juga sangat tertarik dengan kondisi masyarakat dimana sumber daya
mata air untuk air minum berada. Karena daya juang untuk mempertahankan hak-
pengguna air hampir tidak ada, padahal mayoritas masyarakatnya adalah petani
yang notabene adalah masyarakat pengguna air paling banyak. Mereka justru
membayar tiap bulannya. Musim kemarau panjang adalah saat yang sangat kritis,
dimana kebutuhan air sangatlah tinggi dan di musim itu pula wilayah Kecamatan
6
Bojong paling merasakan dampaknya. Sangat ironis sekali, pemasok air terbesar
Seyogyanya suatu kebijakan umumnya terdiri dari apa saja kebijakan itu,
bagaimana proses kebijakan itu dilaksanakan dan evaluasi dari pada kebijakan
tersebut yang nantinya akan ditemukan dampak sosial dan ekonominya. Studi ini
penting dan menarik untuk dilakukan, karena belum pernah ada penulisan sejenis
sumberdaya mata air untuk air minum utama dan terbesar di wilayah Kabupaten
A. Rumusan Masalah
Untuk membatasi permasalahan maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Program-program apa sajakah yang sudah dilakukan dalam rangka
pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Tegal?
2. Bagaimanakah proses-proses perda sumberdaya alam di Kabupaten Tegal
dilaksanakan?
3. Bagaimanakah dampak sosial dan ekonomi dari implementasi perda
sumberdaya alam di Kabupaten Tegal?
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis program pemanfaatan sumberdaya alam di
Kabupaten Tegal
7
2. Mengetahui dan menganalisis proses-proses perda sumberdaya alam di
Kabupaten Tegal.
3. Mengetahui dan menganalisis dampak sosial dan ekonomi implementasi
perda sumberdaya alam di Kabupaten Tegal.
C. Manfaat Penulisan
1. Secara teoritis:
2. Secara Praktis:
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
Kearifan lokal budaya pamali berdampak bagi kelestarian sumberdaya alam
di Kampung Kuta. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya penghargaan Kalpataru
dalam hal pelestarian lingkungan pada tahun 2002. Kearifan lokal pamali ini
diimplementasikan dalam pengelolaan sumberdaya air demi terciptanya kelestarian
sumberdaya alam. Dengan adanya pelarangan pembuatan sumur di Kampung Kuta
maka sumberdaya air termanfaatkan dengan baik dan berkelanjutan bagi kehidupan
masyarakat Kampung Kuta. Pelarangan penggalian sumur ini untuk menjaga
kondisi air bawah tanah agar selalu baik, bersih dan untuk menjaga tanah yang
kondisinya sangat labil.
10
Tingginya pertumbuhan penduduk di kawasan Cekungan Bandung yang
disebabkan tingginya tingkat urbanisasi, serta tingginya pertumbuhan
kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan menyebabkan peningkatan
permintaan air bersih. Sebagian besar penduduk dan kegiatan industry
di kawasan Cekungan Bandung memilih untuk menggunakan sumur bor
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
2. Kurangnya perlindungan terhadap sumber-sumber air
Polusi air tanah dan air permukaan, serta perusakan daerah tangkapan
air merupakan dua sebab utama yang mempengaruhi ketersediaan air
bersih di kawasan Cekungan Bandung. Rendahnya kesadaran
masyarakat (rumah tangga dan industry) terhadap kebersihan dan
kelestarian lingkungan merupakan factor utama tingginya tingkat polusi
sumber-sumber air permukaan dan air tanah di kawasan Cekungan
Bandung.
3. Tidak memadainya pengelolaan sumber air bersih
Salah satu konsukuensi dari kurangnya kesadaran dan pengetahuan
mengenai ketersediaan air adalah tidak memadainya pengelolaan air
bersih. di kawasan Cekungan Bandung, hal ini dicerminkan dari
kurangnya koordinasi antar pemerintah daerah kabuapten dan kota,
amupun dengan pemerintah propinsi. Keputusan pengembangan
wilayah jangka pendek dan menengah sering dilakukan atas dasar
pertimbangan ekonomi tanpa informasi yang memadai tentang kondisi
sumber-sumber alam (air) yang ada, dan daya dukung serta daya
tamping lingkungan. Sebagai contoh, ijin ekstraksi air dan ijin
pembangunan di daerah tangkapan air diberikan tanpa
mempertimbangkan damapk dari keputusan tersebut terhadap
keberlanjutan lingkungan dan ketersediaan air secara keseluruhan.
4. Pemborosan
Konsumsi air bersih di kawasan Cekungan Bandung tergolong boros.
Hal ini terjadi secara umum setiap orang memiliki akses yang baik
11
kepada sumber-sumber air. Baik rumah tangga maupun kegiatan
ekonomi yang ada (terutama industri) memiliki beberapa sumber air
sendiri, mulai dari sumur hingga air pipa. Kondisi ini menghasilkan
pandangan bahwa air tersedia dalam jumlah yang tidak terbatas.
Akibatnya kesadaran masyarakat akan ‘nilai’air menjadi kurang, dan
kebijakan yang ada (antara lain kebijakan tentang tarif air) tidak
memberikan insentif untuk menggunakan air secara efesien.
C. Pengelolaan Air Tanah Berbasis Konservasi
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Meyra Riastika (2011) yang
mengetengahkan tentang pengelolaan air tanah berbasis konservasi di recharge area
boyolali (studi kasus recharge area Cepogo Boyolali Jawa Tengah). Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah potensi air tanah di Kabupaten Boyolali cukup
besar dengan total aliran mata air di Kabupaten Boyolali mencapai 2,085 liter /
detik, yang digunakan untuk irigasi dan PDAM layanan air bersih. Potensi air tanah
tergantung pada daerah resapan yang terletak di cepogo. Kecamatan Cepogo yang
terletak di ketinggian 700 - 1000 m di atas permukaan laut, dan tingkat air tanah
berkisar antara 10-50 m di bawah tanah lokal. Masalah lingkungan di daerah
resapan air tanah Kabupaten Boyolali adalah: penggunaan lahan yang disebabkan
oleh penambangan pasir dan pertanian. Groundwater manajemen berbasis
konservasi budaya sosial berdasarkan PP No 43 Tahun 2008 yang diusulkan untuk
diterapkan di daerah resapan Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, melalui:
perlindungan dan konservasi air tanah, pelestarian air tanah, dan kontrol
manajemen mutu pencemaran air tanah. Ini adalah tanggung jawab Pemerintah
sesuai dengan kewenangannya dan harus dilaksanakan dengan melibatkan
masyarakat.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
13
B. Fokus Penulisan
C. Lokasi Penulisan
14
3. Karena sebelumnya penulis pernah mengadakan penelitian di kecamatan
tersebut, tetapi dengan topik yang berbeda. Penelitian yang pernah
dilakukan penulis adalah adanya ketimpangan gender dalam akses
kesehatan di Desa Bojong Kecamatan Bojong.
1. Observasi
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi, yaitu salah satu
model observasi yang menempatkan penulis sebagai bagian integral dari observan.
Teknik ini menuntut penulis untuk berbaur dengan subjek yang akan diteliti untuk
menghindari rekayasa penuh kehati-hatian terhadap data yang akan diperoleh,
tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi riil sebuah objek penelitian.
Kartini Kartono (1980:142) mengemukakan bahwa observasi ialah studi
yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik
dengan jalan mengamati dan pencatatan dalam pengumpulan data. Untuk
mendapatkan data, penulis harus bersifat aktif berusaha memahami permasalahan
yang ditimbulkan. Sedangkan penggunaan wawancara ini didasari pertimbangan
agar lebih leluasa.
2. Wawancara
15
Sementara itu (Moleong, 2000:135) mendifinisikan wawancara sebagai
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.Wawancara langsung dapat dipandang sebagai metode
yang paling cepat untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab, pertanyaan-
pertanyaan yang dilakukan tepat sasaran dan mengarah kepada topik penelitian,
sehingga data yang terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Dokumentasi
4. Analisis Data
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18
19
20
21