Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI TOPIK 1

Anggota Kelompok :

1. Nadia Luki Martanti (3401420001)

2. Salsabiela Maria Ulfa (3401420002)

3. Na’ilah Cahaya Putri (3401420003)

4. Andhika Bella Prawitasari (7101420173)

1
RANGKUMAN MATERI TOPIK 1 – PENGERTIAN
KONSEP DASAR PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

A. Konsep Ilmu Pendidikan

Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun


secara sistematis dengan mempunyai metode-metode tertentu yang ilmiah untuk
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan yang
di berikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang
bermakna bagi dirinya, masyarakat dan Pencipta-Nya..

Pengertian ilmu pendidikan disampaikan oleh para pakar , antara lain:

 Prof. Dr. N. Driyarkara; pemikiran ilmiah tentang realitas yang disebut pendidikan
(mendidik dan dididik).
 Prof. MJ Langeveld; Paedogogic atau ilmu mendidik merupakan suatu ilmu yang
bukan saja menelaah objeknya untuk melihat bagaimana keadaan atau hakiki
objek itu, melainkan belajar pula betapa mudahnya bertindak.
 Sutari Imam Barnadib; Ilmu pendidikan belajar suasana dan proses-proses
pendidikan.
 Prof. Brodjonegoro; Ilmu pendidikan merupakan teori pendidikan, perenungan,
tentang pendidikan.

Objek pendidikan ada dua macam, yaitu:

1. Objek materi dan materinya atau bendanya yang dikenai pendidikan yaitu para
peserta didik dan warga belajar.
2. Objek formal pendidikan gejala yang tampak, perasaan, dihayati, dan
diekspresikan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Metode penyelididkan Ilmu Pendidikan yang mencakup hal-hal berikut:

1. Judul / ruang lingkup

2
2. Masalah, tujuan, dan hipotesis
3. Tempat penelitian atau populasi dan sampel
4. Instrumen pengambilan data tentang variabel-variabel yang diteliti
5. Analisis data dan simpulan atau hasil.

B. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan

Menurut Made Pinarta (2006: 7), Ilmu Pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang
ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing
cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori. Cabang-cabang ilmu
pendidikan yang dimaksud adalah:

a. Pendidikan Teoritis
b. Sejarah Pendidikan dan Perbandingan Pendidikan
c. Pengembangan Kurikulum
d. Proses Belajar Mengajar
e. Media dan Alat Belajar
f. Komunikasi dan Informasi Pendidikan
g. Bimbingan dan Konseling
h. Evaluasi Pendidikan
i. Profesi dan Etika Pendidik
j. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan
k. Organisasi dan Manajemen Pendidikan
l. Statistik dan Penelitian Pendidikan

Cabang-cabang ilmu pendidikan ini, suatu ketika sangat mungkin akan


berkembang menjadi ilmu tersendiri.. Butir 1 dan 2 menjelaskan tentang Ilmu
Pendidikan secara global atau menyeluruh. Butir 3 sampai dengan 6 membahas
tentang bahan dan proses pendidikan. Butir 7 sampai dengan 8 membahas tentang
faktor menunjang proses pendidikan. Butir 9 khusus tentang pendidik. Butir 10
sampai dengan 12 membahas tentang penyelenggaraan pendidikan. Dan butir 13,
membahas tentang alat –alat mengembangkan ilmu pendidikan.

3
C. Tujuan Ilmu Pendidikan

Tujuan Ilmu Pendidikan sudah tercantum pada dokumen-dokumen sejumlah


negara. Di Indonesia, tujuan pendidikan itu bisa dibaca pada Undang-Undang RI No.2
Tahun 1989, pada setiap GBHN, dan pada sejumlah Peraturan Pemerintah tentang
Pendidikan. Secara garis besar, tujuan Ilmu Pendidikan itu adalah untuk
mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani secara optimal, agar mampu
meningkatkan hidup dan kehidupan diri, keluarga, dan masyarakatnya.

D. Syarat-Syarat Ilmu Pendidikan

Seperti diketahui, bahwa suatu pengetahuan dapat berubah menjadi suatu ilmu
bila memenuhi persyaratan ilmu. Tampaknya pengetahuan tentang pendidikan ini
dipandang sudah memenuhi persyaratan sebagai ilmu, syarat-syarat ilmu yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

a. memiliki objek;
b. punya metode penyelidikan;
c. sistematis;
d. punya tujuan sendiri.

Menurut Made Pinarta (2006: 8), ada juga sejumlah ahli yang mengatakan
bahwa syarat suatu ilmu harus jelas Ontologis, Epistimologis, dan Aksiologisnya.
Ontologi adalah masalah apa, yaitu apa yang akan ditangani oleh pendidikan. Hal ini
bertalian dengan objek materi dan objek formal ilmu pendidikan yang telah diuraikan
di atas. Dengan demikian, ilmu pendidikan telah memiliki ontologi secara jelas.
Sementara itu, Epistimologi Kebenaran dalam ilmu hanya dapat diwujudkan dengan
metodologi ilmiah seperti juga telah diutarakan di atas. Syarat ini telah dipenuhi oleh
Ilmu Pendidikan.

Sedangkan Aksiologis yang membahas tindakan yang benar atau kegunaan


pendidikan itu untuk kepentingan kesejahteraan manusia bertalian dengan tujuan
pendidikan yang telah dibahas di atas, serta tindakan untuk mencapai tujuan itu.
Dengan demikian ketiga persyaratan ini, sudah dipenuhi oleh pendidikan untuk
mendapatkan predikat ilmu pendidikan.

4
E. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan

Menurut Munib (2006: 34) ada beberapa sifat dari ilmu pendidikan, yaitu:

1. Ilmu pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif


 Ilmu pendidikan bersifat Deskriptif karena ilmu pendidikan dapat
menggambarkan dan menjelaskan suatu materi yang diperoleh dari sebuah
penelitian.
 ilmu pendidikan bersifat Normatif artinya Ilmu pendidikan Berdasar pada
pemilihan mana yang dianggap baik dan mana yang buruk.

2. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis

Ilmu pendidikan bersifat teoritis Karena ilmu pendidikan ditujukan pada


penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar pendidik secara ilmiah, bergerak
dari praktik ke penyusunan teori dan penyusunan sistem pendidikan.

Dalam ilmu mendidik teoritis dibedakan menjadi 2 yaitu :

 ilmu mendidik teoritis menjadi ilmu mendidik sistematis

Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pembantuan dan


mensistematiskan didalam pemikirannya apa yang tersusun sebagai pola
pemikiran pedidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan sudah disusun
pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu
sistem pendidikan dan biasanya disebut ilmu mendidik teoritis. Ilmu mendidik
teoritis ini disebut juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya kedua
istilah itu mempunyai arti yang sama, yaitu teoritis sama saja dengan
sistematis.

 Ilmu mendidik historis


Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem
sepanjang zaman dan kebudayaan serta makna filosofi yang berpengaruh pada
zaman tertentu

5
3. Ilmu Pendidikan bersifat praktis-Pragmatis

Bersifat praktis artinya yang diuraikan dalam ilmu tsb dilaksanakan didalam
kegiatan pendidikan. Ilmu yang mendidik boleh disebut “ilmu yang praktis”,
karena perbuatan yang dilakukan oleh perbuatan yang mempengaruhi anak
didiknya. Walaupun ilmu pengetahuan pelayanan kepada praktik mendidik,
namun perlu dibedakan ilmu pendidikan sebagai pengetahuan yang bersifat
praktis-pragmatis.

F. Manfaat Mempelajari dan Mendalami Ilmu Pendidikan

Menurut Samsul Arifin (2008), manfaat belajar dan mendalami Ilmu Pendidikan
yaitu:
a. untuk membantu mengelola masalah dan perencanaan secara konsepsional
pendidikan Indonesia.
b. untuk membentuk pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan isi UUD
1945.

6
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Munib, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Anne Ahira. 2009. Mengenal Ilmu Pendidikan. Tersedia


pada http://www.anneahira.com/ilmu/ilmu-pendidikan.htm. Diundih pada tanggal 3 Maret
2011.

Made Pidarta. 2006. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.

Samsul Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan. Tersedia


pada http://samsulbonpat.wordpress.com/2008/02/04/ilmu-pendidikan-2/. Diunduh pada
tanggal 12 Maret 2011.

Umar Tirta Raharja dan La Sula. 2000. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Zahara Idris. 1984. Dasar-Dasar Kepribadian. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai