Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KARAKTER KEADZKIAAN

“Keburukan Akhlak Akan Merusak Amal Kebaikan”

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2

Kosentra Afifah (2020206)

Ezilawati Dalimunthe (2020205)

Yulia Ulva Sinta (2020199)

Minasyaroh (2020191)

Muhammad Alzikri Meitacena (2020203)

DOSEN PENGAMPU :

Fitratur Rahma Agustina,SKM.,MKM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ADZKIA

T.A 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kamiucapkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini
telah dapat diselesaikan penyusun. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah
Karakter Keadzkiaan, dengan harapan agar penyusun mengerti
danmemahamitentangKeburukanakhlak akan merusak amal kebaikan. Makalah ini
diharapkan dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa didalam maupun diluar kegiatan
perkuliahan dan dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini,
kami ucapkan terimakasih. Kepada para pembaca,kami berharap makalah ini dapat
dimanfaatkan dengan baik dan demi perbaikan,kami mengharapkan adanya saran dan
masukanuntukpenyempurnaan makalah ini dimasamendatang.

Padang, 28Oktober2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4

1 LatarBelakang......................................................................................................4
2 RumusanMasalah.................................................................................................4
3 Tujuan..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Akhlak.............................................................................................6
B. Akhlak Buruk Dapat Merusak Amal Shalih......................................................6
C. Faktor Penyebab Akhlak Buruk........................................................................7
D. Akhlak Buruk Dapat Merusak Amal Shalih......................................................8
E. Contoh keburukan akhlak merusak amal kebaikan...........................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG
Akhlak merupakan salah satu ajaran yang sangt diperhatikan Islam. Kata
akhlak berasal dari Bahasa arab khuluq yang menurut Bahasa berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi‟at. Menurut Imam Ghazali, akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan- perbuatan dengan mudah tidak memerlukan pertimbangan pikiran
lebih dahulu. Untuk menciptakan akhlak manusia yang mulia tentu lah melalui
suatu pendidikan. Dalam hal ini pendidikan akhlak merupakan inti dari semua
pendidikan, karena pendidikan akhlak mengarahkan pada terciptanya prilaku
lahir dan batin manusia menjadi seimbang.
Pendidikan karakter sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat. Karakter dapa tjuga diartikan sama dengan akhlak
dan budipekerti,sehingga karakter bangsa identic dengan akhlak bangsa atau
budipekerti bangsa.
2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu akhlak?
b. Bagaimana akhlak buruk dapat merusak amal shalih?
c. Faktor Penyebab Akhlak Buruk?
d. Akhlak Buruk Dapat Merusak Amal Shalih?
e. Contoh keburukan akhlak merusak amal kebaikan?
3 TUJUAN
a. Mengetahui apa itu akhlak.
b. Mengetahui bagaimana akhlak buruk dapat merusak amal shalih.
c. Mengetahui faktor penyebab akhlak buruk
d. Mengetahui akhlak buruk dapat merusak amal shalih

4
e. Mengetahui contoh keburukan akhlak merusak amal kebaikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PengertianAkhlak

Kata akhlak secara etimologis berasal dari Bahasa arab “akhlak“ yang merupakan
bentuk jamak dari khuluq yang berarti budipekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Secara terminologis, Imam al-Ghazali menyatakna bahwa akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulakan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Ahmad Muhammad Al-hufiymenyatakanbahwaakhlakbersifatkejiwaan (nafsiyah)


atau sesuatu yang abstrak (ma’nawiyah) dan bentuknya yang tampak oleh kita
dinamakan mu’amalah (Tindakan) atau perilaku. Dengan demikian akhlak adala
hsumber sedangkan perilaku adalah merupakan bentuknya.

Dapat disimpulkan akhlak adalah suatusi kehendak manusia yang dari padanya
timbul perbuatan-perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan dalam dirinya yang kemudian
memotivasi dirinya untuk melakukan perbuatan yang baik maupun yang buruk secara
mudah tanpa memerlukan bimbingan terlebih dahulu.

B. Definisi Akhlak yang Buruk


Sebelum memberikan definisi tentang hal yang berkaitan dengan akhlak buruk,
perlu diketahui bahawa tiori yang pernah dikemukakan oleh Lambrosso dalam Lari
(2006:33) dan para pengikutnya yang percaya akan adanya manusia yang terlahir di
penjahat. Pendapatnya ini telah ditolak oleh para ahli sesuai dengan bidangnya.
Seperti Alexis Carrel, seorang sarjana kebangsaan Prancis, yang menyatakan bahwa,
manusia yang terlahir sebagai penjahat, seperti dikemukakan oleh Lambrosso tidaklah
benar. Yang ada adalah orang yang terlahir dalam keadaan kurang sempurna dan
kemudian menjadi penjahat. Pada kenyataannya, kebanyakan penjahat adalah orang-
orang normal. Bahkan bias jadi ia lebih pandai dari para polisi dan hakim (Lari,
2006:33).
Oleh karenanya, Al-Ghazali secara cemerlang membedakan beberapa hal
mengenai keburukan akhlak (Mahjudin, 1991:41) yakni :
a. Keburukan akhlak yang timbul karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan
nafsunya, sehingga pelakunya disebut al-jahil ( ‫)ال خاهل‬.
6
b. Perbuatan yang diketahui keburukannya, tetapi ia tidak bisa meninggalkannya karena
nafsunya sudah menguasai dirinya, sehingga pelakunya disebut al-jahil al-dhollu (
‫جاهل‬
‫ال (ال ا‬
c. Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karena pengertian baik baginya
sudah kabur, sehingga perbuatan buruklah yang dianggapnya baik. Maka pelakunya
disebut al-jahil .( ‫ ) جاهل ال ا ال سق فا ال‬fasiq-al dhollu-a
d. Perbuatan buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada nya, sedangkan
tidak terdapat tanda-tanda kesadaran bagi pelakunya, kecuali hanya kekhawatiran
akan menimbulkan pengorbanan yang lebih hebat lagi. Orang yang melakukannya
disebut al-jahil .( ‫ ) جاهل ال ا ال سق فا ال ال‬syarir-al fasiq-al dhollu-al

Apa yang dikemukakan oleh Al-Ghazali, diatas dengan pembagian secara rinci
keburukan akhlak hal ini menggambarkan bahwa eksistensi ajaran Islam menghalalkan bagi
penguasa/pemimpin untuk memberikan hukuman mati bagi pelakunya, bila metode-metode
yang sederhana tidak diindahkan oleh umat atau masyarakat secara kolektif. Tujuannya
adalah agar perilaku yang merusak dan mencemarkan tersebut tidak menimbulkan volusi
universal. Yang meresahkan masyarakat, bangsa dan negara.

C. Faktor Penyebab Akhlak Buruk

Dalam tafsir Tematik (Ali, 1997:619) dijelaskan bahwa, maksiat dan dosa merupakan
prilaku manusia dalam keseharian mereka. Manusia biasa tidak terlepas dari prilaku dosa
setiap harinya, baik dosa kecil maupun dosa besar, hanya prekuuensinya yang berbeda,
kecuali para Nabi, karena mereka terpelihara dari dosa (Lajnah Pentashihan Mushaf al-
Quran. 2002:151).

Muncul dan lahirnya sikap yang tidak terpuji saat sekarang, salah satu akibat dari
individu yang menerima budaya yang dating dari luar, tanpa ada usaha penyeleksian baik dan
buruknya terhadap mereka. Karena mengambil suatu budaya katakanlah itu barat yang tidak
sesuai dengan budaya bangsa yang budaya timur, mereka terpengaruh dengan kebiasaan yang
buruk melalui berbagai pengaruh baik media elektronik, style, dan gaya hidup yang serba
lebih ke modern-modernan. Disisi lain wujud pula pertumbuhan dan perkembangan teknologi
yang beriringan dengan budaya membuat sebagian orang di negeri ini menyalahgunakannya
dengan berbagai kemauan dan kehendak mereka sendiri.
7
Seyogyanya masyarakat turut cerdas dengan pertumbuhan dan perkembangan
teknologi dan mampu menapis segala yang menjerumuskan mereka dari budaya yang dapat
merusak jati dirinya, mereka dapat memilih dan memilah mana yang baik dan mana pula
budaya, teknologi dan lain sebagainya yang bermanfaat dan memiliki kemaslahatan yang
positif.

D. Akhlak Buruk Dapat Merusak Amal Shalih


Dari Ibnu Umar ra. Berkata Rasulullah Saw bersabda : “ Sesungguhnya keburukan
akhlak dapat merusak amal perbuatan sebagaimana cuka merusak madu ”
(HR. Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani dalam Silsilatul
Ahadits Ash-Shalihah : 906)
Akhlak buruk dapat mengakibatkan rusaknya amal shalih yang telah kita kerjakan,
antara lain sebagai berikut :
1. Membatalkan kebaikan, karena tidak ikhlas (riya’, sum’ah, dst) dan
atau berbuat kesyirikan.
Allah SWT berfirman : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar : 65)
2. Menghilangkan pahala amal shalih (kebaikan).
Allah SWT berfirman : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang
itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu
ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
(Al-Baqarah : 264).
3. Memindahkan pahala amal shalih kepada orang lain.
Rasulullah Saw bersabda :

8
“Tahukah kalian tahu siapa orang yang bangkrut ?” para sahabat
menjawab : ” orang yang bangkrut adalah yang tidak mempunyai
dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Muflis (orang
yang bangkrut) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari
Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di
dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan
harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).
Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya.
Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan
ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam
neraka” (HR. Muslim).
4. Menghilangkan pengaruh baik dari kebaikan yang dilakukan.
Orang yang seringkali berakhlak buruk dapat menghilangkan
pengaruh baik dari kebaikan yang pernah dilakukannya.
Maka perbaikilah akhlak kita, in sya Allah dapat menghapus dosa
perbuatan buruk kita. Rasulullah Saw bersabda : “ Bertakwalah
kepada Allah di manapun anda berada. Iringilah perbuatan dosa
dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya.
Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” (HR.
Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih).
5. Mengundang kecurigaan orang lain
Seseorang yang terbiasa berakhlak buruk, dapat mengundang
kecurigaan dari orang lain terhadap perilakunya.
6. Mengurungkan seseorang untuk melakukan amal shalih.
Sebab eksternal ; seseorang yang ahli maksiat bersedekah namun
ditolak oleh penerima sedekah, maka ia akan mengurungkan niat
untuk bersedekah.
Sebab internal : enggan untuk beramal shalih, karena menganggap
tidak mendapat keuntungan duniawi.

9
E. Contoh keburukan akhlak merusak amal kebaikan

1. Sombong Terhadap al Haq (Kebenaran)

Sombong terhadap al haq adalah sombong terhadap kebenaran, yakni dengan


tidak menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran maka dia telah sombong
disebabkan penolakannya tersebut. Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba untuk
menerima kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan ajaran para rasul ‘alaihimus
salaam.

Orang yang sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah
kafir dan akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yang dibawa oleh rasul dan
dikuatkan dengan ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang
sehingga dia menolak kebenaran tersebut. Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam
firman-Nya,

‫س‬
‫نَّه َ و ِمي‬ ‫ْي ْ طا ٍ ن أَتَاهُ ْم صُدو ِر ال ٌ ر ما َ با لِ ِغي ستَ ِعذ‬ ‫ ن الَّ ِذي ن جا ِدلُو َ ن ءا‬F.
‫ال ُع‬ ‫ا‬ ‫ِه َفا‬ ‫ك م‬ ‫ِه ْ م‬ ‫ِإن ي‬ ‫ِر َغ ل‬ ‫ِفي َيات‬ ‫ي‬
‫ْب‬
‫س‬
{56} ‫ا ْل َب صي ُر‬

“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa


lasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah
(keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-klai tiada akan mencapainya,
maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi
Maha Melihat” (QS. Ghafir:56)

Adapun orang yang sombong dengan menolak sebagian al haq yang tidak sesuai
dengan hawa nafsu dan akalnya –tidak termasuk kekafiran- maka dia berhak
mendapat hukuman (adzab) karena sifat sombongnya tersebut.

Maka wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat
mendahulukan perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas perkataan siapa
pun. Karena pokok kebenaran adalah kembali kepadanya dan pondasi kebenaran
dibangun di atasnya, yakni dengan petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kita
berusaha untuk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan batin.

10
(Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di, cet Daarul Kutub
‘Ilmiyah)

11
Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh
sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,

‫سولَهُ َفَقد‬
َ ‫ضى َ سولَهُ أَ ْم ًرا أَن ن لَ ُه ُم ا ْل م ْ ن أَ ْم َ ْ ع‬ ‫ِ م َن ٍة ِإَذا‬ ‫و َما َكان ل ُم ْؤ‬
‫ر‬ ‫ِخيَ َرة ِر ِ ه ْم م ص‬ ‫يَ ُ كو‬ ‫هلال ر‬ ‫ال ُم ْؤ‬َ ‫َق و‬ ‫ِم ٍ ن‬
‫ن‬
‫و‬ ‫و‬ ‫و‬
{36} ‫ضل ض َ الالً م ِبينًا‬

“Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)

65 } ‫ِ لي ًما‬
‫ْ ت ُ موا‬ َّ ‫ح‬ ِ ‫ْ م ث ِ جُدواْ ِ في‬ ‫شج‬ ‫ِ في‬ ’ ِ ‫ُي ْؤ حتَّى‬ ‫ َفال و َر‬G.
‫{س‬
‫ي وي َت س‬ ‫أَنف ه َرجا ما‬ ‫َّم الَ ْي‬ ‫َر‬ ‫َما‬ ‫ي ك‬ ‫ِمنُون‬ ‫ِ’ ب ك‬
’ ِ‫ل‬ ‫’م‬ ‫ْم‬ ‫َن ُه‬ ‫ك‬ ‫ُمو‬
‫ض‬ ‫س‬ ‫ح‬

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS. An Nisaa’: 65)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata akhlak secara etimologis berasaldaribahasaarab “akhlak“yang
merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Secara terminologis, Imam al-Ghazali menyatakna
bahwa akhlak adalahs ifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulakan
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Ahmad Muhammad Al-hufiy menyatakan bahwa akhlak bersifat kejiwaan
(nafsiyah) atau sesuatu yang abstrak (ma’nawiyah) dan bentuknya yang
tampak oleh kita dinamakan mu’amalah (Tindakan) atau perilaku. Dengan
demikian akhlak adalah sumber sedangkan perilaku adalah merupakan
bentuknya.
B. Saran
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurnabahkanMasihbanyakkekurangan dan Karenaitu kami berharapada
saran dan kritikdariPembaca yang bersifatmembangun demi perbaikanmakalah
kami dimasamendatang. Dan jugaHarapan kami
semogamakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua dan
Menambahpengetahuansertamenambah wawasan kitasemuanya

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muhammad Al-Hufiy. (2000) keteladananAkhlakNabi Muhammad


Saw. Bandung:CV.Pustaka Setia,14.

Suryadarma, Y., & Haq, A. H. (2015). Pendidikanakhlakmenurut imam Al-


Ghazali. At-Ta'dib, 10(2).

Abudinnata. (2014). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: rajawali


Pers.

14

Anda mungkin juga menyukai