Anda di halaman 1dari 8

Pengelolaan DAS – Modul -1

MATA KULIAH
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
Kode : TKP 4130
Sks : 2 sks (Wajib)

MODUL 1 : Satu pokok Bahasan (Satu Kali Tatap Muka)

1. Pengertian tentang Daerah Aliran Sungai (DAS)


(Pertemuan ke-1)

Pengampu : Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS.


Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

1. PENDAHULUAN
-Pengantar MODUL - 1
-Tujuan

2. Pengertian Daerah Aliran Sungai

3. Filososfi Pengelolaan Daerah Aliran


Sungai

1. PENDAHULUAN

1.1 Pengantar

Kekeringan dan banjir adalah peristiwa alam


yang merupakan bagian dari siklus kehidupan
ekosistem bumi. Hampir setiap tahun peristiwa
kekeringan dan banjir datang silih berganti di berbagai
tempat, tidak hanya di negeri kita saja tetapi juga di
berbagai negara lainnya. Semakin parah banjir yang
terjadi, maka semakin dasyat pula kekeringan yang
akan menyusul dan hal yang demikian berlaku
sebaliknya. Besar kecilnya curah hujan di suatu
tempat merupakan fenomena alam yang terkait
dengan siklus hidrologi di bumi, dan siklus ini menurut
para ilmuwan, telah terjadi perubahan siklus hidrologi
tahunan. Perubahan iklim ini yang diakibatkan dari
peningkatan emisi gas CO2 di udara, makin
membingungkan perencanaan alokasi air serta jadwal
musim tanam. Atas kenyataan tersebut, fenomena
alam harus segera diantisipasi agar air selalu dapat

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 1
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -1

mencukupi berbagai keperluan di saat musim kemarau, dan tidak menimbulkan


masalah di saat musim hujan.

Dengan adanya masalah-masalah yang timbul, maka diperlukannya


pengelolaan Daerah Aliran Sungai agar dapat memanajemen suatu DAS. Dengan
memanajemen suatu DAS maka dapat diminimalisir kerusakan dan bencana
yang akan terjadi pada suatu DAS tersebut.

1.2 Tujuan

 Agar dapat memahami dan menjelaskan mengenai Daerah Aliran


Sungai (DAS)
- Mengetahui berbagai definisi tentang DAS dan pengelolaan DAS,
termasuk mengacu pada Undang-undang RI No.7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air
 Dapat menjelaskan Filosifi pengelolaan DAS

2. Pengertian Daerah Aliran Sungai

Sungai adalah salah satu sumber air yang terdapat di atas permukaan
tanah yang mempunyai komponen badan sungai dan kawasannya. Pengertian
lain, sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran
air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta
sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Dalam rangka memanfaatkan
sungai, perlu adanya pembinaan yang berorientasi pada kelestarian kawasan
dan badan sungai tersebut, agar pemanfaatan air sungai dapat berjalan lama
dan dapat mencapai manfaat sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup
orang banyak.

Sungai mempunyai kawasan tampungan air yang akan masuk ke badan


sungai tersebut, dan secara umum dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Berbagai definisi tentang Daerah Aliran Sungai dikemukakan oleh berbagai
kalangan.

Menurut Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 1970 tentang Perencanaan


Hutan, Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah yang bentuk dan sifat alamnya
sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak
sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsi menampung air yang
berasal dari curah hujan dan sumber air lainnya, penyimpanannya serta
pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam sekelilingnya demi
keseimbangan daerah tersebut.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air, Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan. Adapun wilayah sungai adalah kesatuan wilayah
pengelolaan sumber daya air (air, sumber air, dan daya yang terkandung di

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 2
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -1

dalamnya) dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan atau pulau-pulau kecil
yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

Menurut para ahli: Linsley (1980) Daerah Aliran Sungai adalah A river of
drainage basin in the entire area drainaged by a stream or system of
connecting streams such that all stream flow originating in the area discharged
through a single outlet. Menurut pendapat lain: A watershed is a geographic
area that drains to a common point, wich makes it an attractive unit for
technical efforts to conserve soil and maximize the utilization of surface and
subsurface water for crop production, and a watershed is also an area with
administrative and property regimes, and farmers whose actions may affect
each other’s interests. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa DAS
merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta
unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan didalamnya terdapat
keseimbangan air masuk (inflow) dan air keluar (outflow) dari material dan
energi dalam satu kesatuan wilayah yang dibatasi oleh topografi. Definisi lain,
DAS adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah
dimana air meresap dan atau mengalir melalui sungai dan anak-anak
sungainya. DAS adalah daerah yang dianggap sebagai wilayah suatu titik
tertentu pada suatu sungai, dan dipisahkan dari DAS-DAS di sebelahnya oleh
suatu pembagi berupa punggung bukit yang dapat ditelusuri pada peta
topografi (Chow et al., 1988). Menurut Asdak (1995), DAS adalah daerah yang
dibatasi oleh punggung-punggung gunung, sehingga air hujan yang jatuh pada
daerah tersebut akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil menuju sungai
utama. Sosrodarsono & Takeda (1993) menyatakan bahwa DAS adalah daerah
tempat presipitasi yang akan terpusat ke sungai, dan dibatasi oleh garis batas
daerah-daerah aliran yang berdampingan.

Luas daerah aliran diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada


peta topografi. DAS merupakan daerah tempat semua air di daerah tersebut
akan mengalir ke dalam suatu sungai tertentu. Daerah ini umumnya dibatasi
oleh batas topografi, yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan.
Batas tersebut tidak ditetapkan berdasarkan air bawah tanah, karena
permukaan airtanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan
pemakaian. Nama DAS ditandai oleh nama sungai yang bersangkutan dan
dibatasi oleh titik kontrol (outlet), yang umumnya merupakan stasiun hidrometri
atau lokasi bangunan air (Harto, 1993).

Dalam keterkaitannya dengan ekologi lingkungan, maka DAS dapat


dinyatakan sebagai suatu kesatuan ekosistem, sehingga setiap tindakan atau
pengaruh yang berlaku pada salah satu unsur ekosistem atau bagian wilayah
DAS akan mempengaruhi kumpulan ekosistem DAS secara keseluruhan.
Dengan demikian, DAS sebagai suatu kesatuan wilayah tata air yang merupakan
suatu ekosistem alam yang keadaan, tindakan dan pengaruh yang berlaku pada
salah satu unsur akan mempengaruhi yang lain, haruslah dipandang sebagai
suatu kesatuan yang utuh (Soemarwoto, 1978). Ini berarti, pengembangan
suatu DAS yang dilakukan dengan mengubah komponen tertentu dari DAS
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 3
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -1

tersebut, haruslah dilakukan dengan menyimak secara teliti segenap aspek DAS
tersebut sebagai satu kesatuan, dan dengan tidak melupakan akibat kerusakan
yang mungkin timbul pada DAS tersebut.

Secara singkat, diperoleh pengertian bahwa yang disebut sebagai suatu


DAS adalah suatu wilayah daratan yang menampung, menyimpan dan
mengalirkan air hujan ke laut atau danau melalui satu sungai utama (single
outlet). Wilayah daratan ini dibedakan secara nyata dengan wilayah lain oleh
karena adanya pemisahan topografi (punggung bukit atau pegunungan).
Dengan demikian, DAS merupakan suatu kesatuan tata air yang saling terkait ke
dalam dirinya sendiri (interrelated in itself). Perubahan pada salah satu
komponen tersebut, akan mengakibatkan gangguan pada seluruh kerja sistem
tersebut.

Sebagai gambaran bentuk dan batas Daerah Aliran Sungai diberikan pada
Gambar 1. dan Gambar 2.

Gambar 1. Bentuk dan Batas Daerah Aliran Sungai dalam Dua Dimensi

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 4
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -1

: Surface runoff (Aliran permukaan)

: Stream watershed boundary (Batas Daerah Aliran Sungai)

Gambar 2. Bentuk dan Batas Daerah Aliran Sungai dalam Tiga Dimensi

Untuk tujuan pengelolaan dan perlindungan, Daerah Aliran Sungai (DAS)


dibagi menjadi tiga bagian, yaitu DAS bagian hulu, DAS bagian tengah dan DAS
bagian hilir. DAS hulu adalah daerah yang dekat dengan sumber aliran sungai
yang merupakan tempat tertinggi dalam suatu wilayah DAS, sedangkan DAS
hilir adalah daerah yang dekat dengan jalan keluarnya air, DAS tengah adalah
daerah yang terletak diantara daerah hulu dan daerah hilir.

Fungsi ketiga bagian DAS, masing-masing adalah: DAS bagian hulu


berfungsi sebagai daerah konservasi yang dikelola untuk mempertahankan
kondisi lingkungan DAS agar tidak tergradasi, sebagai indikasinya adalah
kemampuan menyimpan air hujan, kondisi tutupan vegetasi kawasan DAS dan
erosi lahan serta kualitas air di sungai. DAS bagian tengah berfungsi sebagai
pemanfaat air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi
kepentingan sosial dan ekonomi, sebagai indikasinya adalah kuantitas air,
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, tinggi muka airtanah (groundwater),
produktifitas lahan dan ketersediaan sarana prasarana bangunan air, seperti
bendungan, bendung, waduk dan lainnya. DAS bagian hilir berfungsi hampir

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 5
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -1

sama dengan bagian tengah, hanya bagian hilir fungsi pengelolan air limbah
sangat menonjol, selain itu pengelolaan DAS hilir sangat dipengaruhi oleh
keberadaan pasang surut air laut. Indikasi yang paling utama adalah kualitas
air, tinggi muka airtanah dan genangan atau limpasan air atau banjir.

3. Filososfi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk kelangsungan hidupnya.


Mengingat pentingnya air, maka di dalam memanfaatkan dan mengelola air,
baik air permukaan maupun air bawah permukaan perlu dijaga kelestariannya,
sehingga ketersediaan air bisa terjamin. Konservasi merupakan usaha dalam
menjaga kelestarian air tersebut.

Sebagai landasan dasar atau filosofi pengelolaan air yang berada dalam
batasan wilayah aliran sungai agar tetap terjaga kelestariannya adalah
mengikuti contoh di alam yaitu perputaran air secara kontinyu dan tetap
sepanjang masa, biasa disebut siklus atau daur hidrologi. Perubahan iklim
(climate change), hanya bisa terjadi karena ulah manusia yang hanya
mementingkan diri sendiri atau kelompoknya tanpa memperhatikan kepentingan
orang banyak dan keseimbangan lingkungan alam. Oleh karena itu pendekatan
pengelolaan DAS sudah seharusnya dilakukan layaknya kejadian alam yang
selama ini berlaku.

Jelaslah bahwa airtanah merupakan


satu bagian dari sistem peredaran air di Do you know ?
bumi yang disebut daur hidrologi.
Sirkulasi air ini membuktikan bahwa Daur hidrologi adalah suatu
airtanah merupakan bahan cair yang rangkaian proses sirkulasi air di
dapat diperbaharui dan bukan mineral bumi yang terjadi secara terus-
atau bahan tambang yang terpakai habis menerus, dimulai dari penguapan,
(non renewable resources). Bahan cair ini hujan, aliran permukaan dan aliran
terus menerus diperbaharui (renewable airtanah (groundwater flow) terus
resources) selama tidak terjadi ke laut dan menguap kembali.
perubahan iklim; dan airtanah yang
tersedia akan tetap ada karena selalu
terjadi pengisisan kembali pada waktu
musim hujan.

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 6
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -1

Gambar 3. Daur hidrologi


Ketersediaan air, khususnya airtanah, tidak terlepas dari proses
berlangsungnya daur hidrologi yang merupakan suatu siklus air yang terjadi di
bumi. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari menyebabkan terjadinya
proses evaporasi (penguapan) di laut atau badan air lainnya. Uap air tersebut
akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung-gunung maupun
datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, maka sebagian dari uap air
tersebut akan turun menjadi hujan. Sebelum mencapai permukaan tanah, air
hujan akan tertahan oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air hujan akan tersimpan
di permukaan tajuk dan daun, sebagian lainnya akan jatuh ke atas permukaan
tanah melalui sela-sela daun atau mengalir ke bawah melalui permukaan batang
pohon. Sebagian kecil air hujan tidak akan pernah sampai ke permukaan tanah,
melainkan terevaporasi kembali ke atmosfer (dari tajuk) selama dan setelah
berlangsungnya hujan (interception).

Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk
(terserap) ke dalam tanah (infiltration). Air hujan yang tidak terserap ke dalam
tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah
(surface detention), untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke
tempat yang lebih rendah (surface runoff) yang selanjutnya masuk ke sungai.
Air yang terinfiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang
selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah (soil water). Apabila tingkat
kelembaban tanah telah cukup jenuh, maka air hujan yang baru masuk ke
dalam tanah akan bergerak secara lateral (groundwater), untuk selanjutnya
pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (sub surface runoff)
dan akhirnya mengalir ke sungai. Alternatif lainnya, air hujan yang masuk ke
dalam tanah akan bergerak vertikal menuju lapisan tanah yang lebih dalam dan
menjadi bagian dari airtanah (groundwater). Airtanah tersebut, terutama pada
musim kemarau akan mengalir pelan-pelan ke sungai, danau atau tempat
penampungan air alamiah lainnya (Asdak, 1995).

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 7
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -1

Airtanah dapat bergerak secara lateral maupun vertikal yang dipengaruhi


oleh keadaan morfologi, hidrologi dan keadaan geologi setempat. Pengaruh
faktor geologi antara lain adalah bentuk dan penyebaran besar butir, perbedaan
dan penyebaran lapisan batuan dan struktur geologi. Sedangkan pengaruh
hidrologi terhadap airtanah adalah kuantitas presipitasi, daya infiltrasi serta
banyaknya penguapan dan pengaruh iklim. Dengan demikian jelaslah bahwa
keseimbangan alam yang terjadi selama ini jangan terlalu banyak dirubah,
artinya pengelolaan Daerah aliran Sungai haruslah semaksimal mungkin
memperhatikan masuknya air ke dalam tanah dan sesedikit mungkin air
melimpas ke permukaan agar banjir yang terjadi dapat diminimalisasi.

Quick Think

- Bagaimana Penentuan Daerah Aliran Sungai?


- Kenapa proses Hidrologi jadi bahan pemikiran dalam pengelolaan
Daerah Aliran Sungai (DAS) ?

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 8
| Email: mohammadbisri@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai